Page 1 of 2

SEJARAH PERKEMBANGAN AL-QUR'AN

Posted: Tue Oct 25, 2005 12:31 am
by gatotkaca
Saya disini ingin memberikan gambaran, sering terjadi penafsiran dan penghayatan yang berbeda2 antara umat ISLAM mengenai asal-usul Al Qur'an

Mudah2an dengan hati nurani yang dingin bukan untuk mencari pembenaran, bila semua itu kebenaran pasti datangnya dari ALLAH sendiri.



Sebagian besar kaum Muslim meyakini bahwa Alquran dari halaman pertama hingga terakhir merupakan kata-kata Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad secara verbatim, baik kata-katanya (lafdhan) maupun maknanya (ma’ nan). Kaum Muslim juga meyakini bahwa Alquran yang mereka lihat dan baca hari ini adalah persis seperti yang ada pada masa Nabi lebih dari seribu empat ratus tahun silam.

Keyakinan semacam itu sesungguhnya lebih merupakan formulasi dan angan-angan teologis (al-khayal al-dini) yang dibuat oleh para ulama sebagai bagian dari formalisasi doktrin-doktrin Islam.

Hakikat dan sejarah penulisan Alquran sendiri sesungguhnya penuh dengan berbagai nuansa yang delicate (rumit), dan tidak sunyi dari perdebatan, pertentangan, intrik, dan rekayasa.

Alquran dalam bentuknya yang kita kenal sekarang sebetulnya adalah sebuah inovasi yang usianya tak lebih dari 79 tahun. Usia ini didasarkan pada upaya pertama kali kitab suci ini dicetak dengan percetakan modern dan menggunakan standar Edisi Mesir pada tahun 1924. Sebelum itu, Alquran ditulis dalam beragam bentuk tulisan tangan (rasm) dengan teknik penandaan bacaan (diacritical marks) dan otografi yang bervariasi.

Hadirnya mesin cetak dan teknik penandaan bukan saja membuat Alquran menjadi lebih mudah dibaca dan dipelajari, tapi juga telah membakukan beragam versi Alquran yang sebelumnya beredar menjadi satu standar bacaan resmi seperti yang kita kenal sekarang.

Pencetakan Edisi Mesir itu bukanlah yang pertamakali dalam upaya standarisasi versi-versi Alquran. Sebelumnya, para khalifah dan penguasa Muslim juga turun-tangan melakukan hal yang sama, kerap didorong oleh keinginan untuk menyelesaikan konflik-konflik bacaan yang muncul akibat beragamanya versi Alquran yang beredar.

Tapi pencetakan tahun 1924 itu adalah ikhtiyar yang luar biasa, karena upaya ini merupakan yang paling berhasil dalam sejarah kodifikasi dan pembakuan Alquran sepanjang masa. Terbukti kemudian, Alquran Edisi Mesir itu merupakan versi Alquran yang paling banyak beredar dan digunakan oleh kaum Muslim.

Keberhasilan penyebarluasan Alquran Edisi Mesir tak terlepas dari unsur kekuasaan. Seperti juga pada masa-masa sebelumnya, kodifikasi dan standarisasi Alquran adalah karya institusi yang didukung oleh –dan menjadi bagian dari proyek– penguasa politik. Alasannya sederhana, sebagai proyek amal (non-profit), publikasi dan penyebaran Alquran tak akan efektif jika tidak didukung oleh lembaga yang memiliki dana yang besar.

Apa yang telah dilakukan oleh pemerintah Saudi Arabia mencetak ratusan ribu kopi Alquran sejak tahun 1970-an merupakan bagian dari proyek amal yang sekaligus juga merupakan upaya penyuksesan standarisasi kitab suci. Kendati tidak seperti Uthman bin Affan yang secara terang-terangan memerintahkan membakar seluruh versi (mushaf) Alquran yang bukan miliknya (kendati tidak benar-benar berhasil), tindakan penguasa Saudi membanjiri pasar Alquran hanya dengan satu edisi, menutupi dan perlahan-lahan menyisihkan edisi lain yang diam-diam masih beredar (khususnya di wilayah Maroko dan sekitarnya).

Agaknya, tak lama lagi, di dunia ini hanya ada satu versi Alquran, yakni versi yang kita kenal sekarang ini. Dan jika ini benar-benar terwujud (entah kapan), maka itulah pertama kali kaum Muslim (baru) boleh mendeklarasikan bahwa mereka memiliki satu Alquran yang utuh dan seragam.

Edisi Mesir adalah salah satu dari ratusan versi bacaan Alquran (qiraat) yang beredar sepanjang sejarah perkembangan kitab suci ini. Edisi itu sendiri merupakan satu versi dari tiga versi bacaan yang bertahan hingga zaman modern. Yakni masing-masing, versi Warsh dari Nafi yang banyak beredar di Madinah, versi Hafs dari Asim yang banyak beredar di Kufah, dan versi al-Duri dari Abu Amr yang banyak beredar di Basrah.Edisi Mesir adalah edisi yang menggunakan versi Hafs dari Asim.

Versi bacaan (qiraat) adalah satu jenis pembacaan Alquran. Versi ini muncul pada awal-awal sejarah Islam (abad pertama hingga ketiga) akibat dari beragamnya cara membaca dan memahami mushaf yang beredar pada masa itu. Mushaf adalah istilah lain dari Alquran, yakni himpunan atau kumpulan ayat-ayat Allah yang ditulis dan dibukukan.

Sebelum Uthman bin Affan (w. 35 H), khalifah ketiga, memerintahkan satu standarisasi Alquran yang kemudian dikenal dengan “Mushaf Uthmani,” pada masa itu telah beredar puluhan –kalau bukan ratusan– mushaf yang dinisbatkan kepada para sahabat Nabi. Beberapa sahabat Nabi memiliki mushafnya sendiri-sendiri yang berbeda satu sama lain, baik dalam hal bacaan, susunan ayat dan surah, maupun jumlah ayat dan surah.

Ibn Mas’ud, seorang sahabat dekat Nabi, misalnya, memiliki mushaf Alquran yang tidak menyertakan surah al-Fatihah (surah pertama). Bahkan menurut Ibn Nadiem (w. 380 H), pengarang kitab al-Fihrist, mushaf Ibn Mas’ud tidak menyertakan surah 113 dan 114. Susunan surahnyapun berbeda dari Alquran yang ada sekarang. Misalnya, surah keenam bukanlah surah al-An’am, tapi surah Yunus.

Ibn Mas’ud bukanlah seorang diri yang tidak menyertakan al-Fatihah sebagai bagian dari Alqur’an. Sahabat lain yang menganggap surah “penting” itu bukan bagian dari Alquran adalah Ali bin Abi Thalib yang juga tidak memasukkan surah 13, 34, 66, dan 96. Hal ini memancing perdebatan di kalangan para ulama apakah al-Fatihah merupakan bagian dari Alquran atau ia hanya merupakan “kata pengantar” saja yang esensinya bukanlah bagian dari kitab suci.

Salah seorang ulama besar yang menganggap al-Fatihah bukan sebagai bagian dari Alquran adalah Abu Bakr al-Asamm (w. 313 H). Dia dan ulama lainnya yang mendukung pandangan ini berargumen bahwa al-Fatihah hanyalah “ungkapan liturgis” untuk memulai bacaan Alqur’an. Ini merupakan tradisi popular masyarakat Mediterania pada masa awal-awal Islam.

Sebuah hadis Nabi mendukung fakta ini: “siapa saja yang tidak memulai sesuatu dengan bacaan alhamdulillah [dalam hadis lain bismillah] maka pekerjaannya menjadi sia-sia.”

Perbedaan antara mushaf Uthman dengan mushaf-mushaf lainnya bisa dilihat dari komplain Aisyah, isteri Nabi, yang dikutip oleh Jalaluddin al-Suyuthi dalam kitabnya, al-Itqan, dalam kata-kata berikut: “pada masa Nabi, surah al-Ahzab berjumlah 200 ayat. Setelah Uthman melakukan kodifikasi, jumlahnya menjadi seperti sekarang [yakni 73 ayat].” Pandangan Aisyah juga didukung oleh Ubay bin Ka’b, sahabat Nabi yang lain, yang didalam mushafnya ada dua surah yang tak dijumpai dalam mushaf Uthman, yakni surah al-Khal’ dan al-Hafd.

Setelah Uthman melakukan kodifikasi dan standarisasi, ia memerintahkan agar seluruh mushaf kecuali mushafnya (Mushaf Uthmani) dibakar dan dimusnahkan.

Sebagian besar mushaf yang ada memang berhasil dimusnahkan, tapi sebagian lainnya selamat. Salah satunya, seperti kerap dirujuk buku-buku ‘ulum al-Qur’an, adalah mushaf Hafsah, salah seorang isteri Nabi, yang baru dimusnahkan pada masa pemerintahan Marwan ibn Hakam (w. 65 H) beberapa puluh tahun kemudian.

Sebetulnya, kendati mushaf-mushaf para sahabat itu secara fisik dibakar dan dimusnahkan, keberadaannya tidak bisa dimusnahkan dari memori mereka atau para pengikut mereka, karena Alquran pada saat itu lebih banyak dihafal ketimbang dibaca. Inilah yang menjelaskan maraknya versi bacaan yang beredar pasca-kodifikasi Uthman. Buku-buku tentang varian-varian bacaan (kitab al-masahif) yang muncul pada awal-awal abad kedua dan ketiga hijriah, adalah bukti tak terbantahkan dari masih beredarnya mushaf-mushaf klasik itu.

Dari karya mereka inilah, mushaf-mushaf sahabat yang sudah dimusnahkan hidup kembali dalam bentuk fisik (teks tertulis).

Sejarah penulisan Alqur’an mencatat nama-nama Ibn Amir (w. 118 H), al-Kisai (w. 189 H), al-Baghdadi (w. 207 H); Ibn Hisyam (w. 229 H), Abi Hatim (w. 248 H), al-Asfahani (w. 253 H) dan Ibn Abi Daud (w. 316 H) sebagai pengarang-pengarang yang menghidupkan mushaf-mushaf klasik dalam karya masahif mereka (umumnya diberijudul kitab al-masahif atau ikhtilaf al-masahif). Ibn Abi Daud berhasil mengumpulkan 10 mushaf sahabat Nabi dan 11 mushaf para pengikut (tabi’in) sahabat Nabi.

Munculnya kembali mushaf-mushaf itu juga didorong oleh kenyataan bahwa mushaf Uthman yang disebarluaskan ke berbagai kota Islam tidak sepenuhnya lengkap dengan tanda baca, sehingga bagi orang yang tidak pernah mendengar bunyi sebuah kata dalam Alquran, dia harus merujuk kepada otoritas yang bisa melafalkannya. Dan tidak sedikit dari pemegang otoritas itu adalah para pewaris varian bacaan non-Uthmani.

Otoritas bacaan bukanlah satu-satunya sumber yang menyebabkan banyaknya varian bacaan. Jika otoritas tidak dijumpai, kaum Muslim pada saat itu umumnya melakukan pilihan sendiri berdasarkan kaedah bahasa dan kecenderungan pemahamannya terhadap makna sebuah teks. Dari sinilah kemudian muncul beragam bacaan yang berbeda akibat absennya titik dan harakat (scripta defectiva). Misalnya bentuk present (mudhari’) dari kata a-l-m bisa dibaca yu’allimu, tu’allimu, atau nu’allimu atau juga menjadi na’lamu, ta’ lamu atau bi’ilmi.

Yang lebih musykil adalah perbedaan kosakata akibat pemahaman makna, dan bukan hanya persoalan absennya titik dan harakat. Misalnya, mushaf Ibn Mas’ud berulangkali menggunakan kata “arsyidna” ketimbang “ihdina” (keduanya berarti “tunjuki kami") yang biasa didapati dalam mushaf Uthmani. Begitu juga, “man” sebagai ganti “alladhi” (keduanya berarti “siapa"). Daftar ini bisa diperpanjang dengan kata dan arti yang berbeda, seperti “al-talaq” menjadi “al-sarah” (Ibn Abbas), “fas’au” menjadi “famdhu” (Ibn Mas’ud), “linuhyiya” menjadi “linunsyira” (Talhah), dan sebagainya.

Untuk mengatasi varian-varian bacaan yang semakin liar, pada tahun 322 H, Khalifah Abbasiyah lewat dua orang menterinya Ibn Isa dan Ibn Muqlah, memerintahkan Ibn Mujahid (w. 324 H) melakukan penertiban. Setelah membanding-bandingkan semua mushaf yang ada di tangannya, Ibn Mujahid memilih tujuh varian bacaan dari para qurra ternama, yakni Nafi (Madinah), Ibn Kathir (Mekah), Ibn Amir (Syam), Abu Amr (Bashrah), Asim, Hamzah, dan Kisai (ketiganya dari Kufah). Tindakannya ini berdasarkan hadis Nabi yang mengatakan bahwa “Alquran diturunkan dalam tujuh huruf.”

Tapi, sebagian ulama menolak pilihan Ibn Mujahid dan menganggapnya telah semena-mena mengesampingkan varian-varian lain yang dianggap lebih sahih. Nuansa politik dan persaingan antara ulama pada saat itu memang sangat kental. Ini tercermin seperti dalam kasus Ibn Miqsam dan Ibn Shanabudh yang pandangan-pandangannya dikesampingkan Ibn Mujahid karena adanya rivalitas di antara mereka, khususnya antara Ibn Mujahid dan Ibn Shanabudh.

Bagaimanapun, reaksi ulama tidak banyak punya pengaruh. Sejarah membuktikan pandangan Ibn Mujahid yang didukung penguasa itulah yang kini diterima orang banyak (atau dengan sedikit modifikasi menjadi 10 atau 14 varian). Alquran yang ada di tangan kita sekarang adalah salah satu varian dari apa yang dipilihkan oleh Mujahid lewat tangan kekuasaan. Yakni varian bacaan Asim lewat Hafs. Sementara itu, varian-varian lain, tak tentu nasibnya. Jika beruntung, ia dapat dijumpai dalam buku-buku studi Alquran yang sirkulasi dan pengaruhnya sangat terbatas.

** Apa yang bisa dipetik dari perkembangan sejarah Alquran yang saya paparkan secara singkat di atas? Para ulama, khususnya yang konservatif, merasa khawatir jika fakta sejarah semacam itu dibiarkan diketahui secara bebas.

Mereka bahkan berusaha menutup-nutupi dan mengaburkan sejarah, atau dengan memberikan apologi-apologi yang sebetulnya tidak menyelesaikan masalah, tapi justru membuat permasalahan baru. Misalnya, dengan menafsirkan hadis Nabi “Alquran diturunkan dalam tujuh huruf” dengan cara menafsirkan “huruf” sebagai bahasa, dialek, bacaan, prononsiasi, dan seterusnya yang ujung-ujungnya tidak menjelaskan apa-apa.

Saya sependapat dengan beberapa sarjana Muslim modern yang mengatakan bahwa kemungkinan besar hadis itu adalah rekayasa para ulama belakangan untuk menjelaskan rumitnya varian-varian dalam Alquran yang beredar. Tapi, alih-alih menjelaskan, ia malah justru mengaburkan.

Mengaburkan karena jumlah huruf (bahasa, dialek, bacaan, prononsiasi), lebih dari tujuh. Kalau dikatakan bahwa angka tujuh hanyalah simbol saja untuk menunjukkan “banyak,” ini lebih parah lagi, karena menyangkut kredibilitas Tuhan dalam menyampaikan ayat-ayatnya.

Apakah kita mau mengatakan bahwa setiap varian bacaan, baik yang berbeda kosakata dan pengucapan (akibat dari jenis penulisan dan tatabahasa) merupakan kata-kata Tuhan secara verbatim (apa adanya)? Jika tidak terkesan rewel dan simplistis, pandangan ini jelas tak bertanggungjawab, karena ia mengabaikan fakta kaum Muslim pada awal-awal sejarah Islam yang sangat dinamis.

Lalu, bagaimana dengan keyakinan bahwa Alquran dari surah al-Fatihah hingga al-Nas adalah kalamullah (kata-kata Allah) yang diturunkan kepada Nabi baik kata dan maknanya (lafdhan wa ma’nan)? Seperti saya katakan di atas, keyakinan semacam ini hanyalah formula teologis yang diciptakan oleh para ulama belakangan. Ia merupakan bagian dari proses panjang pembentukan ortodoksi Islam.

Saya cenderung meyakini bahwa Alquran pada dasarnya adalah kalamullah yang diwahyukan kepada Nabi tapi kemudian mengalami berbagai proses “copy-editing” oleh para sahabat, tabi’in, ahli bacaan, qurra, otografi, mesin cetak, dan kekuasaan. Proses-proses ini pada dasarnya adalah manusiawi belaka dan merupakan bagian dari ikhtiyar kaum Muslim untuk menyikapi khazanah spiritual yang mereka miliki.

Saya kira, varian-varian dan perbedaan bacaan yang sangat marak pada masa-masa awal Islam lebih tepat dimaknai sebagai upaya kaum Muslim untuk membebaskan makna dari kungkungan kata, ketimbang mengatribusikannya secara simplistis kepada Tuhan. Seperti dikatakan seorang filsuf kontemporer Perancis, teks –dan apalagi teks-teks suci, selalu bersifat “repressive, violent, and authoritarian.” Satu-satunya cara menyelamatkannya adalah dengan membebaskannya.

Generasi awal-awal Islam telah melakukan pembebasan itu, dengan menciptakan varian-varian bacaan yang sangat kreatif. Jika ada pelajaran yang bias diambil dari sejarah pembentukan Alquran, saya kira, semangat pembebasan terhadap teks itulah yang patut ditiru, tentu saja dengan melakukan kreatifitas-kreatifitas baru dalam bentuk yang lain.

from : L. Assyaukanie

Posted: Tue Oct 25, 2005 11:29 pm
by gatotkaca
Sebenarnya saya ingin menyampaikan suatu pendapat yang dikatakan oleh Nabi Muhammad sendiri. Para sahabat nabi ada yang belajar kepada beliau dan hasilnya disampaikan lagi kepada sebagian yang lainnya, terkadang muncul perbedaan atas pemahaman yang didapat dari Nabi, sehingga terjadilah ikhtilaf diantara umat Islam dengan umat beragama lainnya.

Akhirnya timbul sikap tahazubul fikri ( berselisih dalam pemikiran) dan ta'asub siyasi ( bersikap fanatik ). Sehingga tidak jarang banyak Ulama berusaha mentakwil ayat dan hadis untuk diselaraskan dengan jalan pikiran atau kepentingan mereka. Misal menganggap KAFIR bagi yang bukan golongannya.

Padahal sudah dijelaskan dalam sebuah hadis sahih , Nabi bersabda :

"Bacalah ayat Al Qur'an yang kalian sepakati, Jika kalian berselisih tentang sebuah ayat Al Qur'an, maka berhentilah membacanya."

Artinya disini, jika ada perselisihan, perbedaan pendapat sudah semestinya jgn mencari pembenaran untuk kepentingannya sendiri.

Artinya kalau masih ragu2 mengenai bacaan AL Qur'an tentang sebagian huruf dan makna yang dikandung di Al Qur'an janganlah menjadi dasar untuk menyerang orang lain sehingga menghindari terjadinya pertengkaran ( munaza'ah ).

Karena intinya yang paling mengetahui kebenaran adalah ALLAH sendiri bukan manusia. Manusia tidak bisa memaksakan kebenarannya sendiri kepada orang lain.


Sumber :
Diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Muslim, Imam Ahmad bin Hanbal dalam musnadnya dan Imam Nasai, sebagaimana dimuat dalam buku Al-Jami' ash Shagir, juz1, hal.86 dan buku al-Fathur Kabir, juz1 hal.218.

Posted: Sat Dec 30, 2006 6:30 am
by schwghtz
:twisted: Koq sunyi? 'ndak ada yang berani tanggapin? Teruskan Gatot!

Re: SEJARAH PERKEMBANGAN AL-QUR'AN

Posted: Sat Dec 30, 2006 6:53 am
by Bang Napi
[quote="gatotkaca"]
Hakikat dan sejarah penulisan Alquran sendiri sesungguhnya penuh dengan berbagai nuansa yang delicate (rumit), dan tidak sunyi dari perdebatan, pertentangan, intrik, dan rekayasa.

:roll: Oh, jadi ini toh kitab yang katanya otentik sampai dibela mati-matian bahkan sanggup ngebunuh umat lain yang berselisih faham. Wong yang dibela nggak jelas juga juntrungannya gitu kok :toimonster:

Posted: Sat Dec 30, 2006 11:46 am
by kristen_pagan
Silakan tunjukkan macam2 versi Al Quran. Dimana letak tidak samanya.

[4:82] Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Qur'an ? Kalau kiranya Al Qur'an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.

Posted: Sat Dec 30, 2006 11:56 am
by SavioR
kristen_pagan wrote:Silakan tunjukkan macam2 versi Al Quran. Dimana letak tidak samanya.

[4:82] Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Qur'an ? Kalau kiranya Al Qur'an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.


ya mnrt gw,gw mendapat bnyk pertentangan di dalamnya....

kl lo bilang gak ada pertentangan, coba dunk lo jelasin Ayat Quran yg ada di thred gw ini :


Benarkah Ayat Quran Berasal Dari Allah...?

http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... php?t=8829

Posted: Sat Dec 30, 2006 9:09 pm
by schwghtz
kristen_pagan=islam :evil: wrote:Silakan tunjukkan macam2 versi Al Quran. Dimana letak tidak samanya.

[4:82] Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Qur'an ? Kalau kiranya Al Qur'an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.
Tidak malu juga lu ngutip ayat ini, padahal sudah banyak yang membuktikan pertentangan yang ada dalam Alquran. Mengapa ada ayat-ayat dalam Alquran yang membela Alquran? Karena Alquran meragukan!

:twisted: he he he

Posted: Wed Jan 10, 2007 1:27 pm
by ninja-racer
Nabi Muhammad Saw. menerima Al-Qur'an di Mekkah selama kl. 13 tahun. Al-Qur'an ini dikenal baik oleh musuh & org2 yang beriman. Org2 beriman memnafaatkannya sbg cahaya yg menerangi perjalanan mrk. Sdgkan utk org2 kafir, al-Qur'an menggugah perhatian mereka dengan menyerang tuhan-tuhan mereka, menolak tradisi2 mereka & membangkitkan rasa ketakjuban mrk.
Mereka berkata, "Kalau kami menghendaki niscaya kami dapat membacakan yang seperti ini. (Al-Qur'an) ini tidak lain hanyalah dongeng-dongeng orang-orang purbakala." (QS. Al-Anfal: 31)

Kemudian mereka saling menganjurkan untuk berbuat kebisingan ketika mendengar Al-Qur'an.
"Dan orang-orang yang kafir berkata, "Janganlah kamu mendengar dengan sungguh-sungguh akan Al-Qur'an ini dan buatlah hiruk-pikuk terhadapnya, supaya kamu menang!" (QS. Fushshilat: 26)

Kemudian datang tantangan untuk mereka, "Katakanlah, "Sesungguhnya jika manusia dan jin berkkumpul untuk membuat yang serupa Al-Qur'an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia." (QS. Al-Isra: 88)

Nabi kemudian pindah ke Madinah. Disana beliau menjalankan kekuasaannya sbg pemimpin negara, menjadi hakim di antara manusia, membuat perjanjian, & memberikan pengarahan demi kemaslahatan bersama.

Al-Qur'an terus turun selama kl. 10 tahun. Para pencatat Al-Qur'an menuliskan Al-Qur'an di bawah pengawasan Nabi Muhammad Saw. dan para penghafal Al-Qur'an menghafalkannya di dalam hati mereka. Apa yang ditulis dan dihafalkan di ulang bacaannya di dalam shalat-shalat lima waktu, shalat malam, pertemuan2 tilawah, & khutbah jum'at. Setiap orang tidak henti2 membaca Al-Qur'an.

Pada masa itu, kedudukan seseorang dinilai berdasarkan hafalan Al-Qur'an. Nabi Muhammad Saw. sangat memperhatikan kedudukan ini hingga dalam hal menguburkan para syahid, Beliau mendahulukan mengubur orang yang paling banyak menghafal Al-Qur'an.

Lingkungan di mana hidup satu umat yang menyembah Tuhannya dengan memahami Kitab Suci dan menghafal setiap detail huruf2nya. Lingkungan di mana ada negara, dengan segenap perangkatnya, yang menjaga dan mengamankan Kitab Sucinya. Sejak awal penciptaan, dunia tidak pernah sekalipun menyaksikan penjagaan terhadap Kitab Suci-Kitab Suci seperti penjagaan terhadap Kitab Suci ini.

Posted: Thu Jan 11, 2007 7:01 am
by midgard
kristen_pagan wrote:Silakan tunjukkan macam2 versi Al Quran. Dimana letak tidak samanya.
dari sumber islam - cuma memberi contoh 2 versi aja ...
http://www.submission.org/quran/warsh.html

dari sumber non-islam (kristen)
http://www.answering-islam.org/Green/seven.htm
[4:82] Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Qur'an ? Kalau kiranya Al Qur'an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.
1. untuk banyaknya pertentangan, yg lain udah jawab tuh ...

2. tidak ada pertentangan bukan membuktikan ini dari allah ... memang, adanya banyak pertentangan membuktikan ini bukan dari allah, tapi bukan sebaliknya ...
kijang tidak bersayap ... tapi tidak semua yg tidak bersayap itu kijang ...
banyak novel yg tidak ada pertentangan di dalamnya (apalagi kalau pakai qualifikasi 'banyak') ... (kalau yg nulis itu mahir) .. apakah ini bukti bahwa ini dari allah ?



gua ada pertanyaan (bener2x tanya) ...
iklan orang2x di sini sering bilang: waktu quran di catat, itu adalah hasil ingatan banyak sekali orang ... semuanya sama ... (sorry, gua lupa, tepatnya isi iklan ...)

bisa di kasih hadist atau sumber, darimana berita ini di ambil ?
moga2x ini enggak terlalu OOT ...

Posted: Fri Jan 12, 2007 8:02 pm
by ninja-racer
GINI AJA..

terhadap tantangan Allah, ada ngga yang sanggup meniru ataupun merubah Al-Qur'an?
"Katakanlah, "Sesungguhnya jika manusia dan jin berkkumpul untuk membuat yang serupa Al-Qur'an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia." <QS. Al-Isra: 8>
kalo ada kekurangan satu ayat pun pasti akan langsung ketahuan.
Salah satu kelebihan bahasa arab adlh tetap sama dan tidak terjadi perubahan2.

Lain hal untuk injil, tidak ada yg meniru ataupun merubahnya dari orang yang menentang malahan para pendeta/pastur yang merubahnya...

Posted: Sat Jan 13, 2007 2:05 am
by midgard
ninja-racer wrote:GINI AJA..

terhadap tantangan Allah, ada ngga yang sanggup meniru ataupun merubah Al-Qur'an?
tanggapin dong, posting saya ...


udah di bilang, versi ASLINYA ada banyak ...
paling tidak ada 7 ...
di suruh niru yg mana nih ?


terus ngumpulin quran aja (PR anda, lupa yah?) sulit setengah mati, (yuk, mindahin gunung aja!) yakin belum, bbrp yg hilang, ... gua tunggu dah, nyempurnain quran dulu, baru di anda tanya, ada enggak yg bisa nyaingi ?

Sahih Bukhari Volume 006, Book 060, Number 201
Narrated Zaid bin Thabit Al-Ansari: who was one of those who used to write the Divine Revelation: Abu Bakr sent for me after the (heavy) casualties among the warriors (of the battle) of Yamama (where a great number of Qurra' were killed). 'Umar was present with Abu Bakr who said, 'Umar has come to me and said, The people have suffered heavy casualties on the day of (the battle of) Yamama, and I am afraid that there will be more casualties among the Qurra' (those who know the Qur'an by heart) at other battle-fields, whereby a large part of the Qur'an may be lost, unless you collect it. And I am of the opinion that you should collect the Qur'an." Abu Bakr added, "I said to 'Umar, 'How can I do something which Allah's Apostle has not done?' 'Umar said (to me), 'By Allah, it is (really) a good thing.' So 'Umar kept on pressing, trying to persuade me to accept his proposal, till Allah opened my bosom for it and I had the same opinion as 'Umar." (Zaid bin Thabit added:) Umar was sitting with him (Abu Bakr) and was not speaking. me). "You are a wise young man and we do not suspect you (of telling lies or of forgetfulness): and you used to write the Divine Inspiration for Allah's Apostle. Therefore, look for the Qur'an and collect it (in one manuscript). " By Allah, if he (Abu Bakr) had ordered me to shift one of the mountains (from its place) it would not have been harder for me than what he had ordered me concerning the collection of the Qur'an. I said to both of them, "How dare you do a thing which the Prophet has not done?" Abu Bakr said, "By Allah, it is (really) a good thing. So I kept on arguing with him about it till Allah opened my bosom for that which He had opened the bosoms of Abu Bakr and Umar. So I started locating Quranic material and collecting it from parchments, scapula, leaf-stalks of date palms and from the memories of men (who knew it by heart). I found with Khuzaima two Verses of Surat-at-Tauba which I had not found with anybody else, (and they were)...
Sahih Bukhari Volume 009, Book 089, Number 301, Sahih Bukhari Volume 006, Book 061, Number 509

sahih ... sahih ... :)

hanya krn anda di brain wash, tidak ada perubahan, bukan berarti ini benar ... lihat kenyataan ...
orang islam-pun mengakuinya ...

ini paragraph I dari http://www.submission.org/quran/warsh.html
Many Muslims are misled by the Muslim scholars who do not openly discuss and present the facts when it comes to the Quran or Islam in general.
tuh, di taqqiya-in ... kagak kerasa ! :) :) :)
atau pilih membutakan diri ?
memang, pernyataan paragraph ini sesuai dng 'hush, jangan tanya' (5:101)

ok, tambahan ttg versi DALAM BAHASA ASLI quran
http://www.answering-islam.org/Quran/Ve ... index.html


meniru ... apanya yg mau di tiru ?
- isinya ? matahari terbenam di lumpur hitam ? bunuh kafir di mana aja ?
- ilmu alamnya ? masih ingat puisi Georgics ? bagusan georgics ... lebih ajaib ...
- moralnya ? poligami, kawin kontrak, cerai ?
- miracle angka 19 ? ini mah hoax aja ...
http://www.answering-islam.org/Religions/Numerics/
salah satu yg gampang di lihat
http://www.answering-islam.org/Religion ... cs/20.html
- keindahannya ? :) :) :) http://www.submission.org/challenge.html
mengakui, bukan keindahannya ... krn keindahannya udah tersaingi ... (krn ini website islam, tentu tidak mau mengakui, tapi memakai twisting bahasa untuk menghindari :) - krn pendiri site ini yg menemukan miracle angka 19 - makanya berani mengakui kalau bukan keindahan quran)
http://www.answering-islam.org/Quran/Miracle/index.html
lagian, siapa yg bisa adil menilainya ? omong2x kakek elu suka rock atau ndangdut ?
- nasikh/manusk, ayat yg di lupakan (maka dari itu, TULISLAH), iblis ikut2x-an masukin omongan dia (satanic verses) perlu di masukin atau enggak ? :) :) :)

yg mana nih ? bilangin aja, supaya gampang di bahas ...


kalau aja orang kafir, masih aja kesulitan, boleh ngajak jin enggak ? itu tuh, ... pembuat surat al-jinn ...
atau setan, yg udah PERNAH sukses mengelabuhi muhammad ...
... tapi ini mungkin sulit, krn elu udah lebih pinter dari muhammad ...

coba, mereka bisa buat lagi enggak ...
kalo ada kekurangan satu ayat pun pasti akan langsung ketahuan.
Salah satu kelebihan bahasa arab adlh tetap sama dan tidak terjadi perubahan2.
hanya krn SEKARANG kalian bisa tahu, bukan berarti dulu juga gini keadaannya ...
lihat pengakuan yg di catat oleh bukhari ... SAHIH lho !


coba SEKARANG, elu nganti injil, dlm bahasa aslinya ... tinggal pakai teknologi kafir, yaitu komputer, untuk membandingkan setiap huruf ... di jamin pasti ketahuan kalau ada yg ganti ...


tapi mungkin anda bener, quran tidak di ganti2x LAGI, krn yg asli2x udah di bakar oleh Utsaman ... yg lebih awal2x lagi, cuma ada di memory orang ... jadi tidak ada buktinya ...

kamu kagak pernah baca hadist kali, DULU sulitnya ngumpulin quran, dsb ...

Posted: Sat Jan 13, 2007 8:36 am
by ninja-racer
@midgard
Kalo anda ambil hadis dari Alhafidz Imam Bukhari Rahmtullah alaihi.
Pertanyaan gue apakah kemudian Imam Bukhari murtad setelah mengetahui hal itu?

Yang anda kutip itu adalah pertentangan untuk menjadikan Al-Qur'an itu sebuah kitab sampai ke masa khalifah Sayidina Umar bin Khatab ra.
Pada masa mereka banyak mushaf2 yang hilang dan mereka sendiri tidak mendapat perintah dari Rasulullah Saw.
Setelah masa mereka lewat dan digantikan Sayidina Ustman bin Affan ra. barulah kemudian dijadikan sebuah kitab dari yang sebelumnya berupa lembaran2 aja. Dan yang paling berperan dalam proses ini adalah hafalan2 dari para Hafidz2 Qur'an yang sangat banyak saat itu yang hidup sejaman dengan Rasulullah Saw (masa Sahabat namanya). Apakah ada keraguan untuk umat muslim? Kenapa Sayidina Ustman bin Affan ra. ingin menjadikan kitab? karena dikhawatirkan banyak dari para Hafidz Qur'an berkurang & syahid pada waktu itu jadi alangkah baiknya untuk menjadikan sebuah kitab agar menjadi pedoman bagi yang ingin mempelajari. Dan mereka2 ini hidup atau bertemu dengan Rasulullah Saw. Wallahu a'lam

Paham gak nih? atau masih ingin mencari kelemahan yang lain. Monggo mas....

Posted: Sat Jan 13, 2007 8:59 am
by midgard
ninja-racer wrote:@midgard
cariin ayat yang nyebutin Allah merubahnya kalo memang spt yang anda tuduhkan!
perdebatan gak akan selesai. itu aja intinya. elu punya pndpt sndri gw pny tanggapan sndri atas pndpt anda.

wassalam,
saya pindah ke sini ... supaya tidak OOT ...


me-revisi quran ? :)

2:106
Ayat mana saja[81] yang Kami nasakhkan, atau Kami jadikan (manusia) lupa kepadanya, Kami datangkan yang lebih baik daripadanya atau yang sebanding dengannya. Tidakkah kamu mengetahui bahwa sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu?

Posted: Sat Jan 13, 2007 9:23 am
by midgard
ninja-racer wrote:@midgard
Kalo anda ambil hadis dari Alhafidz Imam Bukhari Rahmtullah alaihi.
Pertanyaan gue apakah kemudian Imam Bukhari murtad setelah mengetahui hal itu?
apakah bukhari kehilangan kepala setelah itu ?
tidak mungkin dia berani scr terbuka bilang gini ...
kalau aja anda murtad, andapun juga murtad diam2x ...

atau, masih banyak kenikmatan yg dia dapat kalau tetap dalam islam ?

saya yakin, dia tidak murtad kok ...
Yang anda kutip itu adalah pertentangan untuk menjadikan Al-Qur'an itu sebuah kitab sampai ke masa khalifah Sayidina Umar bin Khatab ra.
Pada masa mereka banyak mushaf2 yang hilang dan mereka sendiri tidak mendapat perintah dari Rasulullah Saw.
Setelah masa mereka lewat dan digantikan Sayidina Ustman bin Affan ra. barulah kemudian dijadikan sebuah kitab dari yang sebelumnya berupa lembaran2 aja.
siapa ustaman ?
rasulkan ? tidak khan ? kok menghilangkan jejak dng main bakar2x-an quran ?
apakah dia memakai bahan di luar bukhari ?
atau ustaman mewarisi quran ala taqqiya bukhari ?


ustaman adalah caliph ... mungkin mirip dng raja ...
apa jadinya kalau dia mengakui quran itu berubah2x ? kerajaannya akan hancur, krn kerjaannya terdiri dari orang2x islam, akan banyak yg murtad ... di sinilah taqqiya memang berguna ...

bukannya bukhari itu sesudah Ustama ?
http://en.wikipedia.org/wiki/Imam_Bukhari
Dan yang paling berperan dalam proses ini adalah hafalan2 dari para Hafidz2 Qur'an yang sangat banyak saat itu yang hidup sejaman dengan Rasulullah Saw (masa Sahabat namanya). Apakah ada keraguan untuk umat muslim? Kenapa Sayidina Ustman bin Affan ra. ingin menjadikan kitab?
ok, inilah yg udah saya tanyakan, mungkin enggak ada yg lihat ...
darimana anda tahu, ini dari proses hafalan ? dari hadist-kah ?
karena dikhawatirkan banyak dari para Hafidz Qur'an berkurang & syahid pada waktu itu jadi alangkah baiknya untuk menjadikan sebuah kitab agar menjadi pedoman bagi yang ingin mempelajari. Dan mereka2 ini hidup atau bertemu dengan Rasulullah Saw. Wallahu a'lam

Paham gak nih? atau masih ingin mencari kelemahan yang lain. Monggo mas....

Posted: Sat Jan 13, 2007 9:23 am
by ninja-racer
@midgard
sebelumnya apakah anda tau dalam mengartikan Al-Qur'an tidak harus dengan bahasa indonesianya atau translet nya?
Kalo iya bau gw jawab tafsirannya sesuai Tafsir Ibnu kasir yg gw pegang.
Kalo tidak maka akan menjadi perdebatan tiada ujung.

Posted: Sat Jan 13, 2007 9:26 am
by midgard
ninja-racer wrote:@midgard
Kalo anda ambil hadis dari Alhafidz Imam Bukhari Rahmtullah alaihi.
Pertanyaan gue apakah kemudian Imam Bukhari murtad setelah mengetahui hal itu?
apakah bukhari kehilangan kepala setelah itu ?
tidak mungkin dia berani scr terbuka bilang gini ...
kalau aja anda murtad, andapun juga murtad diam2x ...

atau, masih banyak kenikmatan yg dia dapat kalau tetap dalam islam ?

saya yakin, dia tidak murtad kok ...
Yang anda kutip itu adalah pertentangan untuk menjadikan Al-Qur'an itu sebuah kitab sampai ke masa khalifah Sayidina Umar bin Khatab ra.
Pada masa mereka banyak mushaf2 yang hilang dan mereka sendiri tidak mendapat perintah dari Rasulullah Saw.
Setelah masa mereka lewat dan digantikan Sayidina Ustman bin Affan ra. barulah kemudian dijadikan sebuah kitab dari yang sebelumnya berupa lembaran2 aja.
siapa ustaman ?
rasulkan ? tidak khan ? kok menghilangkan jejak dng main bakar2x-an quran ?
apakah dia memakai bahan di luar bukhari ?
atau ustaman mewarisi quran ala taqqiya bukhari ?


ustaman adalah caliph ... mungkin mirip dng raja ...
apa jadinya kalau dia mengakui quran itu berubah2x ? kerajaannya akan hancur, krn kerjaannya terdiri dari orang2x islam, akan banyak yg murtad ... di sinilah taqqiya memang berguna ...

bukannya bukhari itu sesudah Ustama ?
http://en.wikipedia.org/wiki/Imam_Bukhari
Dan yang paling berperan dalam proses ini adalah hafalan2 dari para Hafidz2 Qur'an yang sangat banyak saat itu yang hidup sejaman dengan Rasulullah Saw (masa Sahabat namanya). Apakah ada keraguan untuk umat muslim? Kenapa Sayidina Ustman bin Affan ra. ingin menjadikan kitab?
ok, inilah yg udah saya tanyakan, mungkin enggak ada yg lihat ...
darimana anda tahu, ini dari proses hafalan ? dari hadist-kah ?
karena dikhawatirkan banyak dari para Hafidz Qur'an berkurang & syahid pada waktu itu jadi alangkah baiknya untuk menjadikan sebuah kitab agar menjadi pedoman bagi yang ingin mempelajari. Dan mereka2 ini hidup atau bertemu dengan Rasulullah Saw. Wallahu a'lam

Paham gak nih? atau masih ingin mencari kelemahan yang lain. Monggo mas....
mencari kelemahan ? atau mengungkapkan kelemahan ?
saya sebenernya enggak perduli, quran itu asli dari dulu apa enggak ... isinya yg di bilang asli aja gitu ...
apalagi yg bener2x asli ... yg belum di ralat sama allah ...

Posted: Sat Jan 13, 2007 9:53 am
by ninja-racer
@midgard
sebelumnya apakah anda tau dalam mengartikan Al-Qur'an tidak harus dengan bahasa indonesianya atau translet nya?
Kalo iya bau gw jawab tafsirannya sesuai Tafsir Ibnu kasir yg gw pegang.
Kalo tidak maka akan menjadi perdebatan tiada ujung.

siapa ustaman ?
- Ustman bin Affan (sekitar 574 M - 656 M) adalah sahabat Nabi Muhammad SAW yang termasuk Khulafaur Rasyidin yang ke-3. Ustman adalah seorang yang saudagar yang kaya tetapi sangatlah dermawan. Dialah yang berjasa membeli sumur dari orang Yahudi yang memonopoli air di Madinah. Beliau juga berjasa dalam hal membukukan Al-Qur'an.
Beliau adalah khalifah ketiga yang memerintah dari tahun 644 M hingga 656 M.

rasulkan ? tidak khan ? kok menghilangkan jejak dng main bakar2x-an quran ?
- Kenapa dibakar? agar tidak terkontaminasi karena mushaf bukanlah suatu lembaran biasa spt halnya kertas yg bisa dibuang atau terinjak2.

apakah dia memakai bahan di luar bukhari ?
atau ustaman mewarisi quran ala taqqiya bukhari ?

- Imam Bukhari lahir sekitar 810 M sdgkn Sayidina Usman wafat 656 M.
Jadi bagaimana mungkin?
wassalam,

Re: SEJARAH PERKEMBANGAN AL-QUR'AN

Posted: Sat Jan 13, 2007 10:05 am
by Kristen_pusing
gatotkaca wrote:Saya disini ingin memberikan gambaran, sering terjadi penafsiran dan penghayatan yang berbeda2 antara umat ISLAM mengenai asal-usul Al Qur'an

Mudah2an dengan hati nurani yang dingin bukan untuk mencari pembenaran, bila semua itu kebenaran pasti datangnya dari ALLAH sendiri.



Sebagian besar kaum Muslim meyakini bahwa Alquran dari halaman pertama hingga terakhir merupakan kata-kata Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad secara verbatim, baik kata-katanya (lafdhan) maupun maknanya (ma’ nan). Kaum Muslim juga meyakini bahwa Alquran yang mereka lihat dan baca hari ini adalah persis seperti yang ada pada masa Nabi lebih dari seribu empat ratus tahun silam.

Keyakinan semacam itu sesungguhnya lebih merupakan formulasi dan angan-angan teologis (al-khayal al-dini) yang dibuat oleh para ulama sebagai bagian dari formalisasi doktrin-doktrin Islam.

Hakikat dan sejarah penulisan Alquran sendiri sesungguhnya penuh dengan berbagai nuansa yang delicate (rumit), dan tidak sunyi dari perdebatan, pertentangan, intrik, dan rekayasa.

(delete)
from : L. Assyaukanie
Ah mas kok cerita seperti itu hahaha. Malu saya membacanya. kalau konsumsi dajjal silahkan.

Sejarah menghafal Al Qur'an sudah ada semenjak Muhammad menyampaikan ajarannya. Dan dibaca dalam Sholat. jadi tulisan semacam itu cuma sampah dari orang yang gak ngerti. Paling yang nanggapi sesama dajjal. Silahkan cari referensi yang lain bandingkan, jika mau studi perbandingan kitab suci silahkan belajar lagi.

Yang jelas ayat ini;
Al-Hijr:009

إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ

Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur`an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya [793].

Ayat ini memberikan jaminan tentang kesucian dan kemurnian Al Qur`an selama-lamanya.


Tidak terbantahkan, hanya cerita-cerita orientalis, seperti itu saja yang ada hahahaha.

Posted: Sat Jan 13, 2007 10:09 am
by midgard
ninja-racer wrote:@midgard
sebelumnya apakah anda tau dalam mengartikan Al-Qur'an tidak harus dengan bahasa indonesianya atau translet nya?
Kalo iya bau gw jawab tafsirannya sesuai Tafsir Ibnu kasir yg gw pegang.
Kalo tidak maka akan menjadi perdebatan tiada ujung.
memang, ada kalanya perlu di lihat dlm bahasa asli ... semua agama juga gini ...


tapi kalau dlm terjemahan, begitu banyak salahnya, kenapa tidak di sempurnakan ? takut banyak versi ? enggak usah-lah, di bahasa aslinya aja udah banyak kok ...

kalau anda insist harus bahasa asli selalu, di mana ke-universal-an islam ?
orang yg ragu2x setelah mbaca terjemahan quran ... apa mau belajar bahasa Arab untuk mendalami agama yg di ragukan ?


quran itu mudah untuk di mengerti ...
Quran 044:058, Quran 054:017, Quran 054:022, Quran 054:032, Quran 054:040
a) Verily, We have made this (Qur'an) easy, in thy tongue, in order that they may give heed.

b) And We have indeed made the Qur'an easy to understand and remember: then is there any that will receive admonition?
apanya yg mudah di mengerti ?


siapa ahli tafsir itu ?
apakah tafsir itu pasti benar ?


dlm ketidak tahuan saya bilang, semua ular itu berbisa ...
... salah ya ?... ya, baca tafsir firmanku dulu ... ini untuk bilang bahwa ular itu berbahaya ...
dng tafsir, semua bisa di pelintir ...


memang, ada kalanya, kita perlu melihat tafsir ...

tapi, memang saya mencari yg sejenis tafsir ini ... ada offline version kagak ?

Posted: Sat Jan 13, 2007 10:09 am
by Rebecca
schwghtz wrote: Tidak malu juga lu ngutip ayat ini, padahal sudah banyak yang membuktikan pertentangan yang ada dalam Alquran. Mengapa ada ayat-ayat dalam Alquran yang membela Alquran? Karena Alquran meragukan!

:twisted: he he he

karena quran adalah satu-satunya buku yang mengklaim dirinya sendiri! kan nggak pernah kita baca karya tulis yang di dalamnya menceritakan tg dirinya sendiri kecuali kitab sampah bin contekan itu toh? GUE jadi heran, saat pertama kali jibril kasih wahyu di gua angker, apa dia udah menyebut BUKU JILID hardcover quran yah? hi...hi...hi... apakah definisi quran sebenarnya? sementara jika kita lihat sejarah KODIFIKASI quran itu perlu wkt yang lama sebelum dibentuk jadi buku jilidan YANG KATANYA di jilid di ITALY.... terus ayat 4:82 berarti diturunkan SETELAH qura dijilid gitu tah? hancur mina banget nih logika aulo...!