JANGAN GITU AH wrote:@PS
saya mau bantu kamu untuk me-re-engineering
ayat-ayat quran guna menghilangkan kontradiksi di dalamnya. Ayo kita mulai,
kita siapkan bahan bakunya,
bumbu pertama:
An-Nazi'at (79): 27-33
27. Apakah kamu lebih sulit penciptaanya ataukah langit? Allah telah membinanya,
28. Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya,
29. dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya terang benderang.
30. Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya.
31. Ia memancarkan daripadanya mata airnya, dan (menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya
32. Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh,
33. (semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu.
bumbu kedua:
Q 41. Fushshilat
9. Katakanlah: "Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada Yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagiNya? (Yang bersifat) demikian itu adalah Rabb semesta alam."
10. Dan dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya dalam empat masa. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya.
11. Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa." Keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati."
kita racik sehingga akan terbentuk kisah yang utuh yang tidak saling berkontradiksi.
ini dia ...
9. Katakanlah: "Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada Yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagiNya? (Yang bersifat) demikian itu adalah Rabb semesta alam."
30. Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya.
10. Dan dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya.
32. Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh,
31. Ia memancarkan daripadanya mata airnya, dan (menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya
dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya dalam empat masa. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya.
33. (semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu.
11. Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu
28. Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya,
29. dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya terang benderang.
Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa." Keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati."
27. Apakah kamu lebih sulit penciptaanya ataukah langit? Allah telah membinanya,
kau lihat PS, segala kontradiksi yang saya katakan sekarang sudah diminimalisir dan alurnya sangat natural...
triknya adalah dengan memindahkan alur yang bersifat kilas balik kepada posisi yang wajar....
Nah setelah itu, apakah kau masih bisa ngotot bahwa tetap ada idiom "langit dan bumi" dalam satu paket di sana seperti ungkapan kitab sebelah?? baca dan simak yang benar...
Patah Salero wrote:xixixixi....
Jadi menurut loe Quran menyatakan Tumbuhan dan binatang ternak (79:31 dan 33) lebih dahulu tercipta dari pada adanya siang dan malam (79:29) ??
Loe mau menggunakan kitab kejadian untuk menafsirkan Quran ??
Kalau sesuatu diucapkan terburu-buru tanpa dipikirkan terlebih dahulu, hasilnya akan terlihat tak masuk akal...itulah pikiranmu yang telah kau ungkapkan di atas. Pada pikirmu di sana ada penciptaan tumbuhan dan binatang ternak? Sama sekali tidak, Patah. Kau saja yang menganggap penciptaan ternak terungkap di kedua surah. Padahal sama sekali ngawur pikiranmu.
Sekali pun disinggung dengan kata-kata "tumbuhan dan binatang ternak", bukan berarti pada ketika itu tumbuhan dan binatang ternak diciptakan. Tidak ada proses bagaimana menciptakan binatang ternak dan tumbuhan yang dapat kita simpulkan di situ. Tidak seperti penciptaan langit dan bumi. Pada tahap ini ada proses terjadinya bumi dan langit. Ada perbuatan Allah swt, ada perintah kepada bumi dan kepada langit untuk membentuk diri atau mengatur diri sesuai dengan perintah. Perintah itu dapat kita samakan dengan "kun fayakun", hanya redaksinya yang berbeda. Jadi paling tidak secara tersirat sudah ada perintah bermakna "kun fayakun". Dalam hal tumbuhan dan hewan ternak, ungkapan kun fayakun sama sekali sukar kita temukan.
Jika demikian, dimana sih posisi dari kata "tumbuhan dan binatang ternak" dalam hal ini? Seandainya kau mau menerima tawaran saya berkenan dengan istilah kilas balik, yang oleh wong londo disebut flash back, maka kau dapat menghindarkan diri terjebak dalam kontradiksi. Sayang, kau sendiri tak mengerti apa yang saya maksudkan dengan gaya kilas balik dan tak sanggup melihat adanya gaya kilas balik di sana.
Untuk mudahnya saya beri contoh cerita singkat seperti ini:
"Adalah seorang pemuda yang baik bernama Ahmad. Dia mendapat pendidikan yang sangat baik dan cukup tinggi. Sebagai pemuda yang terpelajar, Ahmad tentu saja memiliki cita-cita untuk meraih masa depan yang sejahtera. Oleh karenanya, sejak bekerja Ahmad sudah membiasakan diri menabung uang hasil gajinya setiap bulan. Ia berencana membeli rumah, kendaraan dan menyiapkan biaya pernikahan dengan gadis pujaan hatinya. Di samping itu Ahmad juga sudah mulai memikirkan biaya pendidikan bagi anak-anaknya kelak, mengingat biaya-biaya pendidikan dari tahun ke tahun semakin mahal. Apa lagi Ahmad berkeinginan agar anak-anaknya pun kelak harus mendapat pendidikan di luar negeri."
Pertanyaannya sekarang, apakah saat ini Ahmad sudah memiliki semua yang dicita-citakannya? Tentu saja tidak kecuali uang tabungan, karena konteksnya masih dalam cita-cita. Masih dalam rencana!
Ekuivalen dengan cerita itu, ketika quran menyinggung "tumbuhan dan binatang ternak" dalam kedua surah tersebut, sebenarnya kosa kata itu ditampilkan semata-mata bertujuan untuk menjelaskan fungsi siang dan malam yang diciptakan dalam konteksnya! Bukan berarti tumbuhan dan hewan sudah diciptakan sebelum siang dan malam terwujud.
Oleh karenanya, adalah pemikiran bijak jika kau mau menerima kilas balik (flashback) dalam hal ini, karena jika kau mau menerimanya, sesungguhnya tak ada kontradiksi dari apa yang saya sudah lakukan (me-reengineering ayat)!
Maaf, saya hanya membantumu saja untuk memahami esensi kisah ini! Lebih kurang terserah padamu....terserah juga jika kau mentertawakan saya...gak ada urusan dengan ketawa-ketiwimu yang tidak lucu!
Patah Salero wrote:soal frase langit dan bumi udah jadi trade marknya Quran, brow..
diulangi 121 kali.
biarkan diulang 100,001 kali pun, sukar untuk menemukan adanya frasa itu!
Patah Salero wrote:menurut gw an-naziat lah yang disusun berdasarkan kronologi penciptaan. Oleh karena itu surat an-naziat yang harus jadi pedoman, sementara fushshilat menafsirkan apa yang dimaksud oleh an-naziat.
ya itu menurutmu....tetapi dari apa yang saya lakukan dalam memperbaiki alur kisah dengan penggabungannya menunjukkan riwayat yang lebih natural, minim dari kontradiksi...! Itu artinya, asumsi pribadimu sukar diterima nalar sehat!
Patah Salero wrote:79:27 Apakah kamu yang lebih sulit penciptaannya ataukah langit? Allah telah membangunnya.
79:28 Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya,
41:11 Kemudian Dia menuju langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi (baca:Dia berkata kepada alam semesta): "Datanglah kamu keduanya (baca: alam semesta) menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa". Keduanya (baca:alam semesta) menjawab: "Kami datang dengan suka hati".
41:12 Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa dan Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.
41:9 Katakanlah: "Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada Yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagi-Nya? (Yang bersifat) demikian itulah Tuhan semesta alam".
79:29 dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita dan menjadikan siangnya terang benderang.
79:30 Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya.
41.10 Dan Dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni) nya dalam empat masa. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya.
79:31 Ia memancarkan daripadanya mata airnya dan (menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya.
79:32 Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh
79:33 (semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu.
Enggak ada yang kontradiksi, khan ????
Siapa bilang tidak ada kontradiksi....sebab penempatan QS 79 : 27 itu sangat salah menurut urutan logisnya karena pada ayat itu sesungguhnya kalau kita perhatikan adalah kata akhir alias kesimpulan dari keseluruhan ayat yang terdapat pada Nazi'at dan fushilat...Allah swt hendak mengatakan "Jadi kalau langit dan bumi sudah diciptakan demikian mudah, maka manusia itu yang jauh lebih kecil dari keduanya tentu lebih mudah lagi, buktinya langit dan bumi itu sudah dibangunnya sedemikan rupa"
Frasa "Allah telah membangunnya" adalah petunjuk ke arah kesimpulan yang saya katakan....Sekali lagi...misalnya jika seseorang hendak berkata kepada temannya...."Bagi Allah tidaklah sulit menciptakan manusia, lihat saja alam semesta ini sebagai buktinya, Allah telah membangunnya, membangun sesuatu yang jauh lebih sulit dari sekedar menciptakan manusia mengingat luas dan tingginya alam semesta!"
Gimana, Patah?
Tolong dipikirkan dulu sebelum membantah