Nurman wrote:Dari link: http://en.wikipedia.org/wiki/Saddam_Hussein
A leading member of the revolutionary Ba'ath Party, which espoused secular pan-Arabism, economic modernization, and socialism.
Disebut sebagai secular pan-arabisme .. jadi ya jelas bukan sunni.
Sunni ndak kenal arabisme .. Sunni beranggapan ndak ada
pembedaan urusan akhirat dan dunia (please refer ke orang2 sunni
di Indonesia) ... sedangkan saddam hussein menurut link yang
Anda kasih adalah secular ... yang memisahkan urusan akhirat dan
dunia ..
Kalau sunni menikmati penindasan di jaman saddam hussein terhadap
shiah (jk memang begitu) .. ya itu politik tho ya? ndak ada yang aneh kan .. kalau
Shiah mayoritas . saddam hussein akan menjadi shiah untuk
melanggengkan kekuasaan ... gampang kan?
Kalau akhirnya dikubur di Sunni, apakah dengan begitu jadi bener2
Sunni ..? banyak oang ndak beragama di jawa yang dikuburkan
di kuburan muslim ....
Rgds,
Nurman Numeiri
Benarkah klaimmu ini?
Baca lagi Wikipedia dengan benar (lihat di bawah foto Saddam):
Di Bagdad, kaum Syiah menari gembira di jalan-jalan mendengar mantan orang nomor satu Iraq ini digantung. Sementara warga Syiah lainnya menembakkan senjata ke udara menandai kegembiraanya.
.......
Berbeda dengan warga Sunni, menganggap kematian Saddam adalah sebuah martir. “Presiden Saddam Hussein adalah martir dan Tuhan akan menempatkan bersama pahlawan lainnya”, ujar Syeikh Yahya al-Attawi.
Ups, rupanya kutipanku mengenai 84,9% Sunni itu sudah out to date (maaf ya), yang benar:
Setelah kudeta kedua Partai Bath (1968) sampai 1977, tidak seorang Syiah pun yang disertakan dalam Dewan Komando Revolusi (RCC), yang merupakan badan pembuat keputusan tertinggi di Irak era Saddam.
..... Di kalangan elite politik Irak, pada 1978-1991 hanya dua orang Syiah yang menjadi anggota RCC dan menduduki posisi cukup penting, yaitu Deputi PM Saadon Hamadi dan Menteri Pertahanan Tuma Abbas. Memang, sejak masa pemerintahan Ahmad Hasan al-Bakr (1968-1979) dan Saddam Hussein (1979 - 2003), panggung politik Bagdad justru didominasi kelompok minoritas Arab Sunni, khususnya Partai Bath, lebih khusus lagi keluarga Saddam dan "klan" al-Takriti. Dominasi kelompok minoritas Arab Sunni atau -meminjam istilah Chibli Mallat (1988)- "Sunnisasi" serta "Bathisasi" panggung politik Bagdad inilah yang menjadi sumber utama penentangan kaum Syiah terhadap rezim Saddam di Irak.
Yah, fakta antara Syiah dan Sunni memang menyakitkan...
Para pejabat Pakistan mengatakan, bentrokan antara kaum muslim Syiah dan muslim Sunni Kamis malam kemarin menewaskan sedikitnya 2 orang di Pakistan barat-laut.
Para pejabat lokal mengatakan, meskipun pengamanan diperketat, tembak-menembak terus berlanjut di sekitar kota Hangu Jumat ini, di mana pengebom bunuh-diri meledakkan dirinya dan menewaskan 23 orang dan melukai lebvih dari 40 orang lainya pada saat perayaan Asyura Kamis kemarin.
Menteri Dalam Negeri Aftab Shepao mengatakan, ketegangan tetap tinggi, tetapi ulama Shiah dan umat Sunni telah menyerukan ketenangan. Ia mengatakan, larangan keluar rumah telah diberlakukan dan pos-pos didirikan.
Bala bantuan tentara dikerahkan setelah kaum Shiah mengamuk dengan membakar mobil-mobil dan toko-toko.
Asyura memperingati wafatnya cucu Nabi Muhammad pada abad ke-7, yang mengakibatkan perpecahan antara umat muslim Syiah dan muslim Suni.
Mayoritas warga Pakistan muslim Sunni.
Aku jadi ingat pernyataan Nurman mengenai hubungan Sunni-Syiah-Ashura:
Festival tahun ini dianggap sebagai sasaran yang mungkin diserang gerilyawan Sunni, khususnya setelah kemenangan politisi Syiah dalam pemilihan umum Irak bulan lalu. Maksud serangan-serangan terbaru ini jelas untuk mengobarkan perpecahan antara warga Syiah dan Sunni.
Ternyata yang dicurigai lagi2 Sunni! Kalau Sunni tidak ada masalah dengan perayaan Ashura, lalu kenapa sampai Sunni menjadi tersangka?
Festival tahun ini dianggap sebagai sasaran yang mungkin diserang gerilyawan Sunni, khususnya setelah kemenangan politisi Syiah dalam pemilihan umum Irak bulan lalu. Maksud serangan-serangan terbaru ini jelas untuk mengobarkan perpecahan antara warga Syiah dan Sunni.
Ternyata yang dicurigai lagi2 Sunni! Kalau Sunni tidak ada masalah dengan perayaan Ashura, lalu kenapa sampai Sunni menjadi tersangka?
Tepatnya masalah politik yang timbul akibat perselisihan kepercayaan antara Sunni dan Syiah, terutama menyangkut pengakuan Imam Hussein (Cucu Nabi Muhammad) dimaan penyakuan atas Imam Husein oleh Syiah ditandai dengan perayaan Ashura.
Valkyrie wrote:
Yup, fakta politik jelas sekali bahwa Sunni bermusuhan dengan Syiah.
Oh iya, apakah kamu tahu kalau Islam itu Integrated (juga mencakup Politik)?
Yup ..
But in this case, it;s quite different ...
That's the situation we want to resolve ..
basically sunni and shiah came from the same root,
the political issue which make it confronted.
This is the victim of history ..
Yup ..
But in this case, it;s quite different ...
That's the situation we want to resolve ..
basically sunni and shiah came from the same root,
the political issue which make it confronted.
This is the victim of history ..
"History" bahwa Sunni menolak keras kepercayaan Syiah?
Silahkan selesaikan masalah Syiah-Sunni, itu urusan kalian para Muslim.
Namun fakta jelas: permasalah Syiah-Sunni adalah masalah politis
Dan karena Islam itu Integrated (Politik adalah bagian dari Islam), maka masalah Politik Syiah-Sunni praktis dipicu oleh kepercayaan/ Agama, maka masalah Syiah-Sunnipun adalah maslah agama
kalau toh Islam itu agama yang tidak terintegrated (yang tidak akan diakui oleh para Muslim), Sejarah masalah Sunni-Syiah tidak akan pernah dapat dilepaskan dari keagamaan (perpecahan bukan dipicu oleh ras, ideology, atau kasta, melainkan oleh klaim "kemurnian Islam").
Tidak bisa disangkal masalah Syiah dan Sunni bukan cuma sebatas Politik (kalau mau "disekulerkan" oleh Nurman), melainkan memang berakar dari keagamaan.
Valkyrie wrote:
"History" bahwa Sunni menolak keras kepercayaan Syiah?
Silahkan selesaikan masalah Syiah-Sunni, itu urusan kalian para Muslim.
Namun fakta jelas: permasalah Syiah-Sunni adalah masalah politis
Dan karena Islam itu Integrated (Politik adalah bagian dari Islam), maka masalah Politik Syiah-Sunni praktis dipicu oleh kepercayaan/ Agama, maka masalah Syiah-Sunnipun adalah maslah agama
kalau toh Islam itu agama yang tidak terintegrated (yang tidak akan diakui oleh para Muslim), Sejarah masalah Sunni-Syiah tidak akan pernah dapat dilepaskan dari keagamaan (perpecahan bukan dipicu oleh ras, ideology, atau kasta, melainkan oleh klaim "kemurnian Islam").
Tidak bisa disangkal masalah Syiah dan Sunni bukan cuma sebatas Politik (kalau mau "disekulerkan" oleh Nurman), melainkan memang berakar dari keagamaan.
Menurut saya sih, masalah keagamaan selesai setelah Rasul Muhammad SAW meninggal dunia. setelah itu urusan tafsir masing2 ... dan di sini
sangat berperan masalah politik.
Politik adalah siapa mendukung siapa ...
Menurut saya sih, masalah keagamaan selesai setelah Rasul Muhammad SAW meninggal dunia. setelah itu urusan tafsir masing2 ... dan di sini
sangat berperan masalah politik.
Politik adalah siapa mendukung siapa ...
Yang Bahasa malaysia .. ndak ngerti aku ...
Rgds,
Nn.
tidak bisa disederhanakan seperti itu,
Masalah tafsir adalah masalah keagamaan.
Misalnya
Ahmadiyah, sekte sholat 2 bahasa di Lawang dikecam bukan karena politis, melainkan karena agama (yang bersumber dari perbedaan masalah tafsir Alquran)
Yak betul, Mas Aljazeera ...
Mungkin dipandang dari segi ibadah .. Asyura sama dengan peringatan
Maulid Nabi. Di jaman Nabi SAW kan ndak ada Maulid ...
Valkyrie wrote:tidak bisa disederhanakan seperti itu,
Masalah tafsir adalah masalah keagamaan.
Misalnya
Ahmadiyah, sekte sholat 2 bahasa di Lawang dikecam bukan karena politis, melainkan karena agama (yang bersumber dari perbedaan masalah tafsir Alquran)
Yang untuk urusan politik/kenegaraan maksudku ...
yang urusan shalat mah itu urusan ibadah maghdah ...
Tidak boleh melakukan ibadah maghdah kecuali yang dicontohkan
oleh Rasulullah SAW.
Dalam Islam,
Tidak boleh melakukan ibadah maghdah kecuali yang dicontohkan,
Dalam hal ibadah goiru maghdah boleh melakukan apa saja, kecuali
yang dilarang ...
Nurman wrote:Menurut saya sih, masalah keagamaan selesai setelah Rasul Muhammad SAW meninggal dunia. setelah itu urusan tafsir masing2 ... dan di sini
sangat berperan masalah politik.
Politik adalah siapa mendukung siapa ...
Masalah Syiah-Sunni adalah masalah perbedaan tafsir.
Masalah Islam mainstream dengan ISlam Sholat 2 bahasa maupun Ahmadiyah juga dikarenakan perbedaan tafsir
Kamu bilang kalau urusan politik adalah urusan tafsir, konsekuensinya seharusnya masalah Ahmadiyah inipun juga seharusnya diperlakukan sebagai urusan politik, tetapi ternyata tidak oleh masyarakat Muslim Mainstream yang menganggap masalah ini adalah masalah doktrinal keagamaan.
Di Bagdad, kaum Syiah menari gembira di jalan-jalan mendengar mantan orang nomor satu Iraq ini digantung. Sementara warga Syiah lainnya menembakkan senjata ke udara menandai kegembiraanya.
.......
Berbeda dengan warga Sunni, menganggap kematian Saddam adalah sebuah martir. “Presiden Saddam Hussein adalah martir dan Tuhan akan menempatkan bersama pahlawan lainnya”, ujar Syeikh Yahya al-Attawi.
AS) ... Bath adalah 84,9% Arab Sunni, 5,7% Syiah, dan 7,5% Kurdi. ...
Ternyata Partai Bath mayoritas Arab Sunni!!!! hal yang berusaha dibantah oleh nurman awalnya:
Yup, wikipedia yang sama ditulis Fakta sangat jelas (Lihat foto Saddam di Wikipedia): Saddam's religion: Sunni Muslim
Coba diperinci anggota partai Golkar ...
Apakah kalao 80 persen orang Islam lantas Partai Golkar jadi
partai Islam???
Anda pernah dengar Islam KTP?
Nah Saddam itu Sunni KTP .. :D