Faith Freedom International - Forum Indonesia

Saya agak heran loh mengenai masalah hadist... Bukan masalah tingkatan hadist... Tapi masalah mengapa hadist dho'if ga dibuang atau semacamnya... Udah search di Internet tapi kemana2 masuk sana sini ga ketemu2...Mungkin karena keywordnya salah...

Misalnya beberapa Hadist dalam Shahih Bukhari sekalipun (yang seharusnya shahih?) seringkali dalam diskusi dengan muslim dinyatakan sebagai hadist dho'if atau hasan... Padahal beberapa ulama seperti di http://www.rumahfiqih.com/ust/e2.php?id=1195970660 bilang kalau hadist Bukhari PASTI shahih...

Pertanyaan saya, kalau sudah tahu itu hadis dho'if atau hasan, kenapa ga dikasih kode:
INI HADIS DHO'IF atau INI HADIS HASAN di dalam kitab hadistnya?
Atau kitab Hadistnya diedit, dan hadist shahih dipisahkan dari yang dho'if dan hasan?
Atau supaya ga menimbulkan bidaah, hadist yang dho'if-nya dibuang (yang hasan ga perlu, kan yang hasan umumnya bagus2)...
Kenapa selama 1200an tahun Kitab Bukhari ditulis hingga sekarang tuh hadist dho'if dan hasan ga diapa-apain walau tercatat dalam kitab Hadist SHAHIH Bukhori???
Atau yang bilang dho'if itu pengikut Syiah? Karena setahu saya Syi'ah memandang kalau perawi hadist2 Sunni itu tidak dapat dipercaya...

Bagi para muslim yang kebetulan membaca, bisa tolong jawab pertanyaan saya... Atau copas ink aa mas CP juga boleh...
Para non-muslim mungkin tolong ditahan dulu semangat menjawab Anda... Saya ingin lihat apa jawaban dari muslim...

Aku-Suka-Hujan wrote:Pertanyaan saya, kalau sudah tahu itu hadis dho'if atau hasan, kenapa ga dikasih kode:
INI HADIS DHO'IF atau INI HADIS HASAN di dalam kitab hadistnya?

Kalau di Lidwa di buat kok kategorinya .

Hadis yang tidak shahih itu amat diperlu kan untuk mengecek ke mutawiran suatu berita .

Aku-Suka-Hujan wrote:Saya agak heran loh mengenai masalah hadist... Bukan masalah tingkatan hadist... Tapi masalah mengapa hadist dho'if ga dibuang atau semacamnya... Udah search di Internet tapi kemana2 masuk sana sini ga ketemu2...Mungkin karena keywordnya salah...

Misalnya beberapa Hadist dalam Shahih Bukhari sekalipun (yang seharusnya shahih?) seringkali dalam diskusi dengan muslim dinyatakan sebagai hadist dho'if atau hasan... Padahal beberapa ulama seperti di http://www.rumahfiqih.com/ust/e2.php?id=1195970660 bilang kalau hadist Bukhari PASTI shahih...

Pertanyaan saya, kalau sudah tahu itu hadis dho'if atau hasan, kenapa ga dikasih kode:
INI HADIS DHO'IF atau INI HADIS HASAN di dalam kitab hadistnya?
Atau kitab Hadistnya diedit, dan hadist shahih dipisahkan dari yang dho'if dan hasan?
Atau supaya ga menimbulkan bidaah, hadist yang dho'if-nya dibuang (yang hasan ga perlu, kan yang hasan umumnya bagus2)...
Kenapa selama 1200an tahun Kitab Bukhari ditulis hingga sekarang tuh hadist dho'if dan hasan ga diapa-apain walau tercatat dalam kitab Hadist SHAHIH Bukhori???
Atau yang bilang dho'if itu pengikut Syiah? Karena setahu saya Syi'ah memandang kalau perawi hadist2 Sunni itu tidak dapat dipercaya...

Bagi para muslim yang kebetulan membaca, bisa tolong jawab pertanyaan saya... Atau copas ink aa mas CP juga boleh...
Para non-muslim mungkin tolong ditahan dulu semangat menjawab Anda... Saya ingin lihat apa jawaban dari muslim...

Menurut saya ini memang kendala yg besar untuk umat muslim,
Banyak sekali hadits2 palsu yg sengaja dikeluarkan untuk kepentingan golongan tertentu, dan ini dimulai dari awal pecahnya Khalifah diawal2 kewafatan Nabi.
Anda pernah belajar PSPB yg seolah2 menggambarkan kepahlawanan president kita ke-2? Buku2 banyak dicetak dan diajarkan di sekolah2 bahwa dialah sang pahlawan,
padahal saat ini isu itu sangat patut dipertanyakan.

Hadit2 ini baru muncul sekitar 300 tahun setelah Nabi wafat, dan selama itu umat muslim HANYA menggunakan Quran sebagai panduan hidup.
Dan sangat disayangkan kebanyakan umat muslim berpendapat bahwa Allah belum lengkap hanya menurunkan Quran sehingga diperlukan
lagi kitab2 tambahan yg dengan jelas adalah kata2 manusia.


11:1 Alif Laam Raa, (inilah) suatu kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi serta dijelaskan secara terperinci yang diturunkan dari sisi (Allah) yang Maha Bijaksana lagi Maha Tahu,

6:114 Maka patutkah aku mencari hakim selain daripada
Allah, padahal
Dialah yang telah menurunkan kitab (Al Qur'an)
kepadamu dengan
terperinci? Orang-orang yang telah Kami datangkan
kitab kepada mereka, mereka
mengetahui bahwa Al Qur'an itu diturunkan dari
Tuhanmu dengan sebenarnya.
Maka janganlah kamu sekali-kali termasuk orang yang
ragu-ragu.

7:1 Ini adalah sebuah kitab yang diturunkan kepadamu, maka janganlah ada kesempitan di dalam dadamu karenanya, supaya kamu memberi peringatan dengan kitab itu (kepada orang kafir), dan menjadi pelajaran bagi orang-orang yang beriman.

7: 2 Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan janganlah kamu mengikuti pemimpin-pemimpin selain-Nya. Amat sedikitlah kamu mengambil pelajaran (daripadanya).



Dan pertanyaan untuk kita semua:


68: 36: Mengapa kamu [berbuat demikian]: bagaimanakah kamu mengambil keputusan?
37 Atau adakah kamu mempunyai sebuah kitab [yang diturunkan Allah] yang kamu membacanya?,
bahwa di dalamnya kamu benar-benar boleh memilih apa yang kamu sukai untukmu. (38) Atau apakah kamu memperoleh janji-janji yang diperkuat dengan sumpah dari Kami, yang tetap berlaku sampai hari kiamat; sesungguhnya kamu benar-benar dapat mengambil keputusan [sekehendakmu]? (39) Tanyakanlah kepada mereka: "Siapakah di antara mereka yang bertanggung jawab terhadap keputusan yang diambil itu?" (40) Atau apakah mereka mempunyai sekutu-sekutu? Maka hendaklah mereka mendatangkan sekutu-sekutunya jika mereka adalah orang-orang yang benar.

jj wrote: Menurut saya ini memang kendala yg besar untuk umat muslim,
Banyak sekali hadits2 palsu yg sengaja dikeluarkan untuk kepentingan golongan tertentu, dan ini dimulai dari awal pecahnya Khalifah diawal2 kewafatan Nabi.
Anda pernah belajar PSPB yg seolah2 menggambarkan kepahlawanan president kita ke-2? Buku2 banyak dicetak dan diajarkan di sekolah2 bahwa dialah sang pahlawan,
padahal saat ini isu itu sangat patut dipertanyakan.

jika begitu adanya, maka hadis2 yg dikatakan palsu tsb bisa jdi yg salah, tapi bisa juga yg paling benar. tidak menjawab pertanyaan malah menimbulkan pertanyaan lain.

jj wrote: Hadit2 ini baru muncul sekitar 300 tahun setelah Nabi wafat, dan selama itu umat muslim HANYA menggunakan Quran sebagai panduan hidup.
Dan sangat disayangkan kebanyakan umat muslim berpendapat bahwa Allah belum lengkap hanya menurunkan Quran sehingga diperlukan
lagi kitab2 tambahan yg dengan jelas adalah kata2 manusia.

Herannya: KALAU sudah tahu HADIST cuma karangan manusia, kenapa masih diikuti, malah mengatas namakan Muhammad, pra sahabat nabi, Olloh, dst dsb...

KALAU 300 tahun mulim cuma pakai Quran... lalu tradisi hadist itu dasarnya dari mana? Bukankah dari kumpulan cerita2 oral dan catatan2 hadist (bukan buku ala Bukhari)...

benar kata mas MB bhwa hadist itu cuma

MaNuSiA_bLeGuG wrote: tidak menjawab pertanyaan malah menimbulkan pertanyaan lain.

jj wrote: Hadit2 ini baru muncul sekitar 300 tahun setelah Nabi wafat, dan selama itu umat muslim HANYA menggunakan Quran sebagai panduan hidup.
Dan sangat disayangkan kebanyakan umat muslim berpendapat bahwa Allah belum lengkap hanya menurunkan Quran sehingga diperlukan
lagi kitab2 tambahan yg dengan jelas adalah kata2 manusia.

Aku-Suka-Hujan wrote: Herannya: KALAU sudah tahu HADIST cuma karangan manusia, kenapa masih diikuti, malah mengatas namakan Muhammad, pra sahabat nabi, Olloh, dst dsb...

KALAU 300 tahun mulim cuma pakai Quran... lalu tradisi hadist itu dasarnya dari mana? Bukankah dari kumpulan cerita2 oral dan catatan2 hadist (bukan buku ala Bukhari)...

Inilah kendalanya, umat muslim merasa Quran itu belum cukup lengkap diturunkan oleh Allah sehingga memerlukan buku tambahan lainnya, padahal quran sendiri mengatakan bahwa quran itu lengkap dan terperinci.

Dan jika anda pelajari agama2 lainnya kendala spt ini juga terjadi, mencampur adukan firman Tuhan dgn buku tambahan.

jj wrote: Dan jika anda pelajari agama2 lainnya kendala spt ini juga terjadi, mencampur adukan firman Tuhan dgn buku tambahan.

JiJeeeeiiiiiiiiiiiiiiiiiii

Apa elo bisa sholat klo CUMA berdasarkan Quran ??

jj wrote: padahal quran sendiri mengatakan bahwa quran itu lengkap dan terperinci.

Ulama muslim dan koran sendiri yang meng klaim sebagai Agama sempurna dan penyempurna tetapi mereka sendiri yang tidak percaya diri sehingga membutuhkan hadist, ribuan tafsir yang berbeda beda dan kadang bertolak belakang.
Akibatnya setiap ulama merasa dirinya paling benar dan jika ada ajaran yang negatif bisa dengan mudah menuduh bukan ajaran islam. Islam adalah agama multi tafsir.

jj wrote:Dan jika anda pelajari agama2 lainnya kendala spt ini juga terjadi, mencampur adukan firman Tuhan dgn buku tambahan.

Tunjukkan ajaran mana yang mengatakan ajarannya di dikte oleh TUHAN kata demi kata secara langsung (selain 10 perintah Tuhan) dan sekaligus meng klaim sebagai ajaran yang SUDAH SEMPURNA. Adakah???

bisa buat studi sejarah dasar pemikiran/kepentingan apa, yang mendasari dibuatnya hadits palsu tsb pada waktu itu!

atas...

Klo kepepet jadi bahan pembelaan/pembenaran

jj wrote: padahal quran sendiri mengatakan bahwa quran itu lengkap dan terperinci.

angky wrote: Ulama muslim dan koran sendiri yang meng klaim sebagai Agama sempurna dan penyempurna tetapi mereka sendiri yang tidak percaya diri sehingga membutuhkan hadist, ribuan tafsir yang berbeda beda dan kadang bertolak belakang.
Akibatnya setiap ulama merasa dirinya paling benar dan jika ada ajaran yang negatif bisa dengan mudah menuduh bukan ajaran islam. Islam adalah agama multi tafsir.

Anda ada benarnya, dan hal ini memang sering terjadi di agama manapun yaitu perbedaan paham lalu golongan itu mengaku aliran yg paling benar.
Dan untuk mudahnya menilai ajaran Islam, nilailah dari Qurannya... yg seluruh muslim percaya adalah firman Tuhan...jadi kalau memang ada ayatnya yg negatif kita para muslim tidak dapat mengelak bukan?

Seperti ayat yg saya berikan diatas, untuk saya Quran itu sudah cukup, sempurna dan terperinci, dan saya rasa lebih mudah menafsirkan ayat2 Quran tanpa buku2 tambahan tsb.

Captain Pancasila wrote:bisa buat studi sejarah dasar pemikiran/kepentingan apa, yang mendasari dibuatnya hadits palsu tsb pada waktu itu!

Tidak sedikit orang2 yg ketika menjadi pucuk pemimpin suatu daerah/negara secara sengaja ingin memanipulasi sejarah dengan mengeluarkan berita2 palsu agar
semua orang percaya apa yg dikatakannya.

Anda pernah taukan pelajaran PSPB yg menggambarkan president ke-2 kita sebagai pahlawan,
dan ini di bukukan dan diajarkan ke setiap sekolah selama puluhan tahun, tapi sekarang hal itu banyak sekali dipertanyakan kebenarannya.

jj wrote: untuk saya Quran itu sudah cukup, sempurna dan terperinci, dan saya rasa lebih mudah menafsirkan ayat2 Quran tanpa buku2 tambahan tsb.

JiJeeiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii

Kalaulah Quranmu sudah sempurna dan terperinci .. lantas mengapa untuk sholat aja elo masih ngandalin ajaran TURUN TEMURUN dari MOYANG MU

kalau memang tu koran sempurna dan jelas ngapain pula perlu ditafsirkan macam2??

Satu ayat ae ampe ribuan tafsir

Singkatnya pertanyaan buat Muslim:

1. HADIST (ga peduli mau 'asli' atau 'palsu' atau 'aspal') perlu 'dibuang' dari KeIslaman yang sebenarnya atau nggak???

2. Apakah Islam sudah cukup dengan Quran dan dapat berdiri sendiri tanpa perlu Hadist???

Aku-Suka-Hujan wrote:Singkatnya pertanyaan buat Muslim:

1. HADIST (ga peduli mau 'asli' atau 'palsu' atau 'aspal') perlu 'dibuang' dari KeIslaman yang sebenarnya atau nggak???

2. Apakah Islam sudah cukup dengan Quran dan dapat berdiri sendiri tanpa perlu Hadist???

Bingung ntar bro tu slimer....bagaimana cara meneladani nabinya klo ga ada catatan KAKInya

jj wrote: untuk saya Quran itu sudah cukup, sempurna dan terperinci, dan saya rasa lebih mudah menafsirkan ayat2 Quran tanpa buku2 tambahan tsb.

duren wrote: Kalaulah Quranmu sudah sempurna dan terperinci ..[/b] lantas mengapa untuk sholat aja elo masih ngandalin ajaran TURUN TEMURUN dari MOYANG MU

Shalat itu sudah ada jauh sebelum Muhammad lahir. Jadi bukanlah Muhammad yg pertama kali melakukan shalat lalu dibukukan di hadits.

jj wrote:Jadi bukanlah Muhammad yg pertama kali melakukan shalat lalu dibukukan di hadits.

Kira-kira anda bisa memberikan contoh buku lain yang menuliskan tata cara shalat islam selengkap hadits?