HILLMAN wrote:
Kelihatannya anda tidak dapat menanggapi "wujud" huruf dalam Quran sebagai sebuah bacaan. Baiklah saya akan tanggapi masalah yang lainnya sesuai "ranah pikir" anda .[/b]
Kelihatannya anda tidak dapat menanggapi "Wujud Kandungan makna"dalam bunyi alquran yang ditumpahkan menjadi bentuk teknis tulisan.Baiklah saya akan tanggapi masalah yang lainnya sesuai "ranah pikir" anda .
Tulisan saya ini adalah sebuah contoh sederhana rekonstruksi kebingungan yang tercatat dalam literatur-literatur Islam, bagaimana sebuah kitab yang dikatakan sebagai mujizat maha sempurna mengalami "dinamika" yang luarbiasa carut marutnya sehingga berujung dibakarnya mushaf-mushaf lain yang pastinya berbeda dengan mushaf Utsman yang kita bahas, maaf jadi pasti bukan saya yang bingung.
Tulisan tulisan anda adalah rangkuman rangkuman sederhana dari hasil copi paste atau scan scan rekonstruksi kebingungan anda karena tidak memahami alquran sebagai satu Ilmu dari Allah yang diturunkan kepada Para rasulNya, yang copi paste/scan scan tersebut diambil sebagai dasar dasar yang menentukan benar salahnya alquran,dan alquran anda jadikan sebagai object bahasan menurut literatur-literatur Islam, hasilnya anda menyimpulkan begini:"bagaimana sebuah kitab yang dikatakan sebagai mujizat maha sempurna mengalami "dinamika" yang luarbiasa carut marutnya sehingga berujung dibakarnya mushaf-mushaf lain yang pastinya berbeda dengan mushaf Utsman yang kita bahas, maaf jadi pasti anda lah yang bingung.
Membaca tulisan anda yang terakhir, saya membayangkan sebuah firman yang tertulis nyata dalam Quran yaitu “dengan bahasa Arab yang jelas”, dapat dengan semena-mena anda katakan bahwa Quran bukan bahasa Arab.
.
Dapatkah anda mempertanggung jawabkan kebenaran
terjemahan tersebut,dan terjemahan yang ada sekarang dihadapan ribuan ayat ayat alquran yang integratif ,yang nanti saya akan ajukan, dengan disiplin ilmu manapun yang anda dapat waktu kuliah??Siapakah yang semena mena??Atau jangan jangan anda mengidap penyakit
"Taklid buta"??
Saya sudah menguraikan dalam trhead lain dengan singkat padat dan jelas sampai kepada kesimpulan bahwa Bahasa alquran bukan bahasa arab yang aduk adukan.
Fakta dari ayat dibawah ini bisa anda lihat di kenyataan yang terjadi sekarang.Faktual,selalu hangat,dan selalu terpercaya.
الأَعرابُ أَشَدُّ كُفرًا وَنِفاقًا وَأَجدَرُ أَلّا يَعلَموا حُدودَ ما أَنزَلَ اللَّهُ عَلىٰ رَسولِهِ
Orang-orang Arab seumumnya itu, lebih sangat kekafiran dan kemunafikannya, dan lebih wajar tidak mengetahui hukum-hukum yang diturunkan Allah kepada Rasul-Nya.(9;97)
Saya tidak ingin menanggapi kebingungan anda mengenai bahasa Arab atau bukan Arab, anda tentukan saja sendiri.
Agree, dengan catatan kata "anda"diatas merujuk kepada anda sendiri.
Mengenai latar belakang bahasan "marra amara" dan "man aamana" persilahkan anda membaca kitab Tarikh Thabari karya Abu Ja'far Muhammad ibnu Jarir ibnu Yazid ath’Thabari
silahkan anda tumpuk tarikh thabari,tarikat naksabandiyyah,tarikan tarikan yang lain keforum ini yang anda jadikan sebagai dasar untuk menghujat alquran,Insya Allah saya dengan sabar akan mengajukan juga ayat ayatnya dengan segala keterbatasan saya.
Ya'kub bin Ibrahim berkata kepadaku: Ibn 'Ulyah menceritakan kepadaku: Ayyub mengatakan kepadaku: bahwa Abu Qalabah berkata: Pada masa kekahlifahan Usman telah terjadi seorang guru qiraat mengajarkan qiraat seseorang, dan guru qiraat lain mengajarkan qiraat pada orang lain. Dua kelompok anak-anak yang belajar qiraat itu suatu ketika bertemu dan mereka berselisih, dan hal demikian ini menjalar juga kepada guru-guru tersebut.' Kata Ayyub: aku tidak mengetahui kecuali ia berkata: 'sehingga mereka saling mengkafirkan satu sama lain karena perbedaan qiraat itu, dan hal itu akhirnya sampai pada khalifah Usman. Maka ia berpidato: 'Kalian yang ada di hadapanku telah berselisih paham dan salah dalam membaca Qur'an. Penduduk yang jauh dari kami tentu lebih besar lagi perselisihan dan kesalahannya. Bersatulah wahai sahabat-sahabat Muhammad, tulislah untuk semua orang satu imam (mushaf Qur'an pedoman) saja!'
Perhatikan kalimat “Dua kelompok anak-anak yang belajar qiraat itu suatu ketika bertemu dan mereka berselisih, dan hal demikian ini menjalar juga kepada guru-guru tersebut.' Kata Ayyub: aku tidak mengetahui kecuali ia berkata: ''sehingga mereka saling mengkafirkan satu sama lain karena perbedaan qiraat itu,”
Anda tentu masih menduga menduga bukan yang diperselisihkan itu bentuk "tulisannya" ataukah "maknanya".
Kita dapat simpulkan secara faktual, bahwa perbedaan qiraat saja membuat para anak murid dan guru mereka mengkafirkan satu sama lain, jadi apakah sang guru tidak membaca langsung dalam tulisan aslinya saat mengajar muridnya ? Lalu kemanakah yang dimaksud ditanam di dada mereka ?
Pahamkah anda bahwa istilah
قِراَءَةٌ dari pembentukan:
قَرَاَ - يَقْرَؤُ - قُرْءٰناً وَ قِراَءَةً = نَطَقَ بِالْمَكْتُوْبِ اَوْ يَنْقَلِبْ اِلَيْكَ الْبَصَرُ ,artinya mempercakapkan apa yang dibaca, atau pandangan yang dibaca, berbalik menjadi pandangan pembaca = membentuk pandangan menurut apa yang dibaca.
Tentu anda masih menduga duga bukan, yang diperselisihkan itu "tulisan "marra amara" atau "man aamana" atau kah "makna dari apa yang dibunyikan"??
Kita dapat simpulkan secara faktual, bahwa perbedaan qiraat
(bentukan pandangan menurut apa yang dibaca)saja membuat para anak murid dan guru mereka bahkan sesama umat islam mengkafirkan satu sama lain.
Ini adalah sebuah upaya penelusuran “penyebab” perbedaan yang membuat prilaku "kafir mengkafirkan" antara mereka yang "berilmu", yang akhirnya dapat bermuara pada perbedaan membaca huruf "marra amara" dan "man aamana" bukan ?
Ini adalah sebuah upaya pemutar balikkan Ajaran Allah menurut pola rasulullah menjadi bathil yang dengan perbedaan pengucapan "man aamana" menjadi "marra amara"akan mengakibatkan susunan ayat ayat baik bahasa maupun makna secara keseluruhan tidak itegratif.
Kenyataan faktual seluruh umat islam didunia membunyikan "man aamana"dalam kontekstual kalimat keseluruhannya adalah tidak membunyikan "marra amara",atau sebaliknya,kalau pun ada dalam alquran bunyi "marra amara"dalam kontekstual kalimatnya,sudah tentu tidak membunyikannya "man aamana".
Saya tidak dapat membayangkan bagaimana terbaliknya pola pikir manusia yang ada dalam "halusinasi kemujizatan" ajaran ini.
Saya tidak dapat membayangkan bagaimana terbaliknya pola pikir anda yang ada dalam "Subjectifisme"terhadap ajaran ini.
Hanya 1 lembar contoh mushaf Utsman dan kita hanya membahas 5 buah huruf yang tertulis disana, sudah demikian banyak kemungkinan-kemungkinan perbedaan makna dari yang tertulis dalam Quran modern saat ini.
Hanya 1 lembar contoh mushaf Utsman dan kita hanya membahas 5 buah huruf yang tertulis disana tidak dapat menghasilkan kesimpulan bahwa alquran itu berubah,karena
Kesimpulan didapat dari susunan persoalan dalam keseluruhan yang bulat.
Jika kita menuliskan semua konversi huruf-huruf dalam mushaf Utsman ke huruf Quran modern, maka dapat dipastikan isi Quran akan sangat jauh berbeda dengan yang ada sekarang.
Jika kita menuliskan semua konversi huruf-huruf dalam mushaf Utsman ke huruf Quran modern, maka dapat dipastikan kita akan menemukan kalau terjadi kesalahan kesalahan susunan huruf,kata,kalimat dan makna yang tidak sesuai dengan susunan makna dari bunyi/suara asalnya.Dari itu bisa disusun menurut makna dari Bunyi/suara asalnya yang tidak berubah.
Sebagai penutup,bolehkah saya mengajukan tulisan begini:
أَفَلا يَتَدَبَّرونَ القُرءانَ ۚ وَلَو كانَ مِن عِندِ غَيرِ اللَّهِ لَوَجَدوا فيهِ اختِلٰفًا كَثيرًا
Maka apakah mereka tidak memikirkan Al Qur'an secara mendalam? Kalau kiranya Al Qur'an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak prihal isinya.(4;82)
Karena bung hillman tidak memahami ayat tersebut,tidak mempunyai kemampuan ilmiyyah dan dengki terhadap Ajaran Allah ini,maka bung hillman terpaksa mengajukan scan scan dan copy paste yang ada diperpustakaan luar biasa(kata dia) yaitu Internet sebagai dasar dasar untuk membantai habis Ajaran Allah ini sampai keakar akarnya.yang demikian juga menjadikan alquran sebagai object bahasan dengan subjectnya adalah dia dan scan scan,copi pastenya.
Sungguh nikmat kalau punya tuhan banyak....
Salam bagi semua orang yang berfikir mendalam dan mencintai alquran dengan sepenuh hati...