Page 1 of 1

RWANDA : Korban Genosida Berbondong Jadi Mualaf

Posted: Sun Dec 06, 2009 7:26 pm
by Laurent
Dikhianati Agamanya, Korban Genosida Rwanda Berbondong Masuk Islam Sabtu, 05 Desember 2009 11:12
Previous
Left arrow key
Next
Right arrow key
Close
Foto seorang anak Rwanda diantara para korban pembantaian Rwanda pada tahun 1994. (SuaraMedia News)
Seorang Muslim Rwanda hendak menuju Masjid. (SuaraMedia News)
Tengkorak para korban pembantaian Rwanda tampak berjejer rapi sebelum dimakamkan masal. (SuaraMedia News)
Sebelumnya 1 of 3 Berikutnya RWANDA (SuaraMedia News) – Sebuah film mengenai kisah komunitas Muslim Rwanda dalam peristiwa genosida tahun 1994 terhadap etnis Tutsi saat ini sedang dalam proses syuting di Rwanda.
Pengambilan gambar dari film “Kinyawanda” oleh Ishmael Ntihabose dan Alrick Brown dimulai pada tanggal 14 November dan menurut jadwal akan berakhir sekitar tanggal 7 Desember. Film ini rencananya akan beredar pada tahun 2010.

Saat genosida Rwanda tahun 1994, ulama Kigali, pemimpin Muslim yang paling dihormati di negara tersebut, mengeluarkan sebuah fatwa yang melarang kaum Muslim berpartisipasi dalam pembunuhan etnis Tutsi.

Ketika negara tersebut menjadi tempat pembantaian, Masjid-masjid menjadi jujugan para pengungsi di mana kaum Muslim dan Kristen, Hutu dan Tutsi bersatu untuk saling melindungi.

Produser eksekutif Ntibose mendasarkan film itu pada kesaksian nyata para korban selamat yang mengungsi di Masjid Besar Kigali dan madrasah Nyanza.

Film itu menyatukan enam kisah berbeda yang membentuk satu narasi besar yang memberikan penggambaran paling nyata dan kompleks namun memperlihatkan daya tahan manusia dan kehidupan selama genosida.

Dengan perpaduan para karakternya, film ini memberikan penghormatan bagi banyak orang, menggunakan suara dari sedikit orang.

Produser film AS Darren Dean, yang baru-baru ini berada di negara tersebut untuk menggarap proses syuting Kinyarwanda, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan The Times bahwa itu adalah pertama kalinya ia datang ke Afrika.

Ia juga mengatakan bahwa ia dapat melihat adanya potensi besar dari film itu, karena Kinyarwanda adalah sebuah film baru yang didasarkan pada genosida Rwanda, dan membawa elemen-elemen penyatu dan rekonsiliasi di antara komunitas Muslim dan penduduk Rwanda sendiri.

Film yang didanai oleh Instrumen Demokrasi dan HAM Eropa Komisi Eropa dan diproduksi oleh Asosiasi Muslim Rwanda (AMUR) ini dibintangi oleh Cassie Freeman (bintang film “Inside Man” dari Spike Lee) sebagai Letnan Rose Kabuye. Tiga puluh enam pelajar film dan 14 pembuat film internasional juga menjadi bagian dari kru produksi.

Sutradara Brown lahir di Kingston, Jamaica. Ia adalah seorang aktor, sutradara, dan produser.

Brown telah mengerjakan beberapa serial dan drama. Ia menyutradari “Us: A Love Story”, memproduksi “Death of Two Sons” dan berakting di “The Man in the Silo”.

Tanggal 6 April 1994 adalah hari pertama genosida yang disponsori oleh pemerintah di mana ekstremis enits hutu membunuh 800.000 minoritas Tutsi dan Hutu moderat.

Sejak genosida itu, penduduk Rwanda telah banyak yang masuk agama Islam. Kaum Muslim kini membentuk sekitar 14% dari total 8.2 juta populasi negara paling Katolik di Afrika itu, dua kali lipat lebih banyak daripada ketika sebelum pembunuhan terjadi.

Banyak mualaf yang mengatakan bahwa mereka memilih Islam karena peran yang dimainkan oleh para pemimpin Katolik dan Kristen dalam genosida tahun 1994. Kelompok-kelompok pembela HAM telah mendokumentasikan beberapa insiden di mana pemuka agama Kristen mengijinkan etnis Tutsi mengungsi di dalam gereja kemudian menyerahkan mereka ke pasukan pembunuh Hutu. Ada juga contoh-contoh ketika para pendeta Hutu mendorong kongregasinya untuk membunuh etnis Tutsi. Kini, beberapa gereja menjadi tempat peringatan bagi banyak orang yang dibantai di sana.

Empat pemuka agama mendapat tuntutan genosida di Pengadilan Kriminal Internasional PBB untuk Rwanda, dan tahun lalu di Belgia, mantan penguasa kolonial Rwanda, dua biarawati Rwanda didakwa melakukan pembunuhan atas peran mereka dalam pembantaian 7.000 etnis Tutsi yang mencari perlindungan di sebuah biara Benedictine.

Sebaliknya, banyak pemimpin dan keluarga Muslim yang dihormati karena telah melindungi dan menyembunyikan mereka yang melarikan diri.

Beberapa pihak mengatakan bahwa kaum Muslim melakukannya karena agama mereka melarang keras pembunuhan, meskipun doktrin Kristen juga mengajarkan hal yang sama. Yang lain berpendapat bahwa kaum Muslim tidak menjadi target pembunuhan Hutu dan tidak merasa takut untuk melakukan sesuatu yang menurut mereka adalah hal terhormat.

“Saya tahu orang-orang di Amerika menganggap Muslim adalah teroris, namun bagi rakyat Rwanda mereka adalah pejuang kebebasan kami selama masa genosida,” ujar Jean Pierre Sagahutu, 37, seorang Tutsi yang masuk Islam dari agama terdahulunya Katolik setelah ayah dan sembilan anggota keluarganya yang lain dibunuh. “Saat itu saya hendak bersembunyi di gereja, namun itu adalah tempat yang paling buruk untuk bersembunyi. Sebaliknya, seorang keluarga Muslim menampung saya. Mereka menyelamatkan hidup saya.”

Sagahutu mengatakan bahwa ayahnya bekerja di sebuah rumah sakit di mana ia menjadi teman sebuah keluarga Muslim. Mereka menampung Sagahutu, meskipun mereka adalah etnis Hutu. “Saya melihat mereka melakukan sholat lima kali dalam sehari. Saya makan bersama mereka dan saya melihat bagaimana mereka menjalani hidup,” ujarnya. ”Ketika mereka beribadah, etnis Hutu dan Tutsi berada di Masjid yang sama. Tidak ada perbedaan. Saya ingin melihat hal itu.” (rin/wb/rr) www.suaramedia.com

http://www.suaramedia.com/berita-dunia/ ... islam.html

Re: RWANDA : Korban Genosida Berbondong Jadi Mualaf

Posted: Sun Dec 06, 2009 7:38 pm
by DHS
Propaganda islam seperti ini sebaiknya masuk tong sampah.

Pemberontak Hutu itu muslim. Mereka mengejar2 dan membuntungi kaki/tangan/mata orang2 Tutsi yang kristen serta memperkosa gadis2 mereka tapi sedikit sekali mendapat perhatian dunia. Giliran ada keluarga2 muslim Hutu yang berbaik hati, maka ekspose yang dibesar-besarkan adalah soal kemualafan kaum Tutsi.

Posted: Mon Dec 07, 2009 5:47 am
by ali5196
Biasa lahhh ...
kalo Islam yg membunuh, Muslim bilang, 'itu khan orangnya yg salah, bukan agamanya!'
kalo Kristen yg membunuh, Muslim bilang, 'itu khan agamanya yg salah, bukan orangnya ... ayo rame2 masuk Islam.'

Luar biasa ! Mayoritas orang yg dibantai (800.000 dari ke 1,2juta orang yg mati) adalah Tutsi Kristen oleh Hutu Muslim. Kalo sampe Tutsi masuk Islam, ini sih sama aja dgn yahudi masuk Islam. Fitnah !

by da way, Tutsi2 yg murtad dari Kristen, dibunuh Kristen gak yah ???

Re: RWANDA : Korban Genosida Berbondong Jadi Mualaf

Posted: Mon Dec 07, 2009 10:46 pm
by islam_watcher
maka dengan ini saya nyatakan bahwa islam, muhammad dan segala perbuatan jahatnya di masa2 awal islam DIBENARKAN

sekian dan terima kasih

Posted: Tue Dec 08, 2009 7:12 am
by up1234go
DHS wrote:Pemberontak Hutu itu muslim. Mereka mengejar2 dan membuntungi kaki/tangan/mata orang2 Tutsi yang kristen serta memperkosa gadis2 mereka tapi sedikit sekali mendapat perhatian dunia. Giliran ada keluarga2 muslim Hutu yang berbaik hati, maka ekspose yang dibesar-besarkan adalah soal kemualafan kaum Tutsi.
Benar sekali! Karena itulah "Suara Media News" lebih menyukai judul dibawah ini...

"Dikhianati Agamanya, Korban Genosida Rwanda Berbondong Masuk Islam"

Re: RWANDA : Korban Genosida Berbondong Jadi Mualaf

Posted: Tue Dec 08, 2009 10:00 am
by I Want You
biasalah , namanya juga media atau koran negara berpenduduk mayoritas muslim , pasti cari2 judul dan berita yang menyenangkan kaum muslim. semuanya yang islam dan muslim pasti yang di zalimi , pasti yang benar. [-X [-(

](*,) ](*,) ](*,) ](*,)

Posted: Tue Dec 08, 2009 10:40 am
by up1234go
Yang lain berpendapat bahwa kaum Muslim tidak menjadi target pembunuhan Hutu dan tidak merasa takut untuk melakukan sesuatu yang menurut mereka adalah hal terhormat.
Bukankah seharusnya "target pembunuhan pemberontak muslim Hutu"?

...

Berita kebungkaman media lainnya:
New York: Media bungkam atas Pembunuhan Profesor