allah swt harus melatih dirinya kembali untuk membuat firman

Kesalahan, ketidak ajaiban, dan ketidaksesuaian dengan ilmu pengetahuan.
User avatar
pemikirulung
Posts: 10
Joined: Tue Apr 30, 2013 2:02 pm

allah swt harus melatih dirinya kembali untuk membuat firman

Post by pemikirulung »

wa-idz taquulu lilladzii an'ama allaahu 'alayhi wa-an'amta 'alayhi amsik 'alayka zawjaka waittaqi allaaha watukhfii fii nafsika maa allaahu mubdiihi watakhsyaa alnnaasa waallaahu ahaqqu an takhsyaahu falammaa qadaa zaydun minhaa watharan zawwajnaakahaa likay laa yakuuna 'alaa almu/miniina harajun fii azwaaji ad'iyaa-ihim idzaa qadhaw minhunna watharan wakaana amru allaahi maf'uulaan

37. Dan (ingatlah), ketika kamu berkata kepada orang yang Allah telah melimpahkan ni'mat kepadanya dan kamu (juga) telah memberi ni'mat kepadanya: "Tahanlah terus isterimu dan bertakwalah kepada Allah", sedang kamu menyembunyikan di dalam hatimu apa yang Allah akan menyatakannya, dan kamu takut kepada manusia, sedang Allah-lah yang lebih berhak untuk kamu takuti. Maka tatkala Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap istrinya (menceraikannya), Kami kawinkan kamu dengan dia [1220] supaya tidak ada keberatan bagi orang mu'min untuk (mengawini) isteri-isteri anak-anak angkat mereka, apabila anak-anak angkat itu telah menyelesaikan keperluannya daripada isterinya [1221]. Dan adalah ketetapan Allah itu pasti terjadi
Saya ingin mengadili allah swt secara in absentia
Alat bukti yg saya hadirkan adalah ayat alquran yg bisa dilihat pada gambar

Dakwaan saya kepada allah swt
1. Apakah ayat tsb memiliki urgensi untuk dijadikan firman?
2. Apakah ayat tsb memiliki kandungan moral atruistik absolut?
3. Apakah ayat tsb memiliki makna yg dapat diimani untuk dapat dimplementasikan?

Jika ada muslim yg berminat menjadi pengacara allah swt dan ingin berpartisipasi ada 2 syarat yg harus dipenuhi
1. Silahkan jelaskan pemahaman anda ttng 3 pokok dakwaan saya kepada allah swt dgn bahasa anda sendiri, sebagai bukti konkrit bahwa kapasitas anda cukup untuk memahami intensi tematisnya
2. Model apologia bahwa ayat tersebut turun karna ketidakjelasan hak antara anak angkat dgn anak kandung adalah hal yg absurd dan irelevan, jadi jangan lagi argumen konyol tsb anda hadirkan

Saya berkeyakinan tidak akan ada satupun muslim yg sanggup membela allah swt dari dakwaan saya
Sehingga vonis bisa dijatuhkan ; alquran tidak memenuhi syarat sebagai firman dan allah swt harus melatih dirinya kembali untuk membuat firman

allah swt harus melatih dirinya kembali untuk membuat firman
FFI Alternative
Faithfreedompedia
Patah Salero
Posts: 2703
Joined: Tue Dec 21, 2010 12:31 am

Re: allah swt harus melatih dirinya kembali untuk membuat fi

Post by Patah Salero »

pemikirulung wrote: Dakwaan saya kepada allah swt
1. Apakah ayat tsb memiliki urgensi untuk dijadikan firman?
2. Apakah ayat tsb memiliki kandungan moral atruistik absolut?
3. Apakah ayat tsb memiliki makna yg dapat diimani untuk dapat dimplementasikan?

Jika ada muslim yg berminat menjadi pengacara allah swt dan ingin berpartisipasi ada 2 syarat yg harus dipenuhi
1. Silahkan jelaskan pemahaman anda ttng 3 pokok dakwaan saya kepada allah swt dgn bahasa anda sendiri, sebagai bukti konkrit bahwa kapasitas anda cukup untuk memahami intensi tematisnya
2. Model apologia bahwa ayat tersebut turun karna ketidakjelasan hak antara anak angkat dgn anak kandung adalah hal yg absurd dan irelevan, jadi jangan lagi argumen konyol tsb anda hadirkan

Saya berkeyakinan tidak akan ada satupun muslim yg sanggup membela allah swt dari dakwaan saya
Sehingga vonis bisa dijatuhkan ; alquran tidak memenuhi syarat sebagai firman dan allah swt harus melatih dirinya kembali untuk membuat firman
xixixixixi....
Nampaknya elo yang harus belajar banyak dolo jadi pendakwa. Dimana-mana Dakwaan harus disertai bukti.
Pernah denger innocent until PROVEN guilty ??
Elo mendakwa bahwa ayat tersebut enggak pantas jadi firman. Atas dasar apa ?? Parameternya apa ?? Benchmark "firman" yang loe gunakan mana ??

Malah elo yang pikirannya kebolak balik minta muslim MEMBUKTIKAN bahwa ayat itu firman, weleh...weleh...weleh...

Jadi harusnya begini... Loe sebagai TS membuat dakwaan. Sertakan dakwaan loe dengan bukti-bukti. Lalu kami pembela Quran yang menguji bukti-bukti yang loe ajukan. Jadi elo pendakwa yang harus membuktikan dakwaan elo. Bukan malah terdakwa yang harus mengajukan bukti.

Sekali-kali nonton dunk siaran langsung sidang pengadilan di TV one. Biar tambah wawasan, gitu...
User avatar
JANGAN GITU AH
Posts: 5266
Joined: Sun Jan 04, 2009 1:39 pm
Location: Peshawar-Pakistan

Re: allah swt harus melatih dirinya kembali untuk membuat fi

Post by JANGAN GITU AH »

Patah Salero wrote:Elo mendakwa bahwa ayat tersebut enggak pantas jadi firman. Atas dasar apa ?? Parameternya apa ?? Benchmark "firman" yang loe gunakan mana ??
Bagaimana jika parameternya yang ini?

"Tahanlah terus isterimu dan bertakwalah kepada Allah", sedang kamu menyembunyikan di dalam hatimu apa yang Allah akan menyatakannya, dan kamu takut kepada manusia, sedang Allah-lah yang lebih berhak untuk kamu takuti.

tiap parameter diberi warna berbeda... :-k
Patah Salero
Posts: 2703
Joined: Tue Dec 21, 2010 12:31 am

Re: allah swt harus melatih dirinya kembali untuk membuat fi

Post by Patah Salero »

Patah Salero wrote:Elo mendakwa bahwa ayat tersebut enggak pantas jadi firman. Atas dasar apa ?? Parameternya apa ?? Benchmark "firman" yang loe gunakan mana ??
JANGAN GITU AH wrote:Bagaimana jika parameternya yang ini?

"Tahanlah terus isterimu dan bertakwalah kepada Allah", sedang kamu menyembunyikan di dalam hatimu apa yang Allah akan menyatakannya, dan kamu takut kepada manusia, sedang Allah-lah yang lebih berhak untuk kamu takuti.

tiap parameter diberi warna berbeda... :-k
Mungkin loe salah paham sama yang gw maksud.
Secara pribadi gw aja gak paham apa yang dimaksud TS sama firman. Dan belum tentu juga semua pembaca non-muslim yang lain paham apa yang dimaksud "firman" oleh TS.
Oleh karena itu, alangkah baiknya TS mendefinisikan terlebih dahulu apa itu Firman. Menjelaskan apa yang BOLEH terdapat dalam firman dan apa yang TIDAK MUNGKIN terdapat dalam firman.

Setelah menjelaskan tahap pertama, baru TS masuk tahap kedua: yaitu MEMBUKTIKAN bahwa ayat yang dikutip tidak memenuhi syarat firman diatas, bisa jadi karena tidak memuat apa yang seharusnya ada, atau karena memuat apa yang seharusnya tidak ada.

Kalo begitu kan sistematis. Dan TS harus siap-siap dibantai dua kali. Ketika membuat definisi firman, serta ketika menerapkan definisinya terhadap ayat tersebut.

Dan gw gak yakin TSnya mampu ngelakuin yang gw harapkan.
User avatar
JANGAN GITU AH
Posts: 5266
Joined: Sun Jan 04, 2009 1:39 pm
Location: Peshawar-Pakistan

Re: allah swt harus melatih dirinya kembali untuk membuat fi

Post by JANGAN GITU AH »

Patah Salero wrote:Elo mendakwa bahwa ayat tersebut enggak pantas jadi firman. Atas dasar apa ?? Parameternya apa ?? Benchmark "firman" yang loe gunakan mana ??
JANGAN GITU AH wrote:Bagaimana jika parameternya yang ini?

"Tahanlah terus isterimu dan bertakwalah kepada Allah", sedang kamu menyembunyikan di dalam hatimu apa yang Allah akan menyatakannya, dan kamu takut kepada manusia, sedang Allah-lah yang lebih berhak untuk kamu takuti.

tiap parameter diberi warna berbeda... :-k
Patah Salero wrote:Mungkin loe salah paham sama yang gw maksud.
Secara pribadi gw aja gak paham apa yang dimaksud TS sama firman. Dan belum tentu juga semua pembaca non-muslim yang lain paham apa yang dimaksud "firman" oleh TS.
Oleh karena itu, alangkah baiknya TS mendefinisikan terlebih dahulu apa itu Firman. Menjelaskan apa yang BOLEH terdapat dalam firman dan apa yang TIDAK MUNGKIN terdapat dalam firman.

Setelah menjelaskan tahap pertama, baru TS masuk tahap kedua: yaitu MEMBUKTIKAN bahwa ayat yang dikutip tidak memenuhi syarat firman diatas, bisa jadi karena tidak memuat apa yang seharusnya ada, atau karena memuat apa yang seharusnya tidak ada.

Kalo begitu kan sistematis. Dan TS harus siap-siap dibantai dua kali. Ketika membuat definisi firman, serta ketika menerapkan definisinya terhadap ayat tersebut.

Dan gw gak yakin TSnya mampu ngelakuin yang gw harapkan.
Semoga... [-o<

Menurutmu adakah kira-kira perbedaan definisi firman dalam benak TS dengan definisi firman di benakmu sendiri?

boleh tahu, nggak? siapa tahu kamu yakin bahwa cara pandang non muslim dan muslim berbeda dalam mendefinisikan firman.

yok di share-kan, dek! :heart:
Patah Salero
Posts: 2703
Joined: Tue Dec 21, 2010 12:31 am

Re: allah swt harus melatih dirinya kembali untuk membuat fi

Post by Patah Salero »

@atas

gw lagi gak minat sharing apa pun sekarang.

Gw cuma pingin liat apa kapasitas TS setinggi omongannya:
Jika ada muslim yg berminat menjadi pengacara allah swt dan ingin berpartisipasiada 2 syarat yg harus dipenuhi
1. Silahkan jelaskan pemahaman anda ttng 3 pokok dakwaan saya kepada allah swt dgn bahasa anda sendiri, sebagai bukti konkrit bahwa kapasitas anda cukup untuk memahami intensi tematisnya
User avatar
JANGAN GITU AH
Posts: 5266
Joined: Sun Jan 04, 2009 1:39 pm
Location: Peshawar-Pakistan

Re: allah swt harus melatih dirinya kembali untuk membuat fi

Post by JANGAN GITU AH »

Patah Salero wrote:@atas

gw lagi gak minat sharing apa pun sekarang.

Gw cuma pingin liat apa kapasitas TS setinggi omongannya:
Jika ada muslim yg berminat menjadi pengacara allah swt dan ingin berpartisipasiada 2 syarat yg harus dipenuhi
1. Silahkan jelaskan pemahaman anda ttng 3 pokok dakwaan saya kepada allah swt dgn bahasa anda sendiri, sebagai bukti konkrit bahwa kapasitas anda cukup untuk memahami intensi tematisnya
[/quote]

ya sudah kalau tidak mau mensharekan pandangan Islam tentang definisi firman...
tidak mau berarti juga tidak siap diuji...

Untuk kamu ketahui, saya sendiri percaya (menaruh percaya saja) bahwa semua ayat-ayat yang tertulis di dalam quran firman Allah swt. Terlepas siapa dan apa Allah swt yang dipercayai muslim. Tidak ada hak saya mengatakan ayat-ayat quran bukan berasal dari Allah swt, semuanya pasti dari sosok ini. Tidak jadi soal apakah itu ayat sebenarnya produk buah pikiran Muhammad dan sahabat-sahabatnya, atau sungguh-sungguh dari sosok yang maha ada. Saya katakan begini bukan demi menyenangkan siapa pun.

Apa yang dimaksud firman bergantung pada persepsi orang tentang Tuhan. Ada yang mengatakan firman Tuhan memiliki ciri seperti ini, ada juga yang mengatakan seperti itu. Berbeda keyakinan, tentu berbeda cara mendefinisikan.

Secara umum yang dimaksud firman ialah segala ucapan yang diucapkan oleh mulut suatu sosok yang dipercaya merupakan sosok Tuhan, baik langsung maupun yang disampaikan melalui seorang perantara yang diklaim nabi. Sudah barang tentu semua isi firman mencerminkan siapa yang berfirman. Karenanya meski isi ( matan) suatu firman dari tuhan A memiliki karakter berbeda dari isi firman yang diucapkan tuhan B, bukan berarti salah satu dapat kita katakan bukan firman. Perbedaan itu harus ada mengingat sosok tuhan yang berfirman berbeda. Mana mungkin dua sosok yang sama punya karakter berlainan karena akan jadi tidak masuk akal.

Ayat-ayat Quran sama seperti pemahaman Muslim, tetap saya pandang sebagai firman Allah swt, karena memang Allah swt yang menjadi sesembahan muslim, bukan tuhan mana pun selain dari dia. Kesalahan-kesalahan yang ada, pertentangan-pertentangan, ketidaklogisan-ketidaklogisan yang dapat kita saksikan dalam quran bukan alasan menolak dan mengatakan bukan firman.

Mungkin dek Patah berkata dalam hati, nah lho...kalau percaya ayat quran sebagai firman, mengapa ente doyan banget mengkritisi ayat demi ayat? ketahuan ente begitu munafik. Di satu sisi mengakui, tetapi di sisi lain menyangkali kebenaran firman Allah swt. Ah...dek Patah ini bisa aja...hehehe...Dek Patah...ya sudah pasti saya akan kritisi, sama seperti teman-teman lain lakukan. Kritik-kritik yang dilontarkan bukan perkara menyangkali, bukan! Melainkan menilai sejauh mana firman Allah swt logis dan sesuai dengan hati nurani manusia. Kebetulan sekali banyak penilaian tidak memberikan kesimpulan menyenangkan dirimu dan semua muslim. Apa boleh buat, tidak bisa lain dari itu. Dan kenyataan ini mengharuskan dirimu menyediakan tambahan oksigen untuk melegakan pernafasanmu yang sesak oleh fakta tidak adanya nilai positip yang dapat kami berikan pada quran.

Nah...dek Patah, sesuai dengan pesan TS yang meminta muslim yang siap sedia menjadi pembela, untuk membela Allah swt terhadap dakwaannya, silakan dek Patah mengajukan usul parameter-parameter penilaian sebagaimana di dalam pikiranmu, agar nanti didapat satu titik kesepakatan dalam mendefinisikan firman. Dari titik kesepakatan tersebut, kita dapat melangkah memasuki tahap evaluasi terhadap ayat quran yang diajukan TS.

Dari TS sendiri sudah mengajukan kriteria penilaian dalam tiga bagian sebagaimana yang diuraikan di atas.

Semoga dipahami!
User avatar
Captain Pancasila
Posts: 3505
Joined: Wed Jun 01, 2011 1:58 pm
Location: Bekas Benua Atlantis

Re: allah swt harus melatih dirinya kembali untuk membuat fi

Post by Captain Pancasila »

1. memiliki, karena jika tidak begitu, maka tidak akan mungkin difirmankan!
2. memiliki, karena ayat tsb mengajarkan untuk berani mengutarakan kebenaran, walaupun kemungkinan akan dianggap tabu bagi masyarakat umum!
3. memiliki, ungkapkanlah kebenaran apapun harganya, janganlah takut akan bagamana manusia/masyarakat/publik memandangmu, takutlah kepada Tuhan!

:turban:
User avatar
Joe Andmie
Posts: 1761
Joined: Mon Jul 04, 2011 6:48 pm
Location: DIBAWAH POHON KELAPA SAWIT

Re: allah swt harus melatih dirinya kembali untuk membuat fi

Post by Joe Andmie »

Captain Pancasila wrote:1. memiliki, karena jika tidak begitu, maka tidak akan mungkin difirmankan!
2. memiliki, karena ayat tsb mengajarkan untuk berani mengutarakan kebenaran, walaupun kemungkinan akan dianggap tabu bagi masyarakat umum!
3. memiliki, ungkapkanlah kebenaran apapun harganya, janganlah takut akan bagamana manusia/masyarakat/publik memandangmu, takutlah kepada Tuhan!

:turban:
Saya paling suka tanggapan Bung CP, serupa dengan kawan ditempat tugas , kapan nih murtadnya?
User avatar
simplyguest
Posts: 1909
Joined: Mon Apr 02, 2012 1:40 pm

Re: allah swt harus melatih dirinya kembali untuk membuat fi

Post by simplyguest »

Hidup CP... !! =D>
Gitu dong, jawab langsung. Jangan kayak si PS yang kebanyakan bacot.... :green:
User avatar
keeamad
Posts: 6954
Joined: Tue Aug 23, 2011 4:06 pm

Re: allah swt harus melatih dirinya kembali untuk membuat fi

Post by keeamad »

Captain Pancasila wrote:1. memiliki, karena jika tidak begitu, maka tidak akan mungkin difirmankan!
2. memiliki, karena ayat tsb mengajarkan untuk berani mengutarakan kebenaran, walaupun kemungkinan akan dianggap tabu bagi masyarakat umum!
3. memiliki, ungkapkanlah kebenaran apapun harganya, janganlah takut akan bagamana manusia/masyarakat/publik memandangmu, takutlah kepada Tuhan!

:turban:
Kalo memang islam memiliki semua poin seperti di atas,
KENAPA islam PERLU MENGAJARKAN KONSEP dan Opsi TAQIYA pd umatnya cep ... ?
:drinkers:
User avatar
simplyguest
Posts: 1909
Joined: Mon Apr 02, 2012 1:40 pm

Re: allah swt harus melatih dirinya kembali untuk membuat fi

Post by simplyguest »

Captain Pancasila wrote:ungkapkanlah kebenaran apapun harganya, janganlah takut akan bagamana manusia/masyarakat/publik memandangmu, takutlah kepada Tuhan!
.......KECUALI KALO KEFEFET! :supz:
User avatar
JANGAN GITU AH
Posts: 5266
Joined: Sun Jan 04, 2009 1:39 pm
Location: Peshawar-Pakistan

Re: allah swt harus melatih dirinya kembali untuk membuat fi

Post by JANGAN GITU AH »

:stun:

kog malah ditinggali, dek patah??

dari sang raja copas CP(copy paste):
CP wrote:1. memiliki, karena jika tidak begitu, maka tidak akan mungkin difirmankan!
eh..dek CP kamu benar, urgensi ayat tersebut ada beberapa:
1. Bagi Allah swt penting mengungkapkan isi hati Muhammad yang disembunyikan.
2. Bagi Allah swt penting membela hasrat seksual Muhammad terhadap mantunya.

Namun, apakah urgensi dalam dua point di atas memiliki nilai moral atruisme? Itu yang perlu dek CP pikirkan!

Anda tahu kan apa arti atruisme ?

Dari pokok pikiran yang tersirat di dalam ayat di atas, kita sukar menemukan nilai/sikap atruistik. Nilai pengorbanan tulus seperti apa yang sedang diajarkan Muhammad dari pesan-pesannya? Adakah?

CP wrote:2. memiliki, karena ayat tsb mengajarkan untuk berani mengutarakan kebenaran, walaupun kemungkinan akan dianggap tabu bagi masyarakat umum!
betul...boleh jadi ada hal-hal yang tabu dalam pandangan umum yang sebenarnya tidak pada tempatnya a.k.a ngawur. Kebanyakan tabu-tabu itu tidak rasional, dan dewasa ini tersingkap oleh sains sebagai pengetahuan yang keliru. Ada banyak contoh dari tabu yang sekarang dicueki orang bahkan diabaikan karena terbukti menyesatkan. Dan tidak terbukti juga pelanggar tabu mendapat dampak kutukan seperti dikatakan orang-orang.

Kaitannya dengan ayat di atas, perihal meniduri mantan menantu bukan hanya dipahami orang sekarang sebagai suatu tabu saja, juga dipahami merupakan kelakuan tidak beradab. Seorang mertua yang mengawini mantan mantunya, sebenarnya menyimpan pikiran-pikiran kotor (nafsu seksual) ketika anaknya (maupun anak angkat) masih bersama pasangannya. Itu yang terjadi di dalam hati Muhammad. Maka ketika Zaid menceraikan istrinya, Muhammad langsung "menyambar mangsa" yang sesungguhnya telah lama diidamkan.

Apakah "menyimpan hasrat seksual" kepada pasangan anak-anak kita merupakan sebuah kebenaran yang mesti kita ajarkan ke masyarakat kita dewasa ini? Kalau ya, bagaimana dampaknya kelak bagi keutuhan rumah tangga anak-menantu orang-orang yang berfikir ajaran Muhammad ini adalah kebenaran? Bisa kacau struktur sosial masyarakat.

Lagi pula, di dalam quran perbuatan (pelampiasan hasrat seksual) Muhammad saw bukan suatu perintah/pengajaran yang harus diajarkan kepada muslim, mengingat urusan seksual untuk Muhammad adalah hal yang spesial, bukan untuk semua muslim. Kamu di sini tidak lain cuma ngarang-ngarang jawaban untuk pembenaran. Sudah tahu kan Muhammad punya hak khusus tidur dengan siapapun wanita Mukmin yang merelakan diri melayani birahi Muhammad!
CP wrote:3. memiliki, ungkapkanlah kebenaran apapun harganya, janganlah takut akan bagamana manusia/masyarakat/publik memandangmu, takutlah kepada Tuhan!
Kebenaran memang harus diperjuangkan, apapun harga yang harus dibayar. Sebenarnya ini konsep Kristen, CP!

Jangan berzinah, adalah ajaran yang perlu diperjuangkan karena hal itu merupakan perintah Tuhan. Perjuangkanlah itu di mana pun kamu berada! Jangan membunuh, itu juga kebenaran yang perlu diperjuangkan.

Sayangnya, Muhammad berzinah dengan Zaynab berdasarkan aturan ini:

Matius 5:27
"Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah!"
Matius 5:32
"Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang menceraikan isterinya kecuali karena zinah 1 , ia menjadikan isterinya berzinah; dan siapa yang kawin dengan perempuan yang diceraikan, ia berbuat zinah."

Muhammad juga telah melanggar aturan ini:
Matius 15:19
Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat."

Muhammad menyimpan dalam hatinya hal-hal cabul terhadap Zaynab binti Jahsy...

Yang seperti inikah yang harus diikuti muslim? Ruaaarrrr biazzzzaaaaa.... :lol:
yesuit
Posts: 16
Joined: Thu May 23, 2013 12:46 pm

Re: allah swt harus melatih dirinya kembali untuk membuat fi

Post by yesuit »

Anak angkat itu BUKAN anak kandung. Haram menikahi anak kandung, meski ia statusnya anak gundik sekalipun, seperti kebiasaan kafir kristen yang tetap menganggap budak anak kandung dari gundiknya, jadi anak gundik kalau di kristen bisa dikawini oleh ayah kandungnya, atau bahkan kakek kandungnya. menjijikan!

Sedangkan di Islam, anak kandung adalah HARAM, BEKAS/MANTAN menantu anak angkat adalah halal karena janda anak angkat itu sudah orang lain, TIDAK ADA HUBUNGAN DARAH!

iTU HIKMAHNYA! gitu aja kok gak bisa nangkep, pantas jadi kafir.

](*,) :goodman:
User avatar
JANGAN GITU AH
Posts: 5266
Joined: Sun Jan 04, 2009 1:39 pm
Location: Peshawar-Pakistan

Re: allah swt harus melatih dirinya kembali untuk membuat fi

Post by JANGAN GITU AH »

Kebetulan judul dari TS berkenaan dengan MELATIH ALLAH SWT, di sini saya tambahkan apa yang sudah saya tulis beberapa waktu sebelumnya. Ayatnya masih bertalian dengan ayat di atas, yaitu bagian pembenaran atas perkawinan (tanpa akad nikah pada hekekatnya perzinahan) Muhammad dengan Zaynab.

Sekarang mari kita latih Allah swt menuliskan ulang dengan sedikit perbaikan. Sekaligus menjawab tantangan membuat surat semisal quran.

Perhatikan kalimat di dalam ayat ini:
Muhammad itu bukan bapak salah seorang lelaki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasul Allah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (Al-Ahzab: 40)
Terdapat kekacauan di dalam struktur kalimat di atas sesudah tanda koma, yaitu pada penggalan tetapi. Bagian ini jelas melompat begitu saja tanpa mengindahkan bahwa semestinya bagian berikutnya dilanjutkan oleh kalimat berupa kesimpulan pada bagian awal. Konteks kalimat terputus sama sekali. Pada awal kalimat terdapat konteks yang menjelaskan hubungan Muhammad saw dengan anak angkatnya. Namun di bagian kedua setelah kata tetapi tiba-tiba melompat seenaknya dan masuk pada konteks nabi terakhir.

Kalimat yang seharusnya dituliskan di sana agar menjaga kesinambungan konteks mestilah dilanjutkan oleh kalimat penjelas yang menjelaskan mengapa Muhammad saw bukan bapak salah seorang di antara mereka. Kalimat tersebut akan lebih baik bila dituliskan sebagai berikut:
“Muhammad itu bukan bapak salah seorang lelaki di antara kamu, karena itu tiada hak bagimu menyebutnya sebagai bapakmu sekalipun dia menyebutmu anaknya. “
Sementara konteks dari penggalan frasa “penutup nabi-nabi “ seharusnya merupakan keterangan dari penjelasan terhadap kedudukan Muhammad saw dalam deretan para nabi sebelumnya. Tetapi itu tidak dilakukan sama sekali oleh si pewahyu Qur’an.

Selanjutnya kalimat yang paling mengganggu adalah:

“Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

Pembaca kritis tentu akan bertanya, ada hubungan apa antara “Muhammad bukan bapak dari mereka.” dengan Allah Maha Mengetahui? Bukankah Allah juga mengetahui bahwa seorang anak yang lahir dari seorang ayah biologis akan memanggil ayahnya dengan sebutan bapak. Sebaliknya, apakah Allah mengetahui bahwa Ibrahim disebut sebagai bapak bangsa Semitik? Kalimat ini sama sekali tidak ada fungsinya terhadap konteks keseluruhan yang mengisahkan gairah terpendam yang muncul dalam diri Muhammad saw ketika melihat mantu perempuannya setengah telanjang di hadapan matanya.
Kalimat pada ayat tersebut akan menjadi terasa lebih baik apabila digantikan dengan:

“Demikianlah Allah menghendaki agar mereka menaruh hormat yang layak kepada para nabi dan rasul yang telah Kami utus.”

Sekarang mari kita bantu Allah swt menata ulang ayat-ayat karangannya di atas menjadi sebuah kalimat utuh yang terasa lebih wajar.
“Muhammad itu bukan bapak salah seorang lelaki di antara kamu, karena itu tiada hak bagimu menyebutnya sebagai bapakmu sekalipun dia menyebutmu anaknya. Demikianlah Allah menghendaki agar mereka menaruh hormat yang layak kepada para nabi dan rasul yang telah Kami utus “(Al-Ahzab: 40)
Berikutnya mari kita tinjau kalimat-kalimat ayat ini satu persatu:
Dan sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak dapat bagi seorang rasul membawa suatu mukjizat, melainkan dengan seizin Allah; Maka apabila telah datang perintah Allah, diputuskan (semua perkara) dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil. (Al-Mu’min: 78)
Akan segera terasakan ada kejanggalan antara,
Dan sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu.
Dengan kalimat ini,
Tidak dapat bagi seorang rasul membawa suatu mukjizat, melainkan dengan seizin Allah;
Masalah pertama ialah terjadi diskontinuitas. Sekonyong-konyong, topik beralih dari penceritaan bahwa dahulu si “Kami mengutus beberapa orang rasul sebelum kamu.” Bahwa hanya sebagian diceritakan kepada Muhammad saw, sementara sebagian lain tidak diceritakan sama sekali, tiba-tiba melompat pada penceritaan mukjijat. Saya yakin ada kalimat sisipan yang hilang atau memang pewahyu Qur’an tidak pernah mempertimbangkan sebelumnya untuk menuliskan untaian kalimat penjembatan.

Sekarang kita coba memperbaiki sekaligus menolong Allah swt terhindar dari kengawuran kalimat di atas. Perhatikan, sekarang bagaimana bila saya tambahkan ini,
“Dari sebagian yang kami ceritakan kepadamu hai Muhammad, ada yang kami iringi dengan tanda-tanda mukjijat atas ijin Kami. Ada pula sebagian Kami tetapkan hanya sebagai pemberi peringatan bagi kaumnya bukan sebagai pembawa mukjijat. Demikianlah kami mengutus kamu sebagai pembawa peringatan kepada kaummu.”
Akan terasa lebih wajar, bukan?

Selanjutnya mari kita ke bagian kedua, yaitu ini:
“Maka apabila telah datang perintah Allah, diputuskan (semua perkara) dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.”
Jika anda simak benar apa yang disampaikan pewahyu Qur’an ini, kira-kira apa yang terlintas di benak Anda? Saya percaya Anda akan bertanya perintah Allah swt yang mana yang dimaksud di dalam ayat tersebut? Di manakah ada perintah di dalam pengisahan yang disampaikan si Allah swt kepada Muhammad ini. Apakah menganggap anak angkat dan memperlakukan bagai anak kandung merupakan perkara yang tidak adi bagi Allah swt? Tidak jelas apa maksudnya. Allah swt penuh misteri . Terlalu sering melemparkan teka-teki yang membingungkan umat!

Konteksnya pun sangat kacau sekali. Dari penceritaan kisah para nabi, tiba-tiba melompat pada proses pemutusan perkara manusia di tahap penghakiman manusia di akhirat. Penyakit yang parah sekali. Bagaimana Allah swt yang maha mengetahui itu sampai tidak menyadari dirinya membuat sesuatu yang nantinya menyebabkan orang-orang Quraisy mentertawakan produk kitab sucinya?

Masalah kedua yang kita temukan ada pada bagian ini:
“di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu.”
Bagi yang berfikiran kritis dan berpegangan pada klaim utama ketuhanan Maha Mengetahui akan tersentak karena kaget setelah menyadari bahwa melalui keterangan ini, membuktikan bahwa si Allah swt sedang berdusta kepada pembacanya. Bayangkan, sosok yang mengaku Maha Mengetahui tidak sanggup menceritakan secara lengkap semua kisah nabi-nabi sebelumnnya kepada sang utusan terakhir, sehingga ia hanya sanggup menceritakan sebagian saja. Di manakah pengetahuan Allah swt yang satu ini sehingga terpaksa bungkam seribu bahasa? Bukankah Allah swt sendiri yang mengirim seluruh nabi? Mengapa ia tidak dapat menceritakan seluruh riwayat mereka dengan tepat? Atau apakah Allah swt sedang dalam keadaan mengantuk berat atau mengalami gejala amnesia kronik yang parah. siapa tahu Allah swt geger otak akibat kepalanya dibenturkan ke lantai setiap saat untuk mencontohkan sholat kepada para malaikat atau saat menjadi imam bagi malaikat. Kita tidak tahu dan tidak mesti tahu.

Sementara di sisi lain, Allah swt tidak memberikan penjelasan alasan-alasan dirinya tidak bersedia memberitahu sebagian lagi dari kisah para nabi yang berada di benak Allah swt. Apakah karena nabi-nabi itu tidak masuk dalam daftar kategorial dengan sifat-sifat yang diperlukan mendukung sang utusan terakhir, Muhammad? Semuanya tetap tinggal rahasia! Dan muslim senang dipermainkan Allah swt dengan bermain detektif-detektifan. A haaa…tebak apa yang ada di benak Saya, demikian mungkin pertanyaan yang akan diajukan Allah swt kepada umatnya.

Atau si Allah swt tidak punya waktu cukup banyak menceritakan seluruhnya dan memilih menyimpan yang lain dalam perbendaharaannya sendiri? Tapi ini tidak mungkin mengingat adanya klaim bahwa tuhan tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Menurut klaim tersebut, Allah swt tidak akan kekurangan waktu bila ia memang mengetahuinya. Lagi pula si nabi utusannya yang terakhir ini dianggap sangat istimewa. Dengan keistimewaan ini semestinya Allah swt memperlengkapi pengetahuan Muhammad dengan seluruh kisah para nabi yang belum diceritakan itu. Sayang sungguh sayang allah swt begitu pelit!

Mestinya bagian ini ditempatkan pada bagian lain yang bersesuaian.

Demikian kafir telah melatih Allah swt agar kelak jangan lagi menurunkan ayat acak adut :lol:
User avatar
JANGAN GITU AH
Posts: 5266
Joined: Sun Jan 04, 2009 1:39 pm
Location: Peshawar-Pakistan

Re: allah swt harus melatih dirinya kembali untuk membuat fi

Post by JANGAN GITU AH »

yesuit wrote:Anak angkat itu BUKAN anak kandung. Haram menikahi anak kandung, meski ia statusnya anak gundik sekalipun,
ibarat orang buta...komenmu tak jelas maksudnya! Muhammad tidak meniduri anak kandung...tapi meniduri mantu dari anak angkat!

Semua orang juga tahu anak angkat bukan anak kandung. Allah swt mu maha bod0h sampai-sampai harus menuliskan apa yang sudah dipahami orang sejak jaman baheulak ](*,)

yesuit wrote:seperti kebiasaan kafir kristen yang tetap menganggap budak anak kandung dari gundiknya, jadi anak gundik kalau di kristen bisa dikawini oleh ayah kandungnya, atau bahkan kakek kandungnya. menjijikan!
silly comments...tanya dulu sebelum kumentar...atau searching dulu paling tidak agar jangan membuat komentar fitnah begini!
yesuit wrote:Sedangkan di Islam, anak kandung adalah HARAM, BEKAS/MANTAN menantu anak angkat adalah halal karena janda anak angkat itu sudah orang lain, TIDAK ADA HUBUNGAN DARAH!

iTU HIKMAHNYA! gitu aja kok gak bisa nangkep, pantas jadi kafir.
kamu setali tiga uang dengan Muhammad! Pantas dirimu memujanya!
User avatar
pemikirulung
Posts: 10
Joined: Tue Apr 30, 2013 2:02 pm

Re: allah swt harus melatih dirinya kembali untuk membuat fi

Post by pemikirulung »

Patah Salero

Dakwaan saya kepada allah swt
1. Apakah ayat tsb memiliki urgensi untuk dijadikan firman?
2. Apakah ayat tsb memiliki kandungan moral atruistik absolut?
3. Apakah ayat tsb memiliki makna yg dapat diimani untuk dapat dimplementasikan?


dibacanya dari kiri ke kanan dan ga usah pakai histeris segala
Post Reply