Senin, 06 Juli 2009
Irena & Diki Mubahalah, Siapa Yang Terlaknat ?
Ditulis Oleh : Redaksi
Bandung--Ribuan jama'ah dan ulama yang hadir di masjid Al Fajr, Jalan Cijagra Bandung menjadi saksi mubahalah keduanya.Upaya ini di tempuh setelah keduanya tidak mencapai titik temu setelah beberapa kali di upayakan jalan islah.
Menjelang sholat dhuhur akhirnya kedua pihak membacakan teks mubalah yang telah di siapkan FUUI selaku pihak yang memfasilitasi. Diki Candra didampingi istrinya membacakan teks tersebut terlebih dahulu, sementara Irena Handono yang di dampingi suami, anak dan cucunya mendapat giliran selanjutnya.
Sebelumnya Diki Candra minta kepada KH. Athian Ali dari FUUI selaku fasilitator sedikit di ralat teksnya.
Inti dari mubahalah ini adalah Diki dan keluarganya, begitupun Irena siap menerima laknat Allah jika berdusta. Irena sendiri tidak mengakui atas fitnah yang di lancarkan Diki, sedang Diki membenarkan dan meyakini apa di laporkan Imam Safari, saksi kunci kasus ini.
Seperti telah di ketahui, kasus ini bermula saat orang yang bernama Imam Safari melaporkan kepada Arimatea bahwa pertengahan Setember 2008 lalu dia dikabarkan melihat Irena Handono di sebuah gereja di Singapura berpakaian biarawati dan berkalung salib saat keluar dari gereja. Masalah pun terus berkembang dan tak terselesaiakan hingga saat ini.
Sebelum keduanya membacakan teks mubalah,KH.Athian Ali membacakan kronologis kejadian dan latar belakang peristiwa ini di gelar.
Di akhir pembacaan KH.Athian meminta orang yang bernama Imam Safari untuk maju kedepan. Anehnya, setelah di tunggu dan di panggil berulang Imam Safari tak muncul juga. Imam Safari sendiri seharusnya merupakan saksi kunci atas kasus ini dan yang harus mempertanggungkan kesaksiannya.
Padahal, seperti pada laporannya kepada pihak Arimatea,Imam Safari mengaku bersedia datang dan mempertanggungjawabakan kepada pihak manapun atas kebenaran laporannya tersebut.
Walau dia tak hadir namun tak mengurungkan niat Irena untuk bermubahalah. Dan Diki Candra siap bermubalah bahwa Imam Safari ada. Acara sendiri di akhiri dengan takbir sebanyak 3 kali. Atas peristiwa ini Irena mengaku lega.
"Sekarang saya sudah lega," kata Irena sebelum pamitan. Sementara Diki Candra langsung pulang ke Jakarta.
Sementara saat jumpa pers KH.Athian belum yakin sepenuhnya apakah sosok Imam Safari ini nyata atau fiktif. Walau sebelumnya sosok Imam Safari ini pernah di pertemukan dengan KH.Athian dan pihak FUUI. Namun dalam pertemuan tersebut Imam Safari menyatakan tidak akan datang dalam mubahalah hari ini. Hadir pula Ketua MUI KH.Cholil Ridwan sebagai saksi dari pihak MUI.
[
www.hidayatullah.com]
====================
Kok gak ada batasan waktunya yah? Biasanya kan ada batasan waktu sampai kapan mubahalah berlangsung. Apakah ini mubahalah tanpa batas waktu alias seumur hidup? Yang mati duluan berarti kena azab Allâh?