pusing wrote:Sebuah diskusi ilmiah adalah yang tidak lari dari topic/judul dan selalu diakhiri dengan kesimpulan.
1. Judul sebagai inti
2. penjelasan satu persatu sebagai rincian dari judul
3. kesimpulan.
seperti contoh tulisan orang ini. dia mengerti :
ini intinya :
getdesk wrote » Sat Dec 11, 2010 11:36 am
"Seperti diketahui, Al Qur'an dan terjemahnya versi Depag RI dilakukan secara harfiyah (leterliyk). Padahal, terjemahan Al Qur'an secara harfiyah, menurut Fatwa Ulama Jam'iyah Al-Azhar Mesir, Kerajaan Saudi Arabia, dan Negara-negara Timur Tengah, yang dikeluarkan tahun 1936 dan diperbarui lagi tahun 1960, hukumnya haram. Dinyatakan haram, karena bobot kebenarannya tidak dapat dipertanggungjawabkan secara syar'iyah maupun ilmiyah, sehingga dapat menyesatkan serta mengambangkan aqidah kaum Muslimin."
Mengapa terjadi seperti itu ya?, apa DEPAG tidak tahu sebelumnya? hingga majelis mujahidin bilang begitu...
lalu apa alasannya?
sebenarnya yang saya ingin tahu adalah....
1000 ayat mana saja yang di maksud majelis mujahidin itu salah fatal?
apa muslim dan non muslim di sini bisa beri daftarnya?
Terus seperti apa terjemahan penggantinya yang dirasa lebih benar itu?
Silahkan ditanggapi.. lagi butuh pencerahan nih... ({|=
Pusiang wrote:Ini Rincian satu persatunya(Maaf, walaupun belum Lengkap)
getdesk wrote Sat Dec 11, 2010 12:45 pm:aha... saya mendapatkan info ayat mana saja yang salah fatal terjemahannya menurut majelis mujahidin...
sbb:
Q.S. Al-Isra 29
وَلاَ تَجْعَلْ يَدَكَ مَغْلُولَةً إِلَى عُنُقِكَ وَلاَ تَبْسُطْهَا كُلَّ الْبَسْطِ فَتَقْعُدَ مَلُوماً مَّحْسُوراً
walaa taj'al yadaka maghluulatan ilaa 'unuqika walaa tabsuthhaa kulla albasthi fataq'uda maluuman mahsuuraan
Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya [852] karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal. [852] Maksudnya, jangan kamu terlalu kikir, dan jangan pula terlalu pemurah.
[852] Maksudnya, jangan kamu terlalu kikir, dan jangan pula terlalu pemurah.
Asbabun Nuzul : Ibnu Mundzir mengetengahkan sebuah hadis melalui Syihab yang menceritakan, bahwa jika Rasulullah saw. membacakan Alquran kepada orang-orang musyrik Quraisy dengan maksud untuk mengajak mereka kepada ajaran Alquran, maka mereka berkata dengan nada yang memperolok-olokkan, yaitu sebagaimana yang disitir oleh firman-Nya, "Hati kami berada dalam tutupan yang menutupi apa yang kamu seru kami kepadanya dan di telinga kami ada sumbatan dan antara kami dan kamu ada dinding." (Fushshilat 5). Maka Allah menurunkan firman-Nya dalam peristiwa tersebut seperti apa yang mereka kehendaki dalam perkataan mereka itu, yaitu, "Dan apabila kamu membaca Alquran..." (Q.S. Al-Isra 45)
---------------------
Dari terjemah harfiah tersebut, timbul pertanyaan:
Adakah orang yang berakal mau membelenggu tangannya sendiri ke lehernya atau mengulurkan kedua tangannya terus menerus? Tentu Tidak ada! Lalu dari kalimat tarjamah harfiah ayat itu, apa yang dapat dipahami oleh pembaca? Apa arti larangan Allah pada ayat tersebut, padahal orang yang berakal tidak akan melakukan perbuatan semacam itu?
Jika ayat itu diterjemahkan secara tafsiriah, maka kalimahnya berbunyi:
“Dan janganlah kamu berlaku kikir, tetapi jangan pula kamu berlaku boros, karena kelak kamu akan menjadi hina dan menyesal atas sikapmu yang berlebihan.”
Dengan terjemah tafsiriah demikian, pembaca dengan mudah dapat memahami ayat tersebut. Ayat di atas melarang manusia berlaku kikir ataupun boros.
-----------------------
ayat lainnya yang dianggap terjemahannya salah fatal...
salah fatal di bidang aqidah :
QS Al Fatihah (1, 6, 7);
QS. Al Baqarah (7, 200, 204);
QS An-Nisa (159).
salah fatal di bidang ekonomi:
(QS. 2:261, 265, 278, 279);
(QS. 4:5, 6, 24);
(QS. 9:34, 60, 81, 103),
(QS 11:87);
(QS 12:47);
(QS. 30:39);
(QS 48:11);
(QS. 51:19),
(QS. 70:24).
sedang mencari ayat lainnya sampai 1000....bantuin doooong...
Pusiang wrote:Seharusnya anda apalagi sebagai temannya membantu melengkapi dan menyimpulkan. maka ketika itulah anda telah membuktikan kemampuan anda dan gerombolan anda dalam mempertanggung jawaban kebenaran sebuah thread.
Nah, adapun saya sebagai orang yang diluar dari kalangan kalian adalah bertugas meminta pertanggung jawaban dari tulisan TS maupun kalian. jadi wajar bahkan sudah seharusnya kalau saya bertanya & meminta pertanggung jawaban kalian dan kewajiban kalian adalah menjawabnya.
Jadi sangat lucu dan aneh sekali kalau ada sebuah diskusi yang point 1,2 dan 3 diatas belum terselesaikan sudah dengan lantangnya mengklaim orang lain yang melarikan diri dari pertanyaan.
Maka dari itu saya tidak pernah percaya dengan Mbah Ali Sina yang menjanjikan sejumlah Uang bila ada yang dapat membuktikan kesalahan forum tidak berbobot hebat ini karena yang saya dapati selalu cara cara berdiskusi yang tidak benar seperti ini.
satu lagi, sebaiknya anda ganti nama user anda dengan nama
"Penyalah guna".
gak usah pakai ketawa-ketiwi dulu...
ente saja gak mampu melihat adanya kejanggalan terjemahan tafsiriyah oleh getdesk di atas...
langsung aja main samber gledek...mentang-mentang sesuai dengan keinginanmu! Emangnya Islam harus sesuai dengan keinginanmu???
Tetapi oleh karena ilmumu yang tinggi itu tidak diletakkan pada posisi wajar, maka kau dengan lancangnya segera menyetujui pemikiran getdesk yang mengatakan ayat tersebut berbicara masalah kekikiran dan anjuran tidak boros! Jelas ini sangat bertentangan!
Bung Mamad alm tidak mungkin membicarakan perihal kekikiran dan anjuran tidak boros kepada kaum Quraisy karena responnya menolak!
kalau diperhatikan apa yang dikatakan getdesk sebagai terjemahan tafsiriyah yang seharusnya menggantikan tafsir letterlijk malah tidak sejalan dengan asbabun nuzul yang diaberikan sendiri!
silakan periksa sendiri dengan segala ilmumu yang setinggi arasy itu
(ini kalau si getdesk tidak sedang bertaqqiyah mengenai asbabun nuzulnya)
atau mau saya bantu?
sini tak bantu dirimu menemukannya...
perhatikan asbabun nuzulnya dulu, baca dan perhatikan konteksnya...
Asbun... wrote:Asbabun Nuzul : Ibnu Mundzir mengetengahkan sebuah hadis melalui Syihab yang menceritakan, bahwa jika Rasulullah saw. membacakan Alquran kepada orang-orang musyrik Quraisy dengan maksud untuk mengajak mereka kepada ajaran Alquran, maka mereka berkata dengan nada yang memperolok-olokkan, yaitu sebagaimana yang disitir oleh firman-Nya, "Hati kami berada dalam tutupan yang menutupi apa yang kamu seru kami kepadanya dan di telinga kami ada sumbatan dan antara kami dan kamu ada dinding." (Fushshilat 5). Maka Allah menurunkan firman-Nya dalam peristiwa tersebut seperti apa yang mereka kehendaki dalam perkataan mereka itu, yaitu, "Dan apabila kamu membaca Alquran..." (Q.S. Al-Isra 45)
kalau ilmumu memang benar tinggi menurut yang sewajarnya, maka sudah pasti dikau menemukan bahwa konteks si Asbun di atas berbicara berkenan dengan ajakan Mamad kepada kaum musyrikun Quraisy untuk memeluk Islam. Konteksnya adalah dakwah! Sebagai responnya kaum Quraisy mengatakan bahwa mereka menolak ajakan si Mamad untuk berislam ria! Orang Quraisy lebih tahu bagaimana mengatur keuangannya semisal Abu Sufyan. Abu Sufyan bukan pula boros juga tidak kikir karena dia banyak menyumbang uang untuk menggalang kekuatan melawan pasukan Mamad di Perang Uhud dan Khandaq. Jadi gak perlu mereka diajari lagi tentang itu oleh Mamad, kecuali ada motif lain dari Mamad untuk mengemis harta kaum Quraisy. Faktanya, Mamad tidak pernah mengemis harta Quraisy bukan? Perkaranya karena bagi Mamad adalah lebih menyenangkan merampok!
Kaum Quraisy menutup telinga mereka dari mendengar dakwah Muhammad sebagai mana dikisahkan si Asbun tentu saja berimbas dari model caci maki yang dilancarkan Mamad terhadap tuhan-tuhan (sesembahan) kaum Quraisy. Dan untuk model yang sangat tidak sopan ini, mereka memberi respon tegas. Ada tirai penghalang antara engkau dan kami, kata mereka. Tirai penghalang itu tentu saja bentuk ketidak sopanan yang diperlihatkan Mamad!
Kembali kepada ayat yang jadi permasalahan...
saya copas ulang...dan saya tidak membahasnya dari sisi terjemahan tulisan cacing, tetapi lebih melihat kepada konteks asbun...xixixi
Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya [852] karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal.
dengan pembacaan seksama pada akibat dari keadaan yang diceritakan sebelumnya, kita segera dapat mengerti bahwa Mamad sesungguhnya merasa malu mendengar jawaban kaum Quraisy yang menolak ajakan dirinya. Ia merasakan kehilangan muka/wibawa (sesunggunya tidak punya wibawa sama sekali koq) di hadapan kaum Quraisy ketika itu. Maka sebagai ungkapan rasa malunya alquran mengatakan
kamu menjadi tercela dan menyesal. Entah siapa yang memperingatkan Mamad dalam hal ini,
tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya, sebenarnya ini dapat diartikan peringatan bagi Mamad agar tidak terlalu ngotot secara terus menerus mendakwahi orang yang sudah jelas-jelas menentangnya, tetapi memang dasar sudah karakter Mamad yang tak punya malu! Akibatnya cela yang dia peroleh!
itu kalau asbunya bener lho...
so jangan asal samber gledek aja...pertimbangkan dulu si asbun lagi bicara apa!
sebaiknya ganti nama id-mu dari Pusing jadi Si Samber Gledek...xixixi
(belum bisa dirimu meraih uang Ali Sina sebesar $ 50.000 itu, Pusing...hahaha