Hukuman Mati bagi Murtadin dlm Qur'an

Kesalahan, ketidak ajaiban, dan ketidaksesuaian dengan ilmu pengetahuan.
jj
Posts: 1444
Joined: Tue Oct 23, 2007 3:30 am

Re: Hukuman Mati bagi Murtadin dlm Qur'an

Post by jj »

jj wrote:dari mana ayatnya bahwa mereka/kafir memerangi muslim? ya ada diayat selanjutnya:

4: 89 Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi kafir, lalu kamu menjadi sama (dengan mereka). Maka janganlah kamu jadikan di antara mereka penolong-penolong (mu), hingga mereka berhijrah pada jalan Allah. Maka jika mereka berpaling, tawan dan bunuhlah mereka di mana saja kamu menemuinya, dan janganlah kamu ambil seorang pun di antara mereka pelindung, dan jangan (pula) menjadi penolong,

4: 90 kecuali orang-orang yang meminta perlindungan kepada sesuatu kaum, yang antara kamu dan kaum itu telah ada perjanjian (damai) atau orang-orang yang datang kepada kamu sedang hati mereka merasa keberatan untuk memerangi kamu dan memerangi kaumnya. Kalau Allah menghendaki, tentu Dia memberi kekuasaan kepada mereka terhadap kamu, lalu pastilah mereka memerangimu. Tetapi jika mereka membiarkan kamu, dan tidak memerangi kamu serta mengemukakan perdamaian kepadamu maka Allah tidak memberi jalan bagimu (untuk menawan dan membunuh) mereka.
Utbahbinabuwaqqash wrote: Hi..hiii.. Mau main akrobat ya.. 90 ditaruh sebelum 89..
Bung pasti pura2 ga liat kata ''kecuali'' di awal ayat 90..nantii aku tanggapin di bawah sekalian bos..
He he he....coba deh anda tanya guru bahasa anda,
jj wrote:Dan liat kalau kafir membiarkan dan tidak memerangi muslim, maka muslimpun tidak boleh memerangi/membunuh mereka.
Utbahbinabuwaqqash wrote:hi..hi..
Yg di ayat 90 itu sih maksudnya utk sebagian kapirun bin murtadin yg membiarkan aja dan tidak memerangi bin tidak melawan bin menyerah sewaktu muslim2 menangkapi bin membunuhi kapirun2 lain sesuai perintah di ayat 89
Jgn kebanyakan dibalik2 bin akrobat kata bos.. Hi..hi..hii..
He he he...makanya anda belajar bahasa dulu bos...
Kok mendadak ada cerita muslim yg menangkepin kapirun sih? anda lagi 'high' ya?? jangan banyak halusinasi ahh...he he he...

Utbahbinabuwaqqash wrote:
Jadi urut2annya an'nisa 89:
1. Ada kapirun ada muslim
2. Kapirun pengen ngajak muslim utk jadi kapirun
3. Ada beberapa muslim yg terpengaruh kapirun dan berpaling bin murtad bin jadi sama dgn kapirun
jj wrote:Sampai disini sudah benar.
Utbahbinabuwaqqash wrote: Okee jd bung setuju berpaling itu murtad hi..hi..
Mundur 1 ayat deh biar jelas, saya jg baru jelasin ke JGA,

4: 88 Maka mengapa kamu (terpecah) menjadi dua golongan dalam (menghadapi) orang-orang munafik, padahal Allah telah membalikkan mereka kepada kekafiran, disebabkan usaha mereka sendiri? Apakah kamu bermaksud memberi petunjuk kepada orang-orang yang telah disesatkan Allah? Barang siapa yang disesatkan Allah, sekali-kali kamu tidak mendapatkan jalan (untuk memberi petunjuk) kepadanya.

1. Siapa "mereka"? mereka itu adalah orang munafik/murtad yang awalnya muslim dan sudah berubah kafir karena usahanya sendiri.

4:89 Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi kafir, lalu kamu menjadi sama (dengan mereka). Maka janganlah kamu jadikan di antara mereka penolong-penolong (mu), hingga mereka berhijrah pada jalan Allah. Maka jika mereka berpaling, tawan dan bunuhlah mereka di mana saja kamu menemuinya, dan janganlah kamu ambil seorang pun di antara mereka pelindung, dan jangan (pula) menjadi penolong,

2. "Mereka" (kafir/murtad) itu mau mengajak muslim menjadi kafir/murtad.
Nah mari kita lihat kata "berpaling" yang saya akan artinya "berbalik menyerang kaum muslim"...setelah anda baca ayat dibawah ini.
Inget ya itu ada koma lho dan ceritanya masih berhubungan.


4: 90 kecuali orang-orang yang meminta perlindungan kepada sesuatu kaum, yang antara kamu dan kaum itu telah ada perjanjian (damai) atau orang-orang yang datang kepada kamu sedang hati mereka merasa keberatan untuk memerangi kamu dan memerangi kaumnya.

3. Jelaskan "mereka"lah yang mulai memerangi muslim.
4. Jadi kalau mereka pergi tidak memerangi muslim ya pergi saja dengan bebas, tapi kalau mereka "berpaling"/Berbalik memerangi muslim, barulah boleh dibunuh.



Kalau Allah menghendaki, tentu Dia memberi kekuasaan kepada mereka terhadap kamu, lalu pastilah mereka memerangimu. Tetapi jika mereka membiarkan kamu, dan tidak memerangi kamu serta mengemukakan perdamaian kepadamu maka Allah tidak memberi jalan bagimu (untuk menawan dan membunuh) mereka.

5. Nah kalimat yg terakhir juga penting, karena menekankan jika mereka membiarkan muslim hidup tanpa gangguan dan mengajak berdamai muslim tidak boleh membunuh mereka.

Intinya:
1. Jika "mereka" kafir/murtad itu memerangi muslim, maka mereka boleh dibunuh.
2. Jika "mereka" kafir/murtad itu tidak memerangi muslim dan mengajak damai, muslim justru tidak boleh membunuh mereka.
3. Jadi kesimpulannya ayat ini bukan hukuman kepada seseorang hanya karena mereka kafir/murtad.

Anda boleh menyimpulkan ayat ini hukuman untuk orang yang murtad/kafir JIKA tidak ada kata "mereka memerangi kamu".
jj wrote:Hehehhee.... anda ini benar2 lugu ya... ayat 89-90 ya bersamaan turunnya... wong itu masih nyambung kok kalimatnya...liat bahkan masih ada koma.. kek kek kek... lutcuu... :rofl:
Utbahbinabuwaqqash wrote: Betul bos.. Ayat 89 dan 90 itu nyambung... Dan kata sambungnya adalah ''kecuali''
Sama dgn kalimat ini
''tangkap dan bunuh jemaat ahmadiyah di manapun kalian menemukan mereka..
KECUALI
mereka yg mau kembali ke islam MUI bin tidak melawan bin tdk memerangi sewaktu kamu akan menangkap dan membunuhnya..'' hi..hiii..
He he he... pinter amat ngarangnya ya boss.. dari mana ayatnya yang bilang kalau murtad harus ditangkepin... he he he...
tenangin diri dulu donk... biar ga linglung..kok kisah murtadin nyerang muslimnya ga ada ya? masa dah pikun sih boss.. he he he...
Utbahbinabuwaqqash wrote: Jadi krn kamu wis menggenapi nubuatku, main akrobat kalimat pake ayat 90, maka akupun akan menggenapi janjiku utk meneruskan urut2annya:
tuh kan.. pake nubuat segala.. emangnya bos dewa ya... he he he....bentar lagi bos minta korban bakaran nehh ... :rolleyes:
Utbahbinabuwaqqash wrote: Jadi urut2annya an'nisa 89:
1. Ada kapirun ada muslim
2. Kapirun pengen ngajak muslim utk jadi kapirun
3. Ada beberapa muslim yg terpengaruh kapirun dan berpaling bin murtad bin jadi sama dgn kapirun
4. Dewa allah swt memerintahkan utk menangkap dan membunuh mereka2 yg berpaling bin murtad bin jadi sama dgn kapirun
5. Dewa allah swt memberi PENGECUALIAN, (ayat 90)
Bagi murtadin bin kapirun yg tidak melawan bin membiarkan bin tidak memerangi muslim (sewaktu muslim menjalankan perintah ayat 89 utk tangkap dan bunuh) maka mereka tdk dibolehkan di tangkap dan dibunuh..., selamatlah mereka
6. Tapi bgmn kalo pas muslim2 mau menangkapi dan membunuhi sesuai perintah ayat 89, si murtadin bin kapirun melawan dan tetep pengen jadi murtadin? Ya tetep ditangkap dan dibunuh! pengecualian di ayat 90 tdk dipake.... Hi..hi..hi..hi..
sudah saya berikan tuh urutanya diatas....bacanya jangan :rolleyes: ya.. he he he....
jj
Posts: 1444
Joined: Tue Oct 23, 2007 3:30 am

Re: Hukuman Mati bagi Murtadin dlm Qur'an

Post by jj »

simplyguest wrote:Nah, berarti penerjemah itu menggunakan pola dasar berpikir berdasar hadits dan asbabun nuzul dalam menerjemahkan kan? Kok sekarang anda malah memakai terjemahannya kalo anda menolak hadits dan asbabun nuzul? Ini kan sama kayak menolak produk yahudi tapi memakai facebook. :green:
jj wrote:Siapa saja layak menjadi penerjemah asalkan fasih bahasa arab dan inggris misalnya terserah mereka muslim, nasrani, yahudi, atheis.. yg penting benar2 jujur dalam menerjemahkannya.
simplyguest wrote: Kata siapa cuma fasih bahasa arab bisa menerjemahkan quran tanpa pengetahuan yang mendalam tentang hadist dan sirah? :shock:
Baca lagi :
Yah.. muter2 komedi puter nih...
sudah saya jelaskan bacalagi donk, apa bedanya seseorang yang mau menerjemahkan Quran atau Novel dari Arab ke bahasa inggris?
The task of translation is not an easy one; some native Arab-speakers will confirm that some Qur'anic passages are difficult to understand even in the original Arabic. A part of this is the innate difficulty of any translation; in Arabic, as in other languages, a single word can have a variety of meanings.[3] There is always an element of human judgment involved in understanding and translating a text. This factor is made more complex by the fact that the usage of words has changed a great deal between classical and modern Arabic. As a result, even Qur'anic verses which seem perfectly clear to native speakers accustomed to modern vocabulary and usage may not represent the original meaning of the verse.

The original meaning of a Qur'anic passage will also be dependent on the historical circumstances of the prophet Muhammad's life and early community in which it originated. Investigating that context usually requires a detailed knowledge of Hadith and Sirah, which are themselves vast and complex texts. This introduces an additional element of uncertainty which can not be eliminated by any linguistic rules of translation.
simplyguest wrote:Coba tolong dibaca tulisan di atas, terutama yang saya bold dan besarin. Jangan dilewat.... [-X
Di situ jelas bahwa bahkan seorang native speaker sendiri kesulitan memahami tulisan di quran, lalu menggunakan sirah dan hadist untuk memahami konteks ayatnya.
Penerjemah quran juga sama. Dia harus memahami dulu keseluruhan konteks ayatnya sebelum dia menerjemahkan, dan itu membutuhkan pengetahuan yang mendalam akan hadist dan sirah. Ini kenyataan yang terjadi di lapangan kan?
Atau anda menyangkal hal ini, bahwa penerjemah sewaktu memahami konteks ayat & menerjemahkan quran itu tanpa berdasarkan pengetahuan hadist dan sirah?
Saya sudah baca berkali2 yg anda perbesar, ya silahkan saja anda berpendapat spt itu,
untuk saya menerjemahkan tidaklah jauh berbeda toh sama2 rangkaian kata2 arab entah itu Quran atau buku novel.
Bedahalnya dengan tafsir, yang tentunya menceritakan lebih detail lagi akan ayat tersebut.
Dan ini juga sudah saya berikan bedanya, terjemahan, tafsir dan asbabun nuzul.

simplyguest wrote:Tuh, bahkan orang arab yang berbahasa arab fasih saja ternyata pengertiannya bisa berbeda2 dengan "arti ayat aslinya" (original meaning of the verses). Karena itu mereka juga memerlukan hadist dan sirah untuk mengetahui "konteks" sebenarnya dari ayat itu kan? :green:
jj wrote:Saya sudah coba kasih contohnya ke anda tapi anda tidak dapat menjawabnya, sekali lagi coba saya minta, coba tunjukan ada 3 kata yg didalam kurung itu berasal dari hadits yg mana saja?

4: 45 Dan Allah lebih mengetahui (daripada kamu) tentang musuh-musuhmu. Dan cukuplah Allah menjadi Pelindung (bagimu). Dan cukuplah Allah menjadi Penolong (bagimu).

Dan kalau tidak ada kata didalam kurung itu apakah sulit untuk diartikan maksudnya?
simplyguest wrote: Lah... emangnya quran itu cuma sepotong ayat di atas? Yang saya maksud kan penerjemahan keseluruhan quran.... #-o
Baca lagi tulisan yang saya quote di atas ya... Jangan dilewat dong.... :goodman:
Anda juga baca lagi tulisan saya, katanya memerlukan hadits untuk menerjemahkan, sekarang saya tanya balik haditsnya yang mana anda tidak bisa jawab. piye toh.. :green:

simplyguest wrote:Ya iyalah, masa terjemahan "ibu kota" ke "capital city" harus pake buku agama? Aja aja ada nih bung jj... :lol:
Intinya adalah butuh referensi dari luar untuk memahami konteks suatu tulisan. Apalagi ketika tulisan itu akan diterjemahkan. Jadi penerjemah quran memang menggunakan hadist dan sirah kan untuk memahami konteks ayatnya untuk lalu diterjemahkan? :green:
jj wrote: buku 'luar' yg diperlukan untuk menerjemahkan ya buku bahasa..
buku 'luar' yg diperlukan untuk menafsirkan baru buku hadits.
simplyguest wrote: Baca lagi tulisan yang saya quote di atas ya.... :goodman:
Sumber apa yang digunakan penerjemah dalam memahami konteks ayatnya sebelum dia menerjemahkan?
Bahkan native speaker sendiri kesulitan kok kalo gak pake hadist dan sirah, padahal katanya quran jelas..... :-"
Tuh anda sendiri awalnya sudah tau harus pake buku apa untuk menerjemahkan "Ibu kota" ke "capital city", sekarang anda tetap ngotot harus pake hadits.

simplyguest wrote: Mungkin anda belum ngeh yang saya maksud bahwa penerjemahan quran itu didasarkan atas hadist dan asbabun nuzul.
Coba baca lagi penjelasan saya di atas.
jj wrote:Saya sudah berikan contohnya supaya jelas tapi toh anda masih belum bisa menerima perbedaan antara terjemahan dengan tafsir.
simplyguest wrote:Dan anda masih belum bisa menerima bagaimana hadist dan sirah ternyata digunakan penerjemah untuk memahami konteks ayat aslinya. :goodman:
jj wrote: Sudah saya katakan sebelumnya anda masih blom ngeh, hadits dan sirah itu digunakan untuk memberikan tafsir dari suatu ayat/surat.

Ini saya kasih linknya:
bla bla bla....

Bagaimana sudah lebih paham?
simplyguest wrote: Anda sendiri sudah paham belum kalo pemahaman konteks ayat itu diperlukan dalam menerjemahkan quran? Anda tahu tidak kalo si penerjemah dalam memahami konteks ayat, dia membutuhkan hadist dan sirah? Anda paham gak kalo "Investigating that context usually requires a detailed knowledge of Hadith and Sirah"?
Anda sudah mengerti belum dengan link quote yang saya kasih di paling atas? Anda paham tidak kalo native speaker arab sendiri kesulitan memahami tulisan quran, karena itu membutuhkan hadist dan sirah?
Anda tahu tidak bahwa "There is always an element of human judgment involved in understanding and translating a text"?
kita lagi main komedi putar ya.. :green:
simplyguest wrote:Loh, pertanyaan kok dijawab pertanyaan lagi?
Jawab aja di sebelah mana pertentangannya kalo anda anggap hukum rajam di negara muslim itu bertentangan dengan quran. Padahal sama sekali quran tidak melarang kan?
Ataukah memang ada prinsip yang dilanggar dalam hal ini? Prinsip apa itu? Membunuh? Menerpkan hukuman mati? Apakah membunuh dan hukum mati itu dilarang dalam islam? :-k
jj wrote: Saya kan sudah bilang, membunuh orang pake sendok juga ga dilarang kok diQuran,

Pertanyaannya, atas dasar apa orang itu dirajam di negara islam?
Silahkan anda kasih contohnya... misalkan berzinah, mencuri, atau sedang cuci kaki di sumur.
simplyguest wrote: Membunuh orang pake sendok kan udah jelas, prinsip yang dilanggar adalah "membunuh".
Kalo dalam hukum rajam, apa yang dilanggar? Karena cara menghukumnya berbeda dengan di quran?
Coba perhatikan jawaban anda, memangnya rajam itu bukan membunuh ya?
Entah pake sendok atau pake batu tetap saja sama2 membunuh, yang saya tanyakan apa alasannya orang itu sampai dibunuh atau dirajam?
Sudah ditanya berkali2 malah tidak dijawab2.
simplyguest wrote: Bagaimana dengan pencuri yang dipenjara? Anda anggap itu melanggar quran ato tidak? Kan berbeda juga cara menghukumnya dengan di quran?
Bagaimana dengan pemerkosa, pezinah, dan kriminal2 lain yang cuma dihukum penjara? Bukankah itu juga berbeda cara menghukumnya dengan quran? Berarti itu semua melanggar prinsip islam juga ya?
Orang mencuri ayam dihukum 2 tahun, orang korupsi 2 trilliun cuman 6 bulan.. dan bisa main golf, apa menurut anda adil?
Tergantung negaranya kan? Sabar saja...masih ada hari akhirat kok... Tuhan pasti adil... tinggal kita mau bayar disini atau disana. :green:
simplyguest wrote: Coba baca ini :

Memang secara sekilas dan lewat kaca mata orang awam, hari ini kita tidak akan menemukan ayat Quran yang memerintahkan hukum rajam bagi pezina.
Jadi jelaskan tidak ada 1 ayatpun tentang hukum rajam.
Contoh sederhananya adalah apa yang anda sampaikan, mereka ingin kufur kepada syariat rajam, lalu alibi yang mereka pakai adalah bahwa di Al-Quran tidak ada perintah untuk merajam pezina.

Logika ini sebenarnya selain lemah juga menggambarkan keluguan. Sebab kita dengan mudah bisa membalik logika itu dengan argumentasi sederhana. Misalnya, kita bisa katakan baiklah kalau dianggap bahwa di dalam Al-Quran tidak ada syariah rajam, lalumenurut andarajam itu tidak perlu dilaksanakan. Anggaplah sementara kesimpulan itu benar.

Lalu bagaimana dengan menshalati jenazah bila nanti kita nanti meninggal? Bukankah di dalam Al-Quran pun tidak ada perintahnya? Bahkan di Al-Quran juga tidak ada perintah untuk memandikan, mengkafani dan menguburkan jenazah. Mau dicari ayatnya sampai botak licin kepala, tidak akan ketemu.
Di Quran juga tidak ada perintahnya mau mandi harus pake gayung, apa kalau pake centong nasi menjadi salah dan dosa?
Syariat untuk merajam pezina punya dasar yang sangat kuat, karena haditsnya dishahihkan oleh Al-Bukhari dan Muslim

Dari Masruq dari Abdillah ra berakta bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Tidak halal darah seorang muslim kecuali karena salah satu dari tiga hal: orang yang berzina, orang yang membunuh dan orang yang murtad dan keluar dari jamaah."(HR Bukhari, Muslim, At-Tirmizy, An-Nasai, Abu Daud, Ibnu Majah, Ahmad, Ad-Darimy)

Orang yang berzina halal darahnya menurut hadits di atas. Maksudnya memang harus dibunuh. Dan bentuk pembunuhannya adalah rajam sebagaimana praktek yang dilakukan oleh Rasulullah SAW.
Merajam pezinah adalah bertentangan dengan Quran, karena Quran sudah dengan tegas menjelaskan apa hukuman untuk penzinah, yaitu didera.
Tapi apa yang mereka lakukan? Tinggal kita nilai saja mana yang sesuai Quran... ayatnya ada kok.
simplyguest wrote: catatan : anda kafir ya... ? :green:
Puji Tuhan saya masih Islam. :turban:
User avatar
simplyguest
Posts: 1909
Joined: Mon Apr 02, 2012 1:40 pm

Re: Hukuman Mati bagi Murtadin dlm Qur'an

Post by simplyguest »

simplyguest wrote:Kata siapa cuma fasih bahasa arab bisa menerjemahkan quran tanpa pengetahuan yang mendalam tentang hadist dan sirah? :shock:
Baca lagi :
jj wrote: Yah.. muter2 komedi puter nih...
sudah saya jelaskan bacalagi donk, apa bedanya seseorang yang mau menerjemahkan Quran atau Novel dari Arab ke bahasa inggris?
Kata sapa menerjemahkan quran itu sama dengan cuma menerjemahkan novel dari arab?
Saya maen komedi puter? Justru karena andalah yang sengaja gak mau melihat tulisan ini, makanya saya ulang2 tunjukin supaya jelas bahwa inilah yang kenyataannya terjadi dalam penerjemahan quran:
  • The task of translation is not an easy one; some native Arab-speakers will confirm that some Qur'anic passages are difficult to understand even in the original Arabic. A part of this is the innate difficulty of any translation; in Arabic, as in other languages, a single word can have a variety of meanings.There is always an element of human judgment involved in understanding and translating a text. This factor is made more complex by the fact that the usage of words has changed a great deal between classical and modern Arabic. As a result, even Qur'anic verses which seem perfectly clear to native speakers accustomed to modern vocabulary and usage may not represent the original meaning of the verse.

    The original meaning of a Qur'anic passage will also be dependent on the historical circumstances of the prophet Muhammad's life and early community in which it originated. Investigating that context usually requires a detailed knowledge of Hadith and Sirah, which are themselves vast and complex texts. This introduces an additional element of uncertainty which can not be eliminated by any linguistic rules of translation.
simplyguest wrote:Coba tolong dibaca tulisan di atas, terutama yang saya bold dan besarin. Jangan dilewat.... [-X
Di situ jelas bahwa bahkan seorang native speaker sendiri kesulitan memahami tulisan di quran, lalu menggunakan sirah dan hadist untuk memahami konteks ayatnya.
Penerjemah quran juga sama. Dia harus memahami dulu keseluruhan konteks ayatnya sebelum dia menerjemahkan, dan itu membutuhkan pengetahuan yang mendalam akan hadist dan sirah. Ini kenyataan yang terjadi di lapangan kan?
Atau anda menyangkal hal ini, bahwa penerjemah sewaktu memahami konteks ayat & menerjemahkan quran itu tanpa berdasarkan pengetahuan hadist dan sirah?
jj wrote: Saya sudah baca berkali2 yg anda perbesar, ya silahkan saja anda berpendapat spt itu,
untuk saya menerjemahkan tidaklah jauh berbeda toh sama2 rangkaian kata2 arab entah itu Quran atau buku novel.
Bedahalnya dengan tafsir, yang tentunya menceritakan lebih detail lagi akan ayat tersebut.
Dan ini juga sudah saya berikan bedanya, terjemahan, tafsir dan asbabun nuzul.
Pendapat saya? Emangnya yang nulis artikel itu saya? :shock:
Emang anda gak tahu kalo KENYATAAN di lapangan dalam penerjemahan quran adalah seperti di atas? Bahwa diperlukan hadis dan sirah untuk memahami konteks? :shock:
simplyguest wrote: Lah... emangnya quran itu cuma sepotong ayat di atas? Yang saya maksud kan penerjemahan keseluruhan quran.... #-o
Baca lagi tulisan yang saya quote di atas ya... Jangan dilewat dong.... :goodman:
jj wrote: Anda juga baca lagi tulisan saya, katanya memerlukan hadits untuk menerjemahkan, sekarang saya tanya balik haditsnya yang mana anda tidak bisa jawab. piye toh.. :green:
Anda ngerti gak sih maksud saya tentang penerjemahan quran secara keseluruhan? Maksudnya kan memang gak semua ayat harus didasarkan dari hadis/asbabun nuzul...
Masa karena satu ayat diterjemahkan gak didasarkan hadis, lalu berarti semua ayat quran diterjemahkan tidak berdasar hadis/asbabun nuzul?
simplyguest wrote:Ya iyalah, masa terjemahan "ibu kota" ke "capital city" harus pake buku agama? Aja aja ada nih bung jj... :lol:
Intinya adalah butuh referensi dari luar untuk memahami konteks suatu tulisan. Apalagi ketika tulisan itu akan diterjemahkan. Jadi penerjemah quran memang menggunakan hadist dan sirah kan untuk memahami konteks ayatnya untuk lalu diterjemahkan? :green:
jj wrote: buku 'luar' yg diperlukan untuk menerjemahkan ya buku bahasa..
buku 'luar' yg diperlukan untuk menafsirkan baru buku hadits.
simplyguest wrote: Baca lagi tulisan yang saya quote di atas ya.... :goodman:
Sumber apa yang digunakan penerjemah dalam memahami konteks ayatnya sebelum dia menerjemahkan?
Bahkan native speaker sendiri kesulitan kok kalo gak pake hadist dan sirah, padahal katanya quran jelas..... :-"
jj wrote: Tuh anda sendiri awalnya sudah tau harus pake buku apa untuk menerjemahkan "Ibu kota" ke "capital city", sekarang anda tetap ngotot harus pake hadits.
Orang yang menerjemahkan "ibu kota" menjadi "capital city" itu emang gak perlu melihat konteksnya sampe akhirnya memilih kata "capital city" sebagai pilihan terjemahan katanya? :shock:
Sementara menurut tulisan quote di atas, sumber apa yang digunakan penerjemah dalam memahami konteks ayatnya sebelum dia menerjemahkan? :-s
simplyguest wrote: Anda sendiri sudah paham belum kalo pemahaman konteks ayat itu diperlukan dalam menerjemahkan quran? Anda tahu tidak kalo si penerjemah dalam memahami konteks ayat, dia membutuhkan hadist dan sirah? Anda paham gak kalo "Investigating that context usually requires a detailed knowledge of Hadith and Sirah"?
Anda sudah mengerti belum dengan link quote yang saya kasih di paling atas? Anda paham tidak kalo native speaker arab sendiri kesulitan memahami tulisan quran, karena itu membutuhkan hadist dan sirah?
Anda tahu tidak bahwa "There is always an element of human judgment involved in understanding and translating a text"?
jj wrote:kita lagi main komedi putar ya.. :green:
Karena anda keliatan sengaja membutakan diri dari kenyataan dan fakta yang ada di tulisan itu, makanya saya ulang2 tampilin di depan mata anda... Tapi kalo emang udah buta ya susah juga sih :green:
simplyguest wrote:Membunuh orang pake sendok kan udah jelas, prinsip yang dilanggar adalah "membunuh".
Kalo dalam hukum rajam, apa yang dilanggar? Karena cara menghukumnya berbeda dengan di quran?
jj wrote: Coba perhatikan jawaban anda, memangnya rajam itu bukan membunuh ya?
Entah pake sendok atau pake batu tetap saja sama2 membunuh, yang saya tanyakan apa alasannya orang itu sampai dibunuh atau dirajam?
Sudah ditanya berkali2 malah tidak dijawab2.
Berarti hukuman mati itu melanggar quran dong? Kan membunuh juga.
simplyguest wrote:Bagaimana dengan pencuri yang dipenjara? Anda anggap itu melanggar quran ato tidak? Kan berbeda juga cara menghukumnya dengan di quran?
Bagaimana dengan pemerkosa, pezinah, dan kriminal2 lain yang cuma dihukum penjara? Bukankah itu juga berbeda cara menghukumnya dengan quran? Berarti itu semua melanggar prinsip islam juga ya?
jj wrote: Orang mencuri ayam dihukum 2 tahun, orang korupsi 2 trilliun cuman 6 bulan.. dan bisa main golf, apa menurut anda adil?
Tergantung negaranya kan? Sabar saja...masih ada hari akhirat kok... Tuhan pasti adil... tinggal kita mau bayar disini atau disana. :green:
Loh kok malah nunggu hari akhirat? Kan yang dibahas itu saat sekarang? #-o
Intinya adalah kalo cara menghukumnya berbeda dengan quran, hal itu melanggar prinsip islam gak?
simplyguest wrote: Coba baca ini :
Memang secara sekilas dan lewat kaca mata orang awam, hari ini kita tidak akan menemukan ayat Quran yang memerintahkan hukum rajam bagi pezina.
jj wrote:Jadi jelaskan tidak ada 1 ayatpun tentang hukum rajam.
Sama juga dengan tidak adanya 1 ayatpun tentang menghukum penjara buat pemerkosa, pencuri dll, tapi tetap diberlakukan. :-"
Contoh sederhananya adalah apa yang anda sampaikan, mereka ingin kufur kepada syariat rajam, lalu alibi yang mereka pakai adalah bahwa di Al-Quran tidak ada perintah untuk merajam pezina.

Logika ini sebenarnya selain lemah juga menggambarkan keluguan. Sebab kita dengan mudah bisa membalik logika itu dengan argumentasi sederhana. Misalnya, kita bisa katakan baiklah kalau dianggap bahwa di dalam Al-Quran tidak ada syariah rajam, lalumenurut andarajam itu tidak perlu dilaksanakan. Anggaplah sementara kesimpulan itu benar.

Lalu bagaimana dengan menshalati jenazah bila nanti kita nanti meninggal? Bukankah di dalam Al-Quran pun tidak ada perintahnya? Bahkan di Al-Quran juga tidak ada perintah untuk memandikan, mengkafani dan menguburkan jenazah. Mau dicari ayatnya sampai botak licin kepala, tidak akan ketemu.
jj wrote: Di Quran juga tidak ada perintahnya mau mandi harus pake gayung, apa kalau pake centong nasi menjadi salah dan dosa?
Di quran juga tidak ada perintahnya mau sholat dengan cara posisi nungging2, apa kalau sholat pake cara posisi orang buddha menjadi salah dan dosa? :green:
Syariat untuk merajam pezina punya dasar yang sangat kuat, karena haditsnya dishahihkan oleh Al-Bukhari dan Muslim

Dari Masruq dari Abdillah ra berakta bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Tidak halal darah seorang muslim kecuali karena salah satu dari tiga hal: orang yang berzina, orang yang membunuh dan orang yang murtad dan keluar dari jamaah."(HR Bukhari, Muslim, At-Tirmizy, An-Nasai, Abu Daud, Ibnu Majah, Ahmad, Ad-Darimy)

Orang yang berzina halal darahnya menurut hadits di atas. Maksudnya memang harus dibunuh. Dan bentuk pembunuhannya adalah rajam sebagaimana praktek yang dilakukan oleh Rasulullah SAW.
jj wrote: Merajam pezinah adalah bertentangan dengan Quran, karena Quran sudah dengan tegas menjelaskan apa hukuman untuk penzinah, yaitu didera.
Tapi apa yang mereka lakukan? Tinggal kita nilai saja mana yang sesuai Quran... ayatnya ada kok.
Quran juga dengan tegas menjelaskan apa hukuman pencuri, yaitu potong tangan. Kok yang ada sekarang malah cuma dikurung di penjara sih? Kok anda gak protes ke pemerintah? :green:
simplyguest wrote:catatan : anda kafir ya... ? :green:
jj wrote:Puji Tuhan saya masih Islam. :turban:
Ooo... ngaku islam tapi gak mewajibkan sholat ya? Ngaku islam tapi gak ngakuin sunnah rasul ya?
Sukur deh kalo gitu. Pantes aja sampe dikafir2-in sama orang islam juga yang katanya ngaku2 saudara seukuwah... :lol:
abinoor
Posts: 190
Joined: Thu Jun 18, 2009 7:25 pm

Re: Hukuman Mati bagi Murtadin dlm Qur'an

Post by abinoor »

jj wrote:Saya sudah baca berkali2 yg anda perbesar, ya silahkan saja anda berpendapat spt itu,
untuk saya menerjemahkan tidaklah jauh berbeda toh sama2 rangkaian kata2 arab entah itu Quran atau buku novel.
Beda halnya dengan tafsir, yang tentunya menceritakan lebih detail lagi akan ayat tersebut.
Dan ini juga sudah saya berikan bedanya, terjemahan, tafsir dan asbabun nuzul.
Bung JJ,

sebutkan dalil Quran yang menyebutkan bahwa "Pemahaman Quran HARUS melalui Tafsir" !
sebutkan dalil Quran yang menyebutkan bahwa "Pemahaman Quran HARUS melalui Hadist" !

Apakah Orang-orang yang membuat tafsir itu menerima firman langsung dari Allah SWT seperti Nabi Muhammad & Quran ?
Jika anda mengutamakan Tafsir Quran ? berarti Tafsir Quran itu lebih penting daripada Firman di dalam Quran itu sendiri ?

Beda aliran, beda pula ahli tafsir, beda pula isi tafsir ? setuju ?
Sadarkah anda jika ada tafsir yang dapat mengaburkan inti dari firman quran yang di tafsirkan oleh ahli tafsir ? jangan-jangan anda pakai metode Haqul Yakeen saja tanpa cek dan ricek ?
User avatar
JANGAN GITU AH
Posts: 5266
Joined: Sun Jan 04, 2009 1:39 pm
Location: Peshawar-Pakistan

Re: Hukuman Mati bagi Murtadin dlm Qur'an

Post by JANGAN GITU AH »

@JJ
Menurut saya, alasan-alasan yang anda kemukakan di atas hanyalah alasan muter-muter untuk menipiskan jurang antara hati nurani dan logika islam. Apa yang anda lakukan itu sudah tidak benar, sudah tidak berada di dalam pemikiran islami. Hati nuranimu masih begitu kuat menolak apa yang telah difirmankan Allah swt di surah Al Anfaal. Semesti-mestinya seorang muslim tidak boleh menggunakan hati nuraninya dalam mencerna firman Allah swt. Karena apabila hati nurani lebih kuat daripada kehendak Alllah swt, maka anda akan semakin jauh menyimpang dari kebenaran Alquran dan kebenaran dari firman yang diturunkan Allah swt. Hal yang patut anda lakukan adalah mendengar dan mendengar suara Allah swt. Bukan mendengar suara hati nuranimu. Hal ini saya katakan apabila benar anda menggunakan hati nurani. Selain itu hanyalah model taqqiyah yang indah!

JJ wrote:
38 Katakanlah kepada orang-orang yang kafir itu: "Jika mereka berhenti (dari kekafirannya), niscaya Allah akan mengampuni mereka tentang dosa-dosa mereka yang sudah lalu; dan jika mereka kembali lagi sesungguhnya akan berlaku (kepada mereka) sunah (Allah terhadap) orang-orang dahulu".

kata sunah itu bukan artinya hadits Nabi, coba baca english tranlationnya:

8: 38 Say to the disbelievers that if they desist, what has passed will be forgiven to them; and if they do the same, the tradition of former people has already passed.
O iya??? hmm....boleh tunjukkan tradisi orang terdahulu itu seperti apa?? :-k
kemudian, yang dimaksud orang terdahulu di situ siapa??

sila tunjuk bukti yang jelas, baik itu tradisi maupun orang terdahulu yang dimaksudkannya...

JJ wrote:2:256 Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barang siapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

109:6 Untukmulah agamamu dan untukkulah agamaku".

Jadi kesimpulannya masih tidak ada ayat Quran yang memerintahkan untuk membunuh murtad/kafir hanya karena mereka keluar dari Islam atau tidak percaya pada Islam.
Kesimpulanmu kesimpulan yang terburu-buru! Ayat sajianmu di 2:256 tidak relevan dalam kasus ini. Kasus yang hangat ini kan berbicara tentang murtad, apa hubungannya dengan pemaksaan agama? Sama sekali gak ada tuh...2:256 hanya berbicara tentang memaksa kafir menjadi islam. Kalau itu situs islam lain pun setuju. Baca kutiban yang saya quote di atas di halaman sebelum ini. Tetapi bagi seorang muslim tidak diperkenankan meninggalkan islam. Jika meninggalkan Islam, hukumnya dibunuh. Itu sudah final.

Dalam kalangan ulama sendiri terdapat beberapa pendapat mengenai mereka yang murtad, tetapi tidak satu pun yang menolak pengenaan hukuman mati bagi murtadin. Perbedaan pendapat hanya terletak pada prosedur pelaksanaan.
(1) sebagian ulama berpendapat tidak ada lagi gunanya memberi kesempatan murtadin bertobat dengan dasar ayat yang mengatakan tobat mereka tidak diterima Allah swt.

Mereka yang berpendapat seperti ini mengatakan murtadin dapat langsung dieksekusi.

(2) sebagian besar berpendapat lain, yaitu para murtadin perlu ditanyakan alasan-alasan murtad mereka. Jika kemurtadan dilakukan karena terpaksa/dipaksa demi menyelamatkan diri secara lahiriah namun di dalam batin masih mengaku islam, tobat mereka diampuni. Kemurtadan model ini masih diterima berdasar kerangka taqqiyah.

Terhadap model murtad karena kesadaran sendiri, sebagian ulama pun berpendapat untuk mengajak/menghimbau murtadin agar bertobat dan memberi tenggang waktu 3-4 hari. Jika murtadin mau (terutama meyelamatkan leher dari pedang) kembali ke islam, tobat mereka diterima. Bila lebih dari tenggang waktu yang diberikan tidak juga kunjung memberi keputusan tobat, maka hukum syariah memutuskan untuk membunuh mereka. Alasan utama adalah karena mereka yang murtad dengan kesadaran sendiri ini dikhawatirkan akan menimbulkan fitnah bagi islam dan mempengaruhi muslim lain.

Paham bukan maksud saya? :-k
jj
Posts: 1444
Joined: Tue Oct 23, 2007 3:30 am

Re: Hukuman Mati bagi Murtadin dlm Qur'an

Post by jj »

jj wrote:Saya sudah baca berkali2 yg anda perbesar, ya silahkan saja anda berpendapat spt itu,
untuk saya menerjemahkan tidaklah jauh berbeda toh sama2 rangkaian kata2 arab entah itu Quran atau buku novel.
Beda halnya dengan tafsir, yang tentunya menceritakan lebih detail lagi akan ayat tersebut.
Dan ini juga sudah saya berikan bedanya, terjemahan, tafsir dan asbabun nuzul.
abinoor wrote: Bung JJ,

sebutkan dalil Quran yang menyebutkan bahwa "Pemahaman Quran HARUS melalui Tafsir" !
sebutkan dalil Quran yang menyebutkan bahwa "Pemahaman Quran HARUS melalui Hadist" !
Tidak ada, makanya saya hanya menggunakan terjemahan Quran.
abinoor wrote: Apakah Orang-orang yang membuat tafsir itu menerima firman langsung dari Allah SWT seperti Nabi Muhammad & Quran ?
Jika anda mengutamakan Tafsir Quran ? berarti Tafsir Quran itu lebih penting daripada Firman di dalam Quran itu sendiri ?

Beda aliran, beda pula ahli tafsir, beda pula isi tafsir ? setuju ?
Sadarkah anda jika ada tafsir yang dapat mengaburkan inti dari firman quran yang di tafsirkan oleh ahli tafsir ? jangan-jangan anda pakai metode Haqul Yakeen saja tanpa cek dan ricek ?
Sepertinya anda salah kira bahwa saya lebih cenderung ke tafsir dari pada terjemahannya,
diatas saya hanya menjelaskan perbedaan antara terjemahan Quran (yang tidak perlu hadits) dan tafsir (yang perlu hadits).

Jadi saya setuju kok dengan anda bahwa penafsiran dapat berbeda2 tinggal mereka mau merujuk pada hadits yang mana,
sedangkan terjemahan atau translasi dari ayat itu seharusnya sama, bahkan orang Kristen Arabpun dapat mengerti apa tulisan Quran tanpa harus membaca hadits.
jj
Posts: 1444
Joined: Tue Oct 23, 2007 3:30 am

Re: Hukuman Mati bagi Murtadin dlm Qur'an

Post by jj »

JANGAN GITU AH wrote:@JJ
Menurut saya, alasan-alasan yang anda kemukakan di atas hanyalah alasan muter-muter untuk menipiskan jurang antara hati nurani dan logika islam. Apa yang anda lakukan itu sudah tidak benar, sudah tidak berada di dalam pemikiran islami. Hati nuranimu masih begitu kuat menolak apa yang telah difirmankan Allah swt di surah Al Anfaal. Semesti-mestinya seorang muslim tidak boleh menggunakan hati nuraninya dalam mencerna firman Allah swt. Karena apabila hati nurani lebih kuat daripada kehendak Alllah swt, maka anda akan semakin jauh menyimpang dari kebenaran Alquran dan kebenaran dari firman yang diturunkan Allah swt. Hal yang patut anda lakukan adalah mendengar dan mendengar suara Allah swt. Bukan mendengar suara hati nuranimu. Hal ini saya katakan apabila benar anda menggunakan hati nurani. Selain itu hanyalah model taqqiyah yang indah!
Di Islam tidak ada istilah 'ngumpulin domba', tapi silahkan saja anda menilai ini taqiya yg indah, yg pentingkan saya sudah berikan ayat2nya sesuai Quran.

JJ wrote:
38 Katakanlah kepada orang-orang yang kafir itu: "Jika mereka berhenti (dari kekafirannya), niscaya Allah akan mengampuni mereka tentang dosa-dosa mereka yang sudah lalu; dan jika mereka kembali lagi sesungguhnya akan berlaku (kepada mereka) sunah (Allah terhadap) orang-orang dahulu".

kata sunah itu bukan artinya hadits Nabi, coba baca english tranlationnya:

8: 38 Say to the disbelievers that if they desist, what has passed will be forgiven to them; and if they do the same, the tradition of former people has already passed.
JANGAN GITU AH wrote: O iya??? hmm....boleh tunjukkan tradisi orang terdahulu itu seperti apa?? :-k
kemudian, yang dimaksud orang terdahulu di situ siapa??

sila tunjuk bukti yang jelas, baik itu tradisi maupun orang terdahulu yang dimaksudkannya...
Yang dimaksud adalah jika orang kafir itu masih tetap mengeluarkan hartanya untuk menghalangi muslim dari jalan Allah mereka akan dimasukan ke neraka atau diazab di bumi,
contoh dari kaum yg terdahulu yg membuat kerusakan dimuka bumi banyak kok, kaum Aad, Tsamud, Firaun, dll.

JJ wrote:2:256 Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barang siapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

109:6 Untukmulah agamamu dan untukkulah agamaku".

Jadi kesimpulannya masih tidak ada ayat Quran yang memerintahkan untuk membunuh murtad/kafir hanya karena mereka keluar dari Islam atau tidak percaya pada Islam.
JANGAN GITU AH wrote: Kesimpulanmu kesimpulan yang terburu-buru! Ayat sajianmu di 2:256 tidak relevan dalam kasus ini. Kasus yang hangat ini kan berbicara tentang murtad, apa hubungannya dengan pemaksaan agama? Sama sekali gak ada tuh...2:256 hanya berbicara tentang memaksa kafir menjadi islam.
Lho yang dimaksud tidak ada paksaan ya masuk boleh keluar juga boleh... masa masuk boleh .. tapi ga boleh keluar.. apa itu bukan pemaksaan namanya?
JANGAN GITU AH wrote: Kalau itu situs islam lain pun setuju. Baca kutiban yang saya quote di atas di halaman sebelum ini. Tetapi bagi seorang muslim tidak diperkenankan meninggalkan islam. Jika meninggalkan Islam, hukumnya dibunuh. Itu sudah final.

Dalam kalangan ulama sendiri terdapat beberapa pendapat mengenai mereka yang murtad, tetapi tidak satu pun yang menolak pengenaan hukuman mati bagi murtadin. Perbedaan pendapat hanya terletak pada prosedur pelaksanaan.
(1) sebagian ulama berpendapat tidak ada lagi gunanya memberi kesempatan murtadin bertobat dengan dasar ayat yang mengatakan tobat mereka tidak diterima Allah swt.

Mereka yang berpendapat seperti ini mengatakan murtadin dapat langsung dieksekusi.

(2) sebagian besar berpendapat lain, yaitu para murtadin perlu ditanyakan alasan-alasan murtad mereka. Jika kemurtadan dilakukan karena terpaksa/dipaksa demi menyelamatkan diri secara lahiriah namun di dalam batin masih mengaku islam, tobat mereka diampuni. Kemurtadan model ini masih diterima berdasar kerangka taqqiyah.

Terhadap model murtad karena kesadaran sendiri, sebagian ulama pun berpendapat untuk mengajak/menghimbau murtadin agar bertobat dan memberi tenggang waktu 3-4 hari. Jika murtadin mau (terutama meyelamatkan leher dari pedang) kembali ke islam, tobat mereka diterima. Bila lebih dari tenggang waktu yang diberikan tidak juga kunjung memberi keputusan tobat, maka hukum syariah memutuskan untuk membunuh mereka. Alasan utama adalah karena mereka yang murtad dengan kesadaran sendiri ini dikhawatirkan akan menimbulkan fitnah bagi islam dan mempengaruhi muslim lain.

Paham bukan maksud saya? :-k
Ya itu kan hanya pendapat ulama saja, coba sang ulama itu bisa ga kasih ayat Qurannya yang menyuruh membunuh seseorang HANYA karena dia murtad. (inget ya tanpa embel2 si murtad itu juga memerangi muslim).
User avatar
Cratos.RR
Posts: 98
Joined: Sat Nov 19, 2011 2:22 pm
Location: Di Lembah Kidron

Re: Hukuman Mati bagi Murtadin dlm Qur'an

Post by Cratos.RR »

Salam,

Pengertian Riddah (murtad) secara syar’I para ulama berbeda di dalam mendefinisikannya, diantaranya sebagai berikut :

Berkata Al Kasani ( w : 587 H ) dari madzhab Hanafi :

“Riddah adalah mengucapkan kata-kata kekafiran setelah dia beriman.“ (Bada’I Shonai’ : 7/134 )

Berkata : As Showi ( w : 1241 H ) dari madzhab Maliki :

“Riddah adalah seorang Muslim yang kembali menjadi kafir dengan perkataan yang terang-terangan, atau perkataan yang membawa kepada kekafiran, atau perbuatan yang mengandung kekafiran.“ ( Asyh As Shoghir : 6/144 )

Berkata Imam Nawawi ( w : 676 H ) dari madzhab Syafi’i :

“Riddah adalah memutus Islam dengan niat atau perkataan, atau dengan perbuatan, baik dengan mengatakan hal tersebut karena mengolok-ngolok, atau karena ngeyel, atau karena keyakinannya.“ (Minhaj ath-Thalibin : 293)

Berkata Al Bahuti dari madzhab Hambali :

“Al Murtad secara syar’I yaitu seseorang yang kafir sesudah Islam, baik dengan perkataan, keyakinan, keragu-raguan, ataupun dengan perbuatan.“ (Kasyaf a Qina’ : 6/136 )

Orang yang murtad boleh dibunuh dan halal darahnya. Jika telah dijatuhi hukuman mati, maka tidak dimandikan dan disholatkan serta tidak dikuburqan di kuburan orang-orang Islam, tidak mewarisi dan tidak diwarisi. Tetapi hartanya diambil dan disimpan di Baitul Mal kaum Muslimin.

Dalilnya adalah Abdullah bin Mas’ud ra, bahwasanya Rasulullah saw bersabda :

“Tidak halal darah seorang Muslim yang telah bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan aku adalah utusan Allah, kecuali dari tiga orang berikut ini; seseorang yang murtad dari Islam dan meninggalkan jamaah, orang yang telah menikah tapi berzina dan seseorang yang membunuh orang lain.\" ( HR Muslim )

Ini dikuatkan dengan hadits Ikrimah, bahwasanya ia berkata :

“Beberapa orang Zindiq diringkus dan dihadapkan kepada Ali ra, lalu Ali membakar mereka. Kasus ini terdengar oleh Ibnu Abbas, sehingga ia berkata : Kalau aku, tak akan membakar mereka karena ada larangan Rasulullah saw yang bersabda: "Janganlah kalian menyiksa dengan siksaan Allah, " dan aku tetap akan membunuh mereka sesuai sabda Rasulullah saw : "Siapa yang mengganti agamanya, bunuhlah!" (HR Bukhari )

Dikuatkan juga dengan hadist Mu’adz bin Jabal :
“Suatu kali Mu'adz mengunjungi Abu Musa, tak tahunya ada seorang laki-laki yang diikat. Mu'adz bertanya; "Siapa laki-laki ini sebenarnya? Abu Musa menjawab "Dia seorang yahudi yang masuk Islam, kemudian murtad. Maka Mu'adz menjawab; "Kalau aku, sungguh akan kupenggal tengkuknya." ( HR Bukhari )

Jika seseorang murtad, maka dia harus dipisahkan dari istrinya pada waktu itu juga. Imam as-Sarakhsi al-Hanafi (w 483 H) berkata : “Seorang Muslim apa bila ia murtad, maka istrinya harus dipisahkan darinya. Baik istrinya tersebut seorang Muslimah ataupun seorang ahli kitab, baik istrinya tersebut telah digauli atau belum”. ( al-Mabsuth : 5/49 )
Jadi siapapun yg murtad, berakibat akan orang orang sekelilingnya, sangat menyedihkan apa yg dihadapi oleh murtadin demi sebuah kebebasan sebagai manusia seutuhnya.

“Barang siapa mencari agama selain agama Islam maka sekali-kali tidak akan diterima (agama itu) daripadanya.” (Ali Imran: 85) Sebagian ulama berpegang pada dasar ayat tersebut, diluar Islam, manusia itu tidak berarti apa apa. Anda bunuh ataupun tidak, mereka yg murtad tetap tidak ada harganya. Para alim ulama berpendapat lebih baik dibunuh, selain tidak ada gunanya, daripada menjatuhkan Islam itu sendiri para murtadin lebih baik dibunuh.

Silahkan teman teman Islam membantah hal ini, memang pahit dan sangat bertentangan dengan hati nurani bila anda mempunyainya, tapi inilah Islam yang sebenarnya. Anda bisa bertanya dengan ulama manapun, bawa pernyataan yang saya ungkapkan disini. Hanya ada dua hal yang akan anda dapat dari mereka:
1. Ulama yg masih mempunyai hati nurani dan tingkat kecerdasan yang bagus akan berusaha mempoles dan mengaburkan jawaban akan hal ini.
2. Ulama yang hidup hanya untuk Islam, akan dengan tegas mengiyakan bahwa hukuman murtad adalah mati.
Jadi, silahkan teman teman Islam mencari jawaban nya sendiri, dan coba tanyakan kepada diri anda sendiri, apakah ajaran seperti ini yang akan anda pegang dan turunkan ke anak cucu.

Salam anak bangsa,
User avatar
simplyguest
Posts: 1909
Joined: Mon Apr 02, 2012 1:40 pm

Re: Hukuman Mati bagi Murtadin dlm Qur'an

Post by simplyguest »

jj wrote:Jadi saya setuju kok dengan anda bahwa penafsiran dapat berbeda2 tinggal mereka mau merujuk pada hadits yang mana,
sedangkan terjemahan atau translasi dari ayat itu seharusnya sama, bahkan orang Kristen Arabpun dapat mengerti apa tulisan Quran tanpa harus membaca hadits.
Eeeaaaa..... sangkal teruuuss.... :lol:
Kata sapa orang arab dapat mengerti konteksnya tanpa harus membaca hadits? Bisa baca gak sih tulisan di bawah ini? :
  • The task of translation is not an easy one; some native Arab-speakers will confirm that some Qur'anic passages are difficult to understand even in the original Arabic. A part of this is the innate difficulty of any translation; in Arabic, as in other languages, a single word can have a variety of meanings.There is always an element of human judgment involved in understanding and translating a text. This factor is made more complex by the fact that the usage of words has changed a great deal between classical and modern Arabic. As a result, even Qur'anic verses which seem perfectly clear to native speakers accustomed to modern vocabulary and usage may not represent the original meaning of the verse.

    The original meaning of a Qur'anic passage will also be dependent on the historical circumstances of the prophet Muhammad's life and early community in which it originated. Investigating that context usually requires a detailed knowledge of Hadith and Sirah, which are themselves vast and complex texts. This introduces an additional element of uncertainty which can not be eliminated by any linguistic rules of translation
User avatar
simplyguest
Posts: 1909
Joined: Mon Apr 02, 2012 1:40 pm

Re: Hukuman Mati bagi Murtadin dlm Qur'an

Post by simplyguest »

jj, saya tambahin lagi ya :

http://www.iqna.ir/en/news_detail.php?ProdID=796129
A Contextual Methodology Required for Quran Translations

A Quran translator might face difficulties while translating some complicated verses with a specific writing style in the holy book; therefore, compiling a technical and contextual methodology can be helpful to a great extent.

This is according to Hojat-ol-Islam Asghar Saberi, director of the Center for Coordinating Translation and Publication of Islamic Texts, speaking at a forum investigating Quran translations into the English language which was held at IQNA on May 21.
Contextual Methodology itu membutuhkan data2 lapangan dari orang2 yang berinteraksi dengan suatu "produk" yang sedang diuji. Kalau dalam penerjemahan quran, harus dikumpulkan dulu data2 tentang sejarahnya bagaimana quran itu muncul, siapa penulisnya, apa latar belakang budaya tokoh2nya, hubungan antar tokoh, dst.
Nah, sekarang darimana data2 itu didapat kalo tidak berdasarkan dari asbabun nuzul atau hadis dan sirah?
Darimana bung jj? Darimana? :-k

Makanya saya ulang lagi tulisan ini :
  • The original meaning of a Qur'anic passage will also be dependent on the historical circumstances of the prophet Muhammad's life and early community in which it originated. Investigating that context usually requires a detailed knowledge of Hadith and Sirah, which are themselves vast and complex texts. This introduces an additional element of uncertainty which can not be eliminated by any linguistic rules of translation
Kurang besar gak fontnya? Sapa tau aja selama ini saya pake font yang kurang besar, jadi anda gak bisa liat... O:)
jayalah.indonesia
Posts: 265
Joined: Wed Apr 30, 2008 10:49 pm

Re: Hukuman Mati bagi Murtadin dlm Qur'an

Post by jayalah.indonesia »

Banyak saya kenal muslim seperti jj di Indonesia, nuraninya lebih mulia daripada mendiang Muhammad.
jj
Posts: 1444
Joined: Tue Oct 23, 2007 3:30 am

Re: Hukuman Mati bagi Murtadin dlm Qur'an

Post by jj »

jj wrote:Jadi saya setuju kok dengan anda bahwa penafsiran dapat berbeda2 tinggal mereka mau merujuk pada hadits yang mana,
sedangkan terjemahan atau translasi dari ayat itu seharusnya sama, bahkan orang Kristen Arabpun dapat mengerti apa tulisan Quran tanpa harus membaca hadits.
simplyguest wrote:Eeeaaaa..... sangkal teruuuss.... :lol:
Kata sapa orang arab dapat mengerti konteksnya tanpa harus membaca hadits? Bisa baca gak sih tulisan di bawah ini? :
  • The task of translation is not an easy one; some native Arab-speakers will confirm that some Qur'anic passages are difficult to understand even in the original Arabic. A part of this is the innate difficulty of any translation; in Arabic, as in other languages, a single word can have a variety of meanings.There is always an element of human judgment involved in understanding and translating a text. This factor is made more complex by the fact that the usage of words has changed a great deal between classical and modern Arabic. As a result, even Qur'anic verses which seem perfectly clear to native speakers accustomed to modern vocabulary and usage may not represent the original meaning of the verse.

    The original meaning of a Qur'anic passage will also be dependent on the historical circumstances of the prophet Muhammad's life and early community in which it originated. Investigating that context usually requires a detailed knowledge of Hadith and Sirah, which are themselves vast and complex texts. This introduces an additional element of uncertainty which can not be eliminated by any linguistic rules of translation
Saya sudah baca berulang2.. kalau tidak setuju dengan pendapat sang penulis mau gimana?
Coba anda perhatikan, SOME native Arab speaker.. and Some Quranic passages.. yang ditulis oleh SOME ONE... with THEIR OWN opinion.

Memahami konteks seluruh Alquran tentunya setiap orang memiliki pemahaman yang berbeda2.. sudah pake hadits dan asbabun nuzul saja sesama Suni punya pendapat yg beda,
yang saya tekankan adalah jika anda orang Kriten Arab dan mau baca Quran, tentunya anda bisa kan ngerti kata demi kata? ada yang ga ngerti tinggal buka kamus.
Justru dengan Hadits anda akan lebih puyeng lagi...nanti ada buku yang harus anda baca untuk memahami konteknya hadits... dan ini akan terus berputar.

Nah kalau anda yang Arab bisa baca Quran tanpa hadits kenapa ketika diterjemahkan perlu hadits?
Saya mengerti mayoritas penerjemah Quran pasti mengerti hadits dan asbabun nuzul, ini karena umat Islam semata2 tidak mau sembarangan orang saja yang melakukan terjemahan.

Ini saya berikan situs Islam yang anti hadits, dan mereka dapat menerjemahkan Quran ke bahasa apapun tanpa tergantung dengan hadits, dan isinya cukup selaras.
http://submission.org/#/d/Home.html
User avatar
gateway
Posts: 1031
Joined: Sun Aug 21, 2011 8:59 am

Re: Hukuman Mati bagi Murtadin dlm Qur'an

Post by gateway »

jayalah.indonesia wrote:Banyak saya kenal muslim seperti jj di Indonesia, nuraninya lebih mulia daripada mendiang Muhammad.
Dengan catatan selama kafir tidak menyinggung dan mencela perbuatan mendiang muhammad atau nasib si kafir akan merasakan "damainya" islam ditangan muslim :axe: :axe:
User avatar
momed_xxx3
Posts: 608
Joined: Fri Aug 31, 2012 11:15 am
Location: di Surga bersama anak2 kecil perawan

Re: Hukuman Mati bagi Murtadin dlm Qur'an

Post by momed_xxx3 »

ini salah satu contoh orang yang berhasil mengimplementasikan ajaran Qur'an di dunia nyata:
Image
User avatar
BiasaSaja
Posts: 363
Joined: Thu Nov 15, 2012 6:58 pm

Re: Hukuman Mati bagi Murtadin dlm Qur'an

Post by BiasaSaja »

jayalah.indonesia wrote:Banyak saya kenal muslim seperti jj di Indonesia, nuraninya lebih mulia daripada mendiang Muhammad.
gateway wrote:Dengan catatan selama kafir tidak menyinggung dan mencela perbuatan mendiang muhammad atau nasib si kafir akan merasakan "damainya" islam ditangan muslim :axe: :axe:
"Kedamaian" yang sungguh indah :rolling:
User avatar
simplyguest
Posts: 1909
Joined: Mon Apr 02, 2012 1:40 pm

Re: Hukuman Mati bagi Murtadin dlm Qur'an

Post by simplyguest »

jj wrote:Jadi saya setuju kok dengan anda bahwa penafsiran dapat berbeda2 tinggal mereka mau merujuk pada hadits yang mana,
sedangkan terjemahan atau translasi dari ayat itu seharusnya sama, bahkan orang Kristen Arabpun dapat mengerti apa tulisan Quran tanpa harus membaca hadits.
simplyguest wrote:Eeeaaaa..... sangkal teruuuss.... :lol:
Kata sapa orang arab dapat mengerti konteksnya tanpa harus membaca hadits? Bisa baca gak sih tulisan di bawah ini? :
  • The task of translation is not an easy one; some native Arab-speakers will confirm that some Qur'anic passages are difficult to understand even in the original Arabic. A part of this is the innate difficulty of any translation; in Arabic, as in other languages, a single word can have a variety of meanings.There is always an element of human judgment involved in understanding and translating a text. This factor is made more complex by the fact that the usage of words has changed a great deal between classical and modern Arabic. As a result, even Qur'anic verses which seem perfectly clear to native speakers accustomed to modern vocabulary and usage may not represent the original meaning of the verse.

    The original meaning of a Qur'anic passage will also be dependent on the historical circumstances of the prophet Muhammad's life and early community in which it originated. Investigating that context usually requires a detailed knowledge of Hadith and Sirah, which are themselves vast and complex texts. This introduces an additional element of uncertainty which can not be eliminated by any linguistic rules of translation
jj wrote:Saya sudah baca berulang2.. kalau tidak setuju dengan pendapat sang penulis mau gimana?
Jadi anda tidak setuju tulisan di atas?
Berarti anda menganggap SEMUA native speaker itu bisa mengerti konteks ayat hanya dengan membaca begitu saja? :-s
Berarti anda menganggap TIDAK PERLU memahami konteks sebuah tulisan sewaktu menerjemahkan tulisan itu? :shock:
Apa jadinya kalo semua penerjemah seperti anda, jj... jj.... #-o
Eh, ada ding.... penerjemah ala google translate ato rekso translator :lol:
jj wrote:Coba anda perhatikan, SOME native Arab speaker.. and Some Quranic passages.. yang ditulis oleh SOME ONE... with THEIR OWN opinion.
Loh, katanya tidak setuju... kok sekarang malah justru mengkonfirmasi tulisan itu ?
Jadi anda itu setuju ato gak sih? Plin plan kok dalam satu tulisan.... #-o

Coba anda baca lagi tulisan "with THEIR OWN opinion" yang anda tulis sendiri.
Akhirnya anda mengaku kan kalo terjemahan itu adalah hasil penafsiran orang juga? Kok sebelumnya malah nyuruh saya pake "quran terjemahan yang bukan penafsiran"? :green:
jj wrote:Memahami konteks seluruh Alquran tentunya setiap orang memiliki pemahaman yang berbeda2.. sudah pake hadits dan asbabun nuzul saja sesama Suni punya pendapat yg beda,
Jadi anda menganggap konteks sebuah tulisan itu tidak penting dalam penerjemahan?
Jadi anda hanya menganggap cukup cuma menerjemahkan dari literalnya saja tanpa melihat konteksnya, jadi kayak google translate gitu? :shock:
Saya tanya lagi : Apakah dalam sebuah proses penerjemahan yang baik, memahami konteks sebuah tulisan itu PERLU atau TIDAK?
jj wrote:yang saya tekankan adalah jika anda orang Kriten Arab dan mau baca Quran, tentunya anda bisa kan ngerti kata demi kata? ada yang ga ngerti tinggal buka kamus.
Justru dengan Hadits anda akan lebih puyeng lagi...nanti ada buku yang harus anda baca untuk memahami konteknya hadits... dan ini akan terus berputar.
Lah, ini kita sedang berbicara tentang orang per orang yang sedang membaca tulisan arab di quran ATAU sedang membicarakan proses penerjemahan quran sih? #-o
Coba baca ini lagi :

http://www.iqna.ir/en/news_detail.php?ProdID=796129
A Contextual Methodology Required for Quran Translations

A Quran translator might face difficulties while translating some complicated verses with a specific writing style in the holy book; therefore, compiling a technical and contextual methodology can be helpful to a great extent.

This is according to Hojat-ol-Islam Asghar Saberi, director of the Center for Coordinating Translation and Publication of Islamic Texts, speaking at a forum investigating Quran translations into the English language which was held at IQNA on May 21.
Kata ahli penerjemah, dalam menerjemahkan quran ternyata butuh "Contextual Methodology" tuh.... :green:
Ini kenyataannya di lapangan loh, bukan pendapat pribadi saya.... :goodman:
jj wrote:Nah kalau anda yang Arab bisa baca Quran tanpa hadits kenapa ketika diterjemahkan perlu hadits?
Sekali lagi : Apakah dalam sebuah proses penerjemahan yang baik, memahami konteks sebuah tulisan itu PERLU atau TIDAK?

Bung jj, kita sedang membicarakan fakta yang terjadi di lapangan tentang proses/metodologi penerjemahan quran. Faktanya adalah quran terjemahan yang ada dan beredar sekarang itu kebanyakan adalah berasal dari sebuah proses penerjemahan yang melibatkan asbabun nuzul (hadis dan sirah). Hal ini terjadi terlepas anda suka atau tidak.
Atau anda masih mau menyangkal hal ini juga? :-k
jj wrote:Saya mengerti mayoritas penerjemah Quran pasti mengerti hadits dan asbabun nuzul, ini karena umat Islam semata2 tidak mau sembarangan orang saja yang melakukan terjemahan.
Nah, anda akui sendiri kan bahwa umat Islam menganggap penting hadist dan asbabun nuzul ?
Maka dari itu mereka menganggap bahwa quran hasil terjemahan si penerjemah yang mengerti hadist dan asbabun nuzul itu bukan terjemahan sembarangan? :green:
Anda keliatannya masih menyangkal juga ya kalo yang terjadi di lapangan adalah penerjemah quran menggunakan hadist dan asbabun nuzul dalam proses penerjemahannya?
jj wrote:Ini saya berikan situs Islam yang anti hadits, dan mereka dapat menerjemahkan Quran ke bahasa apapun tanpa tergantung dengan hadits, dan isinya cukup selaras.
http://submission.org/#/d/Home.html
"Ke bahasa apapun" ? Ah, jangan kebiasan ngebesar-besarin gitu deh..... :lol:
Tapi makasih udah ngasih tahu link di atas.
Jadi ini ya "quran terjemahan yang bukan penafsiran" yang anda maksud itu? Anda yakin bahwa itu terjemahannya bukan hasil dari 'penafsiran' si penerjemah?
Darimana anda yakin itu bukan hasil dari penafsiran pribadi? Anda sudah tahu metodologi yang digunakannya dalam menerjemahkan?
Apa metodologinya? Asal "pas di hati" ala jj? :green:

Atau hanya karena situs itu mengaku menolak hadist, lalu anda anggap terjemahannya lah yang paling benar? Hanya karena situs itu mengaku menolak hadist, lalu apa yang ada di situ pasti benar dan bukan penafsiran sendiri?
User avatar
simplyguest
Posts: 1909
Joined: Mon Apr 02, 2012 1:40 pm

Re: Hukuman Mati bagi Murtadin dlm Qur'an

Post by simplyguest »

Sori OOT dikit....
Bung jj, anda masih ingat tulisan anda ini?
http://indonesia.faithfreedom.org/forum ... ml#p888647
jj wrote:Quran itu sudah lengkap dan jelas sebagai buku panduan agar manusia dapat selamat, at least ini dari sudut pandang saya.
Tapi banyak hal2 yg memang tidak bisa dijelaskan karena keterbatasan manusia.
Misalnya ada ayat yg mengatakan bahwa Allah Maha Melihat, nah orang2 yg condong pd ayat mutasyabihat akan mengatakan bahwa Allah punya mata spt manusia, ini tidak benar dan hanya berasumsi,
ataupun surat 2:1 Alif Lam Mim... saya sendiri tidak tahu artinya, karena hanya 3 huruf yg tidak bermakna bagi saya, tapi ada orang2 muslim yg mencoba mengarti2kan huruf ini dan mengarang2 biar terlihat pandai.
Inilah yg di maksudkan pada ayat tsb.
Anda bilang orang muslim yang mencoba mengarti2kan huruf itu cuma ngarang2 biar terlihat pandai kan?

Coba lihat lagi di link submission.org yang anda kasih :
http://submission.org/QI#2
*2:1 These initials remained a divinely guarded secret for 1400 years. Now we recognize them as a major component of the Quran's mathematical miracle (see Appendices 1, 2, 24, and 26). The meaning of A.L.M. is pointed out in Verse 2: "This scripture is infallible." This is incontrovertibly proven by the fact that the frequencies of occurrence of these three initials in this sura are 4502, 3202, and 2195, respectively. The sum of these numbers is 9899, or 19x521. Thus, these most frequent letters of the Arabic language are mathematically placed according to a super-human pattern. These same initials also prefix Suras 3, 29, 30, 31, and 32, and their frequencies of occurrence add up to multiples of 19 in each one of these suras.
Wah... mereka udah mulai ngarang2 tuh jj...
Kok masih mau pake terjemahan dari muslim yang udah "mengarang2 biar terlihat pandai" sih?
\:D/
User avatar
simplyguest
Posts: 1909
Joined: Mon Apr 02, 2012 1:40 pm

Re: Hukuman Mati bagi Murtadin dlm Qur'an

Post by simplyguest »

jj wrote:Ini saya berikan situs Islam yang anti hadits, dan mereka dapat menerjemahkan Quran ke bahasa apapun tanpa tergantung dengan hadits, dan isinya cukup selaras.
http://submission.org/#/d/Home.html
Eh, ketauan.... jj, anda itu pengikut ajarannya Rashad Khalifa ya? :yawinkle:
Orang yang ngaku2 sebagai Messenger of God atau Rasul Allah...? :rolling:
Last edited by simplyguest on Fri Nov 23, 2012 5:13 pm, edited 1 time in total.
User avatar
BiasaSaja
Posts: 363
Joined: Thu Nov 15, 2012 6:58 pm

Re: Hukuman Mati bagi Murtadin dlm Qur'an

Post by BiasaSaja »

Keknya bakalan muncul aliran ISLAM BARU neh di jagad Indonesia, Aliran Gabungan keknya :rolling:

Yang jadi nabi >>> si JJ :heart:
User avatar
simplyguest
Posts: 1909
Joined: Mon Apr 02, 2012 1:40 pm

Re: Hukuman Mati bagi Murtadin dlm Qur'an

Post by simplyguest »

BiasaSaja wrote:Keknya bakalan muncul aliran ISLAM BARU neh di jagad Indonesia, Aliran Gabungan keknya :rolling:

Yang jadi nabi >>> si JJ :heart:
Tapi gak bakal lama kayaknya...
Idolanya jj aja, si Rashad Khalifa sampe mati ditusuk karena difatwakan sebagai 'heretic' sama muslim lain... :lol:
Post Reply