QS 6.74-82: Ibrahim Si Penyembah Berhala

Sejarah penulisan Qur'an & Hadis, ayat2 Mekah & Medinah, kontradiksi Qur'an, tafsir Qur'an, dan hal2 yang bersangkutan dengan Qur'an.
Post Reply
User avatar
pod-rock
Posts: 829
Joined: Tue Nov 28, 2006 1:25 pm

QS 6.74-82: Ibrahim Si Penyembah Berhala

Post by pod-rock »

QS 6.74-82: Ibrahim Si Penyembah Berhala
http://www.answering-islam.org/Quran/Co ... m_sun.html

Oleh: Jochen Katz

Quran menceritakan kisah berikut ini untuk memberitahu kita bagaimana Ibrahim menjadi seorang muslim sejati:

[6.74] Dan (ingatlah) di waktu Ibrahim berkata kepada bapaknya Aazar: "Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai tuhan-tuhan? Sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata".
[6.75] Dan demikianlah Kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda keagungan (Kami yang terdapat) di langit dan bumi, dan (Kami memperlihatkannya) agar Ibrahim itu termasuk orang-orang yang yakin.
[6.76] Ketika malam telah menjadi gelap, dia melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata: "Inilah Tuhanku" Tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata: "Saya tidak suka kepada yang tenggelam".
[6.77] Kemudian tatkala dia melihat bulan terbit dia berkata: "Inilah Tuhanku". Tetapi setelah bulan itu terbenam dia berkata: "Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang-orang yang sesat".
[6.78] Kemudian tatkala dia melihat matahari terbit, dia berkata: "Inilah Tuhanku, ini yang lebih besar", maka tatkala matahari itu telah terbenam, dia berkata: "Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan.
[6.79] Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan.

[6.80] Dan dia dibantah oleh kaumnya. Dia berkata: "Apakah kamu hendak membantahku tentang Allah, padahal sesungguhnya Allah telah memberi petunjuk kepadaku. Dan aku tidak takut kepada (malapetaka dari) sembahan-sembahan yang kamu persekutukan dengan Allah, kecuali di kala Tuhanku menghendaki sesuatu (dari malapetaka) itu. Pengetahuan Tuhanku meliputi segala sesuatu. Maka apakah kamu tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya)?
[6.81] Bagaimana aku takut kepada sembahan-sembahan yang kamu persekutukan (dengan Allah), padahal kamu tidak takut mempersekutukan Allah dengan sembahan-sembahan yang Allah sendiri tidak menurunkan hujah kepadamu untuk mempersekutukan-Nya. Maka manakah di antara dua golongan itu yang lebih berhak mendapat keamanan (dari malapetaka), jika kamu mengetahui?"
[6.82] Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur adukkan iman mereka dengan kelaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.


1. Masalah Logika

Sebelum menelaah “ayat2 religius” diatas, kita perlu menelaah terlebih dahulu bahwa ayat ini bukanlah sebuah perumpamaan atau semacam kisah fiksi yang sedang diceritakan untuk menjelaskan sebuah maksud. Kisah ini disajikan pada pembaca sebagai sebuah “Naratif Sejarah”. Dengan kata lain, penulis dari Quran ingin kita mengerti bahwa ayat2 ini adalah sebuah laporan dari sesuatu yang sungguh2 terjadi dalam kehidupan Ibrahim.

Tapi, ada masalah yang serius dengan ‘kisah sejarah’ ini. Kisah ini bertentangan dengan akal sehat dan juga berisi masalah2 teologis lainnya.

Kredibilitas dari kisah ini ada pada keterkejutan dari Ibrahim. Ibrahim sungguh2 terkejut dan heran dengan kenyataan atau fakta bahwa bintang2, bulan dan matahari itu ternyata bisa terbenam. Masuk akalkah ini? Mungkinkah hal ini?

Tergantung dari tempat tinggal seseorang dan bagaimana gaya hidup yg dia jalani, orang itu mungkin tidak terbiasa bangun selalu setelah matahari terbit selama hidupnya. Begitu juga sebaliknya, kebanyakan orang pasti pernah mengalami saat2 matahari terbit, meski mungkin bukan sebuah kejadian yang sering mereka alami, tapi ini sudah wajar dan pasti pernah dialami meski sekali saja.

TAPI, hampir semua orang PASTI sedang tersadar atau terbangun ketika Matahari tenggelam. Meski tidak semua orang tinggal digunung tinggi atau pinggir laut dimana pemandangan tidak menghalangi mereka melihat ‘terbenamnya’ matahari yang sangat indah, tapi disaat seseorang sudah dewasa, dia pasti pernah mengalami ribuan pengalaman matahari terbenam (kecuali mungkin orang2 yang tinggal di kutub, tapi yang kita bicarakan ini adalah Ibrahim yang tinggal di Timur Tengah). Tidak jadi masalah apakah orang itu melihat sepenuhnya terbenamnya matahari yang indah atau tidak, tapi pasti orang itu sudah tahu bahwa matahari itu terbenam disatu saat dan malam akan datang. Hal itu bukanlah sebuah keistimewaan yang hanya bisa dinikmati oleh orang2 abad 21 sekarang ini saja; dijaman Ibrahim juga sama demikian.

Ayat Quran 6.74-82 ini sepertinya mengasumsikan bahwa Ibrahim BELUM PERNAH SEKALIPUN DALAM HIDUPNYA melihat bintang, bulan atau matahari. Hanya dengan kondisi demikian sajalah maka Ibrahim bisa begitu terkesan hingga langsung mau menyembah ketika melihat kemunculan benda2 itu, lalu terkejut dan heran serta cemas ketika ternyata mereka itu bisa terbenam.

Amatilah bahwa menurut Quran, Ibrahim baru saja sadar bahwa patung buatan yang disembah oleh bangsa dan keluarganya itu bukanlah Tuhan. Dia baru saja mengerti akan sebuah agama/kepercayaan palsu, dan menyebut penyembahan patung itu sebagai kesalahan yang jelas.

Dia sudah masuk kedalam mode “skeptisisme agama/kepercayaan”. Sulit dipercaya bahwa orang demikian lalu melihat bintang, bulan dan matahari terbit dan terbenam ratusan atau ribuan kali sebelumnya – tanpa menganggap benda2 itu sebagai Tuhan sampai detik itu – lalu tiba-tiba saja punya pikiran bahwa benda2 langit itu adalah perwujudan dari Tuhan.

Bahkan misal jika kita anggap itu sesuatu yang mungkin sekalipun, kita harus dipaksa percaya bahwa hal itu terjadi TIGA KALI BERTURUT-TURUT pada Ibrahim! Setelah dia sadar bahwa bintang tidak mungkin adalah Tuhannya karena bisa terbenam, dan dengan pengamatan dan kesimpulan yang sama persis dia bertindak persis demikian pula untuk Bulan. Sangat mustahil dipercaya jika kemudian dia melakukannya lagi untuk Matahari. Dia sudah mengamati dan menyimpulkan sebanyak dua kali bahwa “Benda yg terbenam” itu bukan Tuhan, dan meski dia sudah melihat matahari terbenam ribuan kali sebelumnya, eeh! Tetap saja dia ‘tersandung pada batu yang sama utk ketiga kalinya’. Kisah ini sungguh2 diragukan kredibilitasnya. Hanya orang sangat-sangat dongo yang bisa percaya akan kejadian ini.

Apakah Quran ingin memberitahu kita bahwa Ibrahim itu dongo luar biasa? Atau apakah muslim ingin mengasumsikan bahwa Abraham itu dipenjara oleh ayahnya dibawah tanah sampai dia dewasa hingga dia tidak pernah melihat matahari, bulan dan bintang sekalipun? Dan keluar disaat dia memprotes atas patung2 ayahnya yang disembah?

Dipandang dari sudut manapun, ‘dongeng Quran’ ini mustahil bisa dianggap sebagai laporan akurat dari sebuah kejadian sejarah, apalagi yg katanya ditulis langsung oleh Tuhan. Utk mempercayai ‘dongeng’ itu benar secara sejarah menuntut ‘otak dongo’ yang sedemikian ‘dongo’nya dari para pembaca. Tidak, saya tidak percaya Ibrahim itu orang dongo, dan tidak juga saya mau berkorban mengabaikan akal sehat dan otak saya dalam membaca Quran.

Kisah ini tidak kredibel. TITIK. Dengan kata lain: Quran tidak kredibel. TITIK SEGEDE GAJAH. Quran bukanlah sumber informasi sejarah yang kredibel. Tapi jika kita tidak bisa mempercayai Quran sebagai sebuah laporan sejarah, bagaimana bisa kita percaya Quran jika Quran mengklaim sebagai Pernyataan Kebenaran tentang Tuhan?

2. Masalah Urutan

Ada alasan sains dan akal sehat lain mengenai kenapa dongeng ini tidak mungkin terjadi demikian. Ada logika tertentu dibelakang urutan :

1. Bintang
2. Bulan, dan
3. Matahari

Ketiganya diurutkan oleh Quran mungkin sesuai dengan kecemerlangannya dilangit. Tapi, bahkan jika kita asumsikan ‘hal mustahil’ bahwa Ibrahim belum pernah melihat ketiganya satu kalipun, ini bukanlah urutan yang mungkin akan ditemui oleh Ibrahim.

Bintang hanya bersinar ketika malam. Dg demikian, Ibrahim melihat bintang muncul/terbit dilangit malam. Tapi, bulan terangnya jauh mengalahkan bintang. Keluar rumah saja dan melihat langit malam kalau tidak percaya. Jika kecemerlangan yang jadi acuan utk mengurutkannya, gimana bisa Ibrahim memilih bintang lebih dulu daripada bulan yg bersinar lebih cemerlang dan ukurannya lebih besar? Tidak masuk akal.

Mungkin kalian berpikir. “Tapi ada malam2 dimana tidak berbulan!” Betul. Tapi jika demikian, benda langit apakah yang berikutnya akan dilihat oleh Ibrahim setelah bintang? Jika malam hari dimana bulan tidak ada, maka Ibrahim setelah itu pasti akan melihat matahari ketika hari sudah siang SEBELUM dia melihat bulan dimalam berikutnya. Urutan dalam Quran ini juga tidak masuk akal.

Lagi-lagi, dongeng ini tidak kredibel. Pastinya tidak terjadi secara demikian.

Catatan:
Perhatikan ayat 76, ayat ini dimulai dengan kalimat :.

Ketika malam telah menjadi gelap, dia melihat sebuah bintang…”

Formulasi kalimat ini mengesankan bahwa sebelum itu Ibrahim pastilah melihat sebuah fenomena terbenamnya matahari. Kalimat ini mengacu pada sebuah proses dimana matahari tenggelam dan tempat Ibrahim tinggal menjadi gelap hingga turunlah malam. Dengan kata lain, mengindikasikan bahwa Ibrahim mengalami proses terbenamnya matahari sesaat sebelum "dia melihat sebuah bintang". Dia disana ketika matahari terbenam dan bintang muncul. Terbenamnya matahari yang begitu mengejutkan Ibrahim di ayat 78 hingga membatalkan Penuhanannya pada Matahari ternyata sudah pernah dia perhatikan di ayat 76

3. Masalah Teologis

Seperti yang disebutkan diatas, disamping berbenturan dengan akal sehat, dongeng ini juga punya masalah teologis.

Sudah dikenal luas bahwa penyembahan berhala, menyembah seseorang atau sesuatu sebagai tuhan yang bukanlah Tuhan sebenarnya, dianggap sebagai DOSA TERBESAR dalam Islam. Beberapa ayat dalam Quran bahkan menyatakan bahwa itu adalah satu-satunya dosa yang tidak diampuni.

Ijinkan saya mengutip bagian pertama dari ‘dongeng’ itu lagi, kali ini dengan menebalkan elemen lainnya:

[6.74] Dan (ingatlah) di waktu Ibrahim berkata kepada bapaknya Aazar: "Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai tuhan-tuhan? Sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata".
6.75] Dan demikianlah Kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda keagungan (Kami yang terdapat) di langit dan bumi, dan (Kami memperlihatkannya) agar Ibrahim itu termasuk orang-orang yang yakin.
[6.76] Ketika malam telah menjadi gelap, dia melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata: "Inilah Tuhanku" Tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata: "Saya tidak suka kepada yang tenggelam".
[6.77] Kemudian tatkala dia melihat bulan terbit dia berkata: "Inilah Tuhanku". Tetapi setelah bulan itu terbenam dia berkata: "Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang-orang yang sesat".
[6.78] Kemudian tatkala dia melihat matahari terbit, dia berkata: "Inilah Tuhanku, ini yang lebih besar", maka tatkala matahari itu telah terbenam, dia berkata: "Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan.
[6.79] Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan.


Ada dua kemungkinan penafsiran dari ‘dongeng’ ini.
1. Kejadian2 dalam ayat 76-79 terjadi beberapa waktu setelah Allah ”perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda keagungan (Kami yang terdapat) di langit dan bumi, dan (Kami memperlihatkannya) agar Ibrahim itu termasuk orang-orang yang yakin.” (ayat 75)
2. Kejadian2 ayat 76-79 itu adalah merupakan bagian dari proses dalam ”perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda keagungan (Kami yang terdapat) di langit dan bumi, dan (Kami memperlihatkannya) agar Ibrahim itu termasuk orang-orang yang yakin.” (ayat 75). Yakni, ayat 76-79 memberi perincian dari proses ‘memperlihatkan’ yang disebutkan dalam ayat 75.

Tafsiran nomor 1 berarti bahwa Ibrahim terjerumus kedalam penyembahan berhala SETELAH dia menerima ‘penglihatan’ dari Allah. Lebih parah lagi, dia telah diberi penglihatan DENGAN TUJUAN agar Ibrahim termasuk orang-orang yang yakin. Tapi dia malah masuk dan melakukan tindakan berulang-ulang (3 kali) dengan menyatakan benda2 langit sebagai Tuhannya.

Tafsiran nomor 2 bahkan lebih parah lagi. Ini berarti bahwa Allah sendiri yang mendorong Ibrahim kedalam Penyembahan Berhala ketika dia memberi PROSES agar membimbing Ibrahim menjadi orang yakin pada akhirnya. Setelah Ibrahim menolak penyembahan berhala (di ayat 74), dan kemunculan NORMAL dari bintang, bulan atau matahari tidaklah mungkin akan menyebabkan Ibrahim menganggap benda-benda langit itu sbg Tuhan, Allah sajalah yang pastinya membuat benda-benda langit itu sedemikian mengagumkannya, sedemikian hebat, super natural, terlihat sangat berbeda dari biasanya dan begitu kuat serta menggetarkan hingga membuat Ibrahim terjerumus dalam penyembahan berhala.

Apapun yang terjadi tepatnya, jika ayat 76-79 adalah bagian dari tindakan Allah utk memperlihatkan Ibrahim KeagunganNya, maka Allah lah yang mengarahkan sebab musabab Ibrahim menjadi penyembah Berhala.

Dengan kata lain, selama proses ‘memperlihatkan’ Allah pertama-tama menyesatkan Ibrahim dari kebenaran, sebelum akhirnya membimbingnya dengan benar. Allah memakai semacam penipuan. Allah, lagi-lagi adalah penipu terulung. Allah mencampur adukkan ‘penglihatan’ dengan ‘penipuan’. Ini mestinya jadi hal yang meragukan bagi siapapun yg percaya pada islam.

Padahal kata Quran:

And they say, 'Be Jews or Christians and you shall be guided.' Say thou: 'Nay, rather the creed of Abraham, a man of pure faith; he was no idolater.' S. 2:135

No; Abraham in truth was not a Jew, neither a Christian; but he was a Muslim and one pure of faith; certainly he was never of the idolaters. S. 3:67

[3.67] Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik."


Dalam pengertian aslinya dijelaskan bahwa Abraham TIDAK PERNAH MENJADI PENYEMBAH BERHALA.
User avatar
NYFGbY
Posts: 658
Joined: Thu Mar 01, 2012 12:30 am
Location: Di puncak Jayawijaya, menjaga agar salju tidak mencair.
Contact:

Re: QS 6.74-82: Ibrahim Si Penyembah Berhala

Post by NYFGbY »

pod-rock wrote:Hanya orang sangat-sangat dongo yang bisa percaya akan kejadian ini.
Apakah Quran ingin memberitahu kita bahwa Ibrahim itu dongo luar biasa?
Atau apakah muslim ingin mengasumsikan bahwa Abraham itu dipenjara oleh ayahnya dibawah tanah sampai dia dewasa hingga dia tidak pernah melihat matahari, bulan dan bintang sekalipun?


..Bukan begitu penjelasannya bang @pod-rock.
Ibrahim berpikir bintang itu adalah tuhan, karena BARU PADA SAAT ITULAH bintang itu MUNCUL, sebelum itu tidak ada bintang di langit.

..Begitupun ketika ibrahim melihat bulan di langit dan berpikir itu ada tuhan, ya karena BARU PADA SAAT ITULAH bulan itu ada di langit, sebelumnya tidak ada bulan di langit.

..Begitu juga ketika ibrahim melihat matahari di langit dan berpikir mungkin itulah tuhan, ya kerena BARU PADA SAAT ITU ibrahim melihat ada matahari di langit, sebelumnya tidak ada matahari di langit.

..Islam itu hanya dapat di pahami dgn akal.
Selamat berpikir.
Post Reply