kekekeke..taukah dikau kalau kata2 itu pun TERNYATA dari HADITS yang diragukan??Basman wrote:"Perbedaan adalah Rahmat"
hi...hi....
Gua taunya cuman itu ...islam.
silahkan baca buku islam ini atau anda beli aja :)
Perbedaan Pendapat adalah Rahmat ?http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... highlight=
Mari kita lihat dari 2 buku islam berikut ini :
Lansung saja ya ...
Dari buku pertama :
138.Perbedaan Pendapat adalah Rahmat?
Jawab:Tanya:
Saya ingin bertanya tentang hadits yang berbunyi "perbedaan pendapat itu adalah rahmat". Apakah hadits itu benar-benar dhaif dan palsu? Dapatkah pengasuh rubrik ini menunjukkan pada kitab hadits mana, perawinya siapa, sanadnya, dan pendapat para ulama hadits tentang kuat atau tidaknya hadits ini untuk dijadikan sebagai hujjah. Bukankah hadits ini, menurut saya, sangat masyhur dan sering kita dengar dari para ustadz?
M. Said B-Berau Kalimantan Titaur
Hadits yang dimaksud berbunyi: "perbedaan di antara umatku adalah rahmat". Hadits ini dinyatakan oleh dan al-Muhaddits Syekh Nashiruddin al-Albani dan Dr Yusuf al-Qaradhawi, LMa ash/a lahu (tidak ada dasarnya, sumbernya).
Dengan demikian, dapat disebut hadits maudhu' (palsu). Maudhu' adalah tingkatan tertinggi dari hadits dba'if (lemah). Bahkan, sebagian ulama menempatkannya secara tersendiri, mengingat betapa besarnya
kelemahannya.
Selain itu, sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, riwayat ini bertentangan dengan firman Allah, "Berpeganglah kamu pada tali Allah dan janganlah kamu bercerai-berai," (QS Ali Imran: 103).
Semata-mata terkenal (masyhur), tidak menentukan shahih tidaknya suatu hadits.
Baik masyhur secara istikh ilmu hadits (hadits yang sanadnya diriwayatkan oleh minimal 3 s/d 10 rawi pada setiap tingkatan), maupun secara non istilah ilmu hadits (sekadar terkenal di kalangan masyarakat), tidak memengaruhi shahih tidaknya sebuah hadits. Begitu banyak hadits yang terkenal di tengah masyarakat, ternyata setelah diteliti, terbukti lemah atau palsu.
Note : jangan2 yang malsuin kristen dan yahudi ..xixixi
Karena itu, selayaknya para mubaligh tidak menyebutkan riwayat ini sebagai hadits dari Rasulullah saw, karena terbukti lemah dan palsu. Dengan menyebutkan ungkapan ini sebagai hadits, kita khawatir termasuk dalam larangan Rasulullah, "Siapa yang berdusta atasku dengan sengaja, maka hendaknya ia mempersiapkan tempat duduknya dari api neraka," (HRBukbari, No. 107).Wallahu a'lamM
Dari buku ke dua :
[8] Perkataan:
"Perbedaan pendapat umatku adalah sebuah rahmat."129
Penutur maqalah ini adalah Qasim bin Muhammad.130
129 Ibnu Hazm berkata, "(Ini hadits) batil lagi dusta." Al-lhkam ( 5/642); Muhammad Shiddiq AI-Ghimari, AI-Mughir 'a/a Al-Jami' Ash-Shaghir, hal. 16; Az-Zarkasyi, At-Tadzkirah, hal. 64; As-Suyuti, Ad-Durar, hal. 28; AI-Qari, AI-Asrar, hal. 51; AI-Albani, As-Silsilah Ahadits Adh-Dha'ifah (1/76, hadits no. 57). la berkata, " Laa ashla lahu." Ulama hadits berusaha mencari isnad-nya, tetapi tidak berhasil."
130 AI-Qasim bin Muhammad bin Abu Bakar Ash-Shiddiq, seorang imam, teladan dan terpercaya. Lahir pada pemerintahan Ali ra. Ulama terbaik di zamannya. Wafat tahun 107 H.
Ibnu Hazm mengomentari pernyataan di atas, "Ini ungkapan yang amat tak bermoral. Alasannya, jika perbedaan pendapat merupakan rahmat, berarti kesepakatan mendatangkan kemurkaan. Sebagai orang Islam tidak akan mengatakannya, sebab hanya (ada dua kemungkinan); satu kata dalam mufakat atau beda pendapat, rahmat atau kemurkaan Allah swt. Adapun hadits di atas adalah batil dan dusta, bersumber dari manuver orang yang fasik."131.
131 Al-lhkam fi Ushulil Ahkam (5/642).