SINGKAWANG : Wihara Dirusak
Posted: Fri Mar 06, 2009 6:38 pm
Kamis, 05 Maret 2009 , 10:23:00
Wihara Tri Dharma Bumi Raya Dirusak
http://equator-news.com/index.php?mi...detail&id=8582" onclick="window.open(this.href);return false;
Singkawang, Sepasang patung singa di Wihara Tri Dharma Bumi Raya Singkawang dirusak pihak tak bertanggungjawab, Selasa (3/3) sekitar pukul 22.00. Empat kuping “singa penjaga” itu tanggal dan berderai. Beberapa saksi menyaksikan tindakan kriminal yang berlangsung singkat itu.
Dalam tempo beberapa menit, tempat kejadian perkara (TKP) langsung dikerumuni puluhan warga. Mereka sekedar ingin tahu dan sisanya solidaritas menjaga kelenteng paling tua di Kota Singkawang tersebut. Petugas Polres Singkawang terpaksa berkali-kali memberi arahan agar konsentrasi massa membubarkan diri. Hanya saja tidak terlalu ampuh dan nihil digubris. Bahkan satu warga melancarkan cacian dan nada provokatif. Intinya, mendesak Polres Singkawang mengusut tuntas para pelaku dan gerah terhadap sikap penzaliman.
Ditemui pasca pengerusakan, Suwardi, 71, pengurus Kelenteng Tua Pusat Kota Singkawang menyerahkan sepenuhnya penanganan kasus pengerusakan kepada pihak keamanan. Terlebih, laporan resmi sudah dibuat di Polres Singkawang. Para umat diimbau untuk tenang dan tetap melaksanakan ibadah seperti sedia kala. “Pada saat pengerusakan, saya tengah berada di rumah. Kelenteng sudah tutup dan nihil penjaga,” ujarnya.
Kelenteng yang sudah berdiri sejak zaman Belanda itu dijelaskan Suwardi, sudah berkali-kali mengalami pengerusakan. Diantaranya, lampu dilempar hingga pecah dan orang gila menghancurkan kuping singa tiga tahun lalu. Walaupun demikian, kelenteng yang buka pukul 05.00 dan tutup pukul 19.00 setiap hari itu dibiarkan tanpa pengamanan. “Kita menganggap Kota Singkawang kondusif. Terlebih di sekitar kelenteng, arus lalu lintas ramai dan banyak para pedagang hingga larut malam,” paparnya.
Sebelum pengerusakan, sepasang singa yang terbuat dari batu dan pasir tersebut, Suwardi memastikan tidak ada sinyal ancaman dari pihak mana pun. Pesan yang ingin disampaikan pelaku tidak diketahuinya. “Kerugian tidak seberapa. Hanya saja, kita kurang sreg dengan pengerusakan rumah ibadah sacral sedemikian rupa,” ucapnya.
Ke depan, Suwardi mewanti-wanti agar perbuatan yang sama tidak terjadi lagi. Pengamanan dikembalikan kepada aparat. Kuping yang berderai segera diperbaiki lagi. Bila memungkinkan, menempel kembali sehingga sepasang singa yang sudah berdiri sejak tahun 1933 itu kembali utuh. “Biasanya, setiap pelaku pengerusakan mendapat bala dan bencana. Ini menjadi keyakinan kami,” serunya.
Dikonfirmasi, Kapolres Singkawang AKBP Subnedih SH menjelaskan, telah tuntas mengambil keterangan dari tiga saksi. Pelaku berdasarkan pengakuan saksi mata menggunakan dua sepeda motor. Usai melancarkan aksi, langsung kabur dengan kecepatan tinggi. “Mereka berjumlah dua orang. Masing-masing mengendarai satu sepeda motor. Ciri-ciri, berambut panjang,” beber perwira menengah yang sebelumnya menjabat Kapolres Landak ini.
Pihaknya dipastikan Subnedih, sudah menggelar olah TKP dan mengamankan barang bukti. Para pelaku berusaha maksimal diungkap. “Motif para pelaku belum kita ketahui,” pungkas mantan Dansat Brimob Polda Kalbar ini.
Berdasarkan pemantauan, beberapa umat tetap menjalankan ritual ibadah di Wihara Tri Dharma Bumi Raya, Rabu (4/3) siang. (man)
Wihara Tri Dharma Bumi Raya Dirusak
http://equator-news.com/index.php?mi...detail&id=8582" onclick="window.open(this.href);return false;
Singkawang, Sepasang patung singa di Wihara Tri Dharma Bumi Raya Singkawang dirusak pihak tak bertanggungjawab, Selasa (3/3) sekitar pukul 22.00. Empat kuping “singa penjaga” itu tanggal dan berderai. Beberapa saksi menyaksikan tindakan kriminal yang berlangsung singkat itu.
Dalam tempo beberapa menit, tempat kejadian perkara (TKP) langsung dikerumuni puluhan warga. Mereka sekedar ingin tahu dan sisanya solidaritas menjaga kelenteng paling tua di Kota Singkawang tersebut. Petugas Polres Singkawang terpaksa berkali-kali memberi arahan agar konsentrasi massa membubarkan diri. Hanya saja tidak terlalu ampuh dan nihil digubris. Bahkan satu warga melancarkan cacian dan nada provokatif. Intinya, mendesak Polres Singkawang mengusut tuntas para pelaku dan gerah terhadap sikap penzaliman.
Ditemui pasca pengerusakan, Suwardi, 71, pengurus Kelenteng Tua Pusat Kota Singkawang menyerahkan sepenuhnya penanganan kasus pengerusakan kepada pihak keamanan. Terlebih, laporan resmi sudah dibuat di Polres Singkawang. Para umat diimbau untuk tenang dan tetap melaksanakan ibadah seperti sedia kala. “Pada saat pengerusakan, saya tengah berada di rumah. Kelenteng sudah tutup dan nihil penjaga,” ujarnya.
Kelenteng yang sudah berdiri sejak zaman Belanda itu dijelaskan Suwardi, sudah berkali-kali mengalami pengerusakan. Diantaranya, lampu dilempar hingga pecah dan orang gila menghancurkan kuping singa tiga tahun lalu. Walaupun demikian, kelenteng yang buka pukul 05.00 dan tutup pukul 19.00 setiap hari itu dibiarkan tanpa pengamanan. “Kita menganggap Kota Singkawang kondusif. Terlebih di sekitar kelenteng, arus lalu lintas ramai dan banyak para pedagang hingga larut malam,” paparnya.
Sebelum pengerusakan, sepasang singa yang terbuat dari batu dan pasir tersebut, Suwardi memastikan tidak ada sinyal ancaman dari pihak mana pun. Pesan yang ingin disampaikan pelaku tidak diketahuinya. “Kerugian tidak seberapa. Hanya saja, kita kurang sreg dengan pengerusakan rumah ibadah sacral sedemikian rupa,” ucapnya.
Ke depan, Suwardi mewanti-wanti agar perbuatan yang sama tidak terjadi lagi. Pengamanan dikembalikan kepada aparat. Kuping yang berderai segera diperbaiki lagi. Bila memungkinkan, menempel kembali sehingga sepasang singa yang sudah berdiri sejak tahun 1933 itu kembali utuh. “Biasanya, setiap pelaku pengerusakan mendapat bala dan bencana. Ini menjadi keyakinan kami,” serunya.
Dikonfirmasi, Kapolres Singkawang AKBP Subnedih SH menjelaskan, telah tuntas mengambil keterangan dari tiga saksi. Pelaku berdasarkan pengakuan saksi mata menggunakan dua sepeda motor. Usai melancarkan aksi, langsung kabur dengan kecepatan tinggi. “Mereka berjumlah dua orang. Masing-masing mengendarai satu sepeda motor. Ciri-ciri, berambut panjang,” beber perwira menengah yang sebelumnya menjabat Kapolres Landak ini.
Pihaknya dipastikan Subnedih, sudah menggelar olah TKP dan mengamankan barang bukti. Para pelaku berusaha maksimal diungkap. “Motif para pelaku belum kita ketahui,” pungkas mantan Dansat Brimob Polda Kalbar ini.
Berdasarkan pemantauan, beberapa umat tetap menjalankan ritual ibadah di Wihara Tri Dharma Bumi Raya, Rabu (4/3) siang. (man)