ndak mas.. bukan tipe sy.. mudah2an mas sodrun g salah menyalin terjemahannya karena sy g buka lagi.Gitchu 'khan ? Apa mau diplintir dulu ?
Silakan anda plintir dulu
@sodrun & @crimsonjack
6.101. Dia Pencipta langit dan bumi. Bagaimana Dia mempunyai anak padahal Dia tidak mempunyai isteri. Dia menciptakan segala sesuatu; dan Dia mengetahui segala sesuatu.
yang disebut sebagai "Pencipta langit dan bumi" dan mampu "menciptakan segala sesuatu" tidak bisa mencipta anak.
pertentangan ayat quran dalam 1 ayat
begitu ya... analogi anak kunci, tangga, sungai sebetulnya menggelikan, tapi karena mas sodrun yg nulis sy maklumi.Padahal,
Kunci bisa punya anak, anak kunci... tanpa beristeri !
Tangga bisa punya anak, anak tangga... tanpa beristeri !
Sungai bisa punya anak, anak sungai... tanpa beristeri !
"tuhan" arab ternyata perlu isteri supaya punya anak !
Dia sedang bicara tentang sekelompok manusia yg berani bilang seseorang adalah anak tuhan, karena itu digunakan analogi manusia. Manusia dilahirkan oleh ibunya, bahkan Nabi Isa AS pun harus dilahirkan, karena itu hukum alam yang Dia buat. Tapi darah seorang anak adalah dari ayahnya.
Karena menggunakan analogi manusia maka ada 2 kemungkinan untuk analogi tersebut.
1. Bagaimana Dia mempunyai anak padahal Dia tidak melahirkan
2. Bagaimana Dia mempunyai anak padahal Dia tidak mempunyai isteri
maka yang logis adalah nomer 2 karena nomer 1 walaupun Dia melahirkan tapi dalam analogi manusia darah anak bukan dari ibunya.
@nap.bon
Punten Pak Kapten, biarkan skalian sy yg jawab...Mungkin bagi Allah ente ga perlu "sekutu/jelmaan/anak jasmani ataupun rohani" apapun, untuk mengurus apa yang ada di langit & apa yang ada di bumi, tapi yang jelas Allah ente butuh bantuan ente dan saudara2 ente untuk mengurus apa yang ada di bumi (termasuk para kafirun).
Hehehehe.
ini pernah saya tulis dgn sepenuh hati.
Allahu Akbar, sungguh Allah yang maha besar, tiada yang menandingi kebesaranNya. Andaikata seluruh umat manusia di dunia kafir, tidak akan mengurangi kebesaranNya, andaikata seluruh umat manusia beriman tidak akan menambah kebesaranNya. Manusialah yang butuh untuk beriman kepadaNya. KebesaranNya tidak akan runtuh karena kafirnya semua manusia, kemuliaan NabiNya tidak akan pudar karena semua manusia menghujatNya, kebenaran firmanNya tidak akan luntur karena semua manusia menolakNya. Tapi Dia telah menyempurnakan agamaNya bagi manusia, hanya saja manusia adalah makhluk yang lemah. Ada yang menerima dengan sepenuh hatinya, ada yang menerima karena mengikuti nenek moyangnya atau orang2 disekitarnya, ada yang tidak peduli terhadapNya, ada yang menolak mengimaniNya, ada yang mencacimaki dan menghujatNya... tapi tidak sedikitpun, tidak setitikpun hal itu mempengaruhi kebesaranNya. Allahu Akbar.