Lima Alasan Kami Murtad
Posted: Wed May 06, 2009 9:25 am
Sumber asli (klik ini) reff lainnya:
http://www.einjil.com/cgi-bin/forum_rea ... m_id=32484" onclick="window.open(this.href);return false;
http://newsgroups.derkeiler.com/Archive ... 00287.html" onclick="window.open(this.href);return false;
DISADUR DARI "PENGAKUAN LISAN DAN TULISAN-TULISAN PARA ANAK-ANAK, HAMBA-HAMBA TUHAN YANG DAHULUNYA BERLATAR BELAKANG AGAMA ISLAM"
KATA PENGANTAR
Tulisan ini yang berjudul : "LIMA ALASAN-ALASAN POKOK TENTANG ISI ALQURAN YANG MENYEBABKAN KAMI MENINGGALKAN AGAMA ISLAM DAN BERALIH MENJADI SEORANG KRISTEN”, adalah saduran-saduran pokok dari pengakuan-pengakuan dan tulisan-tulisan para anak-anak/hamba-hamba TUHAN yang menguraikan tentang apa sebabnya mereka yang dari “sono”nya beragama Islam turun-temurun, namun pada akhirnya dengan sadar telah meninggalkan agama-nya itu beralih menjadi pemeluk agama Kristen bahkan sebagian dari mereka malahan menjadi pendeta-pendeta dan evangelist-evangelist Kristen yang gigih, ulung, tegar dan tangguh. Bekas umat Islam ini termasuk 12 mantan Muslimin termasuk almarhum HAMRAN AMBRIE cs, dan ribuan lainnya yang tidak dapat kami sebutkan namanya satu persatu disini kerena terbatasnya ruang dan tempat.
Ada berpuluh-puluh ayat dalam ALQURAN yang setelah mereka adakan perbandingan dengan nats-nats dalan ALKITAB, membuat mereka pada akhirnya meninggalkan MUHAMMAD ... namun nats-nats/ayat-ayat tersebut kami anggap tidak perlu di sitir satu per satu disini, karena SADURAN kami ini khusus semata-mata di fokuskan atau disorotkan pada ALQURAN itu sendiri, yang akhirnya dianggapnya sebagai BUKANLAH KITAB ILLAHI yang suci, ... melainkan hanya satu kitab INSANI belaka, yaitu satu kitab isinya terdiri dari ± 75% hasil saduran dan jiplakan dari ALKITAB (Taurat dan Injil) di tambah ± 25 % dengan hasil pikiran, rekaan, imaginasi, pendapat dan tafsiran dari Muhammad dan rekan-rekannya yang menulis ALQURAN itu sendiri seperti antara lain Zaid bin Tsabit, Muawiyah, Utsman bin Affan, Ubay bin Kaab dan lain-lain.
Ada 5 (lima) inti pokok, dari ajaran Alquran tersebut yang mereka tolak sebagai wahyu Allah, padahal ke lima hal tersebut sebenarnya landasan fital/soko guru dari ajaran agama Islam itu sendiri.
Ke 5 (lima) inti pokok tersebut adalah seperti berikut :
1. Menolak perintah wajib sholat 5 kali sehari semalam dengan berdoa dalam bahasa Arab, berkiblat ke Kaabah + Batu Hitamnya yang ada di Mekah.
2. Menolak surat 72 Al Jin sebagai wahyu Allah karena bersifat kontradiksius.
3. Menolak kewajiban melakukan “doa syalawat bagi Muhammad”
4. Menolak hukum syariah Islam sebagaimana ditetapkan dalam Alquran karena kejam, tidak adil dan “outdated”/ketinggalan zaman.
5. Menganggap nats 68 Al Kalam 10 yang berbunyi “JANGANLAH KAMU IKUTI SETIAP ORANG YANG BANYAK BERSUMPAH LAGI HINA” sebagai nats yang tidak disadari oleh Muhammad sendiri, telah membuka kedok apa isi Alquran itu sebenarnya.
Dalil-dalil atau rincian-rincian lebih lanjut tentang ke lima pokok penolakan mereka atas Alquran sebagai satu KITAB YANG DIWAHYUHKAN OLEH ALLAH dan menganggapnya hanya sebagai KITAB INSANI belaka, hasil karya Muhammad + rekan-rekannya yang diaku-akui sebagai Wahyu Allah, rincian adalah seperti di jabarkan berikut ini.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
PENOLAKAN PERTAMA :
PENOLAKAN ATAS PERINTAH WAJIB SOLAT 5 (LIMA) KALI SEHARI SEMALAM DALAM BAHASA ARAB DENGAN KIBLAT KE MEKAH.
Sebelum kami membahas PENOLAKAN tersebut di atas, dianggap perlu untuk memberikan informasi-informasi terlebih dahulu sebagai berikut :
a. Bahwa isi Alquran di imani oleh umat Islam sebagai 100 % wahyu Allah yang didiktekan/di imlakan kepada nabi Muhammad secara langsung oleh Allah atau lewat malaikat Jibril dengan kalimat demi kalimat, kata demi kata sampai ke titik komanya, sehingga isi Alquran tersebut sama sekali bebas dari buah pikiran dan karangan manusia, termasuk Nabi Muhammad sendiri.
b. Bahwa ajaran Islam yang terpokok adalah “TAUHID” yaitu pengakuan: “TIADA TUHAN LAIN SELAIN DARI ALLAH/LAILA HAILALLAH dan HANYA KEPADA DIALAH MEREKA WAJIB SEMBAH SUJUD DAN MEMINTA PERTOLONGAN” (QS.1 Al Fatitah 5)
c. Pada waktu Muhammad dan pengikut-pengikutnya tiba di Medinah karena terpaksa Hijrah dari Mekah, di kota itu terdapat banyak bangsa Yahudi yang walaupun tidak berupa kelompok mayoritas namun punya pengaruh besar khususnya di bidang pemerintahan, ekonomi dan sosial budaya. Bangsa Yahudi ini dengan fanatik beragama dan setiap harinya melaksanakan ibadah sembahyangnya dengan kiblat ke YERUSALEM.
d. Karena posisi Muhammad dan pengikut-pengikutnya pada waktu itu masih lemah dan berstatus “menumpang” di negeri orang, maka arah kiblat shalat mereka di tetapkan oleh Muhammad juga kearah YERUSALEM sebagai satu taktik penyesuaian, karena Muhammad mengklaim Agama Islam yang dibawanya itu adalah AGAMA kelanjutan dari Agama Yahudi dan Agama Kristen.
e. KIBLAT kearah YERUSALEM ini berjalan bertahun-tahun lamanya sampai pada satu saat Muhammad + pengikut-pengikutnya merasa cukup kuat untuk mendominasi kota Medinah dengan mengusir bangsa Yahudi ke luar dari sana yang memang betul-betul dapat di laksanakan dengan kekuatan pedang (perang).
Serentak dengan terusirnya bangsa Yahudi ke luar dari Medinah, dengan alasan mendapat wahyu dari Allah, KIBLAT Sholat kearah Yerusalem dibatalkan oleh Muhammad dan digantinya dengan arah baru yaitu ke arah MEKAH karena di sana ada BAITHOLLAH/RUMAH ALLAH yaitu apa yang kita kenal dengan KAABAH + BATU HITAMNYA sekarang ini ( Qs 2 Al Baqarah 142-145 dan 149-150).
f. Selain adanya perobahan KIBLAT ini, juga ditetapkan oleh Muhammad bahwa sholat dilakukan 5 kali sehari-semalam dengan total 17 X ruku dan sujud dan sholatnya harus dilakukan dalam BAHASA ARAB.
Juga ditetapkan bahwa setiap orang Islam yang mengaku dirinya “MUKMIN” diwajibkan melaksanakan IBADAH HAJI ke Mekkah dengan kewajiban mengelilingi KAABAH + BATU HITAM yang ada di dalamnya sebanyak 7 X putaran dan pada setiap selesainya satu putaran harus Ruku dan Sujud menyembah serta mencium BATU HITAM di Kaabah itu sembari mengucapkan doa “ALLAHUMA LABAIK BISMILLAHILAHU AKBAR” yang artinya: “KAMI MEMENUHI PANGGILANMU YA ALLAH !!!.
Note :
1) Bilamana ketentuan 7X mengelilingi KAABAH dengan melaksanakan ritus ruku sujud menyembah serta mencium BATU HITAM disertai dengan kata-kata doa tersebut di atas, tidak dilaksanakan oleh para calon-calon Haji, maka berarti bahwa pelaksanaan rukun-nya tidaklah lengkap.
2) Setiap umat Islam harus dan wajib melaksanakan sholat 5X sehari-semalam dengan total 17X Ruku dan Sujud dengan Kiblat kearah Kaabah/baithollah di Mekkah itu dengan memakai bahasa Arab, karena bilamana mereka mengabaikannya maka tanpa ampun lagi mereka akan diganjar dengan hukuman API NERAKA, karena sholat 5X sehari-semalaman ini adalah Tiang-Utama atau SOKO GURU dari Agama Islam itu sendiri.
Sekarang mari kami sampaikan kepada uraian dan dalil-dalil kenapa kami menolak ajaran ALQURAN tersebut di atas sebagai satu ajaran yang tidak di WAHYUKAN oleh ALLAH melainkan hanya sebagai buah pikiran, bikin-bikinan dan rekaan dari Muhammad + kawan-kawannya saja dengan maksud tertentu dengan diselubungi sebagai “WAHYU cq. PERINTAH ALLAH”.
1) Mulut umat Islam minimal 5X sehari komat-kamit, bahkan adakalanya dengan suara yang keras-lantang dibantu dengan loundspeaker pula, mengumandangkan “BAHWA TIADA TUHAN SELAIN DARI ALLAH - LAILAHAILALLAH DAN KEPADANYA SAJALAH MEREKA WAJIB SUJUD MENYEMBAH” ..., namun beberapa saat kemudian mereka Ruku, Sujud menyembah kepada Allah yang sudah berubah wujudnya menjadi BATU HITAM yang ada dalam bangunan tersebut dari batu-bata sebelumnya dengan kain hitam yang diberi predikat BAITULLAH/KABAH yang ada di Mekah itu.
2) Mulut umat Islam selalu kumat-kamit mengakui bahwa Allah itu pada satu titik yang bersamaan ada di-mana2 di setiap sudut dan penjuru dimensi dunia dan alam semesta ini, namun kenyataannya minimal 5 x dalam sehari-semalam. Allah hanya berada di Mekah dalam Kabaah dalam bentuk BATU HITAM itu saja.
3) ALQURAN cq ajaran Agama Islam - DALAM TEORINYA, tegas2 melarang umatnya menyembah PATUNG dan BERHALA karena hal itu berarti SYIRIK/MENDUAKAN ALLAH dan bertentangan diametral dengan inti syahadad “LAILAHAILALLAH ” namun dalam praktek kenyataannya dalam melaksanakan ibadah haji, berjuta2 umat Islam telah melakukan syirik dengan ruku, syujud menyembah Kaabah dan mencium BATU HITAM yang ada di dalamnya sambil mengucapkan doanya “ALLAHUMA, BISMILAHILAHU sebanyak 7 x ber-turut2.
4) Hal atau kenyataan yang di kemukakan dictum 3 diatas, adalah sekaligus membantah alasan umat Islam yang menyatakan: “Memang adalah benar bahwa kami melaksanakan 5 x sholat sehari dengan 17 x ruku dan syujutnya dengan kiblat ke Kabaah/Baitullah di Mekah itu, namun itu hanya manifestasi dari “TITIK PERSATUAN ARAH SHOLAT UMAT ISLAM SEDUNIA” saja, dan pada waktu kami melaksanakan sholat tersebut sama sekali tidak terlintas dalam fikiran kami untuk sembah sujud kepada Kaabah + Batu hitam didalamnya itu karena Kaabah + Batu kayu hitam tsb adalah hanya benda atau materi yang tiada manfaat dan melarat belaka” (lihat buku tafsir Alquran karangan Mahmud Yunus), dan disamping itu umat percaya dan iman bahwa Allah itu disatu detik yang bersamaan ada di-mana2 seantero muka bumi dan jagat.
Disamping bantahan di dictum 3 di atas kalau seandainya belum diaggap cukup, ada lagi 2 dalil bantahan dari kami bahwa alasan umat Islam tersebut di atas adalah teori yang di-cari2 dan di-buat2 saja seumpamanya menegakkan “BENANG BASAH” sebagai berikut:
a. Berdasarkan TEORI, bila seekor ayam jantan yang seluruh bulunya hitam, kawin dengan seekor ayam betina yang juga seluruh bulunya hitam (tanpa ada perkawinan dengan ayam jantan lain) maka pastilah anak ayam hasil perkawinan itu juga berbulu hitam. Eeh, sesudah telur menetas ternyata anak ayam itu bukan berbulu hitam tetapi merah. Sekarang tentu timbul pertanyaan yang mana yang benar “TEORI-nya atau KENYATAANNYA? Jawabannya sudah pasti “KENYATAANNYALAH YANG BENAR”, karena kenyataannya bulu anak ayam itu merah, bukan hitam.
Kalau hal ini dikaitkan dengan pernyataan atau alasan umat Islam tersebut di atas yang teorinya tidak Ruku, Sembah Sujud ke Kaabah/baitullah + Batu Hitam yang ada di dalamnya di Mekkah itu, melainkan hanya semata-mata satu manifestasi dari TITIK persatuan ARAH Sholat saja, jelaslah bahwa teori ini tidak benar atau TERHUJAH, karena dalam PRAKTEK KENYATAANNYA yang dapat dilihat dengan mata kepala setiap orang pada setiap waktu dan setiap harinya bahwa umat Islam minimal 5 X dalam sehari semalam melakukan 17X ruku dan sembah Sujud kearah Kaabah/baitullah + Batu Hitam yang ada di Mekkah itu. Ini kenyataan dan bukan teori !!!
b. Pernyataan umat Islam bahwa mereka beriman dan percaya bahwa Allah pada satu detik yang bersamaan berada dimana-mana di seantero sudut dan dimensi dunia dan alam semesta ini, kami anggap hanya teori belaka saja, karena dalam PRAKTEK KENYATAANNYA yang dapat dilihat dengan mata kepada setiap orang setiap harinya ALLAH selama 5X jangka waktu sholat hanya berada di Mekkah saja, yaitu kalau tidak berubah bentuk menjadi Kaabah + Batu Hitamnya, sekurang-kurangnya dia berdiam didalamnya, karena disujud-sembahi sebanyak 17X rakaat oleh umat Islam. Dan kalau kenyataan inipun dibantah juga, maka sekali sentuhan, seluruhnya dunia dan jagad raya ini menjadi kosong ditinggalkan oleh Allah, karena Allah hanya berada di Mekkah saja yaitu telah berubah wujud menjadi Batu Hitam yang ada di Kaabah/baitullah itu, berdasarkan kenyataan yang dapat dilihat jutaan orang secara langsung ditempat dan ratusan juta secara tidak langsung lewat siaran TV-Satelit dimana umat Islam sembah sujud dan mencium Batu Hitam itu dengan dibarengi doa “KAMI MEMENUHI PANGGILANMU YA ALLAH !!!”
Dengan mengucapkan doa/kata-kata seperti ini masih adakah orang yang berfikiran waras dapat menyangkal bahwa ALLAH yang Maha Kuasa dan Esa itu tidak/berubah wujud menjadi Batu Hitam tersebut? Ini adalah kenyataan dan bukan teori !!
5) Bahwa Muhammad dengan Al qurannya mewajibkan umatnya melakukan doa dan sholat dalam bahasa Arab berdasarkan wahyu Allah yang diterimanya dari Allah, adalah satu hal yang diragukan. Apakah benar bahwa Allah itu hanya mengerti bahasa Arab saja? Bukankah Allah itu bersifat universal milik semua bangsa di dunia ini sehingga dengan sendirinya tidak terbatas pada satu bahasa saja? Kenapa berdoa-sholat harus mutlak menggunakan bahasa Arab dan kenapa Sholatnya harus berkiblat ke Mekkah saja, sepertinya Allah hanya ada di situ saja?
Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah hanya satu dan singkat yaitu “INI ADALAH POLITIK DOMINASI ARABISME” saja, karena harus di ingat bahwa Muhammad + rekan-rekannya yang menulis dan menerbitkan Alquran itu adalah orang-orang Arab sebagaimana kita ketahui bahwa Muhammad bukan saja menyatakan dirinya sebagai Nabi Rasul Allah, melainkan juga selama dasawarsa-dasawarsa bagaimana akhir hidupnya adalah Raja atau Amirul Mukminin seluruh Jazirah Arab (Saudi Arabiah sekarang ini).
6) Apakah masuk akal bahwa Allah yang Esa itu, Yang Maha Kuasa, yang Roh, Yang tidak ada persamaannya, Yang Kekal dan tidak berubah itu bahkan umat Islam sendiri mengklassifikasikan Allah itu dengan 20 sifat dan 90 predikat kok disamakan begitu saja dengan BATU HITAM yang ada dalam Kaabah/Baitullah di Mekah. Tegasnya ALQURAN itu bersifat dualistis, kontradiksius dan oxiomolitis (berisi pertentangan-pertentangan dalam dirinya sendiri), karena disatu pihak ALQURAN itu menjunjung, mengkultus, memuliakan ALLAH sebagai satu oknum yang tidak ada setara-Nya, namun dilain pihak segera sesudah itu AL QURAN menghina ALLAH dengan menyamakan-NYA dengan BATU HITAM yang ada didalam Kaabah/Baitullah di Mekah itu, terbukti pada waktu sang calon Haji mencium BATU HITAM itu dia melafazkan kata-kata doa: “KAMI MEMENUHI PANGGAILANMU YA ALLAH!”, jadi BATU HITAM itulah ALLAH !!!
7) Apa masuk di akal bahwa Allah yang adalah pencipta langit dan bumi itu beserta segala isinya baik yang kelihatan maupun yang tidak, mempunyai rumah atau bait di dunia ini adanya khusus di Mekah saja dan harus di Sujud sembahi 5X dalam sehari-semalam yaitu waktu Subuh, Lohor, Asyar, Magrib dan Isya karena pada waktu-waktu itulah ALLAH ada di rumah-Nya ?
NOTE :
Ajaran ALKITAB ialah bahwa ALLAH tidak punya RUMAH di dunia ini, karena langit adalah TAHTANYA dan bumi adalah TUMPUAN KAKINYA …(Kis. 7:48-50), yang berarti bahwa ALLAH dalam satu detik yang bersamaan ada dimana-mana, ada disetiap milimeter ruang dimuka bumi dan di jagad raya ini, sehingga bilamana kita berdoa kepada Allah tidak perlu ada kiblat-kiblatan, kearah mana saja kita berdoa disitu ada ALLAH, selain itu kita tidak perlu gerak-gerik jasmani tertentu (ruku) dan tidak perlu doa dilafalkan dengan suara-suara yang berirama, melainkan berdoalah dengan roh dan kebenaran karena Allah itu Roh adanya (Yoh. 4:21-24).
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
PENOLAKAN ke-2:
MENOLAK SURAT 72 AL’JIN SEBAGAI ANEH DAN TIDAK MASUK AKAL SERTA KONTRADIKSIUS.
Dalam Alquran ada terdapat satu SURAT No. 72 yang dinamakan “AL-JIN” yang isinya al:
1) Bahwa di dunia ini ada jin jin yang SALEH/MUKMIN dan ada jin-jin yang kafir (Mukadimah Surat Al-Jin dan 72 Aljin 11-14).
2) Bahwa manusia boleh atau dapat meminta pertolongan dan perlindungan pada Jin-Jin yang Saleh/Mukmin tersebut (Qs 72 AL-JIN 6).
3) Bahwa Jin-jin dapat memberi rezeki yang banyak kepada manusia (Qs.72 AL-JIN 16)
4) Pada waktu Muhammad sedang sholat, dia dikerumuni oleh banyak Jin-Jin (Qs. 72 Al-JIN 19).
Hal yang seperti inilah contoh dari apa yang telah kami jabarkan dalam PENOLAKAN ke-1, Diktum 6 – terdahulu, bahwa ALQURAN atau tegasnya ajaran agama Islam itu bersifat kontradiktif, dualistis dan axiomalistis (berisi pertentangan2 dalam dirinya sendiri), karena di satu pihak ALQURAN mengajarkan TAUHID/Meng-ESA-kan ALLAH (Lailahhailallah) dan hanya kepada DIA-lah umat Islam boleh sujud menyembah dan minta pertolongan (Qs 1 Al Fatihah 5), namun di lain pihak segera sesudah itu dalam ALQURAN yang sama di Surat 72 Al-JIN 6 dan 16, ALQURAN memerintahkan bahwa umat Islam boleh sujud menyembah JIN JIN untuk meminta pertolongan, perlindungan dan rezeki-rezeki (meskipun diselimuti dengan predikat Saleh/Mukmin).
Apakah hal ini tidak kontradiktif? Apa serendah inikah Wahyu Allah itu??
Apakah hal ini tidak berarti “Menyekutukan” ALLAH YANG MAHA ESA itu??
Kita mengetahui bahwa alam roh atau alam gaib hanya ada dua kekuatan atau golongan saja, yang dipisahkan oleh satu jurang yang tak terseberangi (Luk 16:26) laksana satu “TEMBOK BERLIN” yang tak terjangkau tingginya, yaitu:
1) ALLAH + ribuan malaikat-malaikat Suci yang setia kepada-Nya dibawah pimpinan Malaikat Akhbar : Mikhael, Jibril, Rufail dan lain-lain.
2) Iblis + ribuan malaikat-malaikat jahat sebagai pengikut-pengikutnya yang telah ALLAH usir/lempar ke luar dari sorga karena memberontak terhadap-Nya, yang dipimpin oleh setan-setan dan JIN-JIN antara lain: Baal, Moloch, Legion, dll.
Karena adanya tembok atau jurang pemisah secara TOTAL antara golongan ALLAH dan golongan IBLIS tersebut diatas, apakah masuk diakal sehat dan logis bahwa diantara pengikut-pengikut IBLIS ada terdapat JIN-JIN yang Saleh dan Mukmin? Tidak mungkin dan tidak masuk diakal bukan?? Oleh karenanya maka Surat 72 Al-JIN ini tidak mungkin wahyu ALLAH, melainkan hanya buah pikiran Muhammad sendiri saja, karena dia melihat disekelilingnya banyak sekali orang-orang Arab minta pertolongan, perlindungan dan rezeki-rezeki kepada JIN-JIN sebagaimana jelas terungkap di Surat 72 Al jin 6 dan catatan kaki No. 1524 dari nats tersebut (Alquran terjemahan Departemen Agama R.I. tahun 1978).
Selanjutnya dengan adanya Surat 72 Al jin 6 ini, sama saja artinya bahwa Muhammad memberi peluang atau “lampu hijau” kepada umatnya untuk berbuat SYIRIK, menyekutukan ALLAH yang mereka agung-agungkan MAHA-ESA dengan JIN-JIN/IBLIS dan dalam PRAKTEK KENYATAANNYA sehari-hari memanglah demikian adanya, karena bukan rahasia umum lagi dan adalah logis dan pantas berjuta-juta umat Islam memanfaatkan idzin Muhammad + ALQURAN nya itu dengan sujud menyembah serta bersekutu dengan JIN-JIN tersebut untuk mendapat: Kekebalan tahan tembak, tahan bacok, mendapat ilmu santet dan ilmu pelet, mendapat kekuatan sexual-exstra strong, memperoleh kekayaan-kekayaan, kenaikan pangkat dan lain sebagainya.
Apakah arti dan makna kumandang 5X sehari “LAILAHAILALLAH” dari umat Islam itu dan apakah dengan Surat 72 Al Jin dalam ALQURAN masih ada seorang Muslim yang jujur pada diri dan suara hati nuraninya untuk masih percaya bahwa ALQURAN itu berisi 100 % Wahyu ALLAH??
Ajaran ALKITAB milik umat Kristen itu, tentang hal dan masalah yang sama, dengan tegas dan tuntas menyatakan: TIADA TUHAN LAIN SELAIN DARI ALLAH YANG ESA ITU-LAILAHAILAHLLAH” (Yes 45:5a, 21b; Kel 20:2-3, Ul 4:35; Ul 6:4; Yoh 17:3; I Tim 1:17 dan banyak lagi nats-nats yang meng-ESA-kan ALLAH), dan tegas serta tuntas pula MELARANG MENYEMBAH PATUNG, BERHALA, SETAN-SETAN, dan JIN-JIN dalam bentuk, kwalitas atau predikat apapun (Kel 20:4-5; Kel 34:17; Im 26:1; Ul 4:15-19; Yes 44:9-20 dan banyak lagi nats-nats lain yang serupa dengan itu), dan khusus mengenai JIN-JIN yang oleh ALQURAN boleh disujud sembahi dan minta pertolongan serta perlindungannya.
ALKITAB (Yaitu, Bible) milik umat Kristen itu tegas-tegas melarangnya dalam Im 17:7 demikian: “Janganlah mereka (Umat Israel) mempersembahkan lagi korban mereka kepada JIN-JIN, sebab JIN-JIN itu adalah zinah dan inilah ketetapan yang harus menjadi ketetapan untuk selama-lamanya bagi mereka turun-temurun”. Tegas dan tuntas bukan!
ALKITAB menyatakan dengan tegas dan tuntas pula bahwa hanya kepada ALLAH yang ESA itu sajalah kita sujud-sembah dan berbakti (Matius 4:10), dan hanya kepada Dialah satu-satunya Oknum atau Alamat tempat kita minta pertolongan, perlindungan, rezeki dan apa saja yang kita butuhkan dalam hidup ini (Mzm 121:8; Mat 7; Mat 11:28, Luk 12:22-23).
Dan terhadap IBLIS + JIN-JIN pengikutnya, ALKITAB dengan sangat tegas pula menyatakan bahwa mereka itu adalah: Pendusta/Bapa segala Pendusta* (Yoh 8:44), mempunyai malaikat-malaikat jahat (Matius 25:41), sehingga kita harus selalu waspada dan berjaga-jaga karena iblis juga adalah PENIPU (II Korintus 2:11) bahkan sedemikian hebat tipunya sehingga iblis bisa merayu seolah-olah dia adalah Malaikat terang yang suci (II Korintus 11:14), jadi bertentangan secara diametral dengan ajaran ALQURAN yang membenarkan kita bersekutu dengan JIN-JIN dan meminta rezeki, pertolongan serta perlindungan dari padanya.
* Quran mengatakan bahwa Allah adalah Khairul Makerun (penipu terhebat) !
Oleh karena itu, siapapun yang masih berpikiran sehat dan secara jujur mengikuti suara hati nuraninya – seperti halnya kami selagi masih Islam tempo hari – tidak mungkin dapat mengakui lagi bahwa ALQURAN dengan Surat 72 AL-JIN nya itu, sebagai Wahyu ALLAH.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------.
PENOLAKAN KE-3 :
PENOLAKAN ATAS PERINTAH MELAKSANAKAN DOA “SHALAWAT NABI” PADA SETIAP KALI SELESAI MELAKSANAKAN SHOLAT
Dalam ALQURAN ada terdapat Surat No.33 yang dinamakan AL-AHZAB yang antara lain dalam ayat 56 menyatakan demikian: “Sesungguhnya ALLAH dan Malaikat-malaikat-Nya BERSHALAWAT untuk Nabi (Muhammad). Hai orang yang beriman (umat Islam), ber-Shalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkan salam penghormatan kepadanya”.
NOTE :
1) Dalam catatan “kaki/footnote” No. 1230 dan 1231 atas nats 33-AL AHZAB-56 ini ditafsir ALQURAN Departemen Agama R.I tahun 1978 dikatakan sbb :
a. Bershalawat artinya :
· Kalau dari ALLAH artinya adalah: Memberi Rahmat
· Kalau dari Malaikat2 artinya adalah: Meminta Ampunan (Dosa??).
· Kalau dari umat Islam/Mukmin artinya adalah: Berdoa supaya kepada Nabi Muhammad diberi Rahmat (dan kemuliaan) seperti misalnya “ALLAHU-MA SHALLIALA MUHAMMAD”.
b. Dengan mengucapkan perkataan seperti “ASSALAMU ALAIKA AYYUHAN NABI” artinya ialah “Semoga keselamatan tercurah kepadamu Hai Nabi (Mohammad).
2) Konsekuensi atau tindak lanjut dari perintah : “SHALAWAT NABI” ini, maka ALQURAN mewajibkan semua umat Islam menutup Sholatnya yang 5X sehari-semalam itu dengan mengucapkan /melafazkan Doa “SHALAWAT NABI” ini yang isinya bermacam-macam, namun intisarinya adalah mendoakan agar ALLAH melimpahkan kepada Nabi Muhammad Kemuliaan, Kebesaran dan Keselamatan, yang untuk sekedar contoh kami ambil tentang apa yang tiap-tiap hari ditayangkan di TV Malaysia yang berstatus NEGARA ISLAM itu, bunyi doa SHALAWAT NABI” ini adalah demikian : “Ya-ALLAH, karuniakanlah kepada junjungan kami Nabi Muhammad keselamatan, kemuliaan dan tempat serta derajat yang tinggi yang telah ENGKAU janjikan”.
Kalau seandainya nats 33-AL AHZAB-56 ini benar-benar Wahyu ALLAH, segera nampak beberapa kejanggalan-kejanggalan yang fatal bagi umat Islam sendiri yang mau mempelajari ALQURAN-nya memakai akal budi dan rasio yang sehat dan mau berlaku jujur untuk mendengarkan bisikan hati nuraninya sendiri (seperti halnya dengan kami selagi masih Islam tempo hari) sebagai berikut :
1) Seorang Nabi yang benar-benar diutus ALLAH seperti misalnya Nabi Musa (Bapak TAURAT) dan SAYIDINA ISA/ISA AL-MASIH (Bapak INJIL), jika mereka mati, sudah pasti beroleh Rahmat dan Keselamatan masuk Sorga, kembali kepada ALLAH yang mengutusnya dan tidak perlu didoakan keselamatan mereka.
Oleh karena itulah seantero isi ALKITAB tidak ada secuilpun terdapat nats dimana Nabi Musa meminta kepada umatnya untuk melakukan doa SHALAWAT bagi dirinya, lebih-lebih lagi Sayidina Isa. Jangankan meminta umatnya ber-Doa SHALAWAT bagi Dia, malahan Dia-lah yang mendoakan keselamatan umat-Nya (Yoh 17:1-26), bahkan Sayidina Isa sendirilah yang memberikan keselamatan itu (Yoh 14:1-3).
Dari fakta ini saja, sudah jelas bahwa nats 33-AL AHZAB-56 tersebut mustahil WAHYU ALLAH adanya dan lebih fatal lagi ialah bahwa nats “SHALAWAT NABI” ini secara tidak disadari oleh Muhammad, secara langsung atau tidak langsung mengungkapkan suatu dalil yang meragukan ke-Nabian dan ke-Rasulan Muhammad itu sendiri sebagai Nabi atau Rasul yang benar-benar disuruh/diutus oleh ALLAH.
2) Dengan adanya perintah melaksanakan Doa-SHALAWAT NABI ini, timbul kesan atau kesimpulan sbb:
· Bahwa Muhammad sendiri ragu atau tidak yakin bahwa kalau dia mati akan beroleh Rahmat Keselamatan Sorgawi (hal ini ternyata memang demikian, lihat nats 46-AL AHQAAF-9, sehingga perlu melalui nats-33 AL AHZAB-56 dengan mengatas-namakan ALLAH dan Malaikat2-Nya, dia memerintahkan kepada umatnya untuk mendoakan keselamatan dirinya dalam bentuk apa yang disebut Doa-SHALAWAT NABI itu.
· Bahwa Muhammad dengan sendirinya tidak mampu dan tidak kuasa menjamin keselamatan umatnya, bahkan keselamatan anak tunggalnya FATIMAH sendiripun dia tidak bisa jamin dihadapan ALLAH (Hadits Shahih BUCHORI). Dengan demikian, berarti bahwa Muhammad sama sekali tidak perduli apakah umatnya, pengikut yang setiap hari minimal 5X mendoakan keselamatannya, beroleh keselamatan sorgawi atau tidak. Yang pokok/utama baginya ialah: DIA SELAMAT (dengan adanya Doa SHALAWAT itu) sedangkan apakah ratusan juta umat pengikutnya beroleh selamat atau tidak itu soal ke dua dan terserah saja kepada ALLAH nantinya (Insya-Allah).
· Dengan tidak tahunya Muhammad sendiri apakah dia nanti setelah mati beroleh selamat atau tidak (nats 46-AL AHQAAF-9) dan ditambah pula bahwa dia tidak mampu menyelamatkan anak satu-satunya FATIMAH di hadapan ALLAH (Hadits Shahih BUCHORI), bagaimana nasib ratusan juta umat yang hanya merupakan pengikut-pengikutnya saja, maka dengan sendirinya akan timbul pertanyaan di hati setiap Muslim yang mau berpikir dengan tenang dan jujur serta yang mau mendengarkan suara hati nuraninya yang paling dalam (seperti halnya kami dulu selagi masih Islam) sbb : Pantesan seluruh umat Islam di dalam masalah “KESELAMATAN SORGAWI” ini hanya berani mengucapkan kata-kata : INSYAALLAH/MUDAH-MUDAHAN” anda diselamatkan oleh ALLAH dan diberi-Nya tempat yang layak disisi-Nya di Sorga nanti”, dan kesan yang pasti muncul sebagai kelanjutannya ialah : “Buat apa kami tetap mau ikut Agama Islam yang jelas-jelas tidak dapat menjamin keselamatan Sorgawi kami, bahkan Muhammad sampai-sampai meminta kepada umatnya untuk ber-Doa SHALAWAT bagi dirinya, apa lagi kami yang hanya pengikut-pengikutnya saja”.
Nats ALQURAN 33 AL AHZAB-56 yang kami jabarkan diatas tadi inilah salah satu contoh konkrit dari puluhan bahkan ratusan nats-nats yang terdapat dalam ALQURAN yang kami kategorikan : Bahwa isi ALQURAN itu sifatnya dualistis, kontradiktif, axiomalistis yaitu mengandung pertentangan-pertentangan dalam dirinya sendiri, karena misalnya di dalam masalah Doa-SHALAWAT NABI ini disatu pihak ALQURAN dengan segala daya dibarengi dengan segala jenis sumpah menyakinkan umat Islam bahwa Muhammad itu Nabi dan Rasul yang benar-benar diutus/disuruh Allah (bukan Nabi/Rasul aku-akuan), namun dipihak lain dalam waktu yang hampir bersamaan - misalnya nats 33-AL AHZAB-56 ini keluarlah Wahyu ALLAH yang memerintahkan agar umat Islam minimal 5X sehari pada waktu selesai sholat memanjatkan Doa-SHALWAT yang memohon kepada ALLAH agar TUHAN memberikan keselamatan, kemuliaan dan kebesaran kepada Nabi Muhammad.
Apakah hal ini tidak kontrakdiktif dan aneh? karena kalau Muhammad benar-benar seorang Nabi atau Rasul yang ALLAH sendiri utus, maka dengan sendirinya pada waktu Muhammad mati, dia pasti masuk keselamatan Sorgawi - dipanggil kembali kesisi ALLAH yang menyuruh/mengutusnya dan tidak perlu pakai Doa-SHALAWAT NABI segala, seperti halnya NABI MUSA dan SAYIDINA ISA/NABI ISA yang tidak pernah meminta umat/pengikutnya untuk mendoakan keselamatan dirinya.
NOTE :
Pada penjabaran-penjabaran kami berikutnya nanti kami akan merinci lebih dalam lagi tentang sifat Dualistis, Kontradiksi dan Axiomalistis dari isi ALQURAN ini, yang membuat kami akhirnya memutuskan bahwa kami tidak percaya lagi bahwa isi ALQURAN itu adalah Wahyu ALLAH.
Lain halnya dengan Sayidina Isa Al-Masih Nabinya umat Kristen, Dia tidak pernah memerintahkan umatnya memanjatkan Doa-SHALAWAT memohon Keselamatan, Kebesaran dan Kemuliaan bagi diri-Nya, malahan Dia-lah yang mendoakan keselamatan bagi umat-Nya (Yoh 17:1-26), bahkan Dia sendirilah yang memberikan keselamatan Sorgawai itu (Yohanes 14:1-3).
Dan kalau Muhammad ragu-ragu dan bimbang bahkan tidak mengetahui apakah dia sendiri nanti akan ALLAH selamatkan atau tidak, sehingga segala sesuatu yang berkaitan dengan masalah “KESELAMATAN SORGAWAI” diembel-embeli dengan kata-kata “INSYA-ALLAH” atau MUDAH-MUDAHAN”, sebaliknya Sayidina Isa yang dalam ALQURAN disebut Nabi Isa Almasih itu, dengan tegas dan tuntas mengatakan :
§ AKU-lah Jalan dan Kebenaran dan Hidup, tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa (Allah) kalau tidak melalui Aku (Yohanes 14:6).
§ Barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia (Allah) yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal/keselamatan Sorgawai (Yoh 5:24).
§ Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau (yaitu penjahat yang disalibkan disebelah kanan Sayidina Isa) akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus/Sorga (Lukas 23:43).
§ Janganlah kamu heran akan hal ini (sabda Sayidina Isa kepada murid-murid pengikut-Nya), sebab saatnya akan tiba, bahwa semua orang yang ada di dalam kuburan akan mendengar suara-Nya, dan mereka yang telah berbuat baik akan keluar dan bangkit untuk hidup yang kekal (Keselamatan Sorgawai) tetapi mereka yang telah berbuat jahat akan bangkit untuk dihukum” (Yohanes 5:28).
§ Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal (Sayidina Isa) supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal (Yohanes 3:16).
Dan berpuluh-puluh nats lagi bisa kami sitir yang serupa dengan ini, bahwa Sayidina Isa itulah satu-satunya Nabi yang Allah utus membawa Syariat Injil yang bisa menjamin keselamatan Sorgawi bagi siapa saja yang percaya dan beriman kepada-Nya. Kita boleh pilih antara dua, ikut Sayidina Isa + Alkitab yang menjamin keselamatan Sorgawai kita atau Muhammad + Alquran yang disamping tidak menjamin keselamatan sorgawi kita, malahan dia sendiri belum tentu selamat (nats 46-AL AHQAAF-9) sehingga lewat Alquran-nya 33-AL AHZAB-56 perlu mengeluarkan perintah kepada kita untuk memanjatkan Doa-SHALAWAT NABI untuknya. Jangan salah pilih, karena kalau kita salah pilih akan berakibat penyesalan yang tidak terkoreksi lagi untuk selama-lamanya.
http://www.einjil.com/cgi-bin/forum_rea ... m_id=32484" onclick="window.open(this.href);return false;
http://newsgroups.derkeiler.com/Archive ... 00287.html" onclick="window.open(this.href);return false;
5 : Lima
LIMA ALASAN-ALASAN POKOK
TENTANG ISI AL-QURAN YANG MENYEBABKAN
KAMI MENINGGALKAN AGAMA ISLAM DAN BERALIH
MENJADI PEMELUK AGAMA KRISTEN
[BENDERA MERAH !! Promosi agama Kristen akan diperingatkan keras ! MOD]TENTANG ISI AL-QURAN YANG MENYEBABKAN
KAMI MENINGGALKAN AGAMA ISLAM DAN BERALIH
MENJADI PEMELUK AGAMA KRISTEN
DISADUR DARI "PENGAKUAN LISAN DAN TULISAN-TULISAN PARA ANAK-ANAK, HAMBA-HAMBA TUHAN YANG DAHULUNYA BERLATAR BELAKANG AGAMA ISLAM"
KATA PENGANTAR
Tulisan ini yang berjudul : "LIMA ALASAN-ALASAN POKOK TENTANG ISI ALQURAN YANG MENYEBABKAN KAMI MENINGGALKAN AGAMA ISLAM DAN BERALIH MENJADI SEORANG KRISTEN”, adalah saduran-saduran pokok dari pengakuan-pengakuan dan tulisan-tulisan para anak-anak/hamba-hamba TUHAN yang menguraikan tentang apa sebabnya mereka yang dari “sono”nya beragama Islam turun-temurun, namun pada akhirnya dengan sadar telah meninggalkan agama-nya itu beralih menjadi pemeluk agama Kristen bahkan sebagian dari mereka malahan menjadi pendeta-pendeta dan evangelist-evangelist Kristen yang gigih, ulung, tegar dan tangguh. Bekas umat Islam ini termasuk 12 mantan Muslimin termasuk almarhum HAMRAN AMBRIE cs, dan ribuan lainnya yang tidak dapat kami sebutkan namanya satu persatu disini kerena terbatasnya ruang dan tempat.
Ada berpuluh-puluh ayat dalam ALQURAN yang setelah mereka adakan perbandingan dengan nats-nats dalan ALKITAB, membuat mereka pada akhirnya meninggalkan MUHAMMAD ... namun nats-nats/ayat-ayat tersebut kami anggap tidak perlu di sitir satu per satu disini, karena SADURAN kami ini khusus semata-mata di fokuskan atau disorotkan pada ALQURAN itu sendiri, yang akhirnya dianggapnya sebagai BUKANLAH KITAB ILLAHI yang suci, ... melainkan hanya satu kitab INSANI belaka, yaitu satu kitab isinya terdiri dari ± 75% hasil saduran dan jiplakan dari ALKITAB (Taurat dan Injil) di tambah ± 25 % dengan hasil pikiran, rekaan, imaginasi, pendapat dan tafsiran dari Muhammad dan rekan-rekannya yang menulis ALQURAN itu sendiri seperti antara lain Zaid bin Tsabit, Muawiyah, Utsman bin Affan, Ubay bin Kaab dan lain-lain.
Ada 5 (lima) inti pokok, dari ajaran Alquran tersebut yang mereka tolak sebagai wahyu Allah, padahal ke lima hal tersebut sebenarnya landasan fital/soko guru dari ajaran agama Islam itu sendiri.
Ke 5 (lima) inti pokok tersebut adalah seperti berikut :
1. Menolak perintah wajib sholat 5 kali sehari semalam dengan berdoa dalam bahasa Arab, berkiblat ke Kaabah + Batu Hitamnya yang ada di Mekah.
2. Menolak surat 72 Al Jin sebagai wahyu Allah karena bersifat kontradiksius.
3. Menolak kewajiban melakukan “doa syalawat bagi Muhammad”
4. Menolak hukum syariah Islam sebagaimana ditetapkan dalam Alquran karena kejam, tidak adil dan “outdated”/ketinggalan zaman.
5. Menganggap nats 68 Al Kalam 10 yang berbunyi “JANGANLAH KAMU IKUTI SETIAP ORANG YANG BANYAK BERSUMPAH LAGI HINA” sebagai nats yang tidak disadari oleh Muhammad sendiri, telah membuka kedok apa isi Alquran itu sebenarnya.
Dalil-dalil atau rincian-rincian lebih lanjut tentang ke lima pokok penolakan mereka atas Alquran sebagai satu KITAB YANG DIWAHYUHKAN OLEH ALLAH dan menganggapnya hanya sebagai KITAB INSANI belaka, hasil karya Muhammad + rekan-rekannya yang diaku-akui sebagai Wahyu Allah, rincian adalah seperti di jabarkan berikut ini.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
PENOLAKAN PERTAMA :
PENOLAKAN ATAS PERINTAH WAJIB SOLAT 5 (LIMA) KALI SEHARI SEMALAM DALAM BAHASA ARAB DENGAN KIBLAT KE MEKAH.
Sebelum kami membahas PENOLAKAN tersebut di atas, dianggap perlu untuk memberikan informasi-informasi terlebih dahulu sebagai berikut :
a. Bahwa isi Alquran di imani oleh umat Islam sebagai 100 % wahyu Allah yang didiktekan/di imlakan kepada nabi Muhammad secara langsung oleh Allah atau lewat malaikat Jibril dengan kalimat demi kalimat, kata demi kata sampai ke titik komanya, sehingga isi Alquran tersebut sama sekali bebas dari buah pikiran dan karangan manusia, termasuk Nabi Muhammad sendiri.
b. Bahwa ajaran Islam yang terpokok adalah “TAUHID” yaitu pengakuan: “TIADA TUHAN LAIN SELAIN DARI ALLAH/LAILA HAILALLAH dan HANYA KEPADA DIALAH MEREKA WAJIB SEMBAH SUJUD DAN MEMINTA PERTOLONGAN” (QS.1 Al Fatitah 5)
c. Pada waktu Muhammad dan pengikut-pengikutnya tiba di Medinah karena terpaksa Hijrah dari Mekah, di kota itu terdapat banyak bangsa Yahudi yang walaupun tidak berupa kelompok mayoritas namun punya pengaruh besar khususnya di bidang pemerintahan, ekonomi dan sosial budaya. Bangsa Yahudi ini dengan fanatik beragama dan setiap harinya melaksanakan ibadah sembahyangnya dengan kiblat ke YERUSALEM.
d. Karena posisi Muhammad dan pengikut-pengikutnya pada waktu itu masih lemah dan berstatus “menumpang” di negeri orang, maka arah kiblat shalat mereka di tetapkan oleh Muhammad juga kearah YERUSALEM sebagai satu taktik penyesuaian, karena Muhammad mengklaim Agama Islam yang dibawanya itu adalah AGAMA kelanjutan dari Agama Yahudi dan Agama Kristen.
e. KIBLAT kearah YERUSALEM ini berjalan bertahun-tahun lamanya sampai pada satu saat Muhammad + pengikut-pengikutnya merasa cukup kuat untuk mendominasi kota Medinah dengan mengusir bangsa Yahudi ke luar dari sana yang memang betul-betul dapat di laksanakan dengan kekuatan pedang (perang).
Serentak dengan terusirnya bangsa Yahudi ke luar dari Medinah, dengan alasan mendapat wahyu dari Allah, KIBLAT Sholat kearah Yerusalem dibatalkan oleh Muhammad dan digantinya dengan arah baru yaitu ke arah MEKAH karena di sana ada BAITHOLLAH/RUMAH ALLAH yaitu apa yang kita kenal dengan KAABAH + BATU HITAMNYA sekarang ini ( Qs 2 Al Baqarah 142-145 dan 149-150).
f. Selain adanya perobahan KIBLAT ini, juga ditetapkan oleh Muhammad bahwa sholat dilakukan 5 kali sehari-semalam dengan total 17 X ruku dan sujud dan sholatnya harus dilakukan dalam BAHASA ARAB.
Juga ditetapkan bahwa setiap orang Islam yang mengaku dirinya “MUKMIN” diwajibkan melaksanakan IBADAH HAJI ke Mekkah dengan kewajiban mengelilingi KAABAH + BATU HITAM yang ada di dalamnya sebanyak 7 X putaran dan pada setiap selesainya satu putaran harus Ruku dan Sujud menyembah serta mencium BATU HITAM di Kaabah itu sembari mengucapkan doa “ALLAHUMA LABAIK BISMILLAHILAHU AKBAR” yang artinya: “KAMI MEMENUHI PANGGILANMU YA ALLAH !!!.
Note :
1) Bilamana ketentuan 7X mengelilingi KAABAH dengan melaksanakan ritus ruku sujud menyembah serta mencium BATU HITAM disertai dengan kata-kata doa tersebut di atas, tidak dilaksanakan oleh para calon-calon Haji, maka berarti bahwa pelaksanaan rukun-nya tidaklah lengkap.
2) Setiap umat Islam harus dan wajib melaksanakan sholat 5X sehari-semalam dengan total 17X Ruku dan Sujud dengan Kiblat kearah Kaabah/baithollah di Mekkah itu dengan memakai bahasa Arab, karena bilamana mereka mengabaikannya maka tanpa ampun lagi mereka akan diganjar dengan hukuman API NERAKA, karena sholat 5X sehari-semalaman ini adalah Tiang-Utama atau SOKO GURU dari Agama Islam itu sendiri.
Sekarang mari kami sampaikan kepada uraian dan dalil-dalil kenapa kami menolak ajaran ALQURAN tersebut di atas sebagai satu ajaran yang tidak di WAHYUKAN oleh ALLAH melainkan hanya sebagai buah pikiran, bikin-bikinan dan rekaan dari Muhammad + kawan-kawannya saja dengan maksud tertentu dengan diselubungi sebagai “WAHYU cq. PERINTAH ALLAH”.
1) Mulut umat Islam minimal 5X sehari komat-kamit, bahkan adakalanya dengan suara yang keras-lantang dibantu dengan loundspeaker pula, mengumandangkan “BAHWA TIADA TUHAN SELAIN DARI ALLAH - LAILAHAILALLAH DAN KEPADANYA SAJALAH MEREKA WAJIB SUJUD MENYEMBAH” ..., namun beberapa saat kemudian mereka Ruku, Sujud menyembah kepada Allah yang sudah berubah wujudnya menjadi BATU HITAM yang ada dalam bangunan tersebut dari batu-bata sebelumnya dengan kain hitam yang diberi predikat BAITULLAH/KABAH yang ada di Mekah itu.
2) Mulut umat Islam selalu kumat-kamit mengakui bahwa Allah itu pada satu titik yang bersamaan ada di-mana2 di setiap sudut dan penjuru dimensi dunia dan alam semesta ini, namun kenyataannya minimal 5 x dalam sehari-semalam. Allah hanya berada di Mekah dalam Kabaah dalam bentuk BATU HITAM itu saja.
3) ALQURAN cq ajaran Agama Islam - DALAM TEORINYA, tegas2 melarang umatnya menyembah PATUNG dan BERHALA karena hal itu berarti SYIRIK/MENDUAKAN ALLAH dan bertentangan diametral dengan inti syahadad “LAILAHAILALLAH ” namun dalam praktek kenyataannya dalam melaksanakan ibadah haji, berjuta2 umat Islam telah melakukan syirik dengan ruku, syujud menyembah Kaabah dan mencium BATU HITAM yang ada di dalamnya sambil mengucapkan doanya “ALLAHUMA, BISMILAHILAHU sebanyak 7 x ber-turut2.
4) Hal atau kenyataan yang di kemukakan dictum 3 diatas, adalah sekaligus membantah alasan umat Islam yang menyatakan: “Memang adalah benar bahwa kami melaksanakan 5 x sholat sehari dengan 17 x ruku dan syujutnya dengan kiblat ke Kabaah/Baitullah di Mekah itu, namun itu hanya manifestasi dari “TITIK PERSATUAN ARAH SHOLAT UMAT ISLAM SEDUNIA” saja, dan pada waktu kami melaksanakan sholat tersebut sama sekali tidak terlintas dalam fikiran kami untuk sembah sujud kepada Kaabah + Batu hitam didalamnya itu karena Kaabah + Batu kayu hitam tsb adalah hanya benda atau materi yang tiada manfaat dan melarat belaka” (lihat buku tafsir Alquran karangan Mahmud Yunus), dan disamping itu umat percaya dan iman bahwa Allah itu disatu detik yang bersamaan ada di-mana2 seantero muka bumi dan jagat.
Disamping bantahan di dictum 3 di atas kalau seandainya belum diaggap cukup, ada lagi 2 dalil bantahan dari kami bahwa alasan umat Islam tersebut di atas adalah teori yang di-cari2 dan di-buat2 saja seumpamanya menegakkan “BENANG BASAH” sebagai berikut:
a. Berdasarkan TEORI, bila seekor ayam jantan yang seluruh bulunya hitam, kawin dengan seekor ayam betina yang juga seluruh bulunya hitam (tanpa ada perkawinan dengan ayam jantan lain) maka pastilah anak ayam hasil perkawinan itu juga berbulu hitam. Eeh, sesudah telur menetas ternyata anak ayam itu bukan berbulu hitam tetapi merah. Sekarang tentu timbul pertanyaan yang mana yang benar “TEORI-nya atau KENYATAANNYA? Jawabannya sudah pasti “KENYATAANNYALAH YANG BENAR”, karena kenyataannya bulu anak ayam itu merah, bukan hitam.
Kalau hal ini dikaitkan dengan pernyataan atau alasan umat Islam tersebut di atas yang teorinya tidak Ruku, Sembah Sujud ke Kaabah/baitullah + Batu Hitam yang ada di dalamnya di Mekkah itu, melainkan hanya semata-mata satu manifestasi dari TITIK persatuan ARAH Sholat saja, jelaslah bahwa teori ini tidak benar atau TERHUJAH, karena dalam PRAKTEK KENYATAANNYA yang dapat dilihat dengan mata kepala setiap orang pada setiap waktu dan setiap harinya bahwa umat Islam minimal 5 X dalam sehari semalam melakukan 17X ruku dan sembah Sujud kearah Kaabah/baitullah + Batu Hitam yang ada di Mekkah itu. Ini kenyataan dan bukan teori !!!
b. Pernyataan umat Islam bahwa mereka beriman dan percaya bahwa Allah pada satu detik yang bersamaan berada dimana-mana di seantero sudut dan dimensi dunia dan alam semesta ini, kami anggap hanya teori belaka saja, karena dalam PRAKTEK KENYATAANNYA yang dapat dilihat dengan mata kepada setiap orang setiap harinya ALLAH selama 5X jangka waktu sholat hanya berada di Mekkah saja, yaitu kalau tidak berubah bentuk menjadi Kaabah + Batu Hitamnya, sekurang-kurangnya dia berdiam didalamnya, karena disujud-sembahi sebanyak 17X rakaat oleh umat Islam. Dan kalau kenyataan inipun dibantah juga, maka sekali sentuhan, seluruhnya dunia dan jagad raya ini menjadi kosong ditinggalkan oleh Allah, karena Allah hanya berada di Mekkah saja yaitu telah berubah wujud menjadi Batu Hitam yang ada di Kaabah/baitullah itu, berdasarkan kenyataan yang dapat dilihat jutaan orang secara langsung ditempat dan ratusan juta secara tidak langsung lewat siaran TV-Satelit dimana umat Islam sembah sujud dan mencium Batu Hitam itu dengan dibarengi doa “KAMI MEMENUHI PANGGILANMU YA ALLAH !!!”
Dengan mengucapkan doa/kata-kata seperti ini masih adakah orang yang berfikiran waras dapat menyangkal bahwa ALLAH yang Maha Kuasa dan Esa itu tidak/berubah wujud menjadi Batu Hitam tersebut? Ini adalah kenyataan dan bukan teori !!
5) Bahwa Muhammad dengan Al qurannya mewajibkan umatnya melakukan doa dan sholat dalam bahasa Arab berdasarkan wahyu Allah yang diterimanya dari Allah, adalah satu hal yang diragukan. Apakah benar bahwa Allah itu hanya mengerti bahasa Arab saja? Bukankah Allah itu bersifat universal milik semua bangsa di dunia ini sehingga dengan sendirinya tidak terbatas pada satu bahasa saja? Kenapa berdoa-sholat harus mutlak menggunakan bahasa Arab dan kenapa Sholatnya harus berkiblat ke Mekkah saja, sepertinya Allah hanya ada di situ saja?
Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah hanya satu dan singkat yaitu “INI ADALAH POLITIK DOMINASI ARABISME” saja, karena harus di ingat bahwa Muhammad + rekan-rekannya yang menulis dan menerbitkan Alquran itu adalah orang-orang Arab sebagaimana kita ketahui bahwa Muhammad bukan saja menyatakan dirinya sebagai Nabi Rasul Allah, melainkan juga selama dasawarsa-dasawarsa bagaimana akhir hidupnya adalah Raja atau Amirul Mukminin seluruh Jazirah Arab (Saudi Arabiah sekarang ini).
6) Apakah masuk akal bahwa Allah yang Esa itu, Yang Maha Kuasa, yang Roh, Yang tidak ada persamaannya, Yang Kekal dan tidak berubah itu bahkan umat Islam sendiri mengklassifikasikan Allah itu dengan 20 sifat dan 90 predikat kok disamakan begitu saja dengan BATU HITAM yang ada dalam Kaabah/Baitullah di Mekah. Tegasnya ALQURAN itu bersifat dualistis, kontradiksius dan oxiomolitis (berisi pertentangan-pertentangan dalam dirinya sendiri), karena disatu pihak ALQURAN itu menjunjung, mengkultus, memuliakan ALLAH sebagai satu oknum yang tidak ada setara-Nya, namun dilain pihak segera sesudah itu AL QURAN menghina ALLAH dengan menyamakan-NYA dengan BATU HITAM yang ada didalam Kaabah/Baitullah di Mekah itu, terbukti pada waktu sang calon Haji mencium BATU HITAM itu dia melafazkan kata-kata doa: “KAMI MEMENUHI PANGGAILANMU YA ALLAH!”, jadi BATU HITAM itulah ALLAH !!!
7) Apa masuk di akal bahwa Allah yang adalah pencipta langit dan bumi itu beserta segala isinya baik yang kelihatan maupun yang tidak, mempunyai rumah atau bait di dunia ini adanya khusus di Mekah saja dan harus di Sujud sembahi 5X dalam sehari-semalam yaitu waktu Subuh, Lohor, Asyar, Magrib dan Isya karena pada waktu-waktu itulah ALLAH ada di rumah-Nya ?
NOTE :
Ajaran ALKITAB ialah bahwa ALLAH tidak punya RUMAH di dunia ini, karena langit adalah TAHTANYA dan bumi adalah TUMPUAN KAKINYA …(Kis. 7:48-50), yang berarti bahwa ALLAH dalam satu detik yang bersamaan ada dimana-mana, ada disetiap milimeter ruang dimuka bumi dan di jagad raya ini, sehingga bilamana kita berdoa kepada Allah tidak perlu ada kiblat-kiblatan, kearah mana saja kita berdoa disitu ada ALLAH, selain itu kita tidak perlu gerak-gerik jasmani tertentu (ruku) dan tidak perlu doa dilafalkan dengan suara-suara yang berirama, melainkan berdoalah dengan roh dan kebenaran karena Allah itu Roh adanya (Yoh. 4:21-24).
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
PENOLAKAN ke-2:
MENOLAK SURAT 72 AL’JIN SEBAGAI ANEH DAN TIDAK MASUK AKAL SERTA KONTRADIKSIUS.
Dalam Alquran ada terdapat satu SURAT No. 72 yang dinamakan “AL-JIN” yang isinya al:
1) Bahwa di dunia ini ada jin jin yang SALEH/MUKMIN dan ada jin-jin yang kafir (Mukadimah Surat Al-Jin dan 72 Aljin 11-14).
2) Bahwa manusia boleh atau dapat meminta pertolongan dan perlindungan pada Jin-Jin yang Saleh/Mukmin tersebut (Qs 72 AL-JIN 6).
3) Bahwa Jin-jin dapat memberi rezeki yang banyak kepada manusia (Qs.72 AL-JIN 16)
4) Pada waktu Muhammad sedang sholat, dia dikerumuni oleh banyak Jin-Jin (Qs. 72 Al-JIN 19).
Hal yang seperti inilah contoh dari apa yang telah kami jabarkan dalam PENOLAKAN ke-1, Diktum 6 – terdahulu, bahwa ALQURAN atau tegasnya ajaran agama Islam itu bersifat kontradiktif, dualistis dan axiomalistis (berisi pertentangan2 dalam dirinya sendiri), karena di satu pihak ALQURAN mengajarkan TAUHID/Meng-ESA-kan ALLAH (Lailahhailallah) dan hanya kepada DIA-lah umat Islam boleh sujud menyembah dan minta pertolongan (Qs 1 Al Fatihah 5), namun di lain pihak segera sesudah itu dalam ALQURAN yang sama di Surat 72 Al-JIN 6 dan 16, ALQURAN memerintahkan bahwa umat Islam boleh sujud menyembah JIN JIN untuk meminta pertolongan, perlindungan dan rezeki-rezeki (meskipun diselimuti dengan predikat Saleh/Mukmin).
Apakah hal ini tidak kontradiktif? Apa serendah inikah Wahyu Allah itu??
Apakah hal ini tidak berarti “Menyekutukan” ALLAH YANG MAHA ESA itu??
Kita mengetahui bahwa alam roh atau alam gaib hanya ada dua kekuatan atau golongan saja, yang dipisahkan oleh satu jurang yang tak terseberangi (Luk 16:26) laksana satu “TEMBOK BERLIN” yang tak terjangkau tingginya, yaitu:
1) ALLAH + ribuan malaikat-malaikat Suci yang setia kepada-Nya dibawah pimpinan Malaikat Akhbar : Mikhael, Jibril, Rufail dan lain-lain.
2) Iblis + ribuan malaikat-malaikat jahat sebagai pengikut-pengikutnya yang telah ALLAH usir/lempar ke luar dari sorga karena memberontak terhadap-Nya, yang dipimpin oleh setan-setan dan JIN-JIN antara lain: Baal, Moloch, Legion, dll.
Karena adanya tembok atau jurang pemisah secara TOTAL antara golongan ALLAH dan golongan IBLIS tersebut diatas, apakah masuk diakal sehat dan logis bahwa diantara pengikut-pengikut IBLIS ada terdapat JIN-JIN yang Saleh dan Mukmin? Tidak mungkin dan tidak masuk diakal bukan?? Oleh karenanya maka Surat 72 Al-JIN ini tidak mungkin wahyu ALLAH, melainkan hanya buah pikiran Muhammad sendiri saja, karena dia melihat disekelilingnya banyak sekali orang-orang Arab minta pertolongan, perlindungan dan rezeki-rezeki kepada JIN-JIN sebagaimana jelas terungkap di Surat 72 Al jin 6 dan catatan kaki No. 1524 dari nats tersebut (Alquran terjemahan Departemen Agama R.I. tahun 1978).
Selanjutnya dengan adanya Surat 72 Al jin 6 ini, sama saja artinya bahwa Muhammad memberi peluang atau “lampu hijau” kepada umatnya untuk berbuat SYIRIK, menyekutukan ALLAH yang mereka agung-agungkan MAHA-ESA dengan JIN-JIN/IBLIS dan dalam PRAKTEK KENYATAANNYA sehari-hari memanglah demikian adanya, karena bukan rahasia umum lagi dan adalah logis dan pantas berjuta-juta umat Islam memanfaatkan idzin Muhammad + ALQURAN nya itu dengan sujud menyembah serta bersekutu dengan JIN-JIN tersebut untuk mendapat: Kekebalan tahan tembak, tahan bacok, mendapat ilmu santet dan ilmu pelet, mendapat kekuatan sexual-exstra strong, memperoleh kekayaan-kekayaan, kenaikan pangkat dan lain sebagainya.
Apakah arti dan makna kumandang 5X sehari “LAILAHAILALLAH” dari umat Islam itu dan apakah dengan Surat 72 Al Jin dalam ALQURAN masih ada seorang Muslim yang jujur pada diri dan suara hati nuraninya untuk masih percaya bahwa ALQURAN itu berisi 100 % Wahyu ALLAH??
Ajaran ALKITAB milik umat Kristen itu, tentang hal dan masalah yang sama, dengan tegas dan tuntas menyatakan: TIADA TUHAN LAIN SELAIN DARI ALLAH YANG ESA ITU-LAILAHAILAHLLAH” (Yes 45:5a, 21b; Kel 20:2-3, Ul 4:35; Ul 6:4; Yoh 17:3; I Tim 1:17 dan banyak lagi nats-nats yang meng-ESA-kan ALLAH), dan tegas serta tuntas pula MELARANG MENYEMBAH PATUNG, BERHALA, SETAN-SETAN, dan JIN-JIN dalam bentuk, kwalitas atau predikat apapun (Kel 20:4-5; Kel 34:17; Im 26:1; Ul 4:15-19; Yes 44:9-20 dan banyak lagi nats-nats lain yang serupa dengan itu), dan khusus mengenai JIN-JIN yang oleh ALQURAN boleh disujud sembahi dan minta pertolongan serta perlindungannya.
ALKITAB (Yaitu, Bible) milik umat Kristen itu tegas-tegas melarangnya dalam Im 17:7 demikian: “Janganlah mereka (Umat Israel) mempersembahkan lagi korban mereka kepada JIN-JIN, sebab JIN-JIN itu adalah zinah dan inilah ketetapan yang harus menjadi ketetapan untuk selama-lamanya bagi mereka turun-temurun”. Tegas dan tuntas bukan!
ALKITAB menyatakan dengan tegas dan tuntas pula bahwa hanya kepada ALLAH yang ESA itu sajalah kita sujud-sembah dan berbakti (Matius 4:10), dan hanya kepada Dialah satu-satunya Oknum atau Alamat tempat kita minta pertolongan, perlindungan, rezeki dan apa saja yang kita butuhkan dalam hidup ini (Mzm 121:8; Mat 7; Mat 11:28, Luk 12:22-23).
Dan terhadap IBLIS + JIN-JIN pengikutnya, ALKITAB dengan sangat tegas pula menyatakan bahwa mereka itu adalah: Pendusta/Bapa segala Pendusta* (Yoh 8:44), mempunyai malaikat-malaikat jahat (Matius 25:41), sehingga kita harus selalu waspada dan berjaga-jaga karena iblis juga adalah PENIPU (II Korintus 2:11) bahkan sedemikian hebat tipunya sehingga iblis bisa merayu seolah-olah dia adalah Malaikat terang yang suci (II Korintus 11:14), jadi bertentangan secara diametral dengan ajaran ALQURAN yang membenarkan kita bersekutu dengan JIN-JIN dan meminta rezeki, pertolongan serta perlindungan dari padanya.
* Quran mengatakan bahwa Allah adalah Khairul Makerun (penipu terhebat) !
Oleh karena itu, siapapun yang masih berpikiran sehat dan secara jujur mengikuti suara hati nuraninya – seperti halnya kami selagi masih Islam tempo hari – tidak mungkin dapat mengakui lagi bahwa ALQURAN dengan Surat 72 AL-JIN nya itu, sebagai Wahyu ALLAH.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------.
PENOLAKAN KE-3 :
PENOLAKAN ATAS PERINTAH MELAKSANAKAN DOA “SHALAWAT NABI” PADA SETIAP KALI SELESAI MELAKSANAKAN SHOLAT
Dalam ALQURAN ada terdapat Surat No.33 yang dinamakan AL-AHZAB yang antara lain dalam ayat 56 menyatakan demikian: “Sesungguhnya ALLAH dan Malaikat-malaikat-Nya BERSHALAWAT untuk Nabi (Muhammad). Hai orang yang beriman (umat Islam), ber-Shalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkan salam penghormatan kepadanya”.
NOTE :
1) Dalam catatan “kaki/footnote” No. 1230 dan 1231 atas nats 33-AL AHZAB-56 ini ditafsir ALQURAN Departemen Agama R.I tahun 1978 dikatakan sbb :
a. Bershalawat artinya :
· Kalau dari ALLAH artinya adalah: Memberi Rahmat
· Kalau dari Malaikat2 artinya adalah: Meminta Ampunan (Dosa??).
· Kalau dari umat Islam/Mukmin artinya adalah: Berdoa supaya kepada Nabi Muhammad diberi Rahmat (dan kemuliaan) seperti misalnya “ALLAHU-MA SHALLIALA MUHAMMAD”.
b. Dengan mengucapkan perkataan seperti “ASSALAMU ALAIKA AYYUHAN NABI” artinya ialah “Semoga keselamatan tercurah kepadamu Hai Nabi (Mohammad).
2) Konsekuensi atau tindak lanjut dari perintah : “SHALAWAT NABI” ini, maka ALQURAN mewajibkan semua umat Islam menutup Sholatnya yang 5X sehari-semalam itu dengan mengucapkan /melafazkan Doa “SHALAWAT NABI” ini yang isinya bermacam-macam, namun intisarinya adalah mendoakan agar ALLAH melimpahkan kepada Nabi Muhammad Kemuliaan, Kebesaran dan Keselamatan, yang untuk sekedar contoh kami ambil tentang apa yang tiap-tiap hari ditayangkan di TV Malaysia yang berstatus NEGARA ISLAM itu, bunyi doa SHALAWAT NABI” ini adalah demikian : “Ya-ALLAH, karuniakanlah kepada junjungan kami Nabi Muhammad keselamatan, kemuliaan dan tempat serta derajat yang tinggi yang telah ENGKAU janjikan”.
Kalau seandainya nats 33-AL AHZAB-56 ini benar-benar Wahyu ALLAH, segera nampak beberapa kejanggalan-kejanggalan yang fatal bagi umat Islam sendiri yang mau mempelajari ALQURAN-nya memakai akal budi dan rasio yang sehat dan mau berlaku jujur untuk mendengarkan bisikan hati nuraninya sendiri (seperti halnya dengan kami selagi masih Islam tempo hari) sebagai berikut :
1) Seorang Nabi yang benar-benar diutus ALLAH seperti misalnya Nabi Musa (Bapak TAURAT) dan SAYIDINA ISA/ISA AL-MASIH (Bapak INJIL), jika mereka mati, sudah pasti beroleh Rahmat dan Keselamatan masuk Sorga, kembali kepada ALLAH yang mengutusnya dan tidak perlu didoakan keselamatan mereka.
Oleh karena itulah seantero isi ALKITAB tidak ada secuilpun terdapat nats dimana Nabi Musa meminta kepada umatnya untuk melakukan doa SHALAWAT bagi dirinya, lebih-lebih lagi Sayidina Isa. Jangankan meminta umatnya ber-Doa SHALAWAT bagi Dia, malahan Dia-lah yang mendoakan keselamatan umat-Nya (Yoh 17:1-26), bahkan Sayidina Isa sendirilah yang memberikan keselamatan itu (Yoh 14:1-3).
Dari fakta ini saja, sudah jelas bahwa nats 33-AL AHZAB-56 tersebut mustahil WAHYU ALLAH adanya dan lebih fatal lagi ialah bahwa nats “SHALAWAT NABI” ini secara tidak disadari oleh Muhammad, secara langsung atau tidak langsung mengungkapkan suatu dalil yang meragukan ke-Nabian dan ke-Rasulan Muhammad itu sendiri sebagai Nabi atau Rasul yang benar-benar disuruh/diutus oleh ALLAH.
2) Dengan adanya perintah melaksanakan Doa-SHALAWAT NABI ini, timbul kesan atau kesimpulan sbb:
· Bahwa Muhammad sendiri ragu atau tidak yakin bahwa kalau dia mati akan beroleh Rahmat Keselamatan Sorgawi (hal ini ternyata memang demikian, lihat nats 46-AL AHQAAF-9, sehingga perlu melalui nats-33 AL AHZAB-56 dengan mengatas-namakan ALLAH dan Malaikat2-Nya, dia memerintahkan kepada umatnya untuk mendoakan keselamatan dirinya dalam bentuk apa yang disebut Doa-SHALAWAT NABI itu.
· Bahwa Muhammad dengan sendirinya tidak mampu dan tidak kuasa menjamin keselamatan umatnya, bahkan keselamatan anak tunggalnya FATIMAH sendiripun dia tidak bisa jamin dihadapan ALLAH (Hadits Shahih BUCHORI). Dengan demikian, berarti bahwa Muhammad sama sekali tidak perduli apakah umatnya, pengikut yang setiap hari minimal 5X mendoakan keselamatannya, beroleh keselamatan sorgawi atau tidak. Yang pokok/utama baginya ialah: DIA SELAMAT (dengan adanya Doa SHALAWAT itu) sedangkan apakah ratusan juta umat pengikutnya beroleh selamat atau tidak itu soal ke dua dan terserah saja kepada ALLAH nantinya (Insya-Allah).
· Dengan tidak tahunya Muhammad sendiri apakah dia nanti setelah mati beroleh selamat atau tidak (nats 46-AL AHQAAF-9) dan ditambah pula bahwa dia tidak mampu menyelamatkan anak satu-satunya FATIMAH di hadapan ALLAH (Hadits Shahih BUCHORI), bagaimana nasib ratusan juta umat yang hanya merupakan pengikut-pengikutnya saja, maka dengan sendirinya akan timbul pertanyaan di hati setiap Muslim yang mau berpikir dengan tenang dan jujur serta yang mau mendengarkan suara hati nuraninya yang paling dalam (seperti halnya kami dulu selagi masih Islam) sbb : Pantesan seluruh umat Islam di dalam masalah “KESELAMATAN SORGAWI” ini hanya berani mengucapkan kata-kata : INSYAALLAH/MUDAH-MUDAHAN” anda diselamatkan oleh ALLAH dan diberi-Nya tempat yang layak disisi-Nya di Sorga nanti”, dan kesan yang pasti muncul sebagai kelanjutannya ialah : “Buat apa kami tetap mau ikut Agama Islam yang jelas-jelas tidak dapat menjamin keselamatan Sorgawi kami, bahkan Muhammad sampai-sampai meminta kepada umatnya untuk ber-Doa SHALAWAT bagi dirinya, apa lagi kami yang hanya pengikut-pengikutnya saja”.
Nats ALQURAN 33 AL AHZAB-56 yang kami jabarkan diatas tadi inilah salah satu contoh konkrit dari puluhan bahkan ratusan nats-nats yang terdapat dalam ALQURAN yang kami kategorikan : Bahwa isi ALQURAN itu sifatnya dualistis, kontradiktif, axiomalistis yaitu mengandung pertentangan-pertentangan dalam dirinya sendiri, karena misalnya di dalam masalah Doa-SHALAWAT NABI ini disatu pihak ALQURAN dengan segala daya dibarengi dengan segala jenis sumpah menyakinkan umat Islam bahwa Muhammad itu Nabi dan Rasul yang benar-benar diutus/disuruh Allah (bukan Nabi/Rasul aku-akuan), namun dipihak lain dalam waktu yang hampir bersamaan - misalnya nats 33-AL AHZAB-56 ini keluarlah Wahyu ALLAH yang memerintahkan agar umat Islam minimal 5X sehari pada waktu selesai sholat memanjatkan Doa-SHALWAT yang memohon kepada ALLAH agar TUHAN memberikan keselamatan, kemuliaan dan kebesaran kepada Nabi Muhammad.
Apakah hal ini tidak kontrakdiktif dan aneh? karena kalau Muhammad benar-benar seorang Nabi atau Rasul yang ALLAH sendiri utus, maka dengan sendirinya pada waktu Muhammad mati, dia pasti masuk keselamatan Sorgawi - dipanggil kembali kesisi ALLAH yang menyuruh/mengutusnya dan tidak perlu pakai Doa-SHALAWAT NABI segala, seperti halnya NABI MUSA dan SAYIDINA ISA/NABI ISA yang tidak pernah meminta umat/pengikutnya untuk mendoakan keselamatan dirinya.
NOTE :
Pada penjabaran-penjabaran kami berikutnya nanti kami akan merinci lebih dalam lagi tentang sifat Dualistis, Kontradiksi dan Axiomalistis dari isi ALQURAN ini, yang membuat kami akhirnya memutuskan bahwa kami tidak percaya lagi bahwa isi ALQURAN itu adalah Wahyu ALLAH.
Lain halnya dengan Sayidina Isa Al-Masih Nabinya umat Kristen, Dia tidak pernah memerintahkan umatnya memanjatkan Doa-SHALAWAT memohon Keselamatan, Kebesaran dan Kemuliaan bagi diri-Nya, malahan Dia-lah yang mendoakan keselamatan bagi umat-Nya (Yoh 17:1-26), bahkan Dia sendirilah yang memberikan keselamatan Sorgawai itu (Yohanes 14:1-3).
Dan kalau Muhammad ragu-ragu dan bimbang bahkan tidak mengetahui apakah dia sendiri nanti akan ALLAH selamatkan atau tidak, sehingga segala sesuatu yang berkaitan dengan masalah “KESELAMATAN SORGAWAI” diembel-embeli dengan kata-kata “INSYA-ALLAH” atau MUDAH-MUDAHAN”, sebaliknya Sayidina Isa yang dalam ALQURAN disebut Nabi Isa Almasih itu, dengan tegas dan tuntas mengatakan :
§ AKU-lah Jalan dan Kebenaran dan Hidup, tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa (Allah) kalau tidak melalui Aku (Yohanes 14:6).
§ Barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia (Allah) yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal/keselamatan Sorgawai (Yoh 5:24).
§ Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau (yaitu penjahat yang disalibkan disebelah kanan Sayidina Isa) akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus/Sorga (Lukas 23:43).
§ Janganlah kamu heran akan hal ini (sabda Sayidina Isa kepada murid-murid pengikut-Nya), sebab saatnya akan tiba, bahwa semua orang yang ada di dalam kuburan akan mendengar suara-Nya, dan mereka yang telah berbuat baik akan keluar dan bangkit untuk hidup yang kekal (Keselamatan Sorgawai) tetapi mereka yang telah berbuat jahat akan bangkit untuk dihukum” (Yohanes 5:28).
§ Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal (Sayidina Isa) supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal (Yohanes 3:16).
Dan berpuluh-puluh nats lagi bisa kami sitir yang serupa dengan ini, bahwa Sayidina Isa itulah satu-satunya Nabi yang Allah utus membawa Syariat Injil yang bisa menjamin keselamatan Sorgawi bagi siapa saja yang percaya dan beriman kepada-Nya. Kita boleh pilih antara dua, ikut Sayidina Isa + Alkitab yang menjamin keselamatan Sorgawai kita atau Muhammad + Alquran yang disamping tidak menjamin keselamatan sorgawi kita, malahan dia sendiri belum tentu selamat (nats 46-AL AHQAAF-9) sehingga lewat Alquran-nya 33-AL AHZAB-56 perlu mengeluarkan perintah kepada kita untuk memanjatkan Doa-SHALAWAT NABI untuknya. Jangan salah pilih, karena kalau kita salah pilih akan berakibat penyesalan yang tidak terkoreksi lagi untuk selama-lamanya.