Patah Salero wrote:Emang Quran itu buku pelajaran sejarah.
Quran itu buku petunjuk. Untuk memperbaiki moral manusia, bukan untuk menambah pengetahuan semata.
Kali ini saya secara pribadi sangat senang dengan perkataanmu, dik Patah. Aspek keunggulan moral adalah hal yang langka sekali dibicarakan oleh rekan-rekan muslim di sini.
Berikan bukti bahwa moral seseorang semakin unggul ketika memeluk Islam!!
Tolong jawab pertanyaan ini :
Apakah dengan memeluk Islam seseorang akan terbebas dari prasangka etnik dan ras?
Apakah dengan memeluk Islam seseorang akan lebih setia terhadap istrinya?
Apakah dengan memeluk Islam seseorang akan lebih muak terhadap praktek pedofilia?
Apakah dengan memeluk Islam seseorang akan lebih membenci kekerasan?
APakah dengan memeluk Islam seseorang akan mempunyai pandangan yang positif tentang masa depan?
Apakah dengan memeluk Islam seseorang bisa lebih mengenal Allah dengan baik?
Saya bisa memberikan bukti sebaliknya! Berikut adalah transformasi dari Muhammad sebelum dan sesudah ia menerima apa yang diklaim rekan-rekan muslim sebagai "wahyu dari tuhan" yang dibawa malaikat jibril ... yang menurut Patah Salero "memperbaiki moral manusia"!
Transformasi moral Muhammad sebelum dan setelah menerima "wahyu" :
Aspek | Sebelum menerima "wahyu" | Setelah menerima "wahyu" |
Kesetiaan pada pasangan hidup? | Setia. Ia monogami. | Tidak setia. Ia punya banyak istri dan gundik |
Pedofilia? | Tidak ada bukti bahwa Muhammad melakukan hubungan seks dengan anak dibawah umur. | Ia menikahi Aisyah yang berusia 6 tahun, dan berhubungan badan ketika ia berusia 9 tahun |
Prasangka ras & etnik? | Tidak ada bukti bahwa Muhammad melakukan tindak kekerasan atas dasar ras & etnik. | Mengoordinasi tindak kekerasan dan peperangan terhadap ras-ras tertentu. |
Kekerasan? |
Tidak ada referensi bahwa Muhammad melakukan tindakan kekerasan serius pra kenabiannya. | Pembunuhan, pembantaian suatu etnik, menganjurkan tindakan kekerasan kepada istri, dan sebagainya |
dan listnya bisa lebih panjang lagi
Dalam hal nilai moral, Alkitab selalu bisa menjadi pedoman yang handal dari waktu ke waktu ... bahkan -- dari beberapa bukti yang saya paparkan di atas -- lebih daripada Quran. Salah satu aspek nilai moral yang unggul adalah kejujuran ... Alkitab tidak mengenal apa yang disebut
TAQIYA yang dipraktekkan Islam. Dalam hal kejujuran dan reputasi Alkitab sebagai referensi sejarah,... tidak ditemukan alasan untuk meragukan kebenarannya ketika menyinggung kisah tentang Lot.
Patah Salero wrote:Apa sih maksud bapak loe menceritakan penggalan kisah hidup dia ?? Apa mau nyuruh loe nulis biografi ?? Apa loe akan tanya: "kejadiannya tanggal berapa, pak??", "Siapa nama tetangga-tetangga bapak ??" "apa nama jalan rumah bapak tinggal ??" dan seterusnya, yang bukan merupakan pertanyaan yang penting-penting banget.
Pengalaman pribadi gw, Bokap gw gak pernah menceritakan secara detil kisah hidupnya. Karena yang penting bukan detilnya, tapi pelajaran moral yang diambil dari kejadian tersebut..
Anda boleh bangga dengan kisah sepenggal-sepenggal yang diceritakan dalam Al-Quran.
Namun, kami lebih suka dengan catatan peristiwa yang punya nilai sejarah yang ditulis dengan baik. Itu lebih menyentuh hati ...
Tahu bedanya ketika anda mendengarkan cerita Malin Kundang secara lengkap dari bapak anda, dibandingkan dengan seorang bapak yang hanya sekadar mengatakan "Elo jangan kurang ajar sama orang tua seperti Malin Kundang!" tanpa memastikan apakah si anak sudah tahu siapa dan bagaimana kehidupan malin kundang??
ketimbang sekadar mendengarkan penggalan kisah yang memberikan kesan dogmatis yang hanya sekadar "menjejalkan apa yang kamu mau kepada si pendengar"! Sebuah cerita lebih menyentuh hati.
Apalagi bila cerita itu adalah catatan aktual ... suatu peristiwa sejarah yang disalin turun-temurun!
Itu aspek pertama.
Aspek lainnya adalah, kelengkapan nilai moril yang ingin disampaikan.
Menurutmu apa sih nilai moral yang kamu dapat dari "penggalan cerita" dalam kisah yang dicatat dalam Quran?
Berbeda dengan anda, pembaca alkitab mendapatkan banyak sekali nilai moral dari kisah Lot.
Kisah Lot tidak hanya mengajarkan tentang larangan homoseksualitas & hukuman dari allah... kisah itu juga mengajar pembaca Alkitab bahwa YHWH adalah pribadi yang lentuk, YHWH mau mendengarkan "saran" (permohonan yang dipertimbangkan untuk kemudian dilaksanakan) dari umatnya, seberapa dekat kita bisa berkomunikasi dengan YHWH, bagaimana mengalah adalah sikap yang unggul, bagaimana dampak merusak dari cinta akan materi, bagaimana kemakmuran lahiriah tidak relevan dengan keamanan moral, bagaimana Tuhan yang sejati tidak akan membinasakan orang baik bersama orang jahat seberapa sedikitnya pun jumlah mereka di suatu tempat ... dan banyak lagi.
Saking lengkapnya dan saratnya kisah lot itu dengan pengajaran ... bahkan Yesus hanya perlu mengatakan "Ingat Istri Lot" kepada para pendengarnya. Hal itu dicatat dalam Lukas 17:32 sebagai salah satu ayat terpendek dalam Alkitab ... namun kalimat singkat tersebut sangat sarat dengan nilai pengajaran.
Bisakah kitab yang anda banggakan mencapai hal yang sama yang telah dicapai kitab yang "konon" diklaim telah dipalsukan?
Patah Salero wrote:Begitulah Muslim membaca Quran. Quran adalah respon terhadap situasi yang terjadi di masyarakat saat Muhammad SAW hidup.
Nah, anda mengakuinya sendiri ... bahwa Quran secara spesifik diperuntukkan oleh masyarakat saat Muhammad masih hidup.
Dengan kata lain ... anda mengakui bahwa Quran tidak benar-benar bisa diterapkan di semua kebudayaan dan jaman.
Bisa jadi ada catatan Quran yang tidak praktis atau bahkan tidak bisa diterapkan di jaman dan kebudayaan tertentu.
Karena tidak bisa diterapkan di jaman tertentu ... itu artinya Quran juga tidak kebal dengan apa yang disebut "ketinggalan jaman".
Sekarang, anda tidak perlu lari dari topik, dik Patah. di Thread ini dilancarkan tuduhan berdasarkan kitab anda sendiri yang mengatakan bahwa Masyarakat Sodom adalah Kaum Luth. Selama anda tidak bisa membuktikan bahwa memang masyarakat sodom adalah kaumnya Luth ... setiap netter di sini akan berfikir bahwa Surah Ad- Dhariyaat (51) : 35 adalah suatu kekeliruan. Jadi, saran saya sih ... fokus saja untuk mencari bukti-bukti bahwa Sodom memang kaumnya Luth.