BERITA BIRMA/MYANMAR/ROHINGYA April-Mei 2013

Gambar2 dan Berita2 kekejaman akibat dari pengaruh Islam baik terhadap sesama Muslim maupun Non-Muslim yang terjadi di seluruh dunia.
Laurent
Posts: 6083
Joined: Mon Aug 14, 2006 9:57 am

BERITA BIRMA/MYANMAR/ROHINGYA April-Mei 2013

Post by Laurent »

Pemerintah Burma Mengaku Tak Bertindak Atasi Propaganda Anti Muslim
Kamis, 11 April 2013
http://www.hidayatullah.com/read/28106/ ... uslim.html


Hidayatullah.com—Polisi di berbagai daerah di Burma yang mengalami bentrokan antar warga beberapa pekan terkahir ini mengaku tidak melakukan tindakan hukum apapun untuk menangani penyebaran propaganda ekstrimis Buddhis, kata para pejabat polisi dan pemerintah kepada The Irrawaddy Senin kemarin (8/4/2013).

Petugas polisi di Insein dan Mingalon kepada The Irrawaddy mengaku mereka tidak menangkap satu orangpun yang memiliki CD berisi rekaman propaganda anti Islam yang disampaikan biksu Buddha dan mereka juga tidak menerima perintah untuk menangkap orang-orang yang menyebarkannya.

Sebelum kerusuhan terjadi, biksu Buddha pendiri kelompok Buddhis 969, U Wirathu, menyampaikan pidato propaganda yang mengajak warga Buddhis untuk tidak berinteraksi sosial dengan warga Muslim Burma, tidak berbelanja di toko Muslim dan sebagainya. Dengan kata lain, para biksu itu mengajak warga Buddhis yang menjadi mayoritas penduduk Burma agar melakukan apartheid sosial terhadap Muslim. CD berisi propaganda anti Islam itu banyak terdapat di jalan-jalan di banyak kota di Burma.

Seorang polisi di Wundwin, Mandalay, kepada The Irrawaddy mengatakan, sejumlah orang ditangkap karena menjual barang propaganda itu, namun kemudian polisi itu mengubah ceritanya dan mengatakan tidak menangkap satu orang pun. Sementara seorang rekannya yang berdinas di Kepolisian Pagu membenarkan bahwa tidak ada tindakan aparat yang dilakukan untuk menghentikan penyebaran propaganda anti-Islam tersebut.

Ketidakbecusan pemerintah Burma dalam menangani masalah antar etnis dan agama di negaranya tercermin dalam pernyataan pejabatnya di Kementerian Urusan Agama.

Pejabat tersebut, yang tidak disebutkan namanya, mengaku bahwa Kementerian Urusan Agama tidak melarang peredaran CD anti Islam tersebut, tetapi kementerian akan melarangnya jika menerima desakan untuk melarang penyebarannya.

“Saat ini, orang-orang mengkopi CD-CD tersebut lalu mendistribusikannya sendiri. Saya sendiri tidak tahu apakah itu legal atau tidak,” kata pejabat tersebut dikutip The Irrawaddy.

Gerakan Buddhis 969 didirikan oleh sejumlah biksu ternama di Burma, dengan tokoh sentral U Wirathu. Angka 9 merujuk pada Sang Buddha, sementara angka 6 menggambarkan ajaran-ajarannya serta kebiksuan.

Sejumlah pengusaha di Pagu terlibat penyebaran propaganda U Wirathu yang mengajak umat Buddha memboikot warga Muslim dalam kehidupan sehari-hari. Namun, angka penjualan CD dilaporkan turun, menyusul terdengarnya kabar adanya penangkapan terhadap penjual nya.

Kyaw Zaw Lin seorang penjual CD di kota Rangoon mengaku tidak mendengar ada orang yang sudah ditangkap karena menjual CD tersebut. Dia sendiri memilih untuk tidak menjualnya, karena mendengar rumor penangkapan itu.*
1234567890
Posts: 3862
Joined: Sun Aug 09, 2009 2:31 am

Re: BURMA : Pemerintah Tak Atasi Propaganda Anti Muslim

Post by 1234567890 »

INDONESIA : pemerintah tak atasi propaganda anti non muslim

kalau ada berita ini ... muslim malahan gembira ....
standar janda gerombolan penyembah nabi yang doyan janda
Laurent
Posts: 6083
Joined: Mon Aug 14, 2006 9:57 am

BURMA : Muslim khawatir jadi kambing hitam reformasi

Post by Laurent »

http://www.hidayatullah.com/read/28141/ ... burma.html

Muslim Khawatir Jadi Kambing Hitam Reformasi Burma

Senin, 15 April 2013

Hidayatullah.com—Walaupun sudah berpuluh-puluh tahun, bahkan beratus tahun, menjadi bagian masyarakat di kawasan yang paling beragam etnis dan agamanya, Muslim di Burma (Myanmar) khawatir menjadi “kambing hitam” dalam proses reformasi di negara itu, menyusul gelombang kekerasan yang menimpa mereka dari tahun ke tahun.

“Seluruh Muslim yang tinggal di Myanmar mengkhawatirkan hal ini. Apa yang akan terjadi dengan agama kepercayaan kami? Bagaimana bisa kami hidup di lingkungan Buddhis?” kata Nyut Maung Shein, pimpinan Dewan Urusan Agama Islam Myanmar, dikutip AFP Ahad (14/4/2013).

“Mengapa kami begitu menderita, di mana para pria dan wanita, anak-anak, serta pelajar kami dibunuhi secara brutal. Muslim menjadi kambing hitam dalam periode transisi dari junta brutal [sebelumnya],” katanya lagi.

Islamophobia -yang sebenarnya sudah lama terjadi di Burma- menjadi tantangan terbesar Presiden Thein Sein yang menjabat sejak dua tahun lalu setelah rezim militer yang kejam berakhir. Meskipun berlatar belakang militer, Thein Sein berjanji tidak akan menggunakan kekuatan militer dalam memerintah.

“Kami tertekan dengan ketakutan, penderitaan dan ketidakpastian,” kata Kyaw Nyein, konsultan hukum dan anggota senior Jamiat Ulama Al-Islam (dewan ulama Burma).

“Walaupun pemerintah berniat untuk mengobati sakit itu, ini akan memakan waktu berpuluh-puluh tahun,” imbuhnya.

Warga Muslim Myanmar diperkirakan mencapai 4 persen dari sekitar 60 juta jiwa total populasi negara itu. Namun, menurut organisasi-organisasi Muslim angkanya kemungkinan lebih banyak lagi, terutama di Yangon (Rangoon) bekas ibukota negara yang juga menjadi pusat bisnis.

Di Meikhtila, tempat kekerasan terhadap Muslim oleh Buddhis baru-baru ini terjadi, jumlah pemeluk Islam sekitar 30 persen. Banyak dari mereka merupakan keturunan India, Bangladesh dan bahkan China yang sudah tinggal di sana sejak penjajahan Inggris dan bahkan sebelumnya.

Apapun latar belakang sejarah warisannya, Muslim secara umum dianggap sebagai orang asing di Myanmar, kata Alexandra de Marsan seorang antropolog di National Institute of Oriental Languages and Civilizations di Paris.

Sementara warga Buddhis menuding ada islamisasi di Myanmar, menurut De Marsan justru sebaliknya.

“Ada sangat sedikit sekali (angka) pindah agama ke Islam di Myanmar,” papar De Marsan. “Kebanyakan Muslim [di Myanmar] merupakan keturunan orang India dan negara-negara lain.”

Yangon dianggap sebagai daerah yang “paling aman” untuk Muslim. Namun, awal April ini sebuah madrasah yang menampung anak yatim dan mengajarkan santrinya hapalan Qur'an justru dibakar oleh orang tidak dikenal, menyusul kerusuhan di Meikhtila.

BURMA : Muslim khawatir jadi kambing hitam reformasi
FFI Alternative
Faithfreedompedia
1234567890
Posts: 3862
Joined: Sun Aug 09, 2009 2:31 am

Re: BURMA : Muslim khawatir jadi kambing hitam reformasi

Post by 1234567890 »

Laurent wrote:
Senin, 15 April 2013

Hidayatullah.com—Walaupun sudah berpuluh-puluh tahun, bahkan beratus tahun, menjadi bagian masyarakat di kawasan yang paling beragam etnis dan agamanya, Muslim di Burma (Myanmar) khawatir menjadi “kambing hitam” dalam proses reformasi di negara itu, menyusul gelombang kekerasan yang menimpa mereka dari tahun ke tahun.
muslim lagi mewek mewek minta dikasihani ...
tapi standar janda seperti biasa
kalau jahudi digusur dari tanah asal, langsung diklaim muslim kalau tanah jahudi (judea) itu punya sang garong muslim

dan kalau rohingya yang dulunya juga barang impor dari bangladesh diusir .... mewek mewek kalau daerah rakhine itu punya mereka
kalau bener rakhine / arakan itu punya muslim rohingya, kenafa ada etnis arakan/rakhine yang buddha ?
dan knafa tempat itu namanya bukan rohingyaland ? tapi malahan rakhine ?
muslim muslim ... kalau ngibul muslim memang rajanya


“Seluruh Muslim yang tinggal di Myanmar mengkhawatirkan hal ini. Apa yang akan terjadi dengan agama kepercayaan kami? Bagaimana bisa kami hidup di lingkungan Buddhis?” kata Nyut Maung Shein, pimpinan Dewan Urusan Agama Islam Myanmar, dikutip AFP Ahad (14/4/2013).
pindah saja ke bangladesh ..... hidup bersama saudara seukhuwah loh ... banyak barokahnya

Di Meikhtila, tempat kekerasan terhadap Muslim oleh Buddhis baru-baru ini terjadi, jumlah pemeluk Islam sekitar 30 persen. Banyak dari mereka merupakan keturunan India, Bangladesh dan bahkan China yang sudah tinggal di sana sejak penjajahan Inggris dan bahkan sebelumnya.
keturunan bangladesh ... bukan penduduk asli ya ?
30% eslam langsung cari gara 2x ... cuman untungnya penghuni asal ga terima n bales ngehajar muslim muslim ga tau diri ini
Apapun latar belakang sejarah warisannya, Muslim secara umum dianggap sebagai orang asing di Myanmar, kata Alexandra de Marsan seorang antropolog di National Institute of Oriental Languages and Civilizations di Paris.
kalau muslim nganggep non muslim orang asing di indo ga papa
kalau di balik ... si gerombolan penyembah nabi yang doyan janda ini mewek2x deh

“Ada sangat sedikit sekali (angka) pindah agama ke Islam di Myanmar,” papar De Marsan. “Kebanyakan Muslim [di Myanmar] merupakan keturunan orang India dan negara-negara lain.”
jadi rohingya itu memang bukan orang myanmar asli ya ?
Laurent
Posts: 6083
Joined: Mon Aug 14, 2006 9:57 am

BERITA BIRMA/MYANMAR/ROHINGYA April-Mei 2013

Post by Laurent »

Negara OKI Harus Lindungi Agama Minoritas
Wahyu Dwi Anggoro
Sabtu, 13 April 2013 03:03 wib

JAKARTA - Negara Islam diharapkan tidak hanya menuntut kelompok minoritas Islam di negara non-Islam diperlakukan dengan baik. Sebaliknya mereka juga harus melindungi kelompok agama minoritas di negaranya sendiri.

Hal itu disampaikan Ketua Komisi HAM OKI Siti Ruhaini Dzuhayatin dalam Lokakarya Peran Indonesia pada Komisi HAM OKI di jakarta, Jumat (12/4/2013). Siti menyebutnya sebagai asas resiprositas.

"Masa kita menuntut perlakuan baik terhadap muslim minoritas tanpa ada timbal balik," tegas Siti.

Siti menjelaskan, lembaganya kini sedang berusaha membela hak-hak kelompok muslim minoritas di negara-negara non-Islam. Diantaranya yakni masalah Rohingya di Myanmar dan Islamophobia.

Sebaliknya Siti juga meminta negara Islam mulai memperbaiki perlakuannya terhadap kelompok agama minoritas maupun kelompok ajaran Islam minoritas seperti Syiah dan Ahmadiyah.

http://international.okezone.com/read/2 ... -minoritas
1234567890
Posts: 3862
Joined: Sun Aug 09, 2009 2:31 am

Re: Negara OKI Harus Lindungi Agama Minoritas

Post by 1234567890 »

tumben pinter

biasanya muslim mau menang sendiri doang
kalau muslim minoritas harus di lindungi ... dikasih fasilitas sebanyak2x nya

kalau non muslim minoritas ... layak di bom
User avatar
Mohmed Bin Atang
Posts: 2350
Joined: Sun Feb 19, 2012 5:45 pm
Location: Surga Islam, bermain rudal bersama 72 bidadari
Contact:

Re: Negara OKI Harus Lindungi Agama Minoritas

Post by Mohmed Bin Atang »

Harap maklumlah, Islam lagi buat ulah di Boston. Jadi makhluk-makhluk OKI sedang melakukan pencitraan.
Laurent
Posts: 6083
Joined: Mon Aug 14, 2006 9:57 am

Myanmar : Dituduh picu kerusuhan, tiga muslim dipenjara

Post by Laurent »

Jumat, 12 April 2013 21:03:00
Dituduh picu kerusuhan, tiga muslim Myanmar dipenjara 14 tahun
Reporter : Pandasurya Wijaya







Tun Tun Oo, pemilik toko emas di Myanmar, bersama istrinya dan seorang pegawai tokonya akhirnya dipenjara akibat kerusuhan anti-muslim di Myanmar yang menewaskan 43 orang bulan lalu. Sang pemilik toko ketika itu berdebat dengan pembelinya hingga menyebabkan keributan.

Kantor berita Reuters melaporkan, Jumat (12/4), kemarin mereka akhirnya diputuskan bersalah dan masing-masing menjalani kurungan 14 tahun, seperti dikutip dari surat kabar pemerintah Myanmar, Kyemon.

"Insiden itu memicu kerusuhan di Kota Meikhtila," kata surat kabar itu.

Kerusuhan sektarian antara kelompok Buddha dan muslim menyebabkan situasi di Myanmar kini semakin memanas. Sejumlah saksi menyebut kerusuhan itu didalangi oleh para biksu Buddha dan mereka terlibat dalam pembunuhan puluhan warga di kota itu.

Saksi mengatakan pada 21 Maret lalu Tun Tun Oo menampar seorang perempuan Buddha yang menuduh pegawai tokonya merusak jepit rambut emas miliknya yang akan dia jual. Suami perempuan itu kemudian diseret keluar toko lalu dipukuli oleh ketiga pegawai toko.

Kerumunan massa umat Buddha kemudian berkumpul melempari hingga menghancurkan toko itu. Mereka juga meneriakkan penghinaan terhadap umat muslim. Empat pemuda muslim kemudian membunuh seorang biksu Buddha sehingga menyebabkan umat Buddha marah dan menyebabkan kerusuhan.

Tiga hari kemudian pemerintah segera mengumumkan negara dalam keadaan darurat. Sedikitnya 43 orang tewas, 86 terluka dan sekitar 13 ribu warga muslim harus mengungsi akibat kerusuhan itu.
(mdk/fas)

http://m.merdeka.com/dunia/dituduh-picu ... tahun.html

Myanmar : Dituduh picu kerusuhan, tiga muslim dipenjara
FFI Alternative
Faithfreedompedia
nap.bon
Posts: 1011
Joined: Wed Jun 27, 2012 8:04 pm
Location: United States of Indonesia

Re: BURMA : Pemerintah Tak Atasi Propaganda Anti Muslim

Post by nap.bon »

Kalau anti Islam minta pemerintah mbrangus.
Eh, kalau anti Kristen sama Yahudi, ga minta dibrangus. Soale, Al-Quran e muslim isinya anti- Kristen 'n Yahudi. Entar buku Allah yang mahe sempurne ikutan dibrangus.

:rofl: :rofl: :rofl:
User avatar
usmanabdullah
Posts: 1212
Joined: Thu Nov 08, 2012 2:31 pm

Re: BURMA : Pemerintah Tak Atasi Propaganda Anti Muslim

Post by usmanabdullah »

semoga negara-negara ASEAN Utara (Indocina) lainnya macam Laos, Kamboja, Vietnam, Thailand ikut serta dalam anti eslam ini...
Laurent
Posts: 6083
Joined: Mon Aug 14, 2006 9:57 am

Biksu Wirathu : Saya tidak Ingin Myanmar Seperti Indonesia

Post by Laurent »

http://m.eramuslim.com/berita/laporan-k ... onesia.htm
9 April 2013 21:22 WIB



Biksu Budha menarik seorang gadis muslimah muda dan menempelkan pisau ke lehernya. “Jika Anda mengikuti kami, aku akan membunuhnya,” ejek biksu kepada polisi, menurut saksi, massa Buddha bersenjatakan parang dan pedang mengejar hampir 100 Muslim yang berada di kota ini di pusat Myanmar.

Pada hari Kamis yang lalu , tanggal 21 Maret. Hanya dalam beberapa jam, 25 Muslim tewas. Massa Buddha menyeret tubuh mereka yang berlumuran darah di sebuah bukit di lingkungan yang disebut Mingalarzay Yone dan mereka bakar jenazah muslim tersebut. Beberapa muslim lainnya ditemukan telah dibantai dalam rawa . Seorang juru kamera Reuters melihat sisa tubuh dua anak, berusia 10 tahun atau bahkan lebih muda.

Kebencian etnis di Myanmar tak terkendali sejak kondisi aman 49 tahun kekuasaan militer yang berakhir pada Maret 2011. Dan itu menyebar ke seluruh negeri, dan mengancam transisi sejarah demokrasi negara itu. Tanda-tanda pembersihan etnis telah jelas, dan jelas pula siapa mereka yang menghasut itu.

Selama empat hari, setidaknya 43 orang tewas di kota berdebu dan hampir 100.000 penduduknya , hanya 80 km sebelah utara dari ibukota Naypyitaw. Hampir 13.000 orang, sebagian besar umat Islam, diusir dari rumah mereka dan bisnis. Pertumpahan darah yang dilakukan dan dipimpin oleh biksu Buddha yang dengan kekerasan massa , termasuk setidaknya 14 desa lainnya terancam di pusat Myanmar dan terdapatminoritas Muslim di tepi di salah satu negara Asia yang paling beragam etnis.

Berdasarkan wawancara dengan lebih dari 30 saksi, mengungkapkan pembantaian di waktu fajar menewaskan 25 Muslim di Meikhtila dipimpin oleh biksu Budha – dimana tokoh biksu itu sering dijadikan ikon demokrasi di Myanmar. Pembunuhan terjadi terlihat jelas bahwa polisi tidak melarang dan tiadanya intervensi oleh pemerintah daerah maupun pusat. Kalimat berupa grafiti tertulis di salah satu dinding menyerukan “pemusnahan Muslim.”

Kerusuhan yang terjadi di kota-kota lain, hanya berjarak beberapa jam dari ibukota komersial Yangon, pembantaian yang terorganisir dengan baik, bersekongkol dengan polisi yang hanya menutup mata. Bahkan setelah pembunuhan pada tanggal 21 Maret, menteri utama untuk wilayah tersebut tidak menghentikan kerusuhan yang berkecamuk. Menteri itu hanya menyerahkan kendali kota untuk biksu Budha radikal. Truk pemadam kebakaran di tahan,dan petugas penyelamat diintimidasi.

Pembantaian yang terorganisir

Namun, pembantaian Meikhtila oleh Buddha sangat terorganisir dan juga kelambanan pemerintah dipantau oleh Reuters pada kejadian di barat Myanmar tahun lalu. Kali ini, pertumpahan darah melanda sebuah kota strategis di jantung negara itu, menimbulkan pertanyaan mengenai apakah reformis Presiden Thein Sein memiliki kontrol penuh atas pasukan keamanan Myanmar mengalami perubahan yang paling dramatis sejak kudeta tahun 1962.

Di negara mayoritas-Buddha dikenal sebagai “Tanah Emas” untuk pagoda yang berkilauan, kerusuhan tersebut menelanjangi kebenaran yang sering tersembunyi: Biksu Budha telah memainkan peran sentral dalam kerusuhan anti-Muslim selama dekade terakhir. Meskipun 42 orang telah ditangkap sehubungan dengan kekerasan, biarawan terus memberitakan gerakan cepat menyambut Buddhis nasionalis yang dikenal sebagai “969″ yang memicu banyak masalah.

Pemeriksaan juga menunjukkan motif ekonomi dan agama. Di salah satu negara termiskin di Asia, kaum Muslim Meikhtila dan bagian lain dari pusat Myanmar umumnya lebih makmur daripada kaum Buddha mereka. Di Myanmar secara keseluruhan, Muslim mencapai 5 persen dari rakyat myanmar. Dalam Meikhtila, mereka terdiri dari sepertiga. Mereka memiliki real estate utama, toko elektronik, toko-toko pakaian, restoran dan dealer sepeda motor, penghasilan muslim sangat baik dibandingkan mayoritas Buddha, yang hanya bekerja keras sebagian besar sebagai buruh dan pedagang kaki lima.

ASAL MULA KERUSUHAN

Aye Aye Naing, 45-tahun wanita Buddha, ingin membuat persembahan makanan untuk biarawan lokal. Tapi dia tidak punya uang, dia ingat, Pada sekitar 9 pagi pada tanggal 20 Maret, sehari sebelum pembantaian, ia membawa jepit rambut emas ke kota. Dia itu mencoba menawarkan jepit rambut emas itu seharga 140.000 kyat ($ 160). Bersama suami dan adiknya, ia masuk New Waint Sein, toko emas milik seorang Muslim , pedagang muslim itu menawar 108.000 kyat nya. Sedang Aye ingin setidaknya 110.000 kyat untuk jepit rambutnya.

Pekerja toko emas melihat jepit rambut itu, ternyata jepit itu sedikit rusak, maka Pemilik toKO muslim itu, seorang wanita muda berusia 20-an, karena rusak maka ia menawar hanya 50.000 kyat. Aye protes, menyebut pemilik tidak masuk akal. Karena hinaan Aye ini (hinaan?) maka pemilik toko muslim itu menamparnya, kata saksi. Aye Aye dan suaminya berteriak di toko tersebut dan segera tiga staf toko muslim itu menarik mereka keluar toko, menurut pengakuan sepihak suami isteri budha itu mereka dipegangi dan dipukuli oleh tiga staf toko.

Akibat itu, massa berkumpul. Polisi tiba di lokasi, menahan Aye Aye Naing dan pemilik toko. Massa yang sebagian besar Buddha berkumpul dan berubah menjadi kekerasan, melemparkan batu, berteriak anti-Muslim dan penghinaan dan mendobrak pintu toko itu, menurut beberapa saksi. Tidak ada yang tewas atau terluka, namun bangunan perumahan Muslim milik toko emas dan beberapa rumah muslim yang lain hampir hancur.


“Toko ini memiliki reputasi buruk di lingkungan,” kata Khin San, yang mengatakan dia menyaksikan kekerasan dari toko umum nya di seberang jalan. “Mereka tidak membiarkan orang memarkir mobil mereka di depan toko mereka” .

Kemudian aroma kebencian dipicu oleh selebaran ditandatangani oleh kelompok yang menyebut dirinya “umat Buddha yang merasa tidak berdaya” yang dibagikan beberapa minggu sebelumnya. Dalam lembaran itu dikatakan bahwa Muslim di Meikhtila berkonspirasi melawan umat Buddha, dibantu oleh uang dari Arab Saudi, dan mengadakan pertemuan rahasia di masjid-masjid. Surat itu ditujukan kepada para bhiksu yang berpengaruh di daerah itu.

Ketegangan meningkat. Sekitar 5:30 pm hari itu, empat pria Muslim sedang menunggu di suatu persimpangan. Seorang biarawan berlalu di belakang dengan sepeda motor, mereka menyerang. Satu memukul pengemudi dengan pedang, menyebabkan dia terjatuh, kata saksi. Pukulan kedua di bagian belakang kepala biarawan itu. Salah satu laki-laki menyiram dia dalam bahan bakar dan membuatnya terbakar, kata Soe Thein, seorang mekanik yang melihat serangan itu. Biarawan itu meninggal di rumah sakit.


Soe Thein, seorang Buddhis, berlari ke pasar. “Seorang biksu telah dibunuh , biksu telah tewas!” dia menangis. Saat ia berlari kembali, massa mengikuti dan kerusuhan mulai.

Soe Thein mengidentifikasi penyerang dengan nama dan mengatakan ia melihat beberapa hari masih berada di desa setelah sang biksu dibunuh. Polisi menolak mengatakan apakah mereka termasuk di antara 13 orang yang ditangkap dan diselidiki terkait dengan kekerasan Meikhtila.

“KAMI HANYA INGIN MUSLIM”

Malam itu, api melahap banyak Mingalarzay Yone, bangsal sebagian besar Muslim di timur Meikhtila. Api meratakan masjid, panti asuhan, dan beberapa rumah. Ratusan muslim melarikan diri. Beberapa bersembunyi di rumah teman-teman Buddhis ‘, kata saksi. Sekitar 100 muslim lari ke dalam rumah kayu bertingkat milik Maung Maung, seorang sesepuh Muslim.

Win Htein, seorang anggota parlemen di Liga Nasionalnya Suu Kyi untuk Demokrasi, mencoba menahan kerumunan. “Seseorang mengambil lenganku dan berkata hati-hati atau Anda akan menjadi korban,” katanya.

Sekitar 200 petugas polisi hanya menyaksikan kerusuhan di lingkungan tersebut sebelum meninggalkan sekitar tengah malam, katanya.

Sekitar jam 4 pagi, orang-orang Muslim di dalam rumah Maung Maung mengaji dalam bahasa Arab dan kemudian bertakbir, di tengah kerumunan hampir seribu massa Buddha yang berada di luar rumah.

Ketika fajar menyingsing, sekitar pukul 6 pagi, kehadiran polisi di daerah itu hanya ada sekitar 10 petugas. Bahkan mereka (polisi) perlahan-lahan mundur, yang memungkinkan massa untuk menyerang, kata Hla Thein, 48, seorang sesepuh Buddhis.

Kaum Muslim melarikan diri melalui samping rumah, dikejar oleh pria dengan pedang, tongkat, batang besi dan parang. Beberapa dibantai dalam rawa di dekatnya, kata Hla Thein, yang menceritakan kejadian bersama empat saksi lainnya, baik Buddha dan Muslim.

Lainnya ditebas saat mereka berlari menuju jalan puncak bukit. “Mereka mengejar muslim seperti mereka berburu kelinci,” kata anggota parlemen NLD Win Htein.

Polisi menyelamatkan 47 kaum muslimin, sebagian besar wanita dan anak-anak, dengan mengepung mereka dengan perisai mereka dan menembakkan tembakan peringatan ke udara, Hla Thein mengatakan. “Kami tidak ingin menyerang Anda,” teriak seorang biarawan kepada polisi, menurut polisi mereka berteriak, “Kami hanya ingin umat Islam.”

Ye Myint, menteri kepala daerah Mandalay yang mencakup Meikhtila, mengatakan kepada wartawan hari itu situasi sudah “stabil.” Tetapi nyatanya semakin parah. Biarawan bersenjata dan massa Buddha meneror jalan-jalan selama tiga hari berikutnya, kata saksi.

Mereka mengancam Thein Zaw, seorang pemadam kebakaran mencoba untuk memadamkan sebuah masjid terbakar. “Beraninya kau memadamkan api ini,” kenangnya satu teriakan biksu. “Kami akan membunuhmu.” Sekitar 30 biksu menghancurkan tanda yang tergantung di luar stasiun pemadam kebakaran dan mencoba untuk memblokir truknya.

“Seorang bhiksu dengan pisau berayun ke arah saya,” kata Kyaw Ye Aung, seorang petugas pemadam kebakaran .

Tiga hari kemudian, di bukit di mana mayat muslim dibakar, reporter ini menemukan sisa-sisa campuran jenazah dewasa dan anak-anak: potongan tengkorak manusia, tulang dan tulang lainnya, dan ransel anak yang sudah gosong itu.

Terdekat dari situ, truk kota membuang mayat di sebidang tanah di sebelah krematorium di pinggiran Meikhtila itu. Mereka dibakar dengan ban bekas.

Gerakan 969

Di jalan-jalan Meikhtila, saksi melihat biarawan dari biara terkenal . Mereka juga melihat biarawan dari Mandalay, kota kedua terbesar di negara itu dan pusat kebudayaan Burma sekitar 100 mil ke utara. Salah satu pengunjung tersebut adalah Wirathu biksu nasionalistis.

Wirathu dibebaskan tahun lalu dari sembilan tahun penjara selama amnesti bagi ratusan tahanan politik, di antara reformasi paling terkenal pasca-kekuasaan militer Myanmar. Dia dahulu dikurung karena menghasut kerusuhan anti-Muslim pada kerusuhan tahun 2003.

Saat ini, ia yang berumur 45 tahun adalah kepala biara di Biara Masoeyein Mandalay, sebuah kompleks luas di mana ia memimpin sekitar 60 biksu dan memiliki pengaruh atas lebih dari 2.500 umat budha berada di sana. Dari basis kekuatannya, ia memimpin sebuah gerakan cepat yang dikenal sebagai “969,” yang mendorong umat Buddha untuk memboikot bisnis Muslim dan masyarakat muslim.

969 , Tiga angka mengacu pada berbagai atribut Buddha, ajarannya dan kerahiban tersebut. Dalam prakteknya, nomor telah menjadi merek bentuk radikal anti-Islam secara nasionalisme yang berusaha untuk mengubah Myanmar menjadi seperti negara apartheid .

“Kami memiliki slogan: Ketika Anda makan, makan di 969, ketika Anda pergi, pergi ke 969, ketika Anda membeli, membeli ke 969,” kata Wirathu dalam sebuah wawancara di kuilnya di Mandalay. Terjemahan: Jika Anda makan, bepergian atau membeli sesuatu, melakukannya dengan seorang Buddhis. Menikmati reputasi ekstremis nya, Wirathu menggambarkan dirinya sebagai “Osama bin Laden nya Burma.”

Dia mulai memberikan serangkaian pidato kontroversial 969 sekitar empat bulan yang lalu. “Tugas saya adalah untuk menyebarkan misi ini,” katanya. Ini sangat efektif: stiker 969 dan tanda-tanda yang berkembang biak – sering disertai dengan kekerasan.

Perusuh mengecat “969″. Gerakan massa Anti-Muslim berkecamuk di Kawasan Bago, dekat Yangon, meletus setelah bepergian biarawan berkhotbah tentang gerakan 969. Stiker bertuliskan warna pastel disalut dengan angka 969 yang muncul di warung pinggir jalan, sepeda motor, poster dan mobil di seluruh pusat-pusat pusat.

Dalam Minhla, sebuah kota sekitar 100.000 penduduk berjarak beberapa jam dari Yangon, 2.000 umat Buddha berdesakan dalam sebuah pusat komunitas pada tanggal 26 -27 Februari untuk mendengarkan Wimalar Biwuntha, seorang kepala biara dari Negara Mon. Dia menjelaskan bagaimana biarawan di negara itu mulai menggunakan 969 untuk memboikot perusahaan-Muslim.

Setelah pidato, suasana di Minhla menjadi rusuh, kata Tun Tun, 26, seorang pemilik toko teh-Muslim. katanya. Sebulan kemudian, sekitar 800 umat Buddha bersenjata dengan pipa logam dan palu menghancurkan tiga masjid dan 17 rumah Muslim dan tempat bisnis, menurut polisi. Tidak ada yang tewas, tapi dua-pertiga dari Muslim yang melarikan diri dari Minhla belum kembali, kata polisi.

“Sejak pidato itu, orang-orang di desa kami menjadi lebih agresif , kami kehilangan pelanggan,” kata Tun Tun, yang tokonya dan rumah yang hampir hancur oleh Buddha pada 27 Maret. Salah satu penyerang bersenjata dengan gergaji mesin, katanya.

Seorang pejabat polisi setempat membuat kesepakatan dengan massa: Para perusuh diizinkan 30 menit untuk merampok sebuah masjid sebelum polisi akan membubarkan kerumunan massa, menurut dua orang saksi. Polisi setempat membantah telah membuat kesepakatan seperti ketika ditanya oleh Reuters.

Dua hari sebelumnya di Gyobingauk, sebuah kota dari 110.000 orang di utara Minhla, massa menghancurkan sebuah masjid dan 23 rumah setelah tiga hari dari pidato oleh seorang biksu berkhotbah 969. Saksi mata mengatakan mereka muncul terorganisasi dengan baik, meratakan beberapa bangunan dengan buldoser.

Wirathu membantah mengorganisir para biarawan di Meikhtila dan di tempat lain. Dia mengakui hanya menyebarkan 969 dan memperingatkan bahwa Muslim menipiskan identitas negara Buddhis. Itu adalah komentar yang telah dilakukan berulang-ulang dalam pidato dan media sosial dan melalui telepon dalam beberapa pekan terakhir.

“Dengan uang, mereka menjadi kaya dan menikahi wanita Budha Burma dan mengalihkan ke Islam, menyebarkan agama mereka. Bisnis mereka menjadi lebih besar dan mereka membeli lebih banyak lahan dan rumah, dan itu berarti tanah ini akan lebih sedikit kuil Buddhanya,” katanya.

“Dan ketika mereka menjadi kaya, mereka membangun masjid yang tidak terbuka, tidak seperti pagoda dan biara-biara,” tambahnya. “Mereka seperti stasiun basis musuh bagi kita. Masjid lebih berarti markas musuh, jadi itu sebabnya kita harus mencegah adanya markas musuh lebih banyak.”


Image
Wirathu takut Myanmar akan mengikuti jalan seperti Indonesia setelah Islam masuk ke Nusantara pada abad ke-13. Pada akhir abad ke-16, Islam telah menggantikan Hindu dan Buddha sebagai agama dominan di pulau-pulau utama Indonesia.

Wirathu mulai memberitakan 969 akan keyakinan dirinya pada tahun 2001, ketika Departemen Luar Negeri AS melaporkan “peningkatan tajam dalam kekerasan anti-Muslim” di Myanmar. Sentimen anti-Muslim didorong pada bulan Maret tahun lalu ketika Taliban hancurkan patung Buddha di Bamiyan, Afghanistan.

Biarawan itu akhirnya ditangkap pada 2003 dan dihukum 25 tahun penjara karena menyebarkan pamflet anti-Muslim yang menghasut kerusuhan komunal di tempat kelahirannya dari Kyaukse, sebuah kota dekat Meikhtila. Setidaknya 10 Muslim tewas dalam Kyaukse oleh gerombolan Buddha, menurut laporan Departemen Luar Negeri AS.

Wirathu memberikan komentar terhadap penyebab awal kerusuhan tersebut , mengenai wanita Buddhis yang mencoba untuk menjual jepit rambut. “Dia seharusnya tidak melakukan bisnis dengan Muslim.”
swatantre
Posts: 4049
Joined: Thu Jul 20, 2006 7:40 pm
Location: Tanah Suci, dalem Ka'bah

Re: Biksu Wirathu : Saya tidak Ingin Myanmar Seperti Indones

Post by swatantre »

BAca berita di atas, ngeri juga kalo biksu udah marah. APalagi kalo udah punya kesadaran bahwa mereka tak ingin negaranya menjadi seperti Indonesia yg jatuh ke islam. Marahnya bisa gak reda2 sampai islam melarang memerangi akfir...
User avatar
APEL EMAS
Posts: 903
Joined: Wed Aug 25, 2010 11:42 am
Location: PIKIRAN JERNIH DAN AKAL SEHAT

Re: Biksu Wirathu : Saya tidak Ingin Myanmar Seperti Indones

Post by APEL EMAS »

@ muslimer kena batunya

Ada wejangan yang mengatakan budha saja batas sabarnya hanya tiga kali .

Muslimer sudah mulai memakan buah pahit dari ajaran nya.
User avatar
Mohmed Bin Atang
Posts: 2350
Joined: Sun Feb 19, 2012 5:45 pm
Location: Surga Islam, bermain rudal bersama 72 bidadari
Contact:

Re: Biksu Wirathu : Saya tidak Ingin Myanmar Seperti Indones

Post by Mohmed Bin Atang »

swatantre wrote:BAca berita di atas, ngeri juga kalo biksu udah marah. APalagi kalo udah punya kesadaran bahwa mereka tak ingin negaranya menjadi seperti Indonesia yg jatuh ke islam. Marahnya bisa gak reda2 sampai islam melarang memerangi akfir...
Kalo manusia sesabar biksu aja udah marah, kebangetan banget tuh orang-orang yang bikin dia marah.
1234567890
Posts: 3862
Joined: Sun Aug 09, 2009 2:31 am

Re: Biksu Wirathu : Saya tidak Ingin Myanmar Seperti Indones

Post by 1234567890 »

swatantre wrote:BAca berita di atas, ngeri juga kalo biksu udah marah. APalagi kalo udah punya kesadaran bahwa mereka tak ingin negaranya menjadi seperti Indonesia yg jatuh ke islam. Marahnya bisa gak reda2 sampai islam melarang memerangi akfir...
Mohmed Bin Atang wrote: Kalo manusia sesabar biksu aja udah marah, kebangetan banget tuh orang-orang yang bikin dia marah.
dan cecunguk cecunguk muslim itu masih aja sibut membuat onar di mana 2x
dan ngeklaim dizolimi

sekarang nambah dengan ngebom di boston

moga 2x kapir kapir cepat sadar akan bahaya laten unta
User avatar
MaNuSiA_bLeGuG
Posts: 4292
Joined: Wed Mar 05, 2008 2:08 am
Location: Enies Lobby

Re: Biksu Wirathu : Saya tidak Ingin Myanmar Seperti Indones

Post by MaNuSiA_bLeGuG »

kondisi myanmar jadi mirip seperti kondisi jerman pasca WW pertama yang memungkinkan orang seperti hitler bangkit, dalam hal ini yaitu biksu bernama wirathu yg menyalahkan kemiskinan myanmar kepada sekelompok masyarakat muslim myanmar yg sedikit lebih sejahtera.
User avatar
usmanabdullah
Posts: 1212
Joined: Thu Nov 08, 2012 2:31 pm

Re: Biksu Wirathu : Saya tidak Ingin Myanmar Seperti Indones

Post by usmanabdullah »

swatantre wrote:BAca berita di atas, ngeri juga kalo biksu udah marah. APalagi kalo udah punya kesadaran bahwa mereka tak ingin negaranya menjadi seperti Indonesia yg jatuh ke islam. Marahnya bisa gak reda2 sampai islam melarang memerangi akfir...
Menarik untuk di tunggu apakah mereka (mouse-lem) masih mau bermain main dengan kesabaran para biksu? Kalo orang Manado sudah jelas... Dapa tampar pipi kanan balas deng palungku... Hahahaha...
User avatar
joelintang
Posts: 341
Joined: Tue Nov 30, 2010 2:05 am

Re: Biksu Wirathu : Saya tidak Ingin Myanmar Seperti Indones

Post by joelintang »

Laurent wrote:Wirathu takut Myanmar akan mengikuti jalan seperti Indonesia setelah Islam masuk ke Nusantara pada abad ke-13. Pada akhir abad ke-16, Islam telah menggantikan Hindu dan Buddha sebagai agama dominan di pulau-pulau utama Indonesia.
Andai kata biksu2 Majapahit dulu kala menyadari hal ini, seperti biksu Wiranthu ( andai saja...), Negara Tercinta kita kagak jd Jongos Araf penyembah Kubus...penyebar kesesatan kejahatan ala Nabi gemblung muhamad... #-o

salamDSB
Laurent
Posts: 6083
Joined: Mon Aug 14, 2006 9:57 am

Myanmar dituduh lakukan genosida Muslim Rohingya

Post by Laurent »

http://m.antaranews.com/berita/370557/m ... nahan-suku

(ANTARA News) - Myanmar mengobarkan "upaya pemusnahan suku" terhadap warga Rohingya, kata organisasi pengawas hak asasi terkemuka pada Senin, merujuk pada bukti kuburan massal dan pemindahan paksa.

Warga Rohingya, yang ditolak menjadi warga negara Myanmar atau dikenal juga sebagai Burma oleh Barat, mengalami kejahatan terhadap kemanusiaan, termasuk pembunuhan, penganiayaan, pengusiran dan pemindahan paksa, kata organisasi hak asasi manusia berbasis di New York, Human Rights Watch (HRW).

Pejabat Myanmar, tokoh masyarakat dan biksu Budha mengorganisasi dan mendorong massa dengan dukungan pasukan keamanan negara untuk melakukan serangan terkoordinasi pada desa-desa Muslim pada Oktober di negara bagian barat Rakhine, kata HRW.

"Pemerintah Burma terlibat dalam kampanye penghapusan etnis terhadap Rohingya yang berlanjut hingga hari ini melalui penolakan bantuan dan pembatasan gerakan," kata wakil direktur Asia HRW Phil Robertson, seperti yang dilaporkan AFP.

HRW mencatat bahwa sekalipun penghapusan etnis bukan istilah hukum formal, namun hal itu secara umum didefinisikan sebagai kebijakan oleh satu kelompok etnis atau agama untuk menghilangkan kelompok lain dari suatu daerah tertentu dengan cara-cara kekerasan dan teror inspiratif.

Di Rakhine, lebih dari 125 ribu warga Rohingya dan Muslim lainnya telah dipaksa pengungsi, ditolak aksesnya kepada bantuan kemanusiaan dan tidak dapat kembali ke rumah, kata kelompok itu.

Setidaknya 180 orang tewas dalam dua ledakan aksi kekerasan Buddha-Muslim di Rakhine sejak Juni 2012, menurut angka resmi, namun kelompok-kelompok HAM percaya angka sebenarnya jauh lebih tinggi.

Dalam laporan yang didasarkan pada lebih dari 100 wawancara, HRW mengklaim telah menemukan bukti empat lokasi kuburan massal di Rakhine, dan menuduh pasukan keamanan mencoba untuk menghancurkan bukti kejahatan.

Dalam satu contoh pada bulan Juni, katanya, sebuah truk pemerintah membuang 18 mayat setengah telanjang di dekat sebuah kamp pengungsi Rohingya sebagai upaya untuk menakut-nakuti mereka agar meninggalkan tempat itu secara permanen.

Ribuan warga Rohingya telah melarikan diri dari Myanmar sejak Juni menggunakan kapal reyot, sebagian besar diyakini menuju Malaysia. Myanmar memandang sekitar 800 ribu warga Rohingya sebagai imigran ilegal asal Bangladesh.

Kelompok warga Muslim lain juga menjadi target dalam aksi kekerasan bulan lalu di Myanmar tengah, yang mana sedikitnya 43 orang tewas.

Di Rakhine, HRW menuduh otoritas pemerintah menghancurkan masjid dan melakukan penangkapan massal dengan aksi kekerasan. Organisasi itu juga mengatakan bahwa pasukan keamanan "mendiamkan atau membantu" warga Buddha menyerang komunitas Muslim.

Tidak ada reaksi segera dari pemerintah Myanmar.
User avatar
usmanabdullah
Posts: 1212
Joined: Thu Nov 08, 2012 2:31 pm

Re: Biksu Wirathu : Saya tidak Ingin Myanmar Seperti Indones

Post by usmanabdullah »

Saya masih menaruh harapan bahwa justru dari bangsa yang besar ini akan bangkit orang-orang kafir murtadin untuk membangun bangsa ini keluar dari kebodohan eslam dan tidak lagi menjadi kaki tangan jongos araf...
Post Reply