Page 1 of 2

Di mekah ada Pelacuran!!!

Posted: Tue Apr 14, 2009 12:09 am
by El islaam
inalilahi wa inalililahi roling stones..... :stun: :stun: :stun: :stun: :stun:

Buat para budak2 dan penjilat pantat arab, ada peluang bisnis baru nihh.
Saya rasa si m kl belum mampus, pasti jadi pelanggan setia. Bahkan punya kartu member!
Kira2 si m dapat diskon ga ya????


http://www.topix.com/forum/world/malays ... SKNNB7DAGC" onclick="window.open(this.href);return false;
Terperosok Prostitusi di Arab Saudi
CERITA seram tentang nasib perempuan asing di Arab Saudi kerap jadi oleh-oleh jemaah haji Indonesia. Kisahnya cukup membikin bergidik handai tolan di kampung.''Katanya ada perempuan dilarikan sopir taksi di hadapan suaminya. Sampai kini tak ketahuan nasibnya,'' begitu bunyi satu cerita, yang tambah seram dibumbui ekspresi takjub penuturnya.

Cerita berikutnya, ada jemaah haji wanita diperkosa dan dibunuh di kamar mandi. Pelakunya, menurut cerita tadi, diperkirakan lelaki Arab yang mengenakan abaya (jubah penutup seluruh tubuh) perempuan. Tapi, ada cerita lain yang tak kalah mencengangkan:''Jemaah haji ternyata sering ditawari berkencan dengan perempuan nakal asal Indonesia''. Busyet!

Kabar burung tentang perempuan diculik sopir taksi, atau diperkosa dan dibunuh di kamar mandi, mungkin saja isapan jempol. Setidaknya, bisa dipastikan kisah itu tak menimpa jemaah haji Indonesia. Lucunya, cerita itu yang biasanya justru dipercaya.

Tapi terhadap cerita praktek prostitusi, tidak sedikit yang membelalakkan mata: apa iya ada pelacuran di sana, melibatkan orang Indonesia pula? Maklum, Arab Saudi kadung diidentikkan tempat suci. Lagi pula, negeri minyak itu menerapkan hukuman keras bagi pelaku perzinahan: bisa dirajam! Siapa yang berani coba-coba?

Logikanya memang begitu. Faktanya, prostitusi yang melibatkan perempuan Indonesia meruyak di sana. Sebagian saudara kita yang malang itu terbukti digaruk polisi setempat. Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Jacob Nuwa Wea, menyebutkan, 118 wanita Indonesia ditahan di penjara atas sangkaan prostitusi. Ikut ditahan, tiga mucikari, juga orang Indonesia. Mereka terjaring razia sejak tahun lalu.''Sangat memalukan,'' kata Jacob kepada Rini Anggraini dari GATRA .

Praktek pelacuran merambah pula ke Mekah dan Madinah. Kaki tangan germo, biasanya lelaki Indonesia, Pakistan atau Bangladesh, tak segan menawarkan jasa perempuan pemuas syahwat asal Nusantara. Seorang jemaah haji Indonesia menuturkan, saat di Mekah, ia sempat ditawari jasa itu, namun ditampiknya.''Tadinya saya tidak percaya,'' katanya, masygul.

Diperkirakan, sedikitnya ratusan perempuan Indonesia terjebak menjadi budak pemuas nafsu kaum lelaki di sana. Kaum hawa itu berusia 20-30 tahun. Ada pula pelacur dari Filipina, Afrika, Syria, Lebanon dan Yordania. Disinyalir, praktek pelacuran ini mulai marak sejak beberapa puluh tahun silam. Ketika itu Saudi mengimpor tenaga kerja besar-besaran, termasuk dari Indonesia.

Pelacur Indonesia sangat mencolok karena paling banyak dan berkelas jalanan. Sebagian besar gentayangan di Jedah, kota industri dan perdagangan yang lebih bebas di banding kota-kota lain di Saudi. Dari sekitar 1,6 juta penduduknya, seperempatnya ekspatriat mancanegara. Terbanyak berasal dari Indonesia, Filipina, Pakistan, dan India.

Tidak sulit mengintip aksi mesum perempuan Indonesia, khususnya di Jedah. Wartawan GATRA melaporkan, mereka biasanya mejeng di banyak tempat, di antaranya di sekitar toko Bandung atau Restoran Bali di distrik Syarafiyyah. Para perempuan itu nongol pukul 23.00 menumpang taksi. Mereka mengenakan abaya dan kerudung, namun dibiarkan agak terbuka menampakkan kepala, rambut, dan leher.

Menurut Mamad, sebut saja begitu, sopir taksi asal Indonesia di Jedah, abaya dan kerudung terbuka merupakan isyarat tambahan bahwa si perempuan bisa diajak bermesum. Konon, warga Arab sudah ser-seran dibuatnya. Maklumlah, hal-hal yang langka memang lebih mengundang rasa ser-seran. Maraknya peredaran gelap VCD porno juga jadi pendongkrak syahwat.

Para pramusyahwat tadi tak perlu mejeng lama-lama. Sejurus berselang, biasanya satu per satu dijemput lelaki hidung belang, menggunakan taksi atau mobil pribadi. Ke mana mereka bergelut? Kalau si hidung belangnya Arab, biasanya ''main'' di hotel. Mereka jelas berduit, meski tak royal.

Bila si lelaki orang Pakistan atau Bangladesh, pasangan mesum itu biasanya melepas hajat di imarah alias apartemen, mirip rumah susun. Imarah tadi bisa tempat tinggal lelaki hidung belang bersangkutan, bisa pula hunian temannya. Si hidung belang ini umumnya sopir taksi atau pekerja kasar.

Di sana, menyelundupkan wanita bukan muhrim ke imarah sudah jadi perkara mudah. Peraturan pemerintah setempat yang mensyaratkan penyewaan apartemen harus dengan bukti ailah atawa surat keluarga, tidak berlaku ketat. Di samping itu, pemilik imarah juga jarang mengontrol. Jadilah pasangan-pasangan itu bercinta sesukanya tanpa risih atau waswas.

Berapa harga keringat pramunikmat tadi? Pelanggan boleh beda, tapi bayarannya nyaris selalu sama. Untuk kencan singkat, rata-rata syarmuth Indonesia itu cuma dibayar 50 riyal, atau sekitar Rp 150.000. Bayaran ini jauh lebih rendah dibanding pelacur Filipina, yang meski sama-sama kelas jalanan, bayarannya mencapai 200 riyal. Dijajarkan dengan bayaran pelacur Arab yang 500 riyal sekali kencan singkat, nilai cewek kita makin melorot.

Syarmuth Indonesia juga sering dipesan semalaman. Tarifnya 200 riyal. Celakanya, sering digambreng oleh empat lelaki, yang masing-masing membayar cuma 50 riyal.''Itulah liciknya warga Arab,'' ujar seorang sopir taksi yang tahu banyak perihal prostitusi. Herannya, cewek Indonesia jarang protes.

Memang, ada kalanya syarmuth Indonesia mendapat pelanggan Arab cukup royal yang mau membayar 100 riyal atau lebih. Itu bila perempuannya cantik dan pandai merayu. Bagi syarmuth, bayaran ini jelas jauh menggiurkan dibanding menjadi pembantu rumah tangga yang bergaji 400-600 riyal sebulan penuh.

Apa boleh buat, pelacur Indonesia di sana telanjur dikenal sebagai barang murahan. Sampai-sampai melekat julukan melecehkan: abu khomsin. Dalam bahasa Arab artinya barang seharga 50 riyal. Dibandingkan dengan harga sebuah jam tangan biasa, ia cuma bernilai seperempatnya. Kalau dipadankan dengan kudapan di sana, si ''abu khomsin'' hanya setara lima mangkok bakso.

Tidak jarang, lelaki hidung belang memanggil syarmuth Indonesia sebagai siti rohmah. Sepintas, kedengaran indah, karena berarti wanita pemberi kasih sayang. Namun, panggilan itu diucapkan dengan cibiran dalam nada dan makna berkonotasi syahwat. Menyedihkan.

Sudah begitu, mereka kerap pula dicemooh pelanggan, menyangkut --maaf-- servis di kasur.''Barang wanita Indonesia kecil, permainannya pelan,'' begitu komentar seorang sopir taksi dari Bangladesh kepada GATRA, sambil mencibir. Padahal, menurut seorang syarmuth asal Jawa Barat, sebut saja Yuyun, setiap kali kencan, mereka berupaya maksimal mengimbangi pasangannya.

Namun Yuyun mengakui, orang Arab, India atau Bangladesh bertenaga besar. Soal daya tahan?''Ah, sama saja dengan orang kita, ada yang lama, ada sebentar,'' kata Yuyun, mesam-mesem. Perempuan 23 tahun ini mengaku baru beberapa bulan melacur setelah kabur dari majikannya di Mekah. Katanya sih, ia belum lama menjadi pembantu rumah tangga di sana. Ia kabur atas bantuan sopir taksi orang Indonesia, yang belakangan justru menjerumuskannya ke dunia prostitusi. Sayang ia tidak mau cerita lebih banyak.

Menurut keterangan yang dikumpulkan GATRA , tenaga kerja wanita (TKW) yang kabur dari tempat majikannya sangat berpotensi menjadi pelacur. Soalnya, si ''dewa penolong'' lebih sering kawanan kaki tangan mucikari.''Ada semacam sindikatnya,'' kata Abdul Wahid Maktub, mantan Konsulat Jenderal RI di Jedah tahun 2001-2002.

Kawanan sindikat itu biasanya sudah mengincar mangsanya sejak tiba di Kedutaan Besar RI atau kantor konsulat di Arab Saudi. Kawanan ini dengan mudah memperoleh nomor kontak dan alamat calon majikan si TKW. Beberapa waktu berselang, si TKW dikontak, ditanyakan bagaimana keadaannya. Jika TKW tidak betah-bisa lantaran disiksa, gaji tidak dibayar, atau mengalami pelecehan seksual-- ia dibujuk agar kabur. Si TKW percaya karena merasa sesama orang Indonesia.

Lalu diaturlah agar TKW membuang sampah, atau berbelanja. Kemudian dijemput mobil. Pakaian abaya memungkinkan si TKW berlagak sebagai muhrim sang penjemput. TKW pelarian tadi dibawa ke penampungan milik mucikari. Biasanya berupa apartemen, atau gedung bekas hotel yang disewa bulanan.''Hampir di tiap kota di Saudi ada penampungan ini,'' kata Wahyu Susilo, Sekretaris Eksekutif Konsorsium Pembela Buruh Migran Indonesia, kepada Rury Feriana dari GATRA.

Menurut penuturan Syafril Syafei, seorang sopir yang pernah bekerja di Mekah kepada Yohansyah dari GATRA, dari penampungan itulah para TKW pelarian tadi dijerumuskan ke dunia prostitusi. Mereka tak berdaya. Sudah tak ada uang, surat identitas tercecer pula. Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) yang mengirimnya juga tak mau tahu lagi.

Modus seperti ini berlaku pula bagi TKW yang datang dengan visa umroh. Atau, para TKW yang nekat kabur begitu saja dari majikannya. Mereka luntang-lantung di negeri orang, dan akhirnya jatuh ke tangan germo. Sebagian di antaranya memang pernah menjadi ***** di Tanah Air. Walhasil mereka gampang nyemplung lagi ke praktek nista itu.

Awalnya, para TKW pelarian menjadi simpanan sopir penolongnya. Ada yang dinikahi secara sirri, ada pula yang ''ditancap'' begitu saja.''Setelah kenyang, dijual ke temannya dengan bayaran 50 riyal sekali pakai,'' kata Ustadz Fudoili, aktivis Partai Keadilan Arab Saudi, yang banyak memantau masalah pelacuran ini.

Belakangan, sebagian syarmuth itu lebih suka memilih pelanggan mukimin (orang asing yang menetap di Arab) non-Indonesia.''Sekarang, kalau (main) dengan orang Indonesia saya malu,'' kata Lulu, nama samaran pelacur asal Kalimantan.

Aktivitas esek-esek yang ini memang diatur cukup rapi. Umumnya mucikari melayani pesanan lewat telepon selular (ponsel). Pelanggan cukup mengirim SMS, syarmuth diantarkan sopir taksi yang dipercaya mucikari. Tempat ''penjajakan'' dilakukan di pasar swalayan atau di rumah sakit. Bila cocok, pasangan itu segera menuju apartemen atau hotel.

Tapi, tidak sedikit dijumpai syarmuth Indonesia yang beroperasi sendiri. Para wanita penghibur ini menggunakan beberapa trik. Bisa dengan menyebar nomor ponselnya, atau kadang mejeng langsung. Di Madinah, misalnya, mereka berkeliaran di warung dan pertokoan dengan menyematkan pita kecil berwarna merah di pundaknya.

Lelaki hidung belang biasanya mahfum. Kalau syur, ia langsung menggandeng si wanita. Selanjutnya terserah mereka. Kadang, justru si lelaki yang aktif memberi sinyal bahwa ia butuh cewek. Caranya, berjalan bolak-balik sembari memainkan jari tangan.

Acap lelaki Arab kelewat agresif. Mengira setiap perempuan Indonesia adalah *****, hingga main sosor sembarangan. Kontributor GATRA Abdullah dan Wahid di Saudi melaporkan, di keramaian sering terlihat lelaki Arab mengejar setiap perempuan Indonesia sembari menyodorkan nomor ponselnya. Maksudnya, minta dihubungi guna mengatur kencan.''Akibatnya, sering kejadian saling hardik,'' tutur H. Abdullah Umar, staf Konjen RI di Jedah.

Sebetulnya, praktek prostitusi ini sudah lama dan jadi rahasia umum di Saudi.''Kami sudah tahu sejak 1980-an. Di Mekah, pelacurnya orang kita semua,'' kata Ustadz Habib Muhammad Rizieq, Ketua Umum Front Pembela Islam, kepada Luqman Hakim Arifin dari GATRA. Gusar dia.

Herannya, selama ini jarang ada razia oleh polisi setempat. Kabarnya, polisi kesulitan menangkap pelaku zina yang kerap berlindung dibalik ''ayat'' perkawinan sirri. Rumor lain yang belum dikonfirmasi, polisi main mata dengan pelaku prostitusi, termasuk mendapat jatah ''dilayani''.

Entah kenapa, baru setahun lalu kepolisian getol merazia. Ratusan mukimin Indonesia kena garuk. Sebagian karena tidak punya dokumen keimigrasian lengkap, sebagian lagi -118 wanita plus tiga pria-- disangka terkait prostitusi. Ada yang malah tertangkap basah bermesum. Harian Okaz yang terbit di Jedah, Februari silam melaporkan perihal seorang wanita Indonesia digrebek sedang bermesraan dengan lelaki Thailand di Mekah.

Kini para tersangka meringkuk di penjara briman, Saudi. Menteri Jakob Nuwa Wea telah meminta bantuan KBRI di Riyadh untuk membantu penyelesaian kasus itu. Namun, sejauh ini pihak KBRI baru mengirim penerjemah. Bantuan hukum belum diupayakan kongkrit.

Re: Di mekah ada Pelacuran!!!

Posted: Tue Apr 14, 2009 12:58 am
by Foxhound
El islaam wrote: Herannya, selama ini jarang ada razia oleh polisi setempat. Kabarnya, polisi kesulitan menangkap pelaku zina yang kerap berlindung dibalik ''ayat'' perkawinan sirri. Rumor lain yang belum dikonfirmasi, polisi main mata dengan pelaku prostitusi, termasuk mendapat jatah ''dilayani''.
:lol: Islam koq berani berkoar2 agama yang menolak zinah... Islam itu justru agama yang melegalisasi zinah... tambah mau kiamat, orang tambah guoblok ](*,)

Re: Di mekah ada Pelacuran!!!

Posted: Tue Apr 14, 2009 1:24 am
by Foxhound
k3nj1 wrote: Itu orang yang mempermainkan ajaran Islam, bukan Ajaran Islam.

Kalau sudah benci, semuanya dipelintir, payah.
Koq bisa bukan ajaran Islam? Baca yang ini:
Herannya, selama ini jarang ada razia oleh polisi setempat. Kabarnya, polisi kesulitan menangkap pelaku zina yang kerap berlindung dibalik ''ayat'' perkawinan sirri. Rumor lain yang belum dikonfirmasi, polisi main mata dengan pelaku prostitusi, termasuk mendapat jatah ''dilayani''.
Selama bisa dilegalisasi, polisi syariah pun tidak akan bisa menyebut itu perbuatan zinah.

Sama juga dengan konsep Biro Jodoh Syariah الشريعة تعود المباراة ® Mana coba yang bertentangan dengan ajaran Islam?

Dan kita lagi ngomong soal Mekah bung, lu berani klaim para ulama yang membuat hukum Islam di sana kalah Islami ama elo?

Re: Di mekah ada Pelacuran!!!

Posted: Tue Apr 14, 2009 2:12 am
by iamthewarlord
k3nj1 wrote:Itu sebabnya syarat nikah itu harus ada wali dan 2 saksi.

Yg ngaku-ngaku nikah sirri, bisa ditelusuri siapa walinya dan siapa saksinya.

Jadi ISLAM sudah sangat jelas dan tegas mengharamkan ZINA,

jangan krn kebencian, elo pelintir seenak puser lo sendiri.
K3nj1 lebih pinter dari ulama di mekah rupanya ...

lu baca yg diatas, siapa yg plintir2, itu cuma copas kok.

Kalo muka dah kecoreng2 arang, jangan berusaha menutupinya dengan mencolok mata orang lain.

Re: Di mekah ada Pelacuran!!!

Posted: Tue Apr 14, 2009 2:55 am
by walet
Terus kawin kontrak, nikah mutah?
Gak usah berdebat, silakan tunjukkan ayat al quran yang membatalkan nikah mutah.
Baca bagian buku, disitu disebutkan, nikah dengan maksud cerai jugga boleh tuh.
Bukan pelintiran, semua dari sumber Islam.

Re: Di mekah ada Pelacuran!!!

Posted: Tue Apr 14, 2009 12:47 pm
by gaston31
Herannya, selama ini jarang ada razia oleh polisi setempat. Kabarnya, polisi kesulitan menangkap pelaku zina yang kerap berlindung dibalik ''ayat'' perkawinan sirri. Rumor lain yang belum dikonfirmasi, polisi main mata dengan pelaku prostitusi, termasuk mendapat jatah ''dilayani''.

Entah kenapa, baru setahun lalu kepolisian getol merazia. Ratusan mukimin Indonesia kena garuk. Sebagian karena tidak punya dokumen keimigrasian lengkap, sebagian lagi -118 wanita plus tiga pria-- disangka terkait prostitusi. Ada yang malah tertangkap basah bermesum. Harian Okaz yang terbit di Jedah, Februari silam melaporkan perihal seorang wanita Indonesia digrebek sedang bermesraan dengan lelaki Thailand di Mekah.

Kini para tersangka meringkuk di penjara briman, Saudi. Menteri Jakob Nuwa Wea telah meminta bantuan KBRI di Riyadh untuk membantu penyelesaian kasus itu. Namun, sejauh ini pihak KBRI baru mengirim penerjemah. Bantuan hukum belum diupayakan kongkrit.
oalah.. dulu polisinya loyo. skr udh mulai merazia dan pelaku dihukum. legalnya dimana ya?
Fox, mana produk hukum islam dari ulama mekah di artikel ini?

Re: Di mekah ada Pelacuran!!!

Posted: Tue Apr 14, 2009 1:41 pm
by HILLMAN
Herannya, selama ini jarang ada razia oleh polisi setempat. Kabarnya, polisi kesulitan menangkap pelaku zina yang kerap berlindung dibalik ''ayat'' perkawinan sirri. Rumor lain yang belum dikonfirmasi, polisi main mata dengan pelaku prostitusi, termasuk mendapat jatah ''dilayani''.

Entah kenapa, baru setahun lalu kepolisian getol merazia. Ratusan mukimin Indonesia kena garuk. Sebagian karena tidak punya dokumen keimigrasian lengkap, sebagian lagi -118 wanita plus tiga pria-- disangka terkait prostitusi. Ada yang malah tertangkap basah bermesum. Harian Okaz yang terbit di Jedah, Februari silam melaporkan perihal seorang wanita Indonesia digrebek sedang bermesraan dengan lelaki Thailand di Mekah.

Kini para tersangka meringkuk di penjara briman, Saudi. Menteri Jakob Nuwa Wea telah meminta bantuan KBRI di Riyadh untuk membantu penyelesaian kasus itu. Namun, sejauh ini pihak KBRI baru mengirim penerjemah. Bantuan hukum belum diupayakan kongkrit.
gaston31 wrote: oalah.. dulu polisinya loyo. skr udh mulai merazia dan pelaku dihukum. legalnya dimana ya?
Fox, mana produk hukum islam dari ulama mekah di artikel ini?
"Legalnya" di kalimat yang saya beri warna merah mas Gaston. Dan menurut saya seperti halnya pengHALALan zinah.

Wassalam

Re: Di mekah ada Pelacuran!!!

Posted: Tue Apr 14, 2009 2:29 pm
by Foxhound
gaston31 wrote: oalah.. dulu polisinya loyo. skr udh mulai merazia dan pelaku dihukum. legalnya dimana ya?
Fox, mana produk hukum islam dari ulama mekah di artikel ini?
HILLMAN wrote:"Legalnya" di kalimat yang saya beri warna merah mas Gaston. Dan menurut saya seperti halnya pengHALALan zinah.
Wassalam
Sudah ngerti arti kata ikut sunnah nabi 'buta huruf' dan 'tidak dapat membaca' Gaston? Sudah saya tebali tuh sebelumnya.

Re: Di mekah ada Pelacuran!!!

Posted: Tue Apr 14, 2009 2:54 pm
by luxx
kira2 berita gini ada di tv atau suratkabar lokal ga ya?

saya prihatin, mau jadi orangbaik, ada aja ajaran2 yg menyimpang, serba salah & sulit memang
kesimpulannya : sumber kesalahan bukan pada penganutnya

ntar lagi ada post lemparan ttg pastur zinah dgn biarawati
jadi nubi jawap duluan
pastur zinah dgn biarawati = sesat, karena ga ada ajarannya

nah kalo zinah dilegalkan agama, ini yg gw bingung
mo bilang ajaran sesat, pasti tersungging & ga terima

Re: Di mekah ada Pelacuran!!!

Posted: Wed Apr 15, 2009 12:24 am
by El islaam
Hehehehe.....
Ga berubah2 ya kaum nunggang nungging, tetap saja tidak mau menerima kenyataan.

Payah.......

Re: Di mekah ada Pelacuran!!!

Posted: Wed Apr 15, 2009 9:45 am
by gaston31
gaston31 wrote: oalah.. dulu polisinya loyo. skr udh mulai merazia dan pelaku dihukum. legalnya dimana ya?
Fox, mana produk hukum islam dari ulama mekah di artikel ini?
HILLMAN wrote:"Legalnya" di kalimat yang saya beri warna merah mas Gaston. Dan menurut saya seperti halnya pengHALALan zinah.
Wassalam
Foxhound wrote: Sudah ngerti arti kata ikut sunnah nabi 'buta huruf' dan 'tidak dapat membaca' Gaston? Sudah saya tebali tuh sebelumnya.
lho kan tinggal effort dr kepolisian mau ga terus menyidik.
klo mereka "ngaku" udh nikah, tinggal suruh tunjukin saksi dan walinya.
toh yg asal indo banyk yg bisa ditangkap...

Re: Di mekah ada Pelacuran!!!

Posted: Wed Apr 15, 2009 10:09 am
by k3nji
Islam paling jelas melarang zina dan pelacuran :

Janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk (Al Israa : 32)

Dan orang-orang yang tidak mampu kawin hendaklah menjaga kesucian (diri)nya, sehingga Allah memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan budak-budak yang kamu miliki yang memginginkan perjanjian, hendaklah kamu buat perjanjian dengan mereka, jika kamu mengetahui ada kebaikan pada mereka, dan berikanlah kepada mereka sebahagian dari harta Allah yang dikaruniakan-Nya kepadamu. Dan janganlah kamu paksa budak-budak wanitamu untuk melakukan pelacuran (An Nuur : 33)

Bagaimana otak udang kapir2 menuduh Islam melegalkan pelacuran ??

Re: Di mekah ada Pelacuran!!!

Posted: Wed Apr 15, 2009 10:15 am
by NonaZainab
to k3nji : karna postingan loe nga ada yang mutu aq kasih nih :supz: :supz: :supz:

Re: Di mekah ada Pelacuran!!!

Posted: Wed Apr 15, 2009 11:00 am
by mohnyet
Halo semua, postingan pertama nehh....

Ini kayanya lebih lucu. catatan bener dari orang backpacker. Orang Indo di Pakistan.

-----------------------------------------------------------
Catatan Perjalanan Seorang Bakcpacker
Titik Nol (179): Heera Mandi (1)
Pakistan

AGUSTINUS WIBOWO
Agustinus Wibowo
Agustinus Wibowo, lahir dan besar di Lumajang, Jawa Timur. Saat ini berada di Afghanistan, di tengah misi keliling dunia melalui jalur darat.


“Larki-marki dekhaun? Mau aku kasih liat koleksi cewek?” seorang pria berjubah shalwar kamiz yang tidak saya kenal berbisik ketika saya menyusuri gang-gang ruwet di kota kuno Lahore.

Kemegahan Masjid Badshahi, masjid terbesar dari Dinasti Mughal, adalah kebanggaan Lahore dan Pakistan. Tetapi, bayang-bayang masjid ini menaungi daerah prostitusi paling tersohor di negeri ini, bahkan namanya hingga ke negara-negara tetangga. Siapa yang tak tahu nama Heera Mandi (baca: Hira Mandi)? Ratusan tahun lalu, ratusan gadis penari molek ditambah kaum hijra (penari transeksual) meliuk-liukkan badannya menggoda iman di malam yang gelap. Kini, di kota modern Lahore di bawah kibaran bendera Republik Islam Pakistan, gadis-gadis masih menawarkan hiburan malam, namun tersembunyi di balik tembok tebal.

Siang hari, barisan rumah di ruwetnya gang Heera Mandi tak nampak istimewa. Hanya rumah-rumah kuno dari zaman negeri dongeng seribu satu malam. Ada pasar kuno yang ribut, para pria yang semuanya mengenakan ‘seragam’ shalwar kamiz, dan para perempuan yang dibalut purdah hitam pekat.

“Tidak mahal,” kata lelaki berkumis itu masih penuh semangat, “hanya 300 Rupee saja.”

Di siang hari pun, walaupun tidak semarak malam, transaksi masih terus perjalan.

“Mujhe dilcaspi nehin. Saya tidak tertarik,” saya bergegas pergi menuju masjid.

Matahari memanggang Lahore sampai 42 derajad. Saya merasakan kesejukan yang melegakan ketika memasuki kawasan Badshahi Masjid. Masjid yang dibangun oleh Aurangzeb pada tahun 1673. Gaya arsitektur Mughal sangat terasa, mengingatkan saya pada Taj Mahal atau Samarkand. Halamannya lapang, bisa menampung sampai 50.000 umat. Gedungnya merah membara dengan barisan kubah yang megah. Doa-doa mengalir lembut, bak angin lembut yang menghapuskan panas membaranya dunia. Saya hanya duduk di atas lantai pualam yang dingin, berkontemplasi, waktu berjam-jam lewat begitu saja.

Tiba-tiba datanglah Jawad, pria muda berkulit gelap dan berkumis tebal. Jawad mengaku bekerja sebagai guru bahasa Inggris sekaligus tour guide. Orangnya ramah dan banyak bicara.

“Kamu mau ke rumahku? Tak jauh, cuma lima menit jalan kaki,” dia menawarkan, “di sana kamu bisa memotret ibuku dan saudara-saudara perempuanku.”

Jarang sekali ada pria Pakistan yang menawarkan ibunya atau saudara perempuannya sendiri untuk jadi objek foto orang asing. Dan, lima menit dari Badshahi Masjid? Bukankah itu kompleks prostitusi Heera Mandi?

Terus terang, yang terakhir ini membuat saya demikian tertarik. Saya ingin melihat lebih dekat kehidupan di daerah ‘lampu merah’ yang nama aslinya semula berarti ‘Pasar Berlian’ ini. Heera Mandi, sekotor apa pun wajahnya sekarang, adalah tempat lahirnya khasanah musik dan tradisi budaya hiburan di Asia Selatan. Nama Heera Mandi begitu menggoda. Saya langsung mengiyakan ajakannya.

“Sebentar, saya salat maghrib dulu,” katanya.

Kami berjalan bersama meninggalkan masjid. Sore hari adalah waktu yang menyenangkan di Pakistan, ketika matahari sudah mulai mereda amarahnya, berganti udara senja yang nyaman. Orang-orang mulai ramai memenuhi jalanan. Taman di sekitar Minar-e-Pakistan, Menara Pakistan, adalah tempat favorit orang Lahore duduk-duduk melewatkan waktu.

“Mana yang cantik? Yang kiri? Yang kanan? Atau yang tengah? Kalau menurutku sih yang tengah,” Jawad terus berceloteh, ketika kami baru berpapasan dengan tiga orang gadis di taman.

Sejak tadi obrolan Jawad berkisar hanya soal pacar, asmara, seks.

“Di Indonesia, laki-laki boleh menikah dengan laki-laki?” “Gadis-gadis Indonesia bebas bergaul?” “Mereka tidak pakai purdah?”

Setiap kali ada gadis lewat, dia langsung berkomentar, “Cantik...”, atau “Seksi...”, atau “Manis...” Sungguh ia adalah teman jalan yang memalukan. Kalau bukan karena tergiur tawarannya akan Heera Mandi, sudah saya tinggalkan orang ini sejak tadi.

Setelah puas kami berputar-putar di sekitar Menara Pakistan, Jawad mengajak saya naik rickshaw masuk ke Heera Mandi. Langit mulai gelap. Gang-gang yang berkelok-kelok dan bersilangan amburadul ini malah menyiratkan aroma petualangan.

“Apa benar di Heera Mandi banyak pekerja seks?” saya bertanya.
“Sssssh!!! Jangan keras-keras!”

Kami turun dari rickshaw, masuk ke lorong gelap dan sempit. Rumah-rumah berbaris sepanjang lorong. Semua nampak seragam, sederhana. Daun pintunya terbuka. Kamar itu dipisahkan dari jalan umum hanya dengan selembar tirai. Jawad langsung masuk ke salah satu rumah tanpa basa-basi.

Seorang perempuan tua yang sedang tiduran di atas karpet, terloncat kaget dengan kedatangan kami. Tetapi ia tak marah. Ia merapikan dupatta, selendang, untuk menutupi rambutnya. Jawad dan perempuan tua bercakap-cakap dalam bahasa Punjabi yang tidak saya mengerti. Tetapi jelas sekali dari jarak yang memisahkan interaksi mereka, gerak-gerik dan kesopanan kedua orang ini, perempuan ini pasti bukan ibunya.

Saya duduk di atas karpet bersama dengan perempuan tua yang mengenakan baju panjang kamiz berwarna kuning dan celana kombor shalwar berwarna hijau.

“Kamu rileks aja, seperti di rumah sendiri,” tiba-tiba Jawad berganti bahasa dari Urdu ke Inggris, “dan mulai sekarang, only English, please. Jangan bicara bahasa Urdu lagi.”

Entah saya sekarang berada di mana. Semuanya terasa aneh. Wanita tua yang duduk di samping saya tak banyak bicara. Kikuk sekali rasanya. Tempat apa ini? Sebuah rumah tanpa pintu di kompleks prostitusi? Apakah Jawad menuntun saya ke jalan menuju nikmat dan dosa?

Re: Di mekah ada Pelacuran!!!

Posted: Wed Apr 15, 2009 11:04 am
by mohnyet
Catatan Perjalanan Seorang Backpacker
Titik Nol (180): Heera Mandi (2)
Pakistan

Agustinus Wibowo
Agustinus Wibowo, lahir dan besar di Lumajang, Jawa Timur. Saat ini berada di Afghanistan, di tengah misi keliling dunia melalui jalur darat.

Saya terjebak di Heera Mandi, kompleks prostitusi terbesar di Pakistan.

Kamar ini berukuran cuma 2 x 3 meter. Dindingnya dicat biru. Foto-foto keluarga bergantungan di dinding. Ada pintu menuju dapur di ruangan sebelah. Di belakang saya duduk ada tangga. Melalui tangga inilah Jawad naik dan sudah lima menit tak turun juga.

Ibu tua tak banyak bicara. Saya berbasa-basi sedikit, yang dijawab hanya dengan senyuman. Mengapa ibu ini tidur tak menutup pintu rumah? Mungkin karena hawa yang panas, saya mencoba berpikir positif.

Jawad turun. Ia minta izin pada ibu itu untuk membawa saya naik.

“Ini turis yang ingin melihat-lihat atap rumah,” katanya dalam bahasa Urdu.

Kebohongannya mulai terbongkar.

“Ini bukan rumahku,” bisiknya, “dan perempuan itu bukan ibuku. Sekarang, ayo kamu naik.” Ia memaksa.

Tangga ini mengantar kami ke lantai dua, sebuah ruangan yang sama persis ukurannya dengan yang di bawah tadi. Selain televisi dan foto-foto keluarga di tembok, tak ada apa-apa lagi. Tak ada siapa-siapa. Kami terus naik tangga sampai ke atap rumah.

Rumah ini berbentuk kotak sederhana. Atapnya datar. Ada sebuah charpoy di salah satu sudutnya. Charpoy adalah kasur di India dan Pakistan yang terbuat dari kayu atau bambu, dengan jalinan tali tambang sebagai tempat tidur.

Bintang berkelip-kelip di langit kelam. Kubah-kubah megah Badshahi Masjid tampak berkilau diterangi lampu warna-warni.

“Aku mau lihat ‘itu’-mu,” kata Jawad tiba-tiba, mengagetkan. “Berapa ukurannya? Boleh aku pegang?” :butthead:

Saya mencoba mengalihkan pembicaraan mengenai sejarah dan kehidupan Heera Mandi, sebelum ia melangkah terlalu jauh.

“Kamu bukan jurnalis kan? Bukan penulis kan? Jangan coba-coba memotret siapa pun di sini, jangan tanya macam-macam dengan orang mana pun di sini.”

Jawad duduk di sebelah saya. Tangannya mulai meraba-raba. Sambil mewawancarai saya harus sibuk mengembalikan tangan nakal Jawad ke tempat semestinya.

“Tempat ini memang rumah untuk bercinta,” katanya.

Putri-putri perempuan tua itu tadi adalah pekerja seks. Jawad mengaku membawa saya ke sini untuk ‘jajan’.

“Tetapi aku bukan germo,” tegasnya, “maksudku, kalau kamu bisa dapat harga istimewa. Kamu bayar 1000 Rupee, saya 500 Rupee, kita bisa patungan untuk dapat satu gadis.”

Lebih mahal daripada harga rata-rata yang saya tahu. Untuk pertunjukan erotis, biasanya 300 sampai 400 Rupee. Untuk hubungan seksual kisarannya 800 Rupee. Yang paling mahal adalah gadis perawan, sampai ribuan Rupee. Tempat gelap dan kotor ini adalah lembah hitam di mana para gadis mengoyak mahkota keperawanan mereka demi sekadar berapa lembar uang Rupee. Mimpi-mimpi digantung ke langit yang kelam, bersama desahan kesakitan dan derik charpoy, di atas tubuh berbulu lelaki hidung belang. Hari-hari berikutnya, mereka adalah tubuh-tubuh terpenjara dalam kebahagiaan maya di Heera Mandi, berkawan dengan penyakit nista dan cibiran orang.

Jawad adalah salah satu lelaki yang rajin mengunjungi kawasan ini. Saya merasa aneh sekali dengan pria ini, yang tangannya rajin sekali menjamah. Sekarang tanpa tedeng aling-aling ia meminta saya untuk membuka baju, karena ia ingin ‘memeriksa’ lebih jauh. Apalagi yang mau diperiksa? Jawad bukan dokter. Saya tidak mau tubuh saya dipegang-pegang oleh pria tak jelas asal-usulnya ini.

Jawad kecewa.

“Kamu teman, aku teman, apa lagi yang kamu takutkan?” keluhnya.

Hubungan pertemanan antar pria di Pakistan memang sudah lazim saling menjamah, tetapi tidak sampai tahap saling ‘periksa’, bukan?

Lelaki ini gelisah. Sekali-sekali ia berdiri, memandang ke barisan rumah-rumah kumuh serupa yang tersebar semrawut sejauh mata memandang. Kemudian duduk lagi, memohon-mohon agar saya berubah pikiran. Kemudian menuruni anak tangga, hanya untuk dua menit, untuk ‘bersenang-senang’ dengan si anak gadis. Dua menit? Dia terlalu pesimis dengan daya tahan tubuhnya.

Tak sampai satu menit, Jawad sudah naik lagi. Wajahnya sekarang berseri-seri. Tetapi kegelisahannya masih tetap sama. Duduk di charpoy, minta ijin menjamah dan memeriksa, kemudian berdiri lagi menatap bintang, duduk lagi. Sekarang sambil berbagi kisah duka.

“Perempuan tua itu, sejatinya memang ibu dua putri cantik,” celotehnya, “dan aku jatuh cinta pada si adik. Aku mau dekat dengannya, tetapi kalau aku datang sendirian, si ibu pasti curiga. Makanya aku bawa kamu ke sini, bilang kalau kamu adalah turis yang mau melihat-lihat atap rumah.”

Kebohongan apa lagi ini? Tiba-tiba Jawad mengumpat.

“Perempuan brengsek! Kita sudah menunggu terlalu lama di sini, mana tehnya tak datang-datang juga? Aku sudah kasih dia 30 Rupee!”

Saya melirik arloji. Sebenarnya kami baru sepuluh menit saja di atap rumah ini. Tetapi karena saya harus melewatkan waktu dengan seorang lelaki yang tak bisa diterka isi hatinya, rasanya sudah berjam-jam penderitaan ini.

“Tiga puluh Rupee? Untuk teh saja? Mahal sekali?” saya mengalihkan pembicaraan. “Sepuluh Rupee untuk gula, 10 untuk tehnya, dan 10 untuk ongkos perempuan itu,” Jawad mendengus kesal.

Tiba-tiba seorang gadis cantik berkulit hitam manis naik, berkerudung dupatta, tersenyum ramah sambil menyapa kami berdua, dalam remang-remang malam Heera Mandi. Tangan Jawad pun tak melewatkan kesempatan untuk menjamahnya. Gadis itu langsung turun lagi.

“Dia itu pacarku,” kata Jawad bangga.

Saya sudah tak tahan lagi. Pertanyaan-pertanyaan Jawad membuat saya merasa tak enak. Saya memaksa pulang. Lupakan potret ibu dan saudara-saudara perempuan, lupakan kisah-kisah Heera Mandi. Jawad ke sini karena ia ingin mendapat pemuasan nafsunya, entah dari gadis-gadis itu atau dari saya.

“Kamu bukan jurnalis kan? Bukan penulis kan?” katanya masih meyakinkan ketika mengantar saya keluar dari lorong-lorong sesat ini.

“You forget me, I forget you, OK?” katanya mengakhiri hubungan di antara kami.

Kami berpisah. Sosok pria itu ditelan bayang-bayang malam, bersama dengusan dan lenguhan di atas charpoy, tersembunyi di balik barisan rumah kumuh tanpa daun pintu. Bulan bersinar terang, membasuh Heera Mandi yang justru mulai menggeliat.

------------------------------------------------------

Gawat- gawat deh catatan2nya di daerah yang penuh Rahmat - (Trah Mamat) :rolling:

Re: Di mekah ada Pelacuran!!!

Posted: Wed Apr 15, 2009 11:14 am
by Foxhound
gaston31 wrote: oalah.. dulu polisinya loyo. skr udh mulai merazia dan pelaku dihukum. legalnya dimana ya?
Fox, mana produk hukum islam dari ulama mekah di artikel ini?
HILLMAN wrote:"Legalnya" di kalimat yang saya beri warna merah mas Gaston. Dan menurut saya seperti halnya pengHALALan zinah.
Wassalam
Foxhound wrote: Sudah ngerti arti kata ikut sunnah nabi 'buta huruf' dan 'tidak dapat membaca' Gaston? Sudah saya tebali tuh sebelumnya.
gaston31 wrote:lho kan tinggal effort dr kepolisian mau ga terus menyidik.
klo mereka "ngaku" udh nikah, tinggal suruh tunjukin saksi dan walinya.
toh yg asal indo banyk yg bisa ditangkap...
Beritanya kan mereka kerepotan waktu ngusut. Kerepotan dengan apa? Dengan hukum Islam produk ulama Arab. Gimana sih?

Re: Di mekah ada Pelacuran!!!

Posted: Wed Apr 15, 2009 11:15 am
by Foxhound
k3nji wrote:Islam paling jelas melarang zina dan pelacuran :

Bagaimana otak udang kapir2 menuduh Islam melegalkan pelacuran ??
Ke Biro Jodoh Syariah الشريعة تعود المباراة ® dibaca konsepnya. Terus tunjukin dah illegalnya berdasarkan Islam di mana tuh konsep.

Re: Di mekah ada Pelacuran!!!

Posted: Wed Apr 15, 2009 11:41 am
by k3nji
perlu diingat sebagian ORANG Islam, tetap aja ada yang tidak patuh sama AJARAN Islam.

Kelakuan sebagian ORANG Islam memang ada yang menutupi keluhuran AGAMA Islam.

jadi BEDAKAN : perilaku menyimpang sebagian ORANG Islam, tidak sama dengan keluhuran AJARAN ISLAM.

Re: Di mekah ada Pelacuran!!!

Posted: Wed Apr 15, 2009 12:03 pm
by Foxhound
k3nji wrote:perlu diingat sebagian ORANG Islam, tetap aja ada yang tidak patuh sama AJARAN Islam.

Kelakuan sebagian ORANG Islam memang ada yang menutupi keluhuran AGAMA Islam.

jadi BEDAKAN : perilaku menyimpang sebagian ORANG Islam, tidak sama dengan keluhuran AJARAN ISLAM.
Lho, yang dibahas adalah soal melegalisasi, mengesahkan.

Sama juga kayak Syekh Puji, semua orang bermoral juga tahu dan sadar tindakannya tidak baik. Tetapi dengan syariah Islam dan ajaran Islam, yang tidak baik itu bisa dilegalisai dan disahkan sehingga boleh dilakukan atas nama agama.

Justru itulah yang sangat berbahaya di dalam Islam. Termasuk memperkosa orang-orang kafir, bisa dilegalkan dengan ajaran Islam lho.

Re: Di mekah ada Pelacuran!!!

Posted: Wed Apr 15, 2009 10:06 pm
by Jebot
Bagaimana otak udang kapir2 menuduh Islam melegalkan pelacuran ??
Quran memang buku anéh, segalanya bisa.
Teori yang baik kalo dipraktek-in hasilnya engga jauh dari baik !
Teori yang jahat kalo dipraktek-in hasilnya juga engga jauh dari yang jahat !
Diquran ada ke-dua²-nya, perintah yang baik juga ada, perintah yang jahat juga ada.
Yang baik harus dilakukan, yang jahat juga harus dilakukan.

Akibatnya muslim² pada binyun yang baik ato yang jahat musti dipraktekkan !
Wong dua2nya beneran diperintah !

Untung ané bukan muslim, jadi ané tau yang jahat, ané usahé engga lakukan,
ané juga tau yang baik, harus ané lakukan (kadang² gagal juga),
Apé énté perlu pindah agamé nih ? Terimakasih.