QURAN : SUATU KEPALSUAN PEWAHYUAN!
Posted: Mon Jan 06, 2014 9:27 am
Sebagai perkenalan, saya adalah seorang Nasrani sedari kanak-kanak. Dibesarkan oleh orang tua yang Pendeta, dan saya sendri sedang menempuh pendidikan kependetaan. Ayah saya adalah Dosen Historika dan kakek saya adalah Dosen dan pakar Islamlogi, yang berasal dari keluarga islam namun memilih beriman Kristen. Dari mereka berdualah saya mengenal Islam dan mempelajari Islam. Kakek saya sangat menguasai juz-juz dalam Quran, bahkan sebagai seorang pendeta, ia mampu membaca Quran dengan baik. Ayah saya seorang yang concern pada sejarah peradaban, walaupun bidang yang khusus ia ajari adalah Sejarah Gereja Asia. Namun perhatiannya pada Sejarah Peradaban Manusia cukup besar, oleh karena itu banyak buku-bukunya baik yang berbahasa Inggris maupun Indonesia yang menjadi acuan pandangan saya.
Dalam kesempatan ini saya ingin mengungkapkan pendapat-pendapat saya mengenai Islam. Sesuai dengan judul, maka saya akan mebahas tentang benarkah Quran turun dari langit/nujul. Ini adalah artikel pertama saya di FFI, jada maaf bila tidak sesuai dengan tempatnya.
Saudara-saudara muslim percaya bahwa Quran diturunkan oleh Allah SWT menurunkan Quran secara langsung pada Muhammad. Oleh karena itu Quran tidak boleh dikritik oleh manusia. Quran tidak boleh diterjemahkan ke bahasa lain. Bila diterjemahkan maka itu bukanlah Quran, namun Terjemahan Quran.
Secara historis, Quran mulai diwahyukan kepada Muhamad (baca: dipikirkan oleh Muhamad) sejak tahun 610 M, yaitu dimana ketika Muhamad mulai misi kenabiannya (baca: mengaku sebagai nabi). Menurut sejarah Islam, pewahyuan Quran kepada Muhammad ini berlangsung selama 22 tahun 2 bulan 22 hari.
Sebagai akademisi, marilah kita membahas Quran dari segi historis/sejarah yang real di garis netral untuk mampu melihat kembali kebenaran dibalik pewahyuan Quran.
Sejarah Kodifikasi Quran
Muhamad adalah seorang yang tidak berpendidikan, atau paling tidak, tidak melalui pendidikan formal. Sehingga pastinya ia tidak bisa membaca dan menulis. Fakta yang diakui secara luas bahwa wahyu yang diterima (baca:apa yang muncul di benak) Muhamad tidak ditulis oleh dirinya, namun oleh para sekretarisnya yang diketuai oleh Zaid ibn Tsabit. Maulana M. Ali dalam bukunya The Religion of Islam yang diterbitkan di Lahore memberikan daftar nama orang-orang yang ditugaskan menuliskan ayat-ayat yang diterimanya (baca: dipikirkan). Selain Zaid ibn Tsabit, ada pula Abu Bakar, Umar, Usman, Ali, Zubair, Ubaya, Hanzala, Abdulah bin Sa’d, Abdulah bin Arqam, Abdulah bin Rawahah, Syarhubail, Khalid, Aban bin Sa’id dan Mu’aiqab. Bahkan Siti Khadidjah istri Muhamad disebut pula sebagai salah seorang yang bertugas menuliskan ayat-ayat itu.
Para sekretaris Muhamad mencatat apa yang diterima/dipikirkan oleh Muhamad kemudian dibacakan oleh para qurra (pembaca Qur’an) secara rutin di depan para pengikut Muhamad. Ada pula yang bertindak sebagai haffiz (penghafal).
Sepeninggal Muhamad, tulisan-tulisan itu dikumpulkan dan Zaid ibn Tsabit ditunjuk oleh Khalifah Abu Bakar sebagai ketua tim kodifikasi. Sehinggaseluruh naskah yang terkumpul itu disusun menjadi Mushhaf yang berarti “kumpulan lembaran-lembaran tertulis”. Sesudah Abu bakar wafat, naskah Mushaf itu diserahkan kepada Umar ibn Khattab, yang selanjutnya diamankan oleh Hafsah salah seorang janda Muhamad, puteri Umar.
Di samping mushaf resmi ini, terdapat pula berbagai naskah yang beredar di kalangan kaum Muslimin. Hal ini berakibat pada terjadinya pertikaian mengenai naskah siapa yang paling benar dan bahkan ejaan siapa yang paling benar. Pertikaian ini mencapai puncaknya pada masa Usman, khalifah ke III. Salah seorang panglima perang Umar, Huzaifah bin Yamman bahkan menjumpai pertikaian tersebut di daerah islam yang baru diduduki. Karena itu Usman mengambil keputusan untuk menyusun mushaf yang dapat dipakai sebagai standar di seluruh wilayah islam sebagai pegangan resmi. Zaid ibn Tsabit kembali ditunjuk sebagai ketua tim penyalinan mushaf yang dikumpulkan di masa Abu Bakar dan ditentukan untuk menggunakan logat Arab Quraisy. Dari kegiatan penyalinan ini diperoleh 7 mushaf yang dikirmkan ke pusat-pusat islam di Mekkah, Basra, Damaskus, dan Kufah sebagai pegangan, baik segi penulisan maupun ejaan.
Lalu bagaimana naskah-naskah lainnya yang beredar? Usman memerintahkan untuk membakar semua naskah itu. Sehingga mushaf yang ada di masa Usman itulah yang menjadi naskah Al-Quran resmi hingga sekrang ini.
3 Tipe Pewahyuan:
Pemahaman mengenai pewahyuan/ bagaimana suatu kitab diwahyukan dapat digolongkan dalam 3 jenis, yakni sbb:
1. Pewahyuan mekanis: yakni Allah sendiri yang menuliskan suatu kitab. Manusia hanyalah alat yang dipakai oleh Allah untuk menuliskan. Jadi manusia hanyalah robot yang dikontrol. Sehingga apa yang ditulis oleh si alat tidak dipikirkannya. Dalam hal ini kitab ini tidak akan dan tidak mungkin salah.
2. Pewahyuan dinamis: Allah menyampaikan wahyu kepada orang yang dekat denganNya. Jadi semakin dekat dengan Allah semakin bisa dipercaya. Jadi sumber acuan kodifikasi suatu wahyu adalah sumber yang paling dekat dengan sumber pertama.
3. Pewahyuan biologis: Manusia menerima Ilham dari Allah. Namun apa yang diterima ini dituliskan secara sadar. Ditulis secara independen sebagai manusia. Wahyu yang diterima ini akan dibagi dua: yakni yang khusus dan yang umum. Yang khusus berarti melalui nubuat atau penglihatan. Secara umum, yakni melalui apa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Quran: Tidak turun dari langit
Saya ingin bilang bahwa Quran tidaklah turun dari langit dalam bentuk buku yang utuh. Sekalipun ini benar, sangatlah **** menurunkan suatu bacaan kepada orang yang tidak tahu membaca. Oleh karena Quran sama seperti kitab-kitab suci lain di dunia, ditulis dengan tangan manusia. Secara historis, ayat yang ditulis adalah apa yang dipikirkan Muhamad, sesuai dengan kebutuhannya. Ayat ini ditulis secara sadar oleh manusia. Buktinya, ada banyak versi naskah Al-Quran. Bila Al-Quran diwahyukan secara mekanis maka semua salinan yang diterima, atau ditulis tidak akan beda bahkan sampai tanda bacanya. Biarpun ada jutaan naskah isinya tetap sama. Dan tentunya tindakan violent terhadap buku ini akan membawa azab secara langsung (artinya langsung menerima hukuman detik itu juga dari Allah), namun kita melihat 2 orang pastor di AS yang membakar Quran tidak mendapatkan azab selain harus berhadapan dengan kecaman masa (ini hal wajar). Oleh karena itu MUSTAHIL Alquran adalah kitab yang diturunkan langsung dari surga. Ini baru sepenggal bukti eksternal
Bukti internal terdapat pada Quran itu sendiri. Misalnya kebodohan dan ketidaklogisan isi Quran. Masakah Allah yang maha kuasa adalah Allah yang buta sejarah dan tidak tau tanda baca? Terdapat bagian dalam Quran yang menuliskan bahwa Mariam, ibu Yesus adalah saudari Harun, kakak Musa. Yang benar saja? Harun saja hidup ribuan tahun sebelum Mariam ibu Isa.
( 27 ) Maka Maryam membawa anak itu kepada kaumnya dengan menggendongnya. Kaumnya berkata: "Hai Maryam, sesungguhnya kamu telah melakukan sesuatu yang amat mungkar.
( 28 ) Hai saudara perempuan Harun, ayahmu sekali-kali bukanlah seorang yang jahat dan ibumu sekali-kali bukanlah seorang pezina",
Surat Mariam ayat 27-28
Bagaimana bisa Maryam saudari Harun adalah orang yang sama dengan Maryam ibu Yesus sedangkan keduanya hidup dalam 2 masa yang amat sangat berjauhan. Sungguh **** kita bila mengakui ini sebagai wahyu Allah, karena Allah tidak mungkin buta sejarah. Bahkan tafsiran Quran berbahasa Inggris karang Al-Maududi menjelaskan bahwa tradisi Islam yang direlasikan dengan para perawi hadits terkenal seperti Bukhari, Muslim, Tirmidzi dll pun tidak bisa menjelaskan ini secara memuaskan.
Sehingga naif sekali jika An Nisa ayat 47 memerintah umat yang memegang Alkitab untuk beriman pada Alquran.
Hai orang-orang yang telah diberi Al Kitab, berimanlah kamu kepada apa yang telah Kami turunkan (Al Quran) yang membenarkan Kitab yang ada pada kamu sebelum Kami mengubah muka(mu), lalu Kami putarkan ke belakang atau Kami kutuki mereka sebagaimana Kami telah mengutuki orang-orang (yang berbuat maksiat) pada hari Sabtu. Dan ketetapan Allah pasti berlaku.
Bagaimana kitab yang buta sejarah membenarkan kitab yang telah ada ribuan tahun sebelum Quran. Alkitab sebagai saksi sejarah kehidupan manusia dan bahkan hukum-hukumnya telah menginspirasi hukum formal diberbagai negara di dunia ini. Bahkan UU di Indonesia ada juga bertolak dari hukum Hindia Belanda yang notabene menggunakan hukum-hukum Alkitab sebagai landasannya.
Boleh dikatakan bahwa Alkitab selain sebagai kitab suci, juga merupakan catatan historis (Yang nanti kita akan bahas lebih jauh) disamping kitab-kitab puitis dan pengajaran yang terdapat di dalam Alkitab. Sehingga tentunya catatan sejarah yang paling dipercaya adalah yang berasal dari pelaku sejarah dan yang paling dekat masa penulisannya dengan waktu kejadian.
Memperhatikan hal-hal itu tentunya catatan sejarah dalam Alkitab lebih dapat dipercaya bila dibandingkan Quran, sebab ditulis bukan oleh saksi sejarah apa yang terjadi di masa, Ibrahim, Ishak, Yakub, Musa, dll dan penulisannya pun pada masa yang amat jauh dari waktu kejadian.
Tentunya 1 kesalahan saja dalam Quran sudah cukup membuktikan bahwa Quran tidak turun dari Surga. Sebab yang turun atau dituliskan langsung oleh Allah tidak mungkin salah secuil pun. Yang mungkin bisa diterima adalah Alquran diwahyukan melalui pengilhaman. Inipun kalau seandainya diilhamkan.
Quran: Jiplakan Alkitab
Alkitab dibagi atas dua bagian, yakni Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.
Perjanjian Lama sendiri terbagi atas Torah, Ketubim, dan Nebiim. Torah merupakan kitab hukum-hukum dan sejarah israel. Ketubim merupakan kitab pengajaran dan puisi. Nebiim merupakan kitab-kitab para Nabi.
Perjanjian Baru terdiri dari Injil, surat-surat, dan wahyu.
Tiap-tiap kitab ditulis dalam latar belakang dan sudut pandang yang berbeda-beda. Kami umat nasrani meyakini bahwa Alkitab merupakan Kitab Suci yang diwahyukan dalam pemahaman pewahyuan organis. Artinya, Alkitab ditulis oleh manusia biasa yang oleh Allah diberikan ilham dan hikmat. Wahyu yang diterima bisa melalui nubuatan , pertemuan/pendiktean langsung dari Allah atau malaikat Allah, atau melalui pengalaman hidup si penulis. Tiap kitab ditulis dalam jarak waktu yang berjauhan hingga berabad-abad. Jadi Alkitab tidak seperti orang islam mengimani Alquran, kitab ini tidak turun dari langit dalam bentuk buku yang utuh dengan susunan, tanda baca, bahasa dan ejaannya. Namun ditulis dalam rangkaian kronlogis dan kejadian yang empirik berdasarkan pengilhaman oleh Allah dari waktu ke waktu, hingga akhirnya dikanonkan kembali hingga menjadi satu “perpustakaan” yang kita sebut Alkitab.
Lalu bagaimana bisa Quran pun turut mencatat peristiwa-peristiwa yang dicatat Alkitab? Apaklah redaktur Alquran yang hidup dimasa penulisan Alkitab? Apakah Alquran ditulis bersama-sama dengan Alkitab? Tentunya bertolak dari penjelasan sebelumnya, jawabannya adalah TIDAK. Jelaslah bahwa Quran mengutip/menjiplak (sebenarnya melanggar hak cipta jika menjiplak lebih 10%, ini bisa dipidana…hehehehehe) Alkitab sebagai sumber tertulis yang telah ada sebelum Quran. Sebagai informasi, selama Muhamad menjadi kafilah, ia banyak berhubungan dengan para pendeta Kristen Nestorian yang banyak bertebaran di jazirah Arab pada waktu itu. Dan istri pertamanya Khadidjah merupakan orang Yahudi. Saya menduga dengna yakin, bahwa dari Kadidjahlah, ia mengenal isi perjanjian lama dan dari para pendeta Nestorianlah dia mengenal Perjanjian Baru terkhususnya Injil. Kalau bukan dari Khadidjah ia mengenal PL maka kemungkinan dari orang-orang Yahudi yang banyak tinggal di Arab khususnya kota Yathrib yang kemudian menjadi Medinah.
Pengetahuan mengenai Alkitab tentunya didapatkan melalui penyampaian lisan, karena ia buta huruf. Dari penuturan yang ia terima, kemudian isinya ia pelintir sedikit untuk kebutuhannya. Misalnya mengganti posisi Ishak dengan Ismael. Menempatkan seolah-olah bangsa Arab lebih tinggi dari bangsa Israel. Atau kejadian malam Isra Miraj sebagai legitimasi Arab atas tanah Israel.
Pandangannya tentang Yesus dipengaruhi oleh ajaran Duofisit Nestorius yang memang berkembang di jazirah Arab setelah dikutuk dan ditolak. Jadi seluruh Kristologi Muhamad adalah Kristologi yang bengkok.
Kepentingan-kepentingan ini kemudian dilegitimasi dengan ayat-ayat yang mengatakan bahwa Quran lebih benar dari Taurat, Injil dan Zabur/Mazmur.
Penutup
Dari seluruh penyampaian saya, saya ingin bilang bahwa Quran hanyalah wahyu yang palsu. Semua itu sebenarnya hanyalah buah pikiran Muhamad untuk menjawab kebutuhan-kebutuhannya dan para pengikutnya. Legitimasinya adalah dengan mengatakan bahwa itu adalah Wahyu Allah yang turun dari Surga dan tidak salah adanya sehingga tidak boleh dikritik. Seorang muslim yang saya ajak untuk berdiskusi ringan tentang Quran menolak dengan alas an takut diazab oleh Allah SWT. Dosa bila memperbincangkan Quran secara salah.
Yang saya tangkap di sini, kita boleh memperbincangkan tentang Quran selama itu tidak mengkritik isinya.
Bagaimana mungkin kitab yang ditulis oleh manusia secara sadar dikatakan turun dari langit. Alquran yang penuh kesalahan harus diterima mentah-mentah oleh orang Islam tanpa dimengerti. BACA saja sudah PAHALA. Walaupun TIDAK MENGERTI. Anda bisa survey saja sendiri. Dari 100 orang Islam, berapa yang bisa baca Quran, dan dari yang bisa baca Quran, berapa yang ngerti apa yang ia baca. Saya yakin para hafiz gak banyak yang ngerti apa yang mereka hafalkan.
Sungguh, bagi saya, apabila Allah yang menurunkan Quran itu tentunya Ia pasti ingin semua orang mengerti dan bisa baca apa yang Ia sampaikan. Saya tidak tahu bagaimana kaum Muslimin/at memahami apa itu wahyu. Dan mengapa Allah mewahyukan sesuatu kepada manusia. Wahyu adalah tindakan Allah untuk membuka selubung diriNya kepada manusia. Sehingga artinya apabila Allah mewahyukan sesuatu artinya Ia ingin menyampaikan sesuatu tentang diriNya atau dari diriNya kepada manusia. Sehingga sekalipun disampaikan kepada bangsa Arab namun tetap bisa dimengerti bangsa lain.
Quran itu bahasa Arab, kalau bukan bahasa Arab itu bukan Quran namanya, tapi Terjemahan. Baca Terjemahan biar ngerti tapi gak dapat pahala. Baca Quran biar gak ngerti tapi dapat pahala.
Itulah yang saya tangkap dari pengkultusan umat Islam terhadap Quran.
Saran:
Saudara-saudara Muslimin/at saya sacara sadar mengajak saudara-saudara sekalian untuk menuju garis netral dan mulailah memandang dari kacamata seorang yang merdeka. Dan bacalah Terjemahan Quran bila anda tidak bisa baca dan mengerti Quran, supaya anda mengerti apa itu Quran yang oleh nabi anda diminta untuk dibaca. Bacalah dengan akal sehat anda. Bandingkalah dengan kenyataan hidup anda. Bandingkanlah dengan fakta sejarah. Bandingkalah dengan kitab-kitab suci agama lain. Lalu sembayanglah kepada Allah dan mintalah HikmatNYA. Allah yang Benar selalu memberikan Hikmat yang Benar.
QURAN : SUATU KEPALSUAN PEWAHYUAN!
FFI Alternative
Faithfreedompedia
Dalam kesempatan ini saya ingin mengungkapkan pendapat-pendapat saya mengenai Islam. Sesuai dengan judul, maka saya akan mebahas tentang benarkah Quran turun dari langit/nujul. Ini adalah artikel pertama saya di FFI, jada maaf bila tidak sesuai dengan tempatnya.
Saudara-saudara muslim percaya bahwa Quran diturunkan oleh Allah SWT menurunkan Quran secara langsung pada Muhammad. Oleh karena itu Quran tidak boleh dikritik oleh manusia. Quran tidak boleh diterjemahkan ke bahasa lain. Bila diterjemahkan maka itu bukanlah Quran, namun Terjemahan Quran.
Secara historis, Quran mulai diwahyukan kepada Muhamad (baca: dipikirkan oleh Muhamad) sejak tahun 610 M, yaitu dimana ketika Muhamad mulai misi kenabiannya (baca: mengaku sebagai nabi). Menurut sejarah Islam, pewahyuan Quran kepada Muhammad ini berlangsung selama 22 tahun 2 bulan 22 hari.
Sebagai akademisi, marilah kita membahas Quran dari segi historis/sejarah yang real di garis netral untuk mampu melihat kembali kebenaran dibalik pewahyuan Quran.
Sejarah Kodifikasi Quran
Muhamad adalah seorang yang tidak berpendidikan, atau paling tidak, tidak melalui pendidikan formal. Sehingga pastinya ia tidak bisa membaca dan menulis. Fakta yang diakui secara luas bahwa wahyu yang diterima (baca:apa yang muncul di benak) Muhamad tidak ditulis oleh dirinya, namun oleh para sekretarisnya yang diketuai oleh Zaid ibn Tsabit. Maulana M. Ali dalam bukunya The Religion of Islam yang diterbitkan di Lahore memberikan daftar nama orang-orang yang ditugaskan menuliskan ayat-ayat yang diterimanya (baca: dipikirkan). Selain Zaid ibn Tsabit, ada pula Abu Bakar, Umar, Usman, Ali, Zubair, Ubaya, Hanzala, Abdulah bin Sa’d, Abdulah bin Arqam, Abdulah bin Rawahah, Syarhubail, Khalid, Aban bin Sa’id dan Mu’aiqab. Bahkan Siti Khadidjah istri Muhamad disebut pula sebagai salah seorang yang bertugas menuliskan ayat-ayat itu.
Para sekretaris Muhamad mencatat apa yang diterima/dipikirkan oleh Muhamad kemudian dibacakan oleh para qurra (pembaca Qur’an) secara rutin di depan para pengikut Muhamad. Ada pula yang bertindak sebagai haffiz (penghafal).
Sepeninggal Muhamad, tulisan-tulisan itu dikumpulkan dan Zaid ibn Tsabit ditunjuk oleh Khalifah Abu Bakar sebagai ketua tim kodifikasi. Sehinggaseluruh naskah yang terkumpul itu disusun menjadi Mushhaf yang berarti “kumpulan lembaran-lembaran tertulis”. Sesudah Abu bakar wafat, naskah Mushaf itu diserahkan kepada Umar ibn Khattab, yang selanjutnya diamankan oleh Hafsah salah seorang janda Muhamad, puteri Umar.
Di samping mushaf resmi ini, terdapat pula berbagai naskah yang beredar di kalangan kaum Muslimin. Hal ini berakibat pada terjadinya pertikaian mengenai naskah siapa yang paling benar dan bahkan ejaan siapa yang paling benar. Pertikaian ini mencapai puncaknya pada masa Usman, khalifah ke III. Salah seorang panglima perang Umar, Huzaifah bin Yamman bahkan menjumpai pertikaian tersebut di daerah islam yang baru diduduki. Karena itu Usman mengambil keputusan untuk menyusun mushaf yang dapat dipakai sebagai standar di seluruh wilayah islam sebagai pegangan resmi. Zaid ibn Tsabit kembali ditunjuk sebagai ketua tim penyalinan mushaf yang dikumpulkan di masa Abu Bakar dan ditentukan untuk menggunakan logat Arab Quraisy. Dari kegiatan penyalinan ini diperoleh 7 mushaf yang dikirmkan ke pusat-pusat islam di Mekkah, Basra, Damaskus, dan Kufah sebagai pegangan, baik segi penulisan maupun ejaan.
Lalu bagaimana naskah-naskah lainnya yang beredar? Usman memerintahkan untuk membakar semua naskah itu. Sehingga mushaf yang ada di masa Usman itulah yang menjadi naskah Al-Quran resmi hingga sekrang ini.
3 Tipe Pewahyuan:
Pemahaman mengenai pewahyuan/ bagaimana suatu kitab diwahyukan dapat digolongkan dalam 3 jenis, yakni sbb:
1. Pewahyuan mekanis: yakni Allah sendiri yang menuliskan suatu kitab. Manusia hanyalah alat yang dipakai oleh Allah untuk menuliskan. Jadi manusia hanyalah robot yang dikontrol. Sehingga apa yang ditulis oleh si alat tidak dipikirkannya. Dalam hal ini kitab ini tidak akan dan tidak mungkin salah.
2. Pewahyuan dinamis: Allah menyampaikan wahyu kepada orang yang dekat denganNya. Jadi semakin dekat dengan Allah semakin bisa dipercaya. Jadi sumber acuan kodifikasi suatu wahyu adalah sumber yang paling dekat dengan sumber pertama.
3. Pewahyuan biologis: Manusia menerima Ilham dari Allah. Namun apa yang diterima ini dituliskan secara sadar. Ditulis secara independen sebagai manusia. Wahyu yang diterima ini akan dibagi dua: yakni yang khusus dan yang umum. Yang khusus berarti melalui nubuat atau penglihatan. Secara umum, yakni melalui apa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Quran: Tidak turun dari langit
Saya ingin bilang bahwa Quran tidaklah turun dari langit dalam bentuk buku yang utuh. Sekalipun ini benar, sangatlah **** menurunkan suatu bacaan kepada orang yang tidak tahu membaca. Oleh karena Quran sama seperti kitab-kitab suci lain di dunia, ditulis dengan tangan manusia. Secara historis, ayat yang ditulis adalah apa yang dipikirkan Muhamad, sesuai dengan kebutuhannya. Ayat ini ditulis secara sadar oleh manusia. Buktinya, ada banyak versi naskah Al-Quran. Bila Al-Quran diwahyukan secara mekanis maka semua salinan yang diterima, atau ditulis tidak akan beda bahkan sampai tanda bacanya. Biarpun ada jutaan naskah isinya tetap sama. Dan tentunya tindakan violent terhadap buku ini akan membawa azab secara langsung (artinya langsung menerima hukuman detik itu juga dari Allah), namun kita melihat 2 orang pastor di AS yang membakar Quran tidak mendapatkan azab selain harus berhadapan dengan kecaman masa (ini hal wajar). Oleh karena itu MUSTAHIL Alquran adalah kitab yang diturunkan langsung dari surga. Ini baru sepenggal bukti eksternal
Bukti internal terdapat pada Quran itu sendiri. Misalnya kebodohan dan ketidaklogisan isi Quran. Masakah Allah yang maha kuasa adalah Allah yang buta sejarah dan tidak tau tanda baca? Terdapat bagian dalam Quran yang menuliskan bahwa Mariam, ibu Yesus adalah saudari Harun, kakak Musa. Yang benar saja? Harun saja hidup ribuan tahun sebelum Mariam ibu Isa.
( 27 ) Maka Maryam membawa anak itu kepada kaumnya dengan menggendongnya. Kaumnya berkata: "Hai Maryam, sesungguhnya kamu telah melakukan sesuatu yang amat mungkar.
( 28 ) Hai saudara perempuan Harun, ayahmu sekali-kali bukanlah seorang yang jahat dan ibumu sekali-kali bukanlah seorang pezina",
Surat Mariam ayat 27-28
Bagaimana bisa Maryam saudari Harun adalah orang yang sama dengan Maryam ibu Yesus sedangkan keduanya hidup dalam 2 masa yang amat sangat berjauhan. Sungguh **** kita bila mengakui ini sebagai wahyu Allah, karena Allah tidak mungkin buta sejarah. Bahkan tafsiran Quran berbahasa Inggris karang Al-Maududi menjelaskan bahwa tradisi Islam yang direlasikan dengan para perawi hadits terkenal seperti Bukhari, Muslim, Tirmidzi dll pun tidak bisa menjelaskan ini secara memuaskan.
Sehingga naif sekali jika An Nisa ayat 47 memerintah umat yang memegang Alkitab untuk beriman pada Alquran.
Hai orang-orang yang telah diberi Al Kitab, berimanlah kamu kepada apa yang telah Kami turunkan (Al Quran) yang membenarkan Kitab yang ada pada kamu sebelum Kami mengubah muka(mu), lalu Kami putarkan ke belakang atau Kami kutuki mereka sebagaimana Kami telah mengutuki orang-orang (yang berbuat maksiat) pada hari Sabtu. Dan ketetapan Allah pasti berlaku.
Bagaimana kitab yang buta sejarah membenarkan kitab yang telah ada ribuan tahun sebelum Quran. Alkitab sebagai saksi sejarah kehidupan manusia dan bahkan hukum-hukumnya telah menginspirasi hukum formal diberbagai negara di dunia ini. Bahkan UU di Indonesia ada juga bertolak dari hukum Hindia Belanda yang notabene menggunakan hukum-hukum Alkitab sebagai landasannya.
Boleh dikatakan bahwa Alkitab selain sebagai kitab suci, juga merupakan catatan historis (Yang nanti kita akan bahas lebih jauh) disamping kitab-kitab puitis dan pengajaran yang terdapat di dalam Alkitab. Sehingga tentunya catatan sejarah yang paling dipercaya adalah yang berasal dari pelaku sejarah dan yang paling dekat masa penulisannya dengan waktu kejadian.
Memperhatikan hal-hal itu tentunya catatan sejarah dalam Alkitab lebih dapat dipercaya bila dibandingkan Quran, sebab ditulis bukan oleh saksi sejarah apa yang terjadi di masa, Ibrahim, Ishak, Yakub, Musa, dll dan penulisannya pun pada masa yang amat jauh dari waktu kejadian.
Tentunya 1 kesalahan saja dalam Quran sudah cukup membuktikan bahwa Quran tidak turun dari Surga. Sebab yang turun atau dituliskan langsung oleh Allah tidak mungkin salah secuil pun. Yang mungkin bisa diterima adalah Alquran diwahyukan melalui pengilhaman. Inipun kalau seandainya diilhamkan.
Quran: Jiplakan Alkitab
Alkitab dibagi atas dua bagian, yakni Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.
Perjanjian Lama sendiri terbagi atas Torah, Ketubim, dan Nebiim. Torah merupakan kitab hukum-hukum dan sejarah israel. Ketubim merupakan kitab pengajaran dan puisi. Nebiim merupakan kitab-kitab para Nabi.
Perjanjian Baru terdiri dari Injil, surat-surat, dan wahyu.
Tiap-tiap kitab ditulis dalam latar belakang dan sudut pandang yang berbeda-beda. Kami umat nasrani meyakini bahwa Alkitab merupakan Kitab Suci yang diwahyukan dalam pemahaman pewahyuan organis. Artinya, Alkitab ditulis oleh manusia biasa yang oleh Allah diberikan ilham dan hikmat. Wahyu yang diterima bisa melalui nubuatan , pertemuan/pendiktean langsung dari Allah atau malaikat Allah, atau melalui pengalaman hidup si penulis. Tiap kitab ditulis dalam jarak waktu yang berjauhan hingga berabad-abad. Jadi Alkitab tidak seperti orang islam mengimani Alquran, kitab ini tidak turun dari langit dalam bentuk buku yang utuh dengan susunan, tanda baca, bahasa dan ejaannya. Namun ditulis dalam rangkaian kronlogis dan kejadian yang empirik berdasarkan pengilhaman oleh Allah dari waktu ke waktu, hingga akhirnya dikanonkan kembali hingga menjadi satu “perpustakaan” yang kita sebut Alkitab.
Lalu bagaimana bisa Quran pun turut mencatat peristiwa-peristiwa yang dicatat Alkitab? Apaklah redaktur Alquran yang hidup dimasa penulisan Alkitab? Apakah Alquran ditulis bersama-sama dengan Alkitab? Tentunya bertolak dari penjelasan sebelumnya, jawabannya adalah TIDAK. Jelaslah bahwa Quran mengutip/menjiplak (sebenarnya melanggar hak cipta jika menjiplak lebih 10%, ini bisa dipidana…hehehehehe) Alkitab sebagai sumber tertulis yang telah ada sebelum Quran. Sebagai informasi, selama Muhamad menjadi kafilah, ia banyak berhubungan dengan para pendeta Kristen Nestorian yang banyak bertebaran di jazirah Arab pada waktu itu. Dan istri pertamanya Khadidjah merupakan orang Yahudi. Saya menduga dengna yakin, bahwa dari Kadidjahlah, ia mengenal isi perjanjian lama dan dari para pendeta Nestorianlah dia mengenal Perjanjian Baru terkhususnya Injil. Kalau bukan dari Khadidjah ia mengenal PL maka kemungkinan dari orang-orang Yahudi yang banyak tinggal di Arab khususnya kota Yathrib yang kemudian menjadi Medinah.
Pengetahuan mengenai Alkitab tentunya didapatkan melalui penyampaian lisan, karena ia buta huruf. Dari penuturan yang ia terima, kemudian isinya ia pelintir sedikit untuk kebutuhannya. Misalnya mengganti posisi Ishak dengan Ismael. Menempatkan seolah-olah bangsa Arab lebih tinggi dari bangsa Israel. Atau kejadian malam Isra Miraj sebagai legitimasi Arab atas tanah Israel.
Pandangannya tentang Yesus dipengaruhi oleh ajaran Duofisit Nestorius yang memang berkembang di jazirah Arab setelah dikutuk dan ditolak. Jadi seluruh Kristologi Muhamad adalah Kristologi yang bengkok.
Kepentingan-kepentingan ini kemudian dilegitimasi dengan ayat-ayat yang mengatakan bahwa Quran lebih benar dari Taurat, Injil dan Zabur/Mazmur.
Penutup
Dari seluruh penyampaian saya, saya ingin bilang bahwa Quran hanyalah wahyu yang palsu. Semua itu sebenarnya hanyalah buah pikiran Muhamad untuk menjawab kebutuhan-kebutuhannya dan para pengikutnya. Legitimasinya adalah dengan mengatakan bahwa itu adalah Wahyu Allah yang turun dari Surga dan tidak salah adanya sehingga tidak boleh dikritik. Seorang muslim yang saya ajak untuk berdiskusi ringan tentang Quran menolak dengan alas an takut diazab oleh Allah SWT. Dosa bila memperbincangkan Quran secara salah.
Yang saya tangkap di sini, kita boleh memperbincangkan tentang Quran selama itu tidak mengkritik isinya.
Bagaimana mungkin kitab yang ditulis oleh manusia secara sadar dikatakan turun dari langit. Alquran yang penuh kesalahan harus diterima mentah-mentah oleh orang Islam tanpa dimengerti. BACA saja sudah PAHALA. Walaupun TIDAK MENGERTI. Anda bisa survey saja sendiri. Dari 100 orang Islam, berapa yang bisa baca Quran, dan dari yang bisa baca Quran, berapa yang ngerti apa yang ia baca. Saya yakin para hafiz gak banyak yang ngerti apa yang mereka hafalkan.
Sungguh, bagi saya, apabila Allah yang menurunkan Quran itu tentunya Ia pasti ingin semua orang mengerti dan bisa baca apa yang Ia sampaikan. Saya tidak tahu bagaimana kaum Muslimin/at memahami apa itu wahyu. Dan mengapa Allah mewahyukan sesuatu kepada manusia. Wahyu adalah tindakan Allah untuk membuka selubung diriNya kepada manusia. Sehingga artinya apabila Allah mewahyukan sesuatu artinya Ia ingin menyampaikan sesuatu tentang diriNya atau dari diriNya kepada manusia. Sehingga sekalipun disampaikan kepada bangsa Arab namun tetap bisa dimengerti bangsa lain.
Quran itu bahasa Arab, kalau bukan bahasa Arab itu bukan Quran namanya, tapi Terjemahan. Baca Terjemahan biar ngerti tapi gak dapat pahala. Baca Quran biar gak ngerti tapi dapat pahala.
Itulah yang saya tangkap dari pengkultusan umat Islam terhadap Quran.
Saran:
Saudara-saudara Muslimin/at saya sacara sadar mengajak saudara-saudara sekalian untuk menuju garis netral dan mulailah memandang dari kacamata seorang yang merdeka. Dan bacalah Terjemahan Quran bila anda tidak bisa baca dan mengerti Quran, supaya anda mengerti apa itu Quran yang oleh nabi anda diminta untuk dibaca. Bacalah dengan akal sehat anda. Bandingkalah dengan kenyataan hidup anda. Bandingkanlah dengan fakta sejarah. Bandingkalah dengan kitab-kitab suci agama lain. Lalu sembayanglah kepada Allah dan mintalah HikmatNYA. Allah yang Benar selalu memberikan Hikmat yang Benar.
QURAN : SUATU KEPALSUAN PEWAHYUAN!
FFI Alternative
Faithfreedompedia