Robus wrote:menurut saya pribadi, kesalahannya terletak pada TS dalam menafsirkan hadits
contoh dalam hadits yg menggunakan bahasa yg sangat umum ini, anda telah melakukan kesalahan dalam pemahaman
Pertama2 menuduh TS salah memahami hadist
Robus wrote:" Apabila seorang wanita memakai wewangian, lalu keluar menjumpai orang2 agar mereka mencium wanginya, maka wanita itu adalah begini dan begitu" maksudnya ciri wanita pelacur"
coba perhatikan dalil tersebut baik-baik, dan pahami ucapan saya
- APABILA seorang wanita memakai wewangian
- lalu keluar menjumpai orang-orang AGAR mereka mencium wanginya
- maka wanita itu adalah begini dan begitu" maksudnya ciri wanita pelacur
Lihat poin 1, di situ menjelaskan tentang situasional JIKA atau IF
Lihat poin 2, di situ menyatakan bahwa ada unsur kesengajaan dari perbuatan si wanita.
Kesimpulan, dengan kata lain muncul unsur sebab akibat di sini yaitu, JIKA SI WANITA MEMAKAI WEWANGIAN AGAR WANGINYA DICIUM ORANG-ORANG, maka wanita tersebut berciri pelacur.
Kedua, mau sengaja atau tidak sengaja, namanya parfum itu tidak bisa milih2 hidung orang untuk jadi sasaran.
Jadi teori kamu gagal total.
Robus wrote:ada beberapa hal yg perlu anda ketahui, pertama ialah bahwa hadits sepenuhnya ditranslit ke bahasa indonesia dari bahasa aslinya (arabic), oleh karena itu budaya bahasa aslinya tentu berbeda dengan budaya bahasa indonesia, mungkin dari situ sering terjadi kesalahpahaman bagi orang-orang yg kurang memahami bahasa arab
Ketiga, yg translate itu pasti sudah sangat paham bahasa arab, yg -pasti jauh lebih paham daripada kamu.
Dan Islam itu tidak bisa tebang pilih, apa yg dijelaskan oleh hadist maka itu harus dilakukan oleh umat muslim sedunia, karena bernilai pahala.
Robus wrote:tapi jujur saja, bahasa yg dipakai di dalil tersebut menurut saya sangatlah umum, dan dapat dipahami :)
Sekarang kamuj kebingunan sandiri dan akhirnya setuju dengan TS.
--------------------
Teknik yg kamu lakukan memang sudah sangat umum dilakukan oleh muslim tatkala ada pertanyaan dari orang luar Islam yg melihat keanehan sebuah hadist atau quran.
Bahkan banyak yg berani memakai tafsir pribadi untuk menambal lubang2 borok dari Islam itu sendiri.