Pembawa Pedang wrote:
Bisa memurtadkan muslim menyebabkan dikau>>>puas dan bersyukur>>>enak..
Apakah ini yg puas dan syukur yg benar benar hakiki?...Nilai yg benar benar universal?..yg memenuhi standart enak bagi orang orang yg punya nurani?
Lho.. koq malah begitu pemahamannya... coba saya jelaskan:
bagi yang merasa puas dan bersyukur setelah memurtadkan orang Islam -> Enak
bagi yang merasa tidak puas dan bersyukur setelah memurtadkan orang Islam -> tidak Enak
Jadi yang bikin enak memurtadkannya atau 'puas dan beryukur'-nya? Jelas hati yang puas dan bersyukur... jadi hati puas dan bersyukur secara universal adalah enak.. tapi tidak berarti satu hal bisa membuat orang berhati puas dan bersyukur secara universal (ini bahkan tidak pernah ada). Jangan dibolakbalik PP, kamu bingung sendiri ntar...
Pembawa Pedang wrote:
Tidak bang...
rasa puas dan syukur seperti ini adalah puas dan syukur versi Iblis setelah bisa menyesatkan manusia...
:D :D :D dan AlQuran berkata "ALLAH menyesatkan manusia juga"
Pembawa Pedang wrote:
Enak buat dikau tapi ngga enak buat komunitas Muslim....jika benar rasa puas dan syukur merupakan yg paling enak didunia...tentu setiap manusia akan merasakan ini sebagai yg paling enak!...Nyatanya tidak!...
Tuh kan??? Keluar lagi ngaconya... Yang enak buat saya tapi nggak enak buat komunitas muslimnya itu kan 'MEMURTADKANNYA' bukan 'HATI YANG PUAS DAN BERSYUKUR'-nya! Buat muslim kan mereka puas dan bersyukur kalau bisa memualafkan non-muslim... dan setelah itu mereka merasa enak kan?
Jadi 'Hati yang Puas dan Bersyukur' baik untuk saya maupun muslim... ENAK... yang bikin puas dan bersyukurnya aja yang beda... makanya saya bilang
'Perempuan itu enak' itu sempit sekali, cuma dari sudut pandang seorang Muslim didikan Muhammad yang penuh nafsu seksual. Dan ketika menggambarkan surga yang enak, yang muncul juga 72 bidadari object sexual!
Pembawa Pedang wrote:
Dikau salahkan aku yg mengatakan perempuan paling enak dgn alasan ini merupakan jawaban sempit serta jawaban relatif hanya buat segelintir manusia dan sesuai sikon.....
Dan kini aku juga melihat yg paling enak menurut dikau juga relatif...tergantung siapa...serta sikon... benar benar relatif...
Sudah patah kan itu diatas... saya selalu bilang Enak itu relatif... tapi 'Hati yang puas dan bersyukur' itu yang sebenarnya bikin orang bilang 'Enak!'... jadi jawaban gua tepat
Pembawa Pedang wrote:
Bca tulisan dikau kembali;
Makanya... saya konsisten kan??? Saya
tidak puas gereja dibakar.. karena itu saya merasa
"Tidak Enak"... anda itu gimana? bingung? Kalau saya puas melihat gereja dibakar dan kemudian bersyukur, baru saya bisa merasa enak... tapi kan saya tidak? Yang begitu kan muslim?
Pembawa Pedang wrote:
Gereja dibakar...ternyata dikau TIDAK PUAS TAPI BERSYUKUR....( 0 - 1 = 0 )
Tulisan dikau dihalaman sebelumnya,
Kesimpulan dikau tidak enak!
MEMANG!! Lho anda ini sedang mendebat saya atau sedang mendukung saya sih??? Anda itu kafir pura2 jadi muslim to??
Pembawa Pedang wrote:
Kesimpulan 2 : Dikau tetap merasa tidak enak dgn dibakarnya gereja...
tuh kan???? iya P, memang bener gitu... ngapain elo ulang2... tidak enak lihat gereja karena "Hati saya tidak puas meskipun bersyukur"
Pembawa Pedang wrote:
Silakan dikau puas dgn dibakarnya gereja...karena dlm kamus hidup dikau hanya ada puas dan syukur!
Ini manusia aneh bin ajaib... siapa yang bilang dalam kamus hidup gua cuma ada puas dan bersyukur... nih, gua quote tulisan gua sebelumnya ya:
Foxhound Write:
Oh.. puas tidak bisa kapan saja, puas itu diusahakan,
dan dalam hal tertentu orang memang tidak boleh merasa cepat puas. Bersyukur bisa kapan saja. Tapi "puas dan bersyukur" itu dalam kondisi apapun adalah enak. Sedangkan perempuan tidak.
Jadi bukan berarti saya selalu puas dengan segalanya... jangan ngaco terus... dewasa sedikit kenapa sih?
Pembawa Pedang wrote:
Bagimana jika rasa puas dan syukur itu hadir dalam diri muslim setelah membakar gereja?
Buat mereka... Enak Kan???