Duren - Kompas Debat ADU MURTAD : Bumi Duluan Baru Bintang
Re: Duren - Kompas Debat ADU MURTAD : Bumi Duluan Baru Binta
Langsung DIGENAPI NYA seluruh analisaku
Re: Duren - Kompas Debat ADU MURTAD : Bumi Duluan Baru Binta
Punya nyali ga dia nge-quote ini yahh
duren wrote:Elo memang PEMBOHONG
itu fakta !!
Elo juga melakukan aksi TERORISME dalam berdebat
20 halaman lebih isi post ku elo abaikan demi melakukan TEROR => Pokoke si Duren salah
Elo JUGA PENGECUT ... jauh lebih pengecut dari si Kompas . Setidaknya si Kompas masih gentle melayani tantangan ku !!
Elo juga terlalu pengecut untuk meng-quote isi post ku yang penuh referensi
BAHKAN
Elo TERLALU PENGECUT tuk menerima tantangan ku : debat ADU MURTAD di trit ini
Dan karena elo terlalu pengecut lah , maka nick mu terpaksa elo tukar
- Abu Riziek
- Posts: 523
- Joined: Wed Aug 29, 2012 9:41 pm
Re: Duren - Kompas Debat ADU MURTAD : Bumi Duluan Baru Binta
Saya tidak pernah tertarik untuk menanggapi tantangan anda atau karfrin siapapun di sini.@duren
Tujuan saya cuma satu, memberikan pandangan saya atas kebenaran islam,
yaitu suatu pandangan sisi yang lain, yg bersebrangan dari yang anda klaim salah tentang islam.
Apapun itu, baik tentang urutan penciptaan bintang, baik itu ttg nabi pedofil, islam agama pembunuh dll.
Anda paham?
Kalao memang anda tidak bisa menerima pandangan saya itu, itu hak anda sebagai kafrin, dan memang sudah seharusnya begitu,
Tapi anda juga jangan memaksa saya - atau netter muslim liainnya, untuk mau menerima bahwa pandangan anda adalah pasti benar.
Re: Duren - Kompas Debat ADU MURTAD : Bumi Duluan Baru Binta
Jangankan nge-quote ... keknya dibacanya juga kaga
- Abu Riziek
- Posts: 523
- Joined: Wed Aug 29, 2012 9:41 pm
Re: Duren - Kompas Debat ADU MURTAD : Bumi Duluan Baru Binta
Buat apa dibaca? Wong jelas2x salah.duren wrote:Jangankan nge-quote ... keknya dibacanya juga kaga
Re: Duren - Kompas Debat ADU MURTAD : Bumi Duluan Baru Binta
Bukan yang itu yang perlu di quote
Tapi yang ini xixixixi
Tapi yang ini xixixixi
duren wrote:Elo memang PEMBOHONG
itu fakta !!
Elo juga melakukan aksi TERORISME dalam berdebat
20 halaman lebih isi post ku elo abaikan demi melakukan TEROR => Pokoke si Duren salah
Elo JUGA PENGECUT ... jauh lebih pengecut dari si Kompas . Setidaknya si Kompas masih gentle melayani tantangan ku !!
Elo juga terlalu pengecut untuk meng-quote isi post ku yang penuh referensi
BAHKAN
Elo TERLALU PENGECUT tuk menerima tantangan ku : debat ADU MURTAD di trit ini
Dan karena elo terlalu pengecut lah , maka nick mu terpaksa elo tukar
- Abu Riziek
- Posts: 523
- Joined: Wed Aug 29, 2012 9:41 pm
Re: Duren - Kompas Debat ADU MURTAD : Bumi Duluan Baru Binta
Seorang duren merasa sangat terteror oleh seorang pengecut?@duren
Sungguh logika yg aneh. Jadi yg sesungguhnya pengecut siapa di sini?
Dan dg cara berpikir sedangkal itu anda mau mencoba mencari - cari kesalahan quran?
Gak aneh anda tidak pernah menang debat lawan kompas sekalipun.
Last edited by Abu Riziek on Tue Sep 04, 2012 12:19 am, edited 1 time in total.
- iamthewarlord
- Posts: 4375
- Joined: Sun Feb 08, 2009 11:07 pm
- Location: “Ibadah lelaki akan diputus dengan lewatnya keledai, wanita dan anjing hitam.” Muhammad.
Re: Duren - Kompas Debat ADU MURTAD : Bumi Duluan Baru Binta
@Abu brisik yg sangat brisik dan pake kacamata kuda.
Buat apa saya percaya sama pandangan kamu tentang Islam vs pandangan2 ulama2 Islam yang memang mempelajari Islam seumur hidupnya?
Jangan2 semua tulisan disini tidak ada yg dibaca tapi hanya dengan modal congor.
Kalau tulisan ini kira2 dibaca apa tidak yaaa?
-Muhammad perampok - ngerampok pada pedagang
-Muhammad Pedophil - ngesex sama anak umur 9 tahun.
-Muhammad penzinah - ngesex sama babunya Hafsa tanpa nikah
-Muhammad tukang kawin - istrinya 20 lebih dalam 8 tahun
-Muhammad pembual - katanya membelah bulan... bulannya Aisah yg berumur 9 tahun kaleeeee....
-Muhammad pembohong - ngarang2 cerita isra mi'raj, ketemu Allah, tawar menawar solat 50 kali, nawar jadi 25kali trus 12,5 kali (untung aja ga dikabulkan Allah, kalau dikabulkan gimana coba solat ada 0.5 nya), pdhal sedang tidur dirumah bini orang.
Buat apa saya percaya sama pandangan kamu tentang Islam vs pandangan2 ulama2 Islam yang memang mempelajari Islam seumur hidupnya?
Jangan2 semua tulisan disini tidak ada yg dibaca tapi hanya dengan modal congor.
Kalau tulisan ini kira2 dibaca apa tidak yaaa?
-Muhammad perampok - ngerampok pada pedagang
-Muhammad Pedophil - ngesex sama anak umur 9 tahun.
-Muhammad penzinah - ngesex sama babunya Hafsa tanpa nikah
-Muhammad tukang kawin - istrinya 20 lebih dalam 8 tahun
-Muhammad pembual - katanya membelah bulan... bulannya Aisah yg berumur 9 tahun kaleeeee....
-Muhammad pembohong - ngarang2 cerita isra mi'raj, ketemu Allah, tawar menawar solat 50 kali, nawar jadi 25kali trus 12,5 kali (untung aja ga dikabulkan Allah, kalau dikabulkan gimana coba solat ada 0.5 nya), pdhal sedang tidur dirumah bini orang.
Re: Duren - Kompas Debat ADU MURTAD : Bumi Duluan Baru Binta
Sst.... mas Duren.... yang waras mengalah saja ....
وَعَلَيْكُمْا لسَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ - Wa‘alaikum salam warahmatullah wabarakatuh = And upon you be peace and God's mercy and blessings.
Apakah ada yang berubah makna akibat peletakan وَ di depan, di tengah kalimat ?
Btw, jadi menurut anda ayat 11 pada QS 41 itu tidak terkait dengan ayat 10 nya ?
Salam bagi orang yang mau berpikir.
Maaf, itu kutipan bung PS dalam rangka membantah ثُمَّ - thumma bermakna "urutan" dalam ayat yang juga anda kutip di bawah ini, tentunya telah saya jelaskan di atas, kutipan qawaid itu bermakna serupa yaitu "urutan".Abu Riziek wrote: Ah urusan si HILLMAN mah kecil.
Dia kasih contoh:
كَلاَمُــنَا لَفْــظٌ مُفِيْدٌ كَاسْــتَقِمْ ¤ وَ اسْمٌ وَ فِعْلٌ ثُمَّ حَرْفٌ الْكَلِمْ
Jika "pengertian" anda demikian adanya, maka jawaban saya sederhana saja, bagaimana anda mengartikanAbu Riziek wrote:
Dia kasih contoh Thumma yg ada DI TENGAH2X KALIMAT.
Sedangkan pd Q41-11: Thumma ada pada awal kalimat, maka artinya beda, maka praktis keterangan HILLMAN tidak seluruhnya benar.
ثُمَّ اسْتَوَىٰٓ إِلَى السَّمَآءِ وَهِىَ دُخَانٌ فَقَالَ لَهَا وَلِلْأَرْضِ ائْتِيَا طَوْعًا أَوْ كَرْهًا قَالَتَآ أَتَيْنَا طَآئِعِينَ
وَعَلَيْكُمْا لسَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ - Wa‘alaikum salam warahmatullah wabarakatuh = And upon you be peace and God's mercy and blessings.
Apakah ada yang berubah makna akibat peletakan وَ di depan, di tengah kalimat ?
Btw, jadi menurut anda ayat 11 pada QS 41 itu tidak terkait dengan ayat 10 nya ?
Salam bagi orang yang mau berpikir.
Last edited by HILLMAN on Tue Sep 04, 2012 12:15 am, edited 1 time in total.
- Abu Riziek
- Posts: 523
- Joined: Wed Aug 29, 2012 9:41 pm
Re: Duren - Kompas Debat ADU MURTAD : Bumi Duluan Baru Binta
Gak usah oot. Memang dari bahan bacaan yang sama pasti dihasilkan asumsi yg sama?@atas
Contoh gelas dengan isi air setengah.
Ada yg bilang air tinggal setengah, ada juga yg bilang air masih setengah, mana yang betul?
Re: Duren - Kompas Debat ADU MURTAD : Bumi Duluan Baru Binta
Huii ... fokus nak
Tuhh coba kita lihat , berani ga dia nge-quote punya bang Hillman qiqiqiqi
Tuhh coba kita lihat , berani ga dia nge-quote punya bang Hillman qiqiqiqi
- Abu Riziek
- Posts: 523
- Joined: Wed Aug 29, 2012 9:41 pm
Re: Duren - Kompas Debat ADU MURTAD : Bumi Duluan Baru Binta
Kalo udah kalah, cari bantuannya bang HILLMAN ni ye.duren wrote:Huii ... fokus nak
Tuhh coba kita lihat , berani ga dia nge-quote punya bang Hillman qiqiqiqi
Contoh bang hillman itu ada di tengah kalimat semua.
Karena kalimat itu adalah jawaban dari assalamualaikum.
Adakah kalimat itu bisa berdiri sendiri pd prakteknya?
Re: Duren - Kompas Debat ADU MURTAD : Bumi Duluan Baru Binta
OOT ? .....Abu Riziek wrote: @atas
Gak usah oot. Memang dari bahan bacaan yang sama pasti dihasilkan asumsi yg sama?
Contoh gelas dengan isi air setengah.
Ada yg bilang air tinggal setengah, ada juga yg bilang air masih setengah, mana yang betul?
artinya sama-sama setengah toh..... atau menurut anda setengah = kosong seperti thumma tidak bermakna "urutan"?
Salam bagi semua orang yang berpikir.
- Abu Riziek
- Posts: 523
- Joined: Wed Aug 29, 2012 9:41 pm
Re: Duren - Kompas Debat ADU MURTAD : Bumi Duluan Baru Binta
Seperti yg sudah dijelaskan patah salero, Thumma itu tidak harus selalu bermakna urutan bukan? Tergantung pada konteks kalimatnya.@hillman
Dalam konteks kalimat penciptaan bintang, saya sependapat dengan bung patah salero.
Tapi yg ingin sya garis bawahi dlm menyanggah duren adalah, kenapa dia bisa menyimpulkan bahwa menghiasi itu adalah sama dengan menciptakan?
Atau munkgin bung hillam bisa membantu dalam bahasa arabnya kepada duren mengenai hal hias menghias itu?
Re: Duren - Kompas Debat ADU MURTAD : Bumi Duluan Baru Binta
Tukang FITNAHAbu Riziek wrote: bahwa menghiasi itu adalah sama dengan menciptakan?
Setelah urusan arabic mu kelar , tunjukkan;ah post ku yg menyatakan MENGHIASI = MENCIPTAKAN
Di trit ini ( dan di FFI ini ) sayalah yang pertama menjabarkan MODIFIKASI bukanlah CREATE
Edit tambahan
@Abu FITNAH ... elo gw tunggu simpang 4
Last edited by duren on Tue Sep 04, 2012 12:58 am, edited 1 time in total.
Re: Duren - Kompas Debat ADU MURTAD : Bumi Duluan Baru Binta
Agar anda puas, saya berikan lagi contoh :Abu Riziek wrote: Contoh bang hillman itu ada di tengah kalimat semua.
Karena kalimat itu adalah jawaban dari assalamualaikum.
Adakah kalimat itu bisa berdiri sendiri pd prakteknya?
وَإِن كُنتُمْ فِي رَيْبٍ مِّمَّا نَزَّلْنَا عَلَىٰ عَبْدِنَا فَأْتُوا بِسُورَةٍ مِّن مِّثْلِهِ وَادْعُوا شُهَدَاءَكُم مِّن دُونِ اللَّهِ إِن كُنتُمْ صَادِقِي
Apakah ada perbedaan makna akibat peletakan وَ di depan atau di tengah kalimat di atas ?
Dipersilahkan...
Re: Duren - Kompas Debat ADU MURTAD : Bumi Duluan Baru Binta
@Abu Riziek
Sebaiknya anda membaca ini, saya pikir sudah sangat jelas kesimpulannya dari semenjak mas Duren menuliskan thread ini, hanya saja saya melihat telah tertutup mati akal, pikir dan nurani anda dan teman teman anda untuk menerima fakta tersebut. Oleh sebab itu saya menuliskan dalil berdasarkan qawaidnya. InsyaAllah, anda sekalian dapat paham.
Sebaiknya anda membaca ini, saya pikir sudah sangat jelas kesimpulannya dari semenjak mas Duren menuliskan thread ini, hanya saja saya melihat telah tertutup mati akal, pikir dan nurani anda dan teman teman anda untuk menerima fakta tersebut. Oleh sebab itu saya menuliskan dalil berdasarkan qawaidnya. InsyaAllah, anda sekalian dapat paham.
HILLMAN wrote:.
Saya telah mempelajari dan kini saya akan memberikan penjelasan bantahan terhadap "dalil" bung Patah Salero yang membantah makna "urutan" dalam penggunaan kata sambung ثُمَّ - thumma.
Mari bersama kita lihat "capture" dari video yang dirujuk oleh bung PS.
Tertulis أعْجَبَني مَا صَنَعْتَ الَيومَ ثُمَّ مَا صَنَعْتَ أمْسِ أعْجَبُ - a'jabany ma shuna'ta al yauma thumma ma shuna'ta amsi a'jabu, dimana "sang guru dalam video" memberikan terjemahan "I was impressed with what you made today ثُمَّ what you made yesterday was more impressive"
"Sang guru" tidak dapat menemukan padanan kata yang tepat untuk kata ثُمَّ - thumma dalam kalimat di atas, karena kata sambung ثُمَّ - thumma tidak dapat digunakan dalam kalimat tersebut secara tatabahasa.
Sebaliknya kita dspat melihat dengan makna kata sambung وَ - wa, "sang guru" dengan segera memaknainya dengan terjemahan "and", seperti terlihat dalam contoh yang "beliau" berikan di videonya.
Dengan demikian, jika kita belajar bahasa Arab, akan segera kita mengetahui bahwa dalam kallmat "a'jabany ma shuna'ta al yauma ------- ma shuna'ta amsi a'jabu" kata sambung yang tepat untuk digunakan adalah kata sambung لَكِنِ - lakin = but / tetapi.
Seperti contoh yang saya kutip.
Maka akan tertulis أعْجَبَني مَا صَنَعْتَتَ الَيومَ لَكِنِ مَا صَنَعْتَتَ أمْسِ أعْجَب - a'jabany ma shuna'ta al yauma laakin ma shuna'ta amsi a'jabu = "I was impressed with what you made today but what you made yesterday was more impressive"
Tentunya kita telah mendapatkan kesimpulan bahwa kata sambung ثُمَّ - thumma memang memberikan makna urutan kejadian dalam ayat yang diperdebatkan.
Hanya saja, saya sangat prihatin melihat "sang guru" yang pengajar mampu mengkhianati keilmuannya dengan memaksakan penggunaan ثُمَّ - thumma dalam kalimat contoh di video tersebut agar dapat "membenarkan" sebuah kesalahan.
Mohon maaf atas segala keterbatasan saya, insyaAllah bermanfaat.
Salam.
Patah Salero wrote:@Hillman
Gak ada yang bantah kalo thumma BISA bermakna urutan. Yang dibahas disini, apakah thumma HANYA bermakna urutan.
Gimana menurut mas Hillman kutipan dari alfiyah ibn malik ini:
كَلاَمُــنَا لَفْــظٌ مُفِيْدٌ كَاسْــتَقِمْ ¤ وَاسْمٌ وَفِعْلٌ ثُمَّ حَرْفٌ الْكَلِمْ
Kalam (menurut) kami (Ulama Nahwu) adalah lafadz yang memberi pengertian. Seperti lafadz “Istaqim!”. Isim, Fi’il dan Huruf adalah (tiga personil) dinamakan Kalim.
Apakah isim dan fiil lebih dulu ada dari pada huruf ??
Salam buat yang mo berfikir (no pun intended)
HILLMAN wrote:
Mungkin bung PS lupa jika qawaid ini menerangkan pembentukan KALAM, atau anda sengaja melupakan ?
Mari kita lihat :
كَلاَمُــنَا لَفْــظٌ مُفِيْدٌ كَاسْــتَقِمْ ¤ وَ اسْمٌ وَ فِعْلٌ ثُمَّ حَرْفٌ الْكَلِمْ
Kalam (menurut) kami (Ulama Nahwu) adalah lafadz yang memberi pengertian. Seperti lafadz “Istaqim!”. Dan ISIM dan FI'IL kemudian HURUF adalah (tiga personil) dinamakan Kalim.
Dalam qawaid tersebut, untuk ISIM dan FI'IL digunakan وَ - wawu karena lafadz ISIM dan FI'IL dapat memberikan pengertian meskipun tanpa menggunakan lafadz HURUF untuk membentuk KALAM.
Sedangkan untuk HURUF digunakan kata sambung ثُمَّ - thumma, karena HURUF tidak dapat memberikan pengertian saat berdiri sendiri, sehingga HURUF menjadi KALAM hanya ketika ISIM dan FI'IL telah terbentuk terlebih dahulu, kemudian HURUF ditambahkan kepadanya. Maka terjadilah pembentukan KALAM.
Itulah makna kutipan qawaid yang anda kutip.
Jadi kesimpulannya kata sambung ثُمَّ - thumma adalah sesuai dengan makna urutan pembentukan pada ayat yang mas Duren kemukakan.
Salam bagi semua orang yang berpikir.
-
- Posts: 2703
- Joined: Tue Dec 21, 2010 12:31 am
Re: Duren - Kompas Debat ADU MURTAD : Bumi Duluan Baru Binta
Patah Salero wrote:@Hillman
Gak ada yang bantah kalo thumma BISA bermakna urutan. Yang dibahas disini, apakah thumma HANYA bermakna urutan.
Gimana menurut mas Hillman kutipan dari alfiyah ibn malik ini:
كَلاَمُــنَا لَفْــظٌ مُفِيْدٌ كَاسْــتَقِمْ ¤ وَاسْمٌ وَفِعْلٌ ثُمَّ حَرْفٌ الْكَلِمْ
Kalam (menurut) kami (Ulama Nahwu) adalah lafadz yang memberi pengertian. Seperti lafadz “Istaqim!”. Isim, Fi’il dan Huruf adalah (tiga personil) dinamakan Kalim.
Apakah isim dan fiil lebih dulu ada dari pada huruf ??
Salam buat yang mo berfikir (no pun intended)
Maksud huruf ditambahkan kemudian itu apa Mas Hillman.HILLMAN wrote:
Mungkin bung PS lupa jika qawaid ini menerangkan pembentukan KALAM, atau anda sengaja melupakan ?
Mari kita lihat :
كَلاَمُــنَا لَفْــظٌ مُفِيْدٌ كَاسْــتَقِمْ ¤ وَ اسْمٌ وَ فِعْلٌ ثُمَّ حَرْفٌ الْكَلِمْ
Kalam (menurut) kami (Ulama Nahwu) adalah lafadz yang memberi pengertian. Seperti lafadz “Istaqim!”. Dan ISIM dan FI'IL kemudian HURUF adalah (tiga personil) dinamakan Kalim.
Dalam qawaid tersebut, untuk ISIM dan FI'IL digunakan وَ - wawu karena lafadz ISIM dan FI'IL dapat memberikan pengertian meskipun tanpa menggunakan lafadz HURUF untuk membentuk KALAM.
Sedangkan untuk HURUF digunakan kata sambung ثُمَّ - thumma, karena HURUF tidak dapat memberikan pengertian saat berdiri sendiri, sehingga HURUF menjadi KALAM hanya ketika ISIM dan FI'IL telah terbentuk terlebih dahulu, kemudian HURUF ditambahkan kepadanya. Maka terjadilah pembentukan KALAM.
Itulah makna kutipan qawaid yang anda kutip.
Jadi kesimpulannya kata sambung ثُمَّ - thumma adalah sesuai dengan makna urutan pembentukan pada ayat yang mas Duren kemukakan.
Salam bagi semua orang yang berpikir.
APAKAH PADA AWALNYA ORANG ARAB KETIKA BERBICARA HANYA MENGGUNAKAN ISIM DAN FI'IL ??
nb: Kalo udah pake huruf kapital itu tanda maag gw mulai kambuh. dari pada gw keluar duit beli promag, mending gw cabut dari ini trit.
=============================================================================================================================
Ya udah deh. Gw malas ribut lagi di trit Duren ini. Biar penonton milih penjelasan mana yang lebih "masuk akal"
Hillman hanya bener setengah. Dia bener ketika mengatakan bahwa huruf tidak bermakna ketika berdiri sendiri. Berbeda dengan isim dan fiil.
TAPI.....
Mengatakan bahwa Huruf ditambahkan belakangan untuk melengkapi isim dan fiil adalah guyonan yang gak lucu.
Penjelasan yang masuk akal adalah apa yang dikemukakan dalam video kedua yang gw kasih di page 3. bahwa kata "thumma" bisa digunakan untuk menunjukkan adanya kontras dan gap antara dua kata atau kalimat yang dihubungkan dengan kata "thumma" tersebut.
Ibnu Malik menggunakan kata "wa" antara isim dan fiil karena kedua kata itu berada dalam satu kelas. kemudian ia menggunakan kata "thumma" antara fiil dan huruf, karena huruf berada dalam kelas yang berbeda dengan isim dan fiil. Enggak ada urusannya dengan kerangka waktu.
Kutipan dari alfiyah merupakan bukti bahwa kata "thumma" tidak HARUS mengindikasikan urutan waktu.
Oleh karena itu, kata thumma dalam 41:11 juga tidak HARUS ditafsirkan mengindikasikan urutan waktu.
Re: Duren - Kompas Debat ADU MURTAD : Bumi Duluan Baru Binta
Ini post mu paling waras tentang "thumma"Patah Salero wrote:
Penjelasan yang masuk akal adalah apa yang dikemukakan dalam video kedua yang gw kasih di page 3. bahwa kata "thumma" bisa digunakan untuk menunjukkan adanya kontras dan gap antara dua kata atau kalimat yang dihubungkan dengan kata "thumma" tersebut.
Dan menunjukkan adanya GAP dan KONTRAS itu jugalah yang SENGAJA tidak pernah elo lakukan
Sementara saya sudah menunjukkan / membuktikan dengan adanya konsistensi pemakaian kata BUMI ( auyat 10 ) , BUMI ( ayat 11 ) dan ALDUNYYA ( ayat 12 )
maka : TIDAK ADA gap / kontras antara ayat 10-11-12
Demikianlah cara mu BERDUSTA !!
Re: Duren - Kompas Debat ADU MURTAD : Bumi Duluan Baru Binta
Patah Salero wrote:@Hillman
Gak ada yang bantah kalo thumma BISA bermakna urutan. Yang dibahas disini, apakah thumma HANYA bermakna urutan.
Gimana menurut mas Hillman kutipan dari alfiyah ibn malik ini:
كَلاَمُــنَا لَفْــظٌ مُفِيْدٌ كَاسْــتَقِمْ ¤ وَاسْمٌ وَفِعْلٌ ثُمَّ حَرْفٌ الْكَلِمْ
Kalam (menurut) kami (Ulama Nahwu) adalah lafadz yang memberi pengertian. Seperti lafadz “Istaqim!”. Isim, Fi’il dan Huruf adalah (tiga personil) dinamakan Kalim.
Apakah isim dan fiil lebih dulu ada dari pada huruf ??
Salam buat yang mo berfikir (no pun intended)
HILLMAN wrote:
Mungkin bung PS lupa jika qawaid ini menerangkan pembentukan KALAM, atau anda sengaja melupakan ?
Mari kita lihat :
كَلاَمُــنَا لَفْــظٌ مُفِيْدٌ كَاسْــتَقِمْ ¤ وَ اسْمٌ وَ فِعْلٌ ثُمَّ حَرْفٌ الْكَلِمْ
Kalam (menurut) kami (Ulama Nahwu) adalah lafadz yang memberi pengertian. Seperti lafadz “Istaqim!”. Dan ISIM dan FI'IL kemudian HURUF adalah (tiga personil) dinamakan Kalim.
Dalam qawaid tersebut, untuk ISIM dan FI'IL digunakan وَ - wawu karena lafadz ISIM dan FI'IL dapat memberikan pengertian meskipun tanpa menggunakan lafadz HURUF untuk membentuk KALAM.
Sedangkan untuk HURUF digunakan kata sambung ثُمَّ - thumma, karena HURUF tidak dapat memberikan pengertian saat berdiri sendiri, sehingga HURUF menjadi KALAM hanya ketika ISIM dan FI'IL telah terbentuk terlebih dahulu, kemudian HURUF ditambahkan kepadanya. Maka terjadilah pembentukan KALAM.
Itulah makna kutipan qawaid yang anda kutip.
Jadi kesimpulannya kata sambung ثُمَّ - thumma adalah sesuai dengan makna urutan pembentukan pada ayat yang mas Duren kemukakan.
Salam bagi semua orang yang berpikir.
Tanggapan saya :Patah Salero wrote: Maksud huruf ditambahkan kemudian itu apa Mas Hillman.
APAKAH PADA AWALNYA ORANG ARAB KETIKA BERBICARA HANYA MENGGUNAKAN ISIM DAN FI'IL ??
nb: Kalo udah pake huruf kapital itu tanda maag gw mulai kambuh. dari pada gw keluar duit beli promag, mending gw cabut dari ini trit.
=============================================================================================================================
1. Qawaid yang anda kutip berbicara mengenai KALAM bukan hal "tentang sejarah orang Arab bisa berbicara". Dan saya telah membuktikan thumma dalam qawaid itu bermakna "urutan".
2. Anda pelajari sejarah bahasa segera, karena anda akan paham bahwa bahasa terbentuk dengan urutan manusia saling membuat, mengenal dan memahami bunyi, kemudian mengenal dan menyepakati system lambang untuk kesepakatan penggunaan melambangkan bunyi, kemudian seterusnya sampai tercipta bahasa modern saat ini.
3. Jika anda sakit, memang sebaiknya anda beristirahat. Dan pola makan anda yang perlu anda perhatikan. Semoga anda cepat sembuh.
Tanggapan saya lagi :Patah Salero wrote:
Ya udah deh. Gw malas ribut lagi di trit Duren ini. Biar penonton milih penjelasan mana yang lebih "masuk akal"
Hillman hanya bener setengah. Dia bener ketika mengatakan bahwa huruf tidak bermakna ketika berdiri sendiri. Berbeda dengan isim dan fiil.
TAPI.....
Mengatakan bahwa Huruf ditambahkan belakangan untuk melengkapi isim dan fiil adalah guyonan yang gak lucu.
Penjelasan yang masuk akal adalah apa yang dikemukakan dalam video kedua yang gw kasih di page 3. bahwa kata "thumma" bisa digunakan untuk menunjukkan adanya kontras dan gap antara dua kata atau kalimat yang dihubungkan dengan kata "thumma" tersebut.
Ibnu Malik menggunakan kata "wa" antara isim dan fiil karena kedua kata itu berada dalam satu kelas. kemudian ia menggunakan kata "thumma" antara fiil dan huruf, karena huruf berada dalam kelas yang berbeda dengan isim dan fiil. Enggak ada urusannya dengan kerangka waktu.
Kutipan dari alfiyah merupakan bukti bahwa kata "thumma" tidak HARUS mengindikasikan urutan waktu.
Oleh karena itu, kata thumma dalam 41:11 juga tidak HARUS ditafsirkan mengindikasikan urutan waktu.
Alhamdulillah, saya telah menunjukan dalil pendapat saya mengenai thumma, kini jika anda sudah merasa sehat dan memiliki waktu cukup, dapatkah anda menerapkan "teori" thumma anda tersebut kepada ayat 11 QS 41 tersebut dengan dalil yang memadai dan masuk akal ?
Salam bagi semua orang yang berpikir.