Tidak sulit MENIRU Quran, 2 artikel

Sanggahan terhdp klaim2 Sains, Mukjizat dlm Islam & fakta ttg Jaman Keemasan Islam
Post Reply
ali5196
Posts: 16757
Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm

Tidak sulit MENIRU Quran, 2 artikel

Post by ali5196 »

http://www.news.faithfreedom.org/index. ... le&sid=278

MENANGGAPI TANTANGAN ALLAH MENIRU QURAN
index.php?name=News&file=article&sid= 278
by: mumin salih, July 21, 2006

Allah menantang manusia dan Jin agar memproduksi buku sehebat Quran (Q.17: 8). Dan sampai sekarangpun tantangan itu masih terbuka.
Namun tidak banyak yg tahu bahwa tantangan ini sering sudah ditanggapi, bahkan sebelum semua wahyu Quran itu diturunkan.

Pemenang pertama adalah JIN, saat Setan (yg juga termasuk jin), mengatakan kpd Muhamad utk mencakupkan beberapa ayat2nya dlm Surat al Najm (Q.53). Sampai Muhamad sendiri tidak dapat melihat perbedaannya dan terus menyebut ayat2 ini dalam doa2nya, yg hanya setelah ketahuan Allah dicabutlah ayat2 tsb. Bahkan orang2 Arab sendiri di jaman pra-Islam sudah menggunakan gaya penulisan ala Quran. Contoh : Quess Ibnu Saedah.

Nah, setelah Jin dan manusia2 pra-Islam berhasil menerima tantangan Allah itu, sekarang giliran Muslim ! Namun Muslim manapun yg menerima tantangan ini perlu keberanian besar karena Muslim lainnya pasti akan tersinggung. Dan kita tahu bgm reaksi Muslim kalau tersinggung, bukan ? :lol:

Mereka begitu sensitif bukan hanya terhdp komposisi tetapi juga terhdp apapun yg menggunakan gaya pembacaan (Tajwid) yg hanya dimaksudkan bagi Quran. Saking sensitifnya Muslim, sampai mereka tidak mengijinkan gaya tulisan yg hanya disediakan secara eksklusif bagi Quran.

Kami tidak bisa mengomentari upaya2 lalu utk menjiplak Quran karena mereka hilang dari sejarah, karena Islam memang memiliki tradisi utk menghancurkan segala sesuatu yg dianggap tidak Islami. Apa yg kita ketahui adalah bahwa penyair2 Arab ternama spt Al Mutanabbi dan Abu Alala’ Al Ma’arri dll memiliki cukup keberanian (mungkin mereka gila juga !) utk menulis karya2 yg mengimitasi Quran. Tapi akhirnya mereka dipaksa utk menarik karya mereka dan bertobat. Mereka yg menolak : dibunuh. Spt penulis puisi ternama, Ibnu al-Muqaffa yg dibunuh th 756 AD.

Bukti2 sejarah juga menunjukkan bahwa bahkan Muslim sendiri tidak mampu membedakan antara kata2 Allah dan kata2 manusia. Ini terjadi setelah kematian Muhamad dan selama proses koleksi naskah2 Quran oleh komite yg dipimpin Zaid Ibn Thabet. Komite ini mensyaratkan adanya seorang saksi utk memastikan bahwa sebuah ayat bisa dianggap sbg ayat Quran, yg hanya berarti: bagi mereka kata2 Allah MIRIP KATA2 MANUSIA. Oleh karena itu, sekte Islam terkenal, al Mutazillah, menolak gagasan bahwa Quran adalah sebuah mukjizat.

Dijaman kami, internet membuka kesempatan luas bagi para penulis utk mengritik Islam tanpa takut digorok Muslim2 tulen. Di internet juga saya temukan Surat2 luar biasa. Saya hanya membaca sebagian, spt Surat al Shajara, http://213.186.47.139/ladeeni/forum/vie ... php?t=2040 dan yang ini, Surat Zakariah, http://213.186.47.139/ladeeni/forum/viewtopic.php?t=433.

Saya menganggap mereka sangat mirip dng ayat2 Quran. Hanya mereka memiliki kesalahan gramatik dan sains. Spt saya, banyak juga pembaca yg walau menyukai Surat2 itu, tidak bisa menemukan adanya mukjizat2 sains dan angka2 ! Banyak pembaca Muslim sebal dan menganggap Surat2 itu sampah. Anehnya, tidak ada satupun dari mereka yg mampu menulis komentar mereka dlm bahasa Arab yg mapan ! Tetapi mereka menganggap diri cukup kompeten utk menilai dan mengutuk gaya bahasa yg mereka anggap terlalu inferior dibanding dgn Quran.

Beberapa tahun lalu, situs Arab Kristen (http://www.suralikeit.com/) menuliskan sejumlah halaman yg meniru gaya Quran. Dan tebaklah, tidak lama kemudian, berbagai organisasi Muslim menyerang situs2 itu dgn ratusan surat protes dan kutukan. Jelas, ketakutan itu diakibatkan karena mereka ‘takut ayat2 itu akan dicampur dgn Quran!’

Sejarah penuh dgn contoh orang2 yg menciptakan karya2 istimewa, dan tidak ada satupun dari mereka yg menantang orang lain utk menghasilkan karya sehebat karya mereka. Leonardo De Vinci menciptakan masterpiece-nya, the Mona Lisa, tetapi ia tidak pernah menantang siapapun utk membuat replika karyanya. Memang banyak artis besar tidak pernah ambil pusing utk mencontek Mona Lisa, mereka hanya memproduksi karya besar mereka sendiri. Tapi jelas tidak sulit menciptakan copy persis lukisan Mona Lisa, walau karya itu tetap dianggap sbg copy, sementara yang aslinya tetap dianggap sbg asli.

Kalaupun pelukis/penulis lain tidak mampu menanggapi tantangan utk mencipta karya yg mirip dgn aslinya, ini artinya apa ? Artinya bahwa si penulis asli adalah sang pemenang, tetapi INI TIDAK BERARTI bahwa ia adalah Tuhan !

Siapa menjadi hakimnya ?
Muslim sudah kokoh pada sikap mereka. Mereka dijamin tidak akan menerima penilaian Non-Muslim, kecuali penilaian itu sesuai dgn penilaian Muslim. Karena Allah sudah memberikan keputusanNya dlm Q.17: 8; maka setiap upaya imitasi sudah pasti akan gagal.

Situasi aneh lainnya adalah walaupun tantangan ini terbuka bagi semua manusia dan jin, tantangan ini tidak dapat ditawarkan kpd sebagian besar umat manusia, karena QURAN DITULIS DALAM BAHASA ARAB DAN HANYA ARAB YG BISA MEMBACANYA !

Fakta ini saja membatasi jumlah orang yg dapat menanggapi tantangan ini kpd hanya 5 % umat manusia. Jumlah ini semakin mengecil karena hanya sebagian kecil orang Arab menguasai bahasa Arab.

Jadi kesimpulan logisnya adalah bahwa ALLAH HANYA INGIN MENANTANG KAUM ARAB. Ini membawa kita pada pertanyaan berikutnya : mengapa ? Mengingat kemampuan Arab jaman abad ke 7 dan sekarang, mereka bukanlah bangsa yang paling intelektual.
:lol: :lol: Jadi, ALLAH TIDAK MEMILIH PESERTA2 YG TOP UTK MENANGGAPI TANTANGANNYA.

Reaksi Muslim
Muslim tulen tidak akan pernah meragukan bagian Quran manapun. Ia tidak akan pernah bertanya ttg kesempurnaan bahasa atau isinya.

Utk mengerti kelakuan aneh ini, kita harus mengerti otak Muslim. Tanpa sadar, Muslim hidup dlm ketakutan yang konstan dan sangat dalam. Mereka selalu ‘in denial’ alias membantah fakta. Mereka menyebutnya ’iman’ atau ‘taqwa’ atau ‘makhafatu Allah’ atau apalah … tetapi sebenarnya ini hanya cerminan ketakutan yg sangat mendalam yg sudah diprogram di benak mereka.

Kata ‘taqwa’ sebenarnya berarti ‘menghindari,’ yg hanya dilakukan saat seorang Muslim dikonfrontasi. 'Makhafatu Allah' hanyalah berarti ketakutan kpd Allah. Muslim sadar bahwa Allah adalah mahluk yang paling sulit dibahagiakan. Mereka hanya mengatakan bahwa Allah penuh maaf dan baik hati, sementara mereka tahu bahwa semua doa dan puasa mereka tidak akan menghalangi Allah utk melemparkan mereka ke neraka sebelum mereka akhirnya menikmati surga. Ini benar bahkan kalau mereka tidak pernah berdosa sekalipun (Q.19:71). Mereka tahu bahwa Allah tidak akan menunggu hari kiamat utk menyiksa mereka dan IA akan mengirimkan malaikat2nya utk memulai menyiksa para mualaf dalam kegelapan kuburan mereka.

Muslim membaca tantangan dlm ayat2 Quran, tetapi dalam hati mereka tahu bahwa maksud Allah adalah ‘JANGAN BERANI LU !’ Allah sendiri mengatakan: mereka yg berani akan dikutuk. Nah, utk apa mencoba-coba ?

Kesimpulan logis dari tantangan membuat ayat2 Quran yg mirip dgn Quran itu adalah : Allah bisa disejajarkan dgn manusia (atau : manusia mencoba mensejajarkan diri dgn Allah). Menang ataupun kalah tidak ada artinya, kalau pada akhirnya ini hanya akan membawa pada kesimpulan bahwa Allah bukan penulis yg jago.

Tapi utk mengatakan bawha buku semacam Quran dibuat Tuhan adalah suatu penghinaan bagi Tuhan yg tidak dapat dimaafkan. Menyatakan buku macam itu sbg sebuah mukjizat adalah penghinaan terhdp intelektualitas manusia. Quran adalah koleksi mitos2 kuno dan kontradiksi. Quran mengkontradiksi sains, kitab2 suci sebelumnya dan logika manusia. Quran tidak ada hubungannya dgn logika maupun sains, tapi hanya mengkontradiksi keduanya.

Kalau Quran memang mukjizat, maka Quran mudah dimengerti oleh semua orang, terlepas dari bahasa, latar belakang atau tingkat intelektualitas manusia serta tidak memerlukan bantuan ustadz utk menafsirkannya. Katakanlah pada Muslim dan mereka akan balik bertanya : bgm mungkin kau dapat menulis buku yg bisa dimengerti orang Arab dan orang Eropa dan orang Cina sekaligus ?

Wah, saya jelas tidak bisa, tetapi kalau Allah benar2 tuhan, IA pasti bisa. Tapi satu hal : buku yg bisa dimengerti semua mahluk manusia macam itu jelas TIDAK akan dinamakan Quran. :lol: :lol:

[email protected]
Last edited by ali5196 on Wed Dec 06, 2006 4:05 am, edited 2 times in total.
ali5196
Posts: 16757
Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm

Post by ali5196 »

diterjemahkan curious

http://www.faithfreedom.org/oped/YM60524.htm

Apakah Qur’an Benar-Benar Tidak Dapat Ditiru?
By:Y.M.
2006/05/26

Saya telah membaca debat antara Mr Ali Sina dan Mr Hamza. Saya ingin berkomentar bahwa sudah biasa bagi Muslim untuk mengaku-ngaku sesuatu tentang Qur’an yang sesunggunya tidak ada. Mr Hamza berkata bahwa Quran tidak dapat ditiru dan punya ciri khas kebahasaan tersendiri.

Sangatlah penting untuk diketahui bahwa dalam Qur’an itu sendiri tidak ada pengakuan bahwa ia adalah contoh unik dari kesastraan Arab.
Umumnya dipercayai bahwa Qur’an adalah contoh dari semua struktur (susunan) bahasa Arab. Jika anda baca ayat-ayat Qur’an dengan teliti, akan anda temui pertentangannya dan ketidak sesuainya dengan tatabahasa Arab.

Misalnya dalam Sura.2:177.wa assabireena seharusnya assabiruna. Dalam Sura 5:69,sabiuna seharusnya sabiina. Contoh lainnya ada dalam Sura 7:160-20:63- 3:39 -4:162- 7:16 -21:3- 22:19 -49:9 dan 63:10. Dalam Qur’an juga terdapat kalimat-kalimat yang tidak lengkap dan frase-frase yang telah dihapuskan sehingga artinya tidak jelas. Ali Dashti, seorang cendekiawan Muslim, menulis bahwa Qur’an mengandung kalimat-kalimat yang tidak lengkap dan tidak dapat dimengerti sepenuhnya tanpa bantuan tafsir Qur’an.

Qur'an juga mengandung kata-kata asing, kata-kata Arab yang tidak dikenal, dan kata-kata yang digunakan dalam arti yang tidak lazim, kata sifat dan kata kerja yang dipakai tanpai memperhatikan kesesuaian dengan jenis kelamin dan jumlah. Imam Suyuti dalam Itqan-nya membahas hal ini.

Jika teks Qur’an sangat unik, jelaslah tidak perlu lagi ada saksinya, dan teks itu sendiri sudah menjadi bukti sendiri. Tetapi kenyataannya, kita tahu ada banyak pertentangan paham antara pengikut-pengikut (para sahaba) Muhammad tentang beberapa bagian dari Qur’an.

Ibn Masood, salah seorang pengikut nabi yang terkenal, tidak mengakui surah pertama dan kedua surah terakhir sebagai bagian dari Qur’an. Jika Qur’an benar-benar sangat unik sehingga tidak bisa ditiru, Ibn Masood pasti tidak perlu meragukannya. Lain lagi dengan Ubay b Kab yang mengikutsertakan dua surah tambahan, yaitu Al-Hafd dan Al-Khal. Satu versi dari kedua sura ini masih dibaca dalam solat ISHA walaupun tidak menjadi bagian dari Qur’an sekarang.

Jika Qur’an benar-benar unik, mengapa ada beberapa sekte Islam yang meragukan bagian Qur’an? Islamis sering berkoar-koar tentang keunikan dan bagaimana tidak mungkinnya Qur’an ditiru. Padahal Qur’an adalah satu-satunya buku di muka bumi ini yang tidak bisa dimengerti tanpa bantuan Tafsir. Tafsir adalah pendapat seorang Muffasir (komentator). Seorang Musffasir tidak bisa mengaku taksirnya sendirilah yang benar (asli).

Muslim sering berkata bahwa penyair dan ahli bahasa Arab yang terhebat pada masanya pun kalah dalam menciptakan sesuatu menandingi Qur’an. Ini adalah usaha untuk merendahkan kemampuan penyair Arab yang masyur. Telah banyak penyair-penyair Arab yang menolak Qur’an berdasarkan kekhasan bahasanya. Salah seorang di antara mereka adalah Abdulah-bin-Zubery. Dia adalah seorang penyair terhebat di masa hidupnya Muhammad.

Orang ini punya kemampuan untuk mengkritik Qur’an, sehingga orang-orang Arab pun berpendapat bahwa dia membuat Muhammad tutup mulut.
Puisi-puisinya lebih realistik dalam tatabahasa Arab. Orang-orang bertepuk tangan mendengar syair-syairnya. Rujukannya ada dalam Qur’an dan detailnya dalam tafsir. Misalnya dalam Surah Az-Zukhruf ayat 57-58 dikatakan bahwa ketika anak Mariam diperumpamakan,"tiba-tiba kaummu (Quraisy) bersorak karenanya. Dan mereka berkata: "Manakah yang lebih baik tuhan-tuhan kami atau dia (Isa)? Mereka tidak memberikan perumpamaan itu kepadamu melainkan dengan maksud membantah saja, sebenarnya mereka adalah kaum yang suka bertengkar."

Dalam sejarah Ibn Hasham dijelaskan mengapa ayat itu diturunkan. Surah Al-Anbiyaa ayat 98 berbunyi, “Sesungguhnya kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah, adalah umpan Jahanam, kamu pasti masuk ke dalamnya.”. Ketika Muhamad mengucapkan ayat ini di depan pemuja berhala, Walid ibn Mughrah juga berada di situ.

Ketika Zubery datang ke majelis (pertemuan) itu, Mughrah memberitahu dia apa yang Muhammad katakan tentang berhala mereka. Zubery berkata, “Aku bersumpah kepada Allah, jika dia berbicara seperti itu di depanku, akan aku tutup mulutnya. Tapi kau pergilah dan tanya Muhammad, “Benarkah segala sesuatu yang telah dipuja selain Allah akan menjadi umpan neraka jahanam?” Kita memuja malaekat-malaekat dan orang Yahudi memuja Ezra (Isaiah) dan orang Kristen memuja Yesus putera Mariam.”

Semua orang yang duduk di pertemuan itu sangat senang. Mereka bertepuk tangan mendengar jawabannya dan berkata (subhan Allah) pujilah Allah, Zubery telah mengalahkan Muhammad dlm menggunakan akalnya. Ketika pesan ini sampai kepada Muhammad, sang nabi Islam, diapun tertegun, bingung dan muali menunggu wahyu yang baru. Tetapi
wahyu tidak kunjung datang sampai hari dia mati. Muhammad dan Allahnya tidak bisa memberi jawaban kepada Zubery. Saya yakin Mullah jaman sekarang bisa menjawab pertanyaan ini, karena mereka memang cukup ****!

Dari kejadian di atas bisa kita bayangkan bahwa penyair-penyair Arab sangat pandai dan mereka mampu menghasilkan karya-karya sastra yang jauh lebih baik daripada Qur’an. Dengan bertambahnya pengaruh Muhamad secara politik dan militer di dunia Arab, Muslim mulai menghancurkan karya-karya sastra dari masa sebelumnya. Orang-orang Arab telah sangat maju di segala segi kehidupan sebelum adanya Islam. Muslim sengaja memberi nama Jahiliyyah (Kebodohan) kepada masa sebelum Islam itu.

Kepercayaan buta dan rasa cinta pada Qur’an telah memaksa Muslim untuk tidak menyisakan karya-karya sastra masa pra-Islam. Muslim takut jika karya-karya sastra itu muncul dan orang-orang membandingkannya dengan Qur’an, kebenaran pun akan terkuak. Itu akan sangat memalukan bagi Qur’an. Qur’an ternyata tidak sebanding dengan karya-karya sastra masa Pra-Islam. Karya sastra yang lolos dari tangan Muslim bukanlah satu-satunya barang berharga dari sastra Pra-Islam.

Muslim sering menyangkal bahwa mereka menghancurkan sastra masa sebelum Islam. Apa yang dapat Muslim katakan tentang buku karya cendekiawan Kristen Warqa Ibn Nufal (Al, Katab Al Arby) 2.Hakmit-e-Luqman- The Scripture. 3. The Scripture of Nazar Ibn Harat. 4. Book of Musalma and 5. The Book of Mutnbey- raja penyair Arab, yang mengandung 114 (Abrah) Sura dan masih banyak penyair lainnya.

Kita tahu dari sejarah Islam bahwa orang-orang yg hidup dijaman Muhamad ini tidak mementingkan Qur’an. Tetapi, begitu turunnya ayat-ayat pedang, semuanya berubah. Orang-orang ini adalah ahli bahasa Arab dan sangat cerdas, tetapi mereka adalah kafir ! Dapat dimengerti mengapa Muslim menghancurkan karya sastra orang2 Arab ini. Muslim bahkan tidak dapat memaafkan dan tidak menyelamatkan tulisan (Mushaafs/manuscript) Qur’an yang berbeda-beda milik para Sahabat, para teman setia Muhammad. Sbg contoh, Muslim membakar semua karya Ibn Masood, Ibn Kaab dan juga cendekiawan kafir Masalama Hanfi dan Aswad-e-Aansi.

Muslim percaya Qur’an tidak dapat ditiru dan lancar dan mereka tidak bisa melihat kemustahilan dan kekasaran surah seperti Sura Al-Baqarah ayat 166:167. Ayat-ayat ini tidak mengandung arti apa2, tetapi Muslim melihat banyak kebijaksanaan di dalamnya. Cinta kepada Qur’an telah membuat mereka menjadi zombi tidak berotak. Qur’an adalah kutukan terhadap umat manusia dan sumber kebencian yang akan menghancurkan setiap keberhasilan yang dicapai manusia di negara barat. Dan usaha penghancuran ini akan dibantu orang barat yang masih **** dan tidak sadar.

Muslim memuji demokrasi dan multikulturalisme antar agama di barat, karena itu sesuai buat mereka sementara ini, tetapi mereka mengingkarinya dan tidak menjalankan sistem yang sama di negara Muslim mereka. Mereka melakukan TAQIYYAH (yang berarti boleh berbohong kepada non-Muslim demi keuntungan Islam) dengan orang Kafir sesuai dengan kepercayaan mereka, dan tidak merasa berdosa ataupun malu karenanya. Bukankah ini namanya munafik dan penipuan?

Muslim telah belajar tentang hak asasi manusia di barat, dan sesungguhnya Islam yang murni tidak mengakui bentuk apa pun dari hak asasi manusia. Bahkan sebenarnya hak asasi manusia tidak ada dalam Islam. Itulah sebabnya masyarakat religi di negara Muslim menderita diskriminasi serioius. Setiap kali masyarakat religi meminta diterapkannya hak asasi manusia, pemerintah Muslim memberikan hak-hak keislaman yang tidak berperikemanusiaan.

Cepat atau lambat orang Amerika dan Eropa akan menjadi dhimmi (warga negara kelas kedua) di negara mereka sendiri, jika kebanyakan pendatang muslim tidak dikeluarkan atau diusir dari Amerika dan Eropa. Orang Amerka dan Erope mesti ingat bahwa generasi mendatang mereka akan menjadi Dhimmi dan sejarah akan menjatuhkan tanggung jawab pada mereka akan penghancuran ini yang kemudian akan menuju pada pembunuhan generasi mereka sendiri.

Ke mana saja Muslim pergi, mereka melakukan kejahatan-kejahatan yang barbar. Mereka memperkosa dan membantai orang tidak berdosa, mengikuti sunah nabi mereka yang tidak mulia. Setan ini (Islam) harus dimusnahkan dalam segala perwujudannya di seluruh dunia, termasuk mesjid dan pusat-pusat Islam di Amerika dan Eropa. Inilah satu-satunya jalan untuk menyelamatkan generasi mendatang.
User avatar
MaNuSiA_bLeGuG
Posts: 4292
Joined: Wed Mar 05, 2008 2:08 am
Location: Enies Lobby

Re: Tidak sulit MENIRU Quran, 2 artikel

Post by MaNuSiA_bLeGuG »

ancurrr wrote::axe: :axe: :axe: :axe:

manteppp
siapa yg dah cobaaa

:rolling:
google aja : TRUE FURQAN :green:
Post Reply