Debat Yang Menarik Dengan Syiah

Artikel dan pertukaran pikiran mengenai SYI'AH, Ahmadiyah, Sufi, Salafi, Wahabi, dan berbagai aliran dan sekte Islam selain Sunni.
candra_mukti19
Posts: 1445
Joined: Thu Aug 14, 2008 10:19 pm

Tidak faham logika

Post by candra_mukti19 »

milala wrote:
Contohnya :
Manusia kadar logikanya hanya 0.0000.. sekian persen dari Allah. Kita asumsikan
Kadar logika Allah 100 %.
Untuk memahami yang 100% maka yang 0,00000 sekian% itu harus melebihi yang 100%.Nah andai manusia sanggup menjadi 100% masihkah manusia namanya? masihkah yang diciptakan? tidak bukan? Atau bisakah manusia jadi 100%? Kalau bisa maka bukan manusia namanya dan malah kalau manusia bisa jadi 100% maka itu bukan logika lagi...
Jadi karena yang 0.0000 sekian % gak akan mungkin menjadi 100% maka jangan pernah bilang Allah bisa kamu logikakan....? Karena pada saat kamu bilang sanggup melogikakan pribadi Allah maka saat itulah kamu... bukan manusia lagi dan Allah bukan Allah lagi ...
Jadi dari awal saya menilai kamu bicara tentang logika tentang Allah maka saya anggap kamu malah gak punya logika sama sekali alias bisa di bilang ****.. (maaf ya...)


Kepercayaan kepada manusia tidak sama dengan kepercayaan kepada Allah... kalau kepercayaan kepada manusia bisa kadarnya 10%, 20 % dan seterusnya... tetapi kepercayaan kepada Allah harus 100 %. Jadi jangan kamu samakan...
Kalau kepercayaan kepada Allah walaupun 90% itu namaya bukan lagi percaya... Kalau dengan logika kamu yang 0.,00000 sekian persen aja kamu tidak percaya 100% kepada yang 100% maka otak kamu bukan logika lagi..
[/color]
memperhatikan pembahasan ini, jelas sekali anda tidak mengerti apa itu LOGIKA dan ILMU LOGIKA, sehingga anda membandingkan logika manusia dengan logika Allah seperti itu. saya sarankan, kalau memang kamu tidak benar-benar mengerti apa itu logika, tolong jangan paskakan untuk berbicara logika. nyatakan diri kamu apa adanya. tidak usah menyembunyikan kebodohan diri kalau memang ****. karena jujur itu lebih mulia sifatnya. LOGIKA adalah kerangka pemikiran manusia-manusia atau kesimpulan yang diperoleh dari argumen-argumen. ilmu logika menerangkan ada 19 cara pengambilan kesimpulan. dan rupanya kamu tidak mengerti satupun. pemahaman kamu disertai spekulasi, ngelantur dan berkhayal. sudahlah, coba anda cari lawan diskusi yang lain. kalau nanti kamu udah mulai "agak pinter", baru cari saya lagi buat melanjutkan diskusi, OK!
wahidin
Posts: 63
Joined: Mon Apr 07, 2008 4:50 pm

Post by wahidin »

memperhatikan pembahasan ini, jelas sekali anda tidak mengerti apa itu LOGIKA dan ILMU LOGIKA, sehingga anda membandingkan logika manusia dengan logika Allah seperti itu. saya sarankan
sorry gw mau tanya ama lu, bagaimana mau belajr logika awloh ??? maklum gw masih lugu ttg logika awloh
candra_mukti19
Posts: 1445
Joined: Thu Aug 14, 2008 10:19 pm

Re: universal atau particular

Post by candra_mukti19 »

Tanpa Nama wrote: Kita ingin melihat fakta dan realita di dunia nyata yang kamu sebut pembuktian secara aplikatif atau ingin melihat kebenaran observatif yaitu dengan menggunakan Alquran sebagai referensi/ menjadikan Alquran sebagai standar pengujian?

Jika menggunakan metode aplikatif, maka yang saya maksud semua ajaran islam itu bukan semua ajaran islam yang terdapat di dalam Alquran, tetapi semua ajaran islam yang terdapat di semua aliran atau sekte islam, dilihat dari fakta dan realitas nyata, mengajarkan teror dan pembunuhan. Sunni diwakili oleh Al-Qaeda, Hamas dan Syi'ah diwakili oleh Hezbollah, Ruhollah Khomeini (person) yang memfatwakan bahwa darah Salman Rushdie itu halal.
Seperti yang saya katakan di atas, karena kita ingin mencari kebenaran secara aplikatif, maka kita lihat fakta dan realita di dunia nyata dan bagaimana hubungannya dengan premis yang saya buat. Bukan melihat premis yang saya buat dan kemudian mengaitkannya dengan Alquran. Mohon kejelasan tentang standar yang kita gunakan sebagai penguji dalam setiap premis yang saya buat, apa menggunakan fakta dan realita nyata atau menggunakan Alquran.

PS: Apa kita sudah masuk ke dalam pengujian induktif? Karena jika kita sudah menguji setiap premis yang ada berarti kita sudah masuk dalam logika induktif. Dan saya juga meminta kejelasan tentang standar yang digunakan sebagai penguji dalam setiap premis yang saya buat.
Tanpa Nama
ya, kita telah masuk pada penujian secara induktif. pertama-tama saya menguji kebenaran premis yang awal, yaitu "setiap ajaran islam itu mengajarkan teror". kalimat inilah yang ingin saya lihat kebenarannya dalam realitas.

anda tidak memaknai "setiap ajaran islam mengajarkan teror" adalah apa yang ada dalam al-quran, tapi setiap ajaran islam yang ada dalam setiap sekte. maka apakah pernyataan ini berdasarkan kesimpulan, pengamatan sendiri ataukah survei? apakah mazhab NU, MUhammadiyah, Persis, Naqsabandiyah, saziliyah, Tijaniyah pernah mengeluarkan fatwa mati seperti imam khamaeni? apakah sekte-sekte dari aliran yang saya sebut tersebut juga menyetujui "ajaran membunuh non muslim"?
perlu saya ingatkan, karena anda telah berkata setiap ajaran islam yang ada pada semua sekte Islam, maka jika ada satu saja dari sekte Islam itu yang ternyata tidak mengajarkan teror atau tidak menyetujui permbunuhan terhadap non muslim, maka pernyataan anda menjadi bernilai "tidak benar". begitu bukan? sekarang saya hanya perlu tahu jawaban anda tentang sekte-sekte yang saya sebutkan tadi.

untuk memperjelas standar pengujian deduktif dan induktif, maka akan saya terangka sebagai berikut :

1. jika anda membaca kata "delima", maka anda sedang melihat suatu kebenaran deduktif.
2. tapi, jika anda melihat buah "delima" ditangan anda sendiri, maka itu disebut kebenaran induktif dari kata "delima" tadi.
3. dan ketika anda membaca frasa "kata delima", maka point nomor 1 itu tidak lagi menjadi kebenanaran deduktif, tapi menjadi kebenaran induktif.
4. jadi, kata "delima" merupakan kebenaran deduktif bagi buah delima itu sendiri. tapi ia menjadi kebenaran induktif bagi frasa "kata delima". dan inilah yang saya maksud kebenaran deduktif observatif, yaitu kebenaran induktif dari suatu kebenaran deduktif level 1. seperti orang pernah menanyakan referensi hadits yang saya kemukakan. sekarang saya mempertanyakan hal serupa itu pada anda, karena pengujian secara deduktif aplicatif telah selesai, kecuali bila terjadinya error pda pengujian induktif ini, maka pengujian akan kembali ke pengujian deduktif aplicatif.

A bukanlah realitas karena A hanyalah simbol, tapi A adalah realitas sebagai simbol itu sendiri. jika jika mencoba melihat suatu realitas yang diwakili simbol A, maka A itu bukanlah kebenaran induktif. tapi, jika kita tidak mencoba melihat relitas lain dari A, kecuali A itu sendiri, maka A itu merupakan realitas yang dimaksud. semoga Anda memahaminya

1. ketika anda membaca ayat-ayat alQuran, maka anda sedang membaca kebenaran deduktif
2. ketika anda melihat langit dan bumi. maka anda sedang melihat kebenaran induktif.
3. tapi ketika ada membaca kata "ayat-ayat al-Quran", maka ayat-ayat alQuran yang anda baca itu menjadi kebenaran induktif.
4. jadi, ayat-ayat alquran yang anda baca menjadi kebenaran deduktif bagi langit dan bumi, tapi ia menjadi kebenaran induktif dari kata "ayat-ayat alQuran".

walaupun demikian, kita dapat mencoba melewatkan seluruh kebenaran deduktif, jika kebenaran induktif dapat dilihat secara mudah. maka, walaupun anda ingin mengesampingkan pertanyaan saya tentang "setiap ajaran dalam alQuran", tapi saya menerimanya dan mengikuti langkah anda untuk langsung pada realitas sejati dengan mempertanyakan soal "semua sekte" tadi.

semoga anda memahami.

selanjutnya untuk lebih memudahkan mengingat istilah, bagaimana kalau istilah deduktif observatif kita ganti dengan istilah "induktif referentif". dengan memberikan kata "referentif", kita akan mudah ingat bahwa itu sesuatu yang berhubungan dengan "referensi".
Last edited by candra_mukti19 on Tue Sep 09, 2008 6:28 pm, edited 1 time in total.
candra_mukti19
Posts: 1445
Joined: Thu Aug 14, 2008 10:19 pm

Logika Allah

Post by candra_mukti19 »

wahidin wrote: sorry gw mau tanya ama lu, bagaimana mau belajr logika awloh ??? maklum gw masih lugu ttg logika awloh
mempertanyakan Logika Allah seprti bertanya, "bagaimana cara Allah menghitung luas sebuah persegi panjang?" coba perhatikan, tidakkah ini merupakan pertanyaan yang **** dan menggelikan? atau seperti saya harus menjawab pertanyaan, "bagaiman bunyi suara tepukan sebelah tangan?" dalam ilmu logika hal ini disebut "fallacy of many quetion", walaupun mungkin orang yang bertanya tidak menyadari akan hal itu, bahkan nama fallacy aja belum kenal, tapi sudah menjadi kebiasaannya menggunakan hal itu.
candra_mukti19
Posts: 1445
Joined: Thu Aug 14, 2008 10:19 pm

Post by candra_mukti19 »

Rasulullah bersabda bahwa pemimpin akhir zaman berasal dari keturunannya. Dia lahir dan digaibkan. Dia akan muncul kembali setelah dunia dipenuhi dengan kedzaliman, setelah munculnya invasi ke Mekkah yang dipelopori oleh gerakan Sufyani.
Rasulullah SAW bersabda : “akan keluar lelaki dari ahlul baitku yang nama sama dengan namaku dan postur tubuhnya sebagaimana postur tubuhku, akhlaknya seperti akhlakku, lalu dia memenuhi bumi ini dengan keadilan dan kebenaran sebagaimana ia telah diliputi oleh kezaliman dan kejahatan.” (kanzul Umal 7/188) Berita ini bersifat mutawatir, bersifat dari banyak ke banyak yang memunculkan keyakinan “mustahil mereka bersekongkol untuk mengadakan dusta”.
Saat ini, di agama-agama lain juga terdapat banyak pemimpin spiritual, semisalnya Paus untuk kalangan kristen. Karena saya belum mengenal pribadi Paus dengan baik, maka tidaklah dapat membandingkan pribadinya dengan pemimpin spiritual muslim. Untuk tidak menyinggung perasaan pengikutnya, sebaiknya kita tidak membahas beliau. Tapi, kalau anda pengikutnya yang berani menyatakan bahwa Islam itu sesat, maka aku tidak akan sungkan untuk menguji pribadi Paus, apakah dia lebih pantas menjadi pemimpin lebih dari Imam Al-Mahdi?
Admin
Posts: 27
Joined: Tue Sep 13, 2005 3:31 pm

Post by Admin »

wahidin
Posts: 63
Joined: Mon Apr 07, 2008 4:50 pm

Re: Logika Allah

Post by wahidin »

candra_mukti19 wrote:mempertanyakan Logika Allah seprti bertanya, "bagaimana cara Allah menghitung luas sebuah persegi panjang?" coba perhatikan, tidakkah ini merupakan pertanyaan yang **** dan menggelikan? atau seperti saya harus menjawab pertanyaan, "bagaiman bunyi suara tepukan sebelah tangan?" dalam ilmu logika hal ini disebut "fallacy of many quetion", walaupun mungkin orang yang bertanya tidak menyadari akan hal itu, bahkan nama fallacy aja belum kenal, tapi sudah menjadi kebiasaannya menggunakan hal itu.
tipikal CM, membuat penyataan, tapi gak bisa menjelaskanya, seakan2 membuat dirinya pinter
User avatar
ahmad_doni
Posts: 1045
Joined: Fri Apr 20, 2007 10:57 am

Re: Jangan bilang mbak!

Post by ahmad_doni »

candra_mukti19 wrote: 3. contoh peruaban nabi yang tidak patut di contoh di zaman sekarang ini adala menikah dengan anak usia 9 tahun.
Di zaman sekarang saja? Artinya, apa praktek menikahi bocah cilik umur 9 tahun oleh muhammad pada jaman itu adalah benar?

Bukankah itu adalah tindakan orang yang sakit jiwa, dan tidak memandang zaman? Nafsu birahi terhadap bocah cilik adalah sebuah penyimpangan seksual, di semua zaman!
candra_mukti19
Posts: 1445
Joined: Thu Aug 14, 2008 10:19 pm

orang **** baru

Post by candra_mukti19 »

EDIT BY MODERATOR

JANGAN MELAKUKAN AD HOMINEM KEPADA ORANG LAIN!

TTD
MODERATOR
candra_mukti19
Posts: 1445
Joined: Thu Aug 14, 2008 10:19 pm

Post by candra_mukti19 »

pertanyaan si milala tentang logika Allah itu jelas sekali pertanyaan ****. tapi si fayhem tidak mengerti kebodohannya karena dia sendiri ****. kalau orang **** biasanya merasa mengerti omongannya orang ****, tapi mereka gak akan bisa mengerti omongannya orang pinter.
kata si fayhem :
pertanyaan si milala itu seperti mepertanyakan menghitung luas pot. tapi apakah hanya karena seperti menghitung luas pot maka tidak termasuk pertanyaan ****? lagipula apa benar pertanyaan si milala itu seperti mempertanyakan soal luas pot? bener-bener **** ni fayhem, lebih **** dari si milala yang mengajukan pertanyaa soal "logika Allah" itu.

kalo mo debat ama saya. sekolah dulu nak yang bener! ntar kalo udah kelar, baru ajakin saya debat, biar gw km gak terlalu merepotkan.
candra_mukti19
Posts: 1445
Joined: Thu Aug 14, 2008 10:19 pm

susul

Post by candra_mukti19 »

fayhem wrote:
Kalo anda menyuruh aq sekolah? percuma mas , cos aq males sekolah jadi hanya bertahan ampe smp aja, tapi jika anda ajak aq debat pribadi, anda harus bisa buat program seperti akuntansi, absen sidik jari, numerator, family tree dll, dan anda harus bisa plc, coz itu membutuhkan logika-logika dan itu aku bisa.
EDIT BY MODERATOR

kalo loe masih mo nguber-nguber gw, maka susul gw ke :
http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... &start=980
User avatar
moh_mad007
Posts: 2164
Joined: Tue Jan 15, 2008 12:18 am
Contact:

Re: susul

Post by moh_mad007 »

Dari yg lo tulis aja "kebenaran adalah kenyataan" tolong bagaimana agrument lo ini!!!
Jangan sok lah....model2 orang yg kayak lo ini gue dah bisa diagnosa kok....gejala2 SKIZOFRENIA SYNDROM !!!! :lol:
candra_mukti19
Posts: 1445
Joined: Thu Aug 14, 2008 10:19 pm

argument

Post by candra_mukti19 »

moh_mad007 wrote:
Dari yg lo tulis aja "kebenaran adalah kenyataan" tolong bagaimana agrument lo ini!!!
Jangan sok lah....model2 orang yg kayak lo ini gue dah bisa diagnosa kok....gejala2 SKIZOFRENIA SYNDROM !!!! :lol:
itu gak ada argument-nya, karena itu bukan pernyataan tapi merupakan definisi, EDIT BY MODERATOR
User avatar
moh_mad007
Posts: 2164
Joined: Tue Jan 15, 2008 12:18 am
Contact:

Re: argument

Post by moh_mad007 »

candra_mukti19 wrote: itu gak ada argument-nya, karena itu bukan pernyataan tapi merupakan definisi, EDIT BY MODERATOR
Ok...gue ikutin alur lo!!! nah sekarang lo difinisikan juga "Kesalahan adalah kenyataan" Bagaimana???? bisa gak????

Monggo silahkan.....
Post Reply