Para Pemimpin Muslim Telah Gagal Tangani Ekstrimisme

[Laurent]

”Para Pemimpin Muslim Telah Gagal Tangani Ekstrimisme” Jumat, 02 April 2010 15:08

Previous
Left arrow key
Next
Right arrow key
Close
Anjem Choudary merupakan tokoh di balik kelompok Islam4UK yang disebut-sebut sebagai kelompok ekstrimis di Inggris. (foto: thisislondon)
LONDON (SuaraMedia News) – Para pemimpin Muslim dikritik oleh seorang akademisi Universitas Oxford tidak cukup banyak berbuat untuk menangani kelompok ekstremis.

Di saat yang sama, sebuah komite parlemen menyerang program kontraterorisme pemerintah dengan mengatakan bahwa strategi ”Prevent” telah mencap dan mengasingkan kaum Muslim.

Nick Chatrath, seorang peneliti di Fakultas Studi Oriental Oxford, mengklaim dalam sebuah makalah yang akan dipublikasikan minggu ini bahwa dalam menghadapi radikalisasi yang semakin meningkat di Inggris, para pemimpin Muslim mengabaikan sudut pandang ekstremis dan menutupi beberapa bagian yang lebih menjijikkan dari naskah-naskah kuno Islam.

Dalam sebuah esai di dalam Islam and Christian-Muslim Relations bulan depan, Chatrath menyerukan untuk keterlibatan yang lebih terbuka dari kaum Muslim moderat dengan argumen para ekstremis.

Berdasarkan wawancara dengan Anjem Choudary, dari kelompok ekstremis Islam4UK, dan Dr. Musharraf Hussain, seorang penasihat di Dewan Muslim Inggris, Chatrath mengatakan, ”Para pemimpin Muslim moderen tidak melakukan tugasnya menangani ekstremisme di Inggris dengan baik.” Ia mengatakan bahwa ekstremis seperti Choudary, yang berpendapat bahwa demokrasi harus diganti dengan kepatuhan pada Allah, menggunakan Al Qur’an dan naskah-naskah kuno lainnya untuk membenarkan aksi mereka. Ia menyerukan kepada para pemimpin komunitas moderen untuk lebih banyak berbuat dalam melawan hal ini.

”Sikap ini harus berubah, karena cara terbaik utuk menghapus argumen ekstremis adalah dengan menangani mereka secara terbuka, bukan menyembunyikan mereka dan berharap untuk yang terbaik,” ujarnya.

”Sejumlah jajak pendapat terbaru menyatakan bahwa Muslim Inggris menjadi semakin simpati terhadap ekstremis, dan ini dapat dikaitkan dengan cara Muslim moderat mengabaikan ancaman ekstremis.”

Makalah Chatrath muncul ketika komite parlemen mengatakan bahwa program yang dibuat oleh pemerintah untuk menghentikan radikalisasi dan mengurangi dukungan terhadap terorisme telah merusak hubungan antar komunitas. Namun Komite Komunitas dan Pemerintah Lokal mengatakan banyak kaum Muslim yang takut program itu merupakan upaya untuk memata-matai mereka dan menyerukan kepada kabinet agar menginvestigasi klaim bahwa Prevent digunakan oleh polisi dan MI5 untuk mengumpulkan data intelijen atas tersangka radikal.

Laporan komite tersebut, ”Mencegah Ekstremisme Kekerasan”, juga menuduh kabinet berusaha ”menciptakan” bentuk moderat Islam dan meminggirkan mereka yang dianggap tidak sesuai.

Phyllis Starkey, ketua komite, mengatakan, “Banyak saksi mata yang mengatakan bahwa mereka meyakini Prevent telah digunakan untuk ‘memata-matai’ komunitas Muslim. Penyalahgunaan beberapa terminologi seperti ’pengumpulan data intelijen’ di antara mitra-mitra Prevent telah mendiskreditkan program tersebut dan menimbulkan ketidakpercayaan.”

”Informasi yang dibutuhkan untuk menjalankan Prevent telah disalahmengerti dengan pengumpulan intelijen oleh polisi untuk memerangi kejahatan dan pengintaian yang digunakan oleh agen keamanan untuk secara aktif mengejar tersangka terorisme.”

Dewan Muslim mengatakan, ”Temuan komite itu mencerminkan kegelisahan mendalam yang dirasakan oleh Muslim Inggris karena program itu telah menjadi alat kebijakan utama pemerintah untuk berhubungan dengan komunitas Muslim. Dampaknya, Muslim Inggris hanya dilihat dari prisma keamanan.”

Dewan mengatakan bahwa kebijakan pemerintah telah menjadi sektarian. ”Komunitas Muslim Inggris adalah salah satu komunitas paling beragam di muka bumi. Menjadi tanggung jawab pemerintah untuk memfasilitasi keragaman itu, bukan mempromosikan perpecahan. ” (rin/ip/to) www.suaramedia.com

http://www.suaramedia.com/berita-dunia/ ... misme.html

[Phao]

Nick Chatrath, seorang peneliti di Fakultas Studi Oriental Oxford, mengklaim dalam sebuah makalah yang akan dipublikasikan minggu ini bahwa dalam menghadapi radikalisasi yang semakin meningkat di Inggris, para pemimpin Muslim mengabaikan sudut pandang ekstremis dan menutupi beberapa bagian yang lebih menjijikkan dari naskah-naskah kuno Islam.

....demokrasi harus diganti dengan kepatuhan pada Allah, menggunakan Al Qur’an dan naskah-naskah kuno lainnya untuk membenarkan aksi mereka....

Menjadi muslim memang bagai makan buah simalakama...
Hal ini serupa dengan thread bro AIR:
http://indonesia.faithfreedom.org/forum ... am-t37877/

[I Want You]

Mengutip kata2 Mosab : http://indonesia.faithfreedom.org/forum ... as-t38035/

Jadi kita tidak bisa mengubah apa yang ada dalam Quran. Tak seorang pun, tidak ada Muslim memiliki kewenangan untuk mengubahnya. Ketika presiden AS datang dan mengatakan bahwa Quran adalah kitab suci dan Islam adalah agama damai, hal ini sama sekali salah. Dan realitas Islam adalah sesuatu yang berbeda. Semua orang hari ini, saya mendorong semua orang untuk membaca Quran. Jika mereka tidak dapat membaca seluruh Al-Quran mereka dapat membaca dua ayat yang mencerminkan kepribadian yang sebenarnya Tuhan Islam. Dan ini membuktikan apa yang saya katakan.
Saya tidak peduli apa kata seluruh dunia tentang Islam, apa yang muslim katakan tentang Islam. Kenyataannya adalah sangat jelas dan sangat sederhana dan siapa pun bisa pergi ke internet hari ini , membaca dan memahami apa yang diajarkan oleh Quran .

Quran meminta untuk membunuh semua orang yang berada di luar tubuh Islam , yang tidak percaya Islam. Hal ini sangat jelas dan memerangi terorisme adalah seperti memerangi hantu. Sepuluh tahun memerangi terorisme. Aku datang dari sana dan kami berjuang seperti melawan hantu karena pada akhir hari motif mereka masih ada. Jika kita tidak melawan motif mereka , jika kita tidak melawan ideologi mereka, jika kita tidak menantang ideologi mereka, pelaku bom bunuh diri, ekstremis akan terus datang. Cara terbaik untuk menghentikan mereka adalah untuk melawan ideologi mereka. Dan ini bukan tugas mungkin bagi pemerintah. Kami meminta pemerintah untuk memberi kami ruang untuk bekerja. Dan jika mereka tidak mau pergi melalui perang ini saya pikir ini adalah kewajiban setiap orang bebas dalam perang ini . Bukan hanya Kristen, tetapi setiap orang bebas.Kita perlu untuk mendidik masyarakat tentang realitas Islam, logika Islam. Saya yakin setiap orang bebas di dunia ini akan melawan ideologi Islam

mohon di baca dan di renungkan kata2 Mosab.

[Akukomkamu]

Masalah ini memang lebih baik dibicarakan di forum PBB , percuma saja masalah jihadis2 islam itu diserahkan pada sdr seukuwahnya ya...mana mungkin ??? sdr seukuwah ya..pasti akan dilindungi meski itu SALAH , kan ada firmannya di quran.

Gw rasa cuman dengan LARANGAN KERAS sebagai pengikut agama islam , baru bisa teratasi kekacauan DUNIA ini.



Peace...