RA KARTINI & ISLAM. PENTING !!

Seluk beluk ttg hak/kewajiban wanita, pernikahan, waris, bentuk2 pelecehan hak2 wanita dlm Islam dll.

Anda pernah membaca surat2 atau buku RA Kartini ?

sudah
19
25%
belum, bukunya ada cuma saya malas baca
6
8%
belum, bukunya tidak tersedia secara umum
44
59%
belum, bukunya ada tapi dlm bahasa asing
0
No votes
belum karena tidak perlu
6
8%
 
Total votes: 75

ali5196
Posts: 16757
Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm

Post by ali5196 »

Melihat poll diatas, menarik bukan bahwa buku Kartini TIDAK TERSEDIA SECARA UMUM dan tidak dijadikan bahan acuan di SD/SMP/SMA. Kenapa ? Karena pemerintah ingin terus membodohi rakyat. Nggak mau agar rakyat, terutama wanita, mulai BERPIKIR KRITIS ttg Islam.

hmmmm.... :? :?
User avatar
Blebekblebek
Posts: 45
Joined: Fri Jun 16, 2006 8:22 pm
Location: Indonesia

Post by Blebekblebek »

seingat saya SD emang ga pernah ada tuh buku ttg ini
ya jelaslah dilarang atau mungkin dimusnahkan...

sama ketika jaman soeharto menghapuskan dan memenjarakan Pramoedia Ananta Tur
apel
Posts: 36
Joined: Thu Aug 03, 2006 7:01 am

Post by apel »

feodor fathon FF wrote: syukurlah kalo ngerti dan sependapat sng saya ... dan memang itulah inti dari ayat berikut :
  • [4:3] Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap perempuan yang yatim , maka kawinilah wanita-wanita yang kamu senangi : dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil , maka seorang saja , atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.
    mereka

kalo kondisi normal kayak di kita Poligami cuma maen2 saja sih kebanyakan mah dan saya tdk setuju dng itu. itu bukan Kehendak Allah namnya tapi NAFSU ... naah pada Zaman kerajaan dulu baru tuh budayanya masih beristri lebih dari 4 makanya menurut kartini bahwa dikerajaannya masih mending cuma punya istri 4 dibanding daerah lain.
kalo kondisinya banyak janda dan anak yatim yg melarat dan tanpa perlindungan maka menurut saya alangkah mulianya kalo ada lelaki yg berkecukupan menikahi janda2 tersebut demi menolong kehidupannya dan memelihara anak yatimnya ..misal akibat perang...bencana alam dsb ... bukan motif nafsu tentunya karena itulah tujuan pernikahan dalam Islam yaitu Ibadah juga.

kalo mo nolong sih gak hrs dgn dikawinin... klo emang niat ya dibantu aja.. janda2 dikasih duit buat bikin usaha/ dikasi pekerjaan/ dikasih bantuan finansial tiap bulan biar bisa idup dan anak2nya dijadiin anak angkat/ disekolahin biar pinter (bukannya malah dikawinin jadi istri ke sekian)--- itu namanya ada udang di balik batu atau serigala berbulu domba coi... hua..ha..ha..ha...

:lol: :lol: :lol:
MadinaSyarif
Posts: 144
Joined: Thu Feb 08, 2007 8:14 pm

Post by MadinaSyarif »

ali5196 wrote:Melihat poll diatas, menarik bukan bahwa buku Kartini TIDAK TERSEDIA SECARA UMUM dan tidak dijadikan bahan acuan di SD/SMP/SMA. Kenapa ? Karena pemerintah ingin terus membodohi rakyat. Nggak mau agar rakyat, terutama wanita, mulai BERPIKIR KRITIS ttg Islam.

hmmmm.... :? :?
dear ali5196,
Buku biografi kartini banyak terdapat di toko-toko buku di Jakarta. Saya heran kenapa ada yang bilang buku itu tidak ada di pasaran. Cobalah beranjak sedikit dari depan computer dan jalan ke toko buku. Dan tidak hanya yang ditulis oleh Pramoedya Ananta Toer saja yang tersedia, juga ada tulisan-tulisan dari beberapa orang
MadinaSyarif
Posts: 144
Joined: Thu Feb 08, 2007 8:14 pm

Post by MadinaSyarif »

Dear Ali5196
Saya sarankan anda membaca buku Panggil Aku Kartini Saja tulisan Pramoedya Ananta Toer secepatnya….banyak terdapat di toko buku di Jakarta. Harganya murah, saya lupa tapi saya sanggup membeli dengan uang saku saya sendiri tanpa minta ortu, mungkin dibawah 7o ribu—kalo diatas itu saya blum sanggup (berhubung saya sekolah di fullday school yang makan siang dan antar jemput disediakan dari sekolah, uang saku saya diberi sedikit..hiks..hiks…) Saya beli di Gramedia Matraman pada tanggal tahun lalu. Sampulnya coklet, gambar kartini lagi duduk pake kebaya dan kain, senyum simpul bersanggul. Dibelakangnya ada gambar sekolah dan perempuan-perempuan (dua orang diantaranya bawa raket badminton dan dua orang lagi berdiri di paling belakang) bergaya di foto sekolahan. Bila anda tidak berada di Indonesia, anda dapat meminta tolong kerabat atau sahabat anda di Indonesia.
Kalau and baca, anda akan tahu bahwa Kartini tidak antipati terhadap Islam dan beliau tidak antipati terhadap agama apapun juga.
Saya akan mengetikkan beberapa halaman dari buku tersebut:

Pramoedya Ananta Toer; Panggil Aku Kartini Saja. Penerbit: Lentera Dipantara ISBN 979-97312-11-6 cet. II, 2 Juni 2006

Naskah ini pernah diterbitkan oleh:
1. NV Nusantara 1962 (Panggil Aku Kartini Sadja, Jilid I), edisi Indonesia
2. NV Nusantara 1962 (Panggil Aku Kartini Sadja, Jilid II), edisi Indonesia
3. Panggil Aku Kartini Sadja, jilid 3 & 4 dibakar angkatan darat Oktober 1965

Bab 6; Sedikit Tentang Kondisi Kejiwaan Kartini
Hal 260-264

Di bidang Ketuhanan
Tambah jauh dengan surat-suratnya, tambah banyak Kartini bicara tentang Tuhan, dan tambah jauh ia meninggalkan bentuk-bentuk keibadahan atau agama. Ia adalah seorang yang religius, tanpa berpegang pada bentuk-bentuk keibadahan atau syariat. Jadi ia termasuk dalam golongan javanis jawa, atau golongan kebatinan, dimana Tuhan dipahami sebagai sumber hidup, yang mengikat semua orang denganNya, tak perduli apapun agama yang dianut, bahkan juga bagi si atheis sekalipun, sebagaimana jelasnya dinyatakan dalam buku Edna Lyall We Two (surat 23 Agustus 1900, kepada Estelle Zeehandelaar). Ia dapat menerima agama apapun, dan ia tidak dapat menerima pemutarbalikan atas agama apapun, sebagaimana halnya pernyataan dalam hubungannya dengan buku Sienkiewics quo Vadis?
Dan bagaimana dengan kepercayaannya sendiri sebagai seorang pemeluk agama Islam?

Tahun-tahun datang dan kemudian pergi…Kami bernama orang-orang Islam karena kami keturunan orang-orang Islam, dan kami adalah orang-orang Islam hanya pada sebutannya belaka, tidak lebih, Tuhan, Allah, bagi kami adalah seruan, adalah kata, adalah bunyi tanpa makna…Demikianlah kami hidup terus—sampai terbitlah hari yang akan mendatangkan pergulingan dalam kehidupan rohani kami (surat 15 Agustus 1902 kepada EC Abendanon).

Kalau Kartini menyatakan seperti itu, bukan berarti ia memunggungi agama nenek-moyangnya, tetapi hanyalah suatu pengakuan jujur tentang suasana hati sesaat, dimana ia merasa tidak puas terhadap sikap orang-orang yang menamakan dirinya orang Islam, tetapi melakukan perbuatan-perbuatan yang justru tidak patut dilakukan oleh orang-orang yang menyebut dirinya beragama Dan perlakuan semacam itu rerlalu banyak diterima Kartini dari orang-orang yang justru mengaku dirinya Islam, terutama perlakuan dalam bentuk fitnah dan bisik desus. Memang Kartini banyak bicara tentang religi, tetapi sebetulnya ia lebih banyak seorang Humanis, yang melihat segala jurusan kepentingan manusia: amal manusia pada manusia sebagai dasar moral dunia modern. Asas ini yang menyebabkan ia dengan kata-kata yang terasa keluar dari hati jengkel menulis:

In ‘t kort, zendingsarbeid—doch zonder doop

Pendeknya, kerja amal—tapi tanpa baptis.

Ini dinyatakannya keada EC Abendanon sebagai syarat jawaban yang mungkin sekali hendak mempergunakan krisis pengertian Kartini atas religi yang tidak memuaskan hatinya sebagai kesempatan untuk berpindah kepercayaan Protestan, sebagaimana dilakukan oleh Pandita Ramabai di Hindia Inggris. Dan selanjutnya ia menyatakan bahwa, kalau Belanda hendak mengajarkan kesalehan mutlak pada orang jawa, haruslah diajarkan pada mereka itu cara mengenal Tuhan yang Mahaesa, Bapa Cinta, Bapa seluruh makhluknya, tak perduli orang Nasrani, Islam, Buddha, ataupun Yahudi. Kemudian Kartini menyatakan pula bahwa:

…Agama yang sesungguhnya ialah kebatinan, dan agama itu bisa dipeluk baik sebagai Nasrani maupun Islam dan lain-lain ( Surat 31 Januari kepada EC Abendanon)

Kembali disini orang berhadapan dengan sinkretisme dalam jiwa Kartini, yang selalu mencoba meninggalkan syarat, untuk tidak terpeleset dari asas ajaran. Tapi lebih jelas ialah sebagaimana ia rumuskan sendiri:

Selalu menurut paham dan pengertian kami, inti segala agama adalah kebajikan, yang membuat setiap agama menjadi baik dan indah. Tapi, duh! Orang-orang ini apakah yang telah kalian perbuat atasnya!
Agama adalah dimaksudkan sebagai karunia, untuk membentuk ikatan antara semua makhluk Tuhan, cokelat dan putih, dari kedudukan, jenis kepercayaan apapun, semua kita adalah anak-anak dari satu Bapa, dari satu Tuhan!
Tidak ada Tuhan lain kecuali Allah! Kata kami orang-orang Islam, dan bersama kami juga semua orang beriman, kaum monoteis; Allah adalah Tuhan, Pencipta Sekalian Alam.
Anak-anak dari satu Bapa, saudara dan saudari jadinya, harus saling cinta-mencintai, itulah nada dasar segala agama.
Duh, kalau saja pengertian ini dipahami dan dipenuhi, agama akan menguntungkan kemanusiaan, sebagaimana makna asal dan makna ilahiah daripadanya: karunia!
Itu justru yang membuat kami bersiaga terhadap agama, ialah bahwa para pemeluk agama yang satu menghinakan, membenci kadang memburu-buru yang lain, malah….( Surat 21 Juli 1902 kepada Nyonya Van Kol)


Jadi sebagai humanis ia memandang, tanpa kemanusiaan dalam batin manusia itu sendiri, agama tidak bakal memenuhi gunanya. Jelas sekali pendapat ini berasal dari golongan javanis dan dirumuskan secara modern sejalan dengan humanisme eropa dan yang oleh Multatuli dalam Minnebrieven-nya dikristalisasikan dengan kata-kata: ‘Tugas Manusia ialah menjadi Manusia.’—wedeh! Papaku bangeeet!..i love you pa…
Sejalan dengan gaya Kartini yang bermakna ganda, pernyataan-pernyataannya tentang soal yang sangat khusus nampaknya ini, bukan tidak mungkin mempunyai latar belakang lain lagi, yaitu hubungan tanpa berperikemanusiaan antara penjajah putih dan terjajah coklat. Meninggalkan kemungkinan adanya makna ganda dalam pernyataannya tersebut menarik adalah istilah-istilah Nasrani yang dipergunakannya dalam membicarakan bidang ini, hampir tak pernah dipergunakannya istilah arab. Benar ia pernah menyatakan, dilingkungannya tiada seorangpun paham bahasa arab, tapi sedikit atau banyak mengherankan juga keadaan ini.
Namun apapun kekurangannya dalam bidang agama Islam, ia tiada pernah mencederai agamanya, sebagaimana ia pun tiada pernah mecederai rakyatnya. RM Notosuroto menyatakan, bahwa ‘perasaan keagamaan ini nampak pada keteguhan imannya, dalam mana ia terdidik, tetapi suatu keteguhan yang berbareng dengan pengertian yang lembut dimana sekaligus diberikan tempat yang luas bagi kebajikan agama-agama lain. Penghargaan ini menyebabkan kalbunya tidak membeku dalam dogma-dogma kaku, tetapi sebaliknya menyebabkan ia lebih kaya dan membuat ia mengerti quintessence atau atau inti dari setiap religi: kebajikan dan cinta sesama. Dari bagian kehidupan kalbunya ini kita dapat mengenal garis-garis watak Kartini yang menyebabkan ia menjadi permata toleransi kesadaran harga diri, dan penghargaan terhadap kebajikan yang juga berasal dari orang-orang lain.’
‘Keseimbangan yang sama dengan anggapannya terhadap religinya sendiri serta orang lain dapat kita temukan kembali dalam penghargaannya terhadap sifat pandangan hidup Timur maupun barat.’ (RM Notosuroto, De Gedachten van R.A. Kartini als Richstonoer voor de Indische Vereeniging, hlm 11-12)

Jadi yang manakah Tuhan Kartini sesungguhnya? Yah, Dialah Yang Maha Tertinggi tanpa Batas, yang menyebabkan orang-orang Islam, Kristen, dan Yahudi bersaudara satu dengan yang lain, yang menyebabkan juga orang-orang brahma dan bahkan juga orang kafir dijiwai dalam kebajikan dan Cinta merupakan ketentuan-ketentuannya yang terutama. Kepercayan pada Tuhan itulah yang terutama baginya, keibadahan hanya soal tradisi. Sebagai orang yang terdiri (maksudnya terdidik kali ya…salah cetak???, red) dari Islam, ia ingin tetap menjadi Islam sekalipun ia tidak buta terhadap kelemahan dari ajaran itu, karena bentuk kepercayaan itu baginya akhir-akhirnya adalah soal kedua, dan setiap bentuk itu punya kelemahan sendiri….’

‘…Tidak pernah dihadapkan kepada kita dengan lebih jelas betapa perasaan-perasaan keagamaan pada orang jawa yang telah bersentuhan dengan peradaban barat mendapatkan suatu pentahbisan yang lebih tinggi tanpa harus memunggungi agama Islam.’ (Mr. C. Th. Van Deventer dalam De Gids (Amsterdam), September 1911)

Dan untuk memahami Tuhannya Kartini, barulah orang dapat memahami pula ucapan-ucapannya dalam mana Tuha disebut-sebutnya.
Sungguh mengherankan, sekalipun begitu banyak menyebut-nyebutnya, hampir selalu ia mempergunakan istilah dan visi yang ada dalam ajaran Nasrani yang dicampur adukannya dengan ajaran-ajaran Islam yang diterimanya hanya secara tradisional dan asimilatif dan nampak sekali Kartini tidak pernah berkenalan dengan teologi baik menurut Islam maupun Nasrani, dan di sana-sini muncul teori-teori yang berasal dari bacaan. Baik teori-teorinya sendiri maupun yang telah menjadi kepunyaannya sendiri, tidak pernah meninggalkan pengutamaan nilai manusia serta amalnya kepada masyarakat
MadinaSyarif
Posts: 144
Joined: Thu Feb 08, 2007 8:14 pm

Post by MadinaSyarif »

Mr. Ali, maaf kalo saya lebih percaya Pram feat. Van Deventer with RM Singgih Soesalit and Friend yang notabene menguasai bahasa Belanda dan mempertaruhkan kebebasannya dan meluangkan waktu bertahun-tahun penelitian daripada anda. Untuk alasan yang sama saya juga lebih mempercayai pram daripada swaramuslim.net
MadinaSyarif
Posts: 144
Joined: Thu Feb 08, 2007 8:14 pm

Post by MadinaSyarif »

feodor fathon FF wrote: http://swaramuslim.net/more.php?id=1773_0_1_0_m
Saat mempelajari Al-Islam lewat Al-Quran terjemahan berbahasa Jawa itu, Kartini menemukan dalam surat Al-Baqarah ayat 257 bahwa ALAH-lah yang telah membimbing orang-orang beriman dari gelap kepada cahaya (Minazh-Zhulumaati ilan Nuur). Rupanya, Kartini terkesan dengan kata-kata Minazh-Zhulumaati ilan Nuur yang berarti dari gelap kepada cahaya. Karena Kartini merasakan sendiri proses perubahan dirinya, dari pemikiran tak-berketentuan kepada pemikiran hidayah. Dalam banyak suratnya sebelum wafat, Kartini banyak sekali mengulang-ulang kalimat "Dari Gelap Kepada Cahaya" ini. Karena Kartini selalu menulis suratnya dalam bahasa Belanda, maka kata-kata ini dia terjemahkan dengan "Door Duisternis Tot Licht".
Judul Door Duisternis tot Licht berasal dari sebuah syair jawa, yang pernah dikutip oleh kartini.

Padanya aku mengemis bunga yang mengharum di dalam hati. Banyak yang telah diberikannya kepadaku, dan ia memiliki lebih banyak lagi, jauh lebih banyak, dan aku ingin mendapatkan jauh lebih banyak pula. Ia pun mau beri lebih banyak lagi, tapi aku pun harus bermodal, untk pembayar bunganya…dengan apa? Dengan apa aku harus bayar?
Dan terdengarlah suara syahdu dari mulutnya: ‘Berpuasalah seharmal dan sementara itu jaga terus dalam kesunyian.’
Habis malam terbitlah terang
Habis badai datanglah damai
Habis juang sampailah menang
Habis duka tibalah suka

Demikian berdesah lagu itu pada kupingku.
Itulah makna, isi, yang terkandung dalam kata-kata wanita tua itu. Puasa dan jaga adalah lambing, dengan jalan melewati penderitaan, penaggungan, renungan, sampai kepada terang!’ tiapa terang yang tiada didahului oleh gelap…mengendalikan diri adalah kemenangan jiwa atas tubuh kita; kesunyian adalah jalan kearah pemikiran
(surat 15 agustus 1902 kepada EC Abendanon)
ali5196
Posts: 16757
Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm

Post by ali5196 »

MadinaSyarif wrote:Mr. Ali, maaf kalo saya lebih percaya Pram feat. Van Deventer with RM Singgih Soesalit and Friend yang notabene menguasai bahasa Belanda dan mempertaruhkan kebebasannya dan meluangkan waktu bertahun-tahun penelitian daripada anda. Untuk alasan yang sama saya juga lebih mempercayai pram daripada swaramuslim.net
Saya tidak bilang bahwa Kartini menjelek2kan Islam. Beliau terlalu sopan dan diplomatis utk itu. Apalagi karena dia begitu cinta ayahnya yg Muslim. Tapi jelas dlm surat2nya kpd Stella Zeehandelaar, ia meragukan Islam.
(Sorry, gua lebih percaya kata2 Kartini sendiri ketimbang asumsi Pram dkk. yg jago berbahasa Belanda itu. Eke juga bisa bahasa Belanda kok, selain 4 bahasa lainnya dan lulusan universitas luar negeri. Jadi eke nggak terlalu **** banget, kok.)

Silahkan anda baca permulaan post ini ttg apa kata Kartini ttg Islam.
http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... php?t=1230

Kalau Kartini hidup dijaman ini, pasti dia akan kaget dgn isi Quran, Hadis dan Sirat Rasulullah dan dia akan mengerti mengapa Muslimah selalu sengsara. Tipe wanita intelek dan humanis spt itu sudah pasti akan pilih murtad. Wong sebenarnya dia SUDAH murtad, karena selain ia tidak meninggikan Islam diatas agama2 lain, ia juga telah memilih teman2 kafir. Padahal khan nggak boleh khan menurut Quran ?!

Contoh :
[Q3:118]Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudaratan bagimu.

Lihat juga 5:51 & 5:57. :wink:
ali5196
Posts: 16757
Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm

Post by ali5196 »

PS, meminjam kata2mu :
Bunda adalah yang terhebat di dunia
sebab ia melahirkan kehidupan
dan memberi nyawa
pada kata cinta
Setuju ! Makanya gua memerangi Islam karena gua tidak rela kalau ibu gua, atau ibu siapa saja, dijadikan : obyek poligami, obyek kawin mu'tah, obyek tamparan, dianggap intelektualitasnya 1/2 dari lelaki, dikawini pada usia 9 thn dgn bandot berusia 53 thn, kesaksiannya di pengadilan bernilai 1/2 dari lelaki, mendapat warisan 1/2 dari yg didapat saudara lelakinya, dianggap jijik kalau lagi menses dan bisa membatalkan solat, dianggap sbg ladang bagi lelaki, dianggap wanita murah kalau tidak pakai jilbab, dan bisa dirajam/dicambuk karena tuduhan zinah.

Gua sangat menghormati ibu gua dan semua perempuan didunia ini. Oleh karena itulah gua dedikasikan waktu gua di FFI buat semua wanita di dunia ini (baik yg punya otak maupun yg tidak). :wink:
MadinaSyarif
Posts: 144
Joined: Thu Feb 08, 2007 8:14 pm

Post by MadinaSyarif »

ali5196 wrote: Saya tidak bilang bahwa Kartini menjelek2kan Islam. Beliau terlalu sopan dan diplomatis utk itu. Apalagi karena dia begitu cinta ayahnya yg Muslim. Tapi jelas dlm surat2nya kpd Stella Zeehandelaar, ia meragukan Islam.
(Sorry, gua lebih percaya kata2 Kartini sendiri ketimbang asumsi Pram dkk. yg jago berbahasa Belanda itu. Eke juga bisa bahasa Belanda kok, selain 4 bahasa lainnya dan lulusan universitas luar negeri. Jadi eke nggak terlalu **** banget, kok.)

Silahkan anda baca permulaan post ini ttg apa kata Kartini ttg Islam.
http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... php?t=1230


Lihat juga 5:51 & 5:57. :wink:
dear mr. ali
anda tidak bilang kartini menjelek-jelekkan islam, tapi anda bilang berkali-kali bahwa kartini antipati islam. itu tidak benar... kartini tidak antipati islam, ia tidak antipati terhadap agama apapun, kepercayaan apapun..beliau tidak pernah menyakiti kepercayaan maupun tradisi.. saya merasa apa yang anda katakan itu fitnah, dan saya merasa sangat sakit mendengarnya. saya tidak sakit karena agama saya dihina terus menerus di forum ini..tapi saya sakit ketika ada seseorang yang tidak pernah menyakiti orang lain, diperalat untuk tujuan tertentu.

ketika hidup, beliau telah dikhianati sahabat-sahabatnya yang sangat beliau percaya (bagaimana mengenai nota pendidikan yang dibuat kartini?), sesudah meninggal surat-suratnya dipublikasikan dengan melangkahi seluruh keluarganya (dan semua berkasnya tidak jelas)bahkan jumlah suratnya sangat aneh (ada ketimpangan antara jumlah surat kepada abendanon dan esteelle yang selalu dipertanyakan). akhir-akhir ini beberapa pihak mencoba menarik beliau dan mengintrepretasikan kehidupan beliau dengan seenak-enaknya sendiri (contoh kasus ya swaramuslim.net itu). saya pikir sudahlah..terima beliau apa adanya.

anda ngotot Kartini itu murtad...ff ngotot kartini itu kembali kepada islam. saya datang untuk memberi pandangan dan semoga membela kartini (karena beliau tidak bisa membela dirinya sendiri dari tuduhan anda berdua) saya meminta pram sebagai partner bukan hanya latarbelakang dan orang-orang yang dibelakang beliau, tapi juga karena beliau sayang kepada kartini...
MadinaSyarif
Posts: 144
Joined: Thu Feb 08, 2007 8:14 pm

Post by MadinaSyarif »

ali5196 wrote:
Kalau Kartini hidup dijaman ini, pasti dia akan kaget dgn isi Quran, Hadis dan Sirat Rasulullah dan dia akan mengerti mengapa Muslimah selalu sengsara. Tipe wanita intelek dan humanis spt itu sudah pasti akan pilih murtad. Wong sebenarnya dia SUDAH murtad, karena selain ia tidak meninggikan Islam diatas agama2 lain, ia juga telah memilih teman2 kafir. Padahal khan nggak boleh khan menurut Quran ?!

Contoh :
[Q3:118]Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudaratan bagimu.

Lihat juga 5:51 & 5:57. :wink:
dalam hal ini, saya sepaham dengan anda, mungkin bila kartini hidup pada zaman ini beliau murtad...mungkin. tapi mungkin juga tidak. banyak perempuan-perempuan muslim kritis yang berani berhadapan dengan saudara-saudara mereka tanpa mereka harus memunggungi Islam..tanpa harus keluar dari ajaran islam. terkadang menjadi kelucuan yang miris, ketika orang-orang islam ini, laki-laki dan perempuan, diusir, diancam bunuh, dan dituduh murtad oleh orang-orang yang yang mereka anggap saudara. padahal mereka tidak murtad dan tidak mau murtad. anda tahu..saya cuma anak smp, jauh lebih **** dari anda maupun netter-netter disini yang lain, tapi tidak buta apa yang terjadi. tapi biarbagaimanapun, yang menjadi permasalahannya adalah...kartini tidak hidup pada zaman ini. beliau sudah meninggal dunia--mati paling terhormat dalam islam. ketika beliau melahirkan. dan sepanjang hidup, beliau tidak antipati terhadap islam...
MadinaSyarif
Posts: 144
Joined: Thu Feb 08, 2007 8:14 pm

Post by MadinaSyarif »

ali5196 wrote: (Sorry, gua lebih percaya kata2 Kartini sendiri ketimbang asumsi Pram dkk. yg jago berbahasa Belanda itu. Eke juga bisa bahasa Belanda kok, selain 4 bahasa lainnya dan lulusan universitas luar negeri. Jadi eke nggak terlalu **** banget, kok.)


Lihat juga 5:51 & 5:57. :wink:
saya tahu anda akan bicara seperti itu..tapi surat adalah pembicaraan pribadi seseorang.. sangat tidak sopan jika anda mengambil sepotong-sepotong (tapi anda masih mending, abendanon malah memotong-motong dan menyambung-nyambung lalu menerbitkannya tanpa bilang-bilang kepada keluarga dan sahabat-sahabat kartini yang lain), lalu membingkainya dengan sebuah ide yang anda inginkan..

btw, saya bilang seperti itu sebagai latar belakang. saya nggak bilang anda ****..lah siapa saya anak kecil yang baru haid pertama kali setahun yang lalu.. maaf ya kalo tersinggung
User avatar
somad
Posts: 955
Joined: Tue Sep 20, 2005 11:25 pm
Location: Indo
Contact:

Post by somad »

ali5196 wrote:Melihat poll diatas, menarik bukan bahwa buku Kartini TIDAK TERSEDIA SECARA UMUM dan tidak dijadikan bahan acuan di SD/SMP/SMA. Kenapa ? Karena pemerintah ingin terus membodohi rakyat. Nggak mau agar rakyat, terutama wanita, mulai BERPIKIR KRITIS ttg Islam.

hmmmm.... :? :?
Ya bang Ali, Sebenarnya judul aslinya adalah
Door duisternis tot licht
gedachten over en voor het Javaansche volk.

Yang berarti
Melalui kegelapan sampai terang
pikiran tentang dan untuk rakyat jawa.
Isinya berisi koleksi surat menyurat antara RA Kartini dan sahabat-sahabatnya
Dan ditulis sendiri dalam bahasa Belanda yang sangat baik dan menandakan beliau
adalah wanita ningrat yang terpelajar.
Saya pernah punya buku ini tetapi saya cari cari ga tau terselip dimana
Kalau terjemahannya saya kurang sreg karena kemungkinan sudah direkayasa ulang.
Eeee ....Kenapa kakek jadi prejudice yah

Pokoknya kalau RA Kartini sudah berteman sama Kapir dia melanggar ketentuan Islam,
mungkin karena dia tidak mengerti, karena dia juga bilang Quran tidak boleh dialih basakan
Jelas ini merupakan indoctrinasi dari guru ngajinya yang dia keluhkan.
Last edited by somad on Sun May 13, 2007 8:45 am, edited 2 times in total.
mohamedbincamel
Posts: 733
Joined: Sat Jan 20, 2007 9:34 am
Location: The land of milk and honey

Post by mohamedbincamel »

suka gak suka, RA Kartini adalah pahlawan nasional
(pacar gw yg dulu namanya jg Kartini, sigh)
cuma sayang dia gak sadar kalo di pengajaran islam, wanita selalu gol kelas dua, gak boleh jadi da'i ato mimpin kotbah di masjid, hak warisnya anak perempuan juga lebih rendah dr anak laki2.
hal ini gak akan bisa dirubah oleh wanita manapun
karena memang demikianlah ajaran islam.
MadinaSyarif
Posts: 144
Joined: Thu Feb 08, 2007 8:14 pm

Post by MadinaSyarif »

Masih buku pram

Door Duisternis tot Licht
Surat menyurat mengambil bagian penting dalam hidup Kartini. Surat-surat inilah yang kemudian dihimpun oleh Mr. J.H. Abendanon, pada waktu itu bekas Direktur Departemen Pengajaran & Ibadat Hindia Belanda, dan diterbitkan dengan judul Door Duisternis tot Licht atau indonesianya, yang dikenal selama ini: Habis Gelap Terbitlah Terang. Perhimpunan surat-surat ini dilakukan tanpa minta nasehat atau pertimbangan siapapun, dan merupakan ‘one man business’ atau ‘urusan pribadi’ Mr. J.H. Abendanon. Buku ini mula-mula diterbitkan pada tahun 1911 dan pada tahun 1923 telah mengalami cetak ulang ke-4, Mr. JH Abendanon tidak pernah meminta pertimbangan, terutama pada kalangan Indonesia, tentang komposisi penyusunan surat-surat tersebut. Mungkin para pembaca Indonesia waktu itu kurang kritis, karena sampai dewasa ini pun tidak pernah ada yang mengajukan protes, mengapa surat-surat pada alamat-alamat lain tidak pernah dicari dan diumumkan, paling sedikit sebagai pelengkap? Bukankah Door Duisternis tot Licht merupakan sukses besar sejak cetakan pertama? Sebelum ini dibicarakan lebih dahulu tentang penyusunan teknis surat-surat ini.
Door Duiternis tot Licht cetakan ke-4, berisi 105 pucuk surat Kartini, sebuah nukilan dari catatan harian, sebuah sajak, dan sebuah nota tentang pendidikan dan penagajaran, yang dimaksudkan untuk dikirimkannya kepada pemerintah Nederland. Nota ini dibuat atas permintaan Mr. Slingenderg, seorang utusan pemerintah Nederland yang datang ke Hindia untuk tugasnya itu. Apakah nota ini pernah sampai kepada alamat yang dituju tidak jelas. Yang nyata adalah bahwa orang terakhir yang memilikinya tidak lain daripada Nyonya Annie Bruyn, nama gadisnya Anne Glaser, sahabat Kartini, yang semasa gadisnya jadi guru-bantu di Jepara. Nota itu memang dibuat dengan permintaan melalui Annie Glaser kepada kartini dan pada gilirannya Kartini menyusunnya, kemudian mengirimkannya kepada sahabatnya itu untuk diteruskan kepada yang memintanya. Besar kemungknan hubungan antara Annie Glaser dengan Mr. Sligenberg hanya kebetulan saja, yaitu di istana Gubernur Jendral di Buitenzorg. Hubungan Annie Glaser dengan istana ini tidak lain berkat hubungan dengan Kartini. Dan bahwa nota tersebut berada di tangannya sampai Abendanon mencari-cari surat Kartini, jelas menerangkan duduk perkara yang sesungguhnya; ia tidak samapikan nota tersebut kepada Mr. Sligenberg. Sudah dari nota ini orang melihat bagaimana orang-orang Belanda yang dianggap sahabat oleh Kartini, seorang demi seorang mulai mengkhianatinya.
Terkecuali surat-surat, nukilan catatan harian, sajak, dan nota, terdapat juga kerangka pemikiran Kartini yang dibuat Abendanon, yang menurut penyusun itu berdasarkan surat-surat Kartini yang tidak diumumkan. Tentu orang tidak bisa mengontrol benar tidaknya redaksi ‘one man business’ ini. Rangka itu dengan kerasnya dibatasi pada soal-soal pendidikan-pengajaran-kewanitaan-moralitas semata.
Secara objektif harus diakui, sekalipun Kartini telah menerbitkan berbagai karangan di majalah-majalah belanda dan Hindia Belanda, proses ataupun reportase, serta telah mandapatkan nama di masa hidupnya, namun setelah mennggalnya ia terkenal justru karena surat-suratnya yang diumumkan Mr. JH Abendanon.
Sejak tahun-tahun belasan, karena jasa-jasanya itu, Mr. Abendanon dianggap sebagai sahabat pribumi. Banyak juga diantara para mahasiswa Indonesia di Nederland waktu itu perlu menyatakan hormat dan terimakasih. Apakah sudah tetap Mr. Abendanon mendapatkan kehormatan ini, sejarah saja yang bakal menentukan. Ia sendiri sebenarnya tidak lain dari sebuah aparat kecil gerakan kaum liberal yang kelak melahirkan politik ethic colonial, yang mendapat kemenangan sepenuhnya tepat setelah tahta kerajaan Belanda beralitangan ke Wilhelmina, artinya setelah golongan politik tua di desak golngan politik muda. Apakah Abendanon dengan rela bekerja buat kemajuan pribumi? Inipun penyelidikan sejarah saja yang dapat menentukan.
Dalam kata pengantar buku itu ia mengatakan, bahwa penerbitan itu dimaksudkan sebagai: ‘ sumbangan bagi perwujudan apa yang diperjuangkan’ Kartini. Dengan pendek kata saja, tanpa suatu kata keterangan lanjutan serta pertanggungjawaban, Abendanon mengatakan, bahwa bagian-bagian yang dirasanya penting, dan yang dirasanya cocok buat diterbitkan oleh Kartini, yang disuruhnya salin. Hanya surat-surat terakhir diterbitkannya dalam keadaan utuh, karena seakan-akan suatu permohonan diri dari dunia yang fana ini. Surat-surat yang tidak diumumkannya sama sekali, diambilnya bagian-bagin kecil saja, baris-baris saja, dan digabungkan menjadi satu di bawah judul khusus, yang merupakan kerangka pemikiran Kartini buatan Abendanon sendiri.
Buku ini, sepanjang mengenai surat-suratnya, terdiri atas 14 pucuk kepada Estelle Zeehandelaar, 8 kepada Nyonya M.C.E. Ovink-Soer, 3 kepada Tuan dan Nyonya Prof. Dr. G.K. Anton di Jena (Jerman), 4 kepada Dr. N. Adriani, 5 kepada G.G. de Booij-Boissevain, 3 kepada ir. H.H. van Kol, 7 kepada Nelly van Kol, 49 kepada Nyonya R.M. Abendanon-Mandri, 5 kepada Mr. J.H. Abendanon, 6 kepada E.C. Abendanon, sepucuk tidak jelas ditjukan kepada siapa dan sepucuk lagi merupakan surat gabungan kepada Nyonya dan Tuan J.H. abendanon.
Gagasan untuk menerbitkan surat-surat Kartini ini pada mulanya dengan sendirinya ditimbulkan karena banyak atau cukupnya surat-surat yangtertuju pada keluarga Abendanon sendiri, sebanyak 61 pucuk. Apabila melihat jumah ini sepintas lalu bisa menimbulkan kesan ketergantungan atau paling banyak kekraban Kartini pada keluarga tersebut. Perbandingan angka ini sudah tentu memainkan peranan penting dalam politik ethic colonial dewasa itu, tapi lebih-lebih lagi bagi karir pribadi Mr. JH Abendanon untuk bisa memasuki cabinet. 61 pucuk surat diantara 105! Padahal menggarap masalah ini Kartini dan rakyatnya, hanya sebanyak 14 pucuk yang diterbitkan Abendanon. Dalam pada itu belum lagi diperhitungkan bagian-bagian yang sengaja dihilangkan penyusun, karena katanya ‘untuk menghindari pengulangan’. Tak ada yang tahu apa sesungguhnya isi bagian-bagan tergunting ini kecuali penyusunnya sendiri,serta orang-orang yang yang mempunyai hubungan langsung dengan surat tersebut, yang semua saja adalah orang-orang Belanda. Dan sampai sebegitu jauh orang-orang berkepentingan itu pen tiada pernah menyatakan keberatannya terhadap susunan yang dipergunakan oleh Mr. J.H. Abendanon, sekalipun di Nederland terdapat lebih banyak demokrasi daripada di Hindia Belanda. Baru pada tahun 1956 waktu Dr. H. Bauman melakukan penyelidikan untuk mencari bahan-bahan baru tentang Kartini, terbukalah rahasia akan kesengajaan-kesengajaan dalam melakukan pengguntingan-pengguntingan surat tersebut sebagai salah satu misteri darpada tumpukan misteri-misteri lain di sekitar Kartini
MadinaSyarif
Posts: 144
Joined: Thu Feb 08, 2007 8:14 pm

Post by MadinaSyarif »

yang atas masih bersambung..cape juga ngetiknya...
minggu depan lanjutin insya allah (peraturan di rumah: DVD, PS, dan internet hanya untuk sabtu-minggu atau terkecuali pada kondisi yang sudah menjadi kesepakatan bersama)
MadinaSyarif
Posts: 144
Joined: Thu Feb 08, 2007 8:14 pm

Post by MadinaSyarif »

somad wrote: Ya bang Ali, Sebenarnya judul aslinya adalah
Door duisternis tot licht
gedachten over en voor het Javaansche volk.

Yang berarti
Melalui kegelapan sampai terang
pikiran tentang dan untuk rakyat jawa.
Isinya berisi koleksi surat menyurat antara RA Kartini dan sahabat-sahabatnya
Dan ditulis sendiri dalam bahasa Belanda yang sangat baik dan menandakan beliau
adalah wanita ningrat yang terpelajar.
Saya pernah punya buku ini tetapi saya cari cari ga tau terselip dimana
Kalau terjemahannya saya kurang sreg karena kemungkinan sudah direkayasa ulang.
Eeee ....Kenapa kakek jadi prejudice yah

Pokoknya kalau RA Kartini sudah berteman sama Kapir dia melanggar ketentuan Islam,
mungkin karena dia tidak mengerti, karena dia juga bilang Quran tidak boleh dialih basakan
Jelas ini merupakan indoctrinasi dari guru ngajinya yang dia keluhkan.
kek... buku bahasa belanda dari awalnya sudah dicurigai rekayasa tuh...penerjemahan dalam bahasa melayu direkayasa lagi...
tambah parrrrraah....
kiwaras
Posts: 59
Joined: Fri Feb 23, 2007 11:57 pm

Post by kiwaras »

ali5196 wrote:PS, meminjam kata2mu :
Setuju ! Makanya gua memerangi Islam karena gua tidak rela kalau ibu gua, atau ibu siapa saja, dijadikan : obyek poligami, obyek kawin mu'tah, obyek tamparan, dianggap intelektualitasnya 1/2 dari lelaki, dikawini pada usia 9 thn dgn bandot berusia 53 thn, kesaksiannya di pengadilan bernilai 1/2 dari lelaki, mendapat warisan 1/2 dari yg didapat saudara lelakinya, dianggap jijik kalau lagi menses dan bisa membatalkan solat, dianggap sbg ladang bagi lelaki, dianggap wanita murah kalau tidak pakai jilbab, dan bisa dirajam/dicambuk karena tuduhan zinah.

Gua sangat menghormati ibu gua dan semua perempuan didunia ini. Oleh karena itulah gua dedikasikan waktu gua di FFI buat semua wanita di dunia ini (baik yg punya otak maupun yg tidak). :wink:
Gua juga ngak rela kalau ibu gua dibagi-bagiin ke para sahabat bokap gua ...iiih amit..amit....aulokubarbar...aulokubarbar...aulokubarbar..!!!
User avatar
Trully_78
Posts: 375
Joined: Thu Oct 19, 2006 9:59 pm
Location: Black Forest

Post by Trully_78 »

KARTINI = Ingin Derajat Wanita Sama dengan Pria
ISLAM = Menganggap Wanita Lebih Rendah Derajatnya daripada Pria

KARTINI = Tidak Nyambung = ISLAM :roll:

MadinaSyarif=ISLAM=Setuju Wanita Dianggap Tidak Sederajat dengan Pria
MadinaSyarif=Setuju Kalau Papanya Kawin Lagi Sampe 4x Sesuai Sunnah Rasul :D
MadinaSyarif=Sekolah Tinggi2 Tapi Harus Ingat Kalau dalam Islam Wanita Hanya di Rumah
MadinaSyarif=Sebagai Muslimah Sejati Harus Pake Burqa dan Siap Di-POLIGAMI.
:lol:
User avatar
Eneng Kusnadi
Posts: 2758
Joined: Sat Dec 30, 2006 1:26 pm
Location: Peternakan Unta/Camelot

Post by Eneng Kusnadi »

Trully_78 wrote:KARTINI = Ingin Derajat Wanita Sama dengan Pria
ISLAM = Menganggap Wanita Lebih Rendah Derajatnya daripada Pria

KARTINI = Tidak Nyambung = ISLAM :roll:

MadinaSyarif=ISLAM=Setuju Wanita Dianggap Tidak Sederajat dengan Pria
MadinaSyarif=Setuju Kalau Papanya Kawin Lagi Sampe 4x Sesuai Sunnah Rasul :D
MadinaSyarif=Sekolah Tinggi2 Tapi Harus Ingat Kalau dalam Islam Wanita Hanya di Rumah
MadinaSyarif=Sebagai Muslimah Sejati Harus Pake Burqa dan Siap Di-POLIGAMI.
:lol:
Cocok , Kartini kapok jadi muslimah! :lol: :lol: :lol:
Post Reply