ibra wrote:1. Ya...semua orang boleh membaca qur'an, boleh membaca terjemahan, tapi sedikit orang yang boleh meNAFSIRkan qur'an, yaitu mufassir, mujtahid, fuqohaa, dsb..Kalau gak masuk katagori itu ya..masukah ke golongan tabiin dan tabiit tabiin..biar gak nyasar2..
Apakah anda termasuk dari golongan orang yang boleh menafsirkan Alquran?
Apakah Osama bin Laden termasuk dari golongan orang yang boleh menafsirkan Alquran?
Lalu, apakah tafsiran tersebut bisa terjamin tidak berubah dari jaman Muhammad hingga sekarang?
Kalau Alquran dijaga huruf-huruf demi huruf, kenapa harus menggunakan tafsir?
Tafsir ini buatan manusia atau buatan "tuhan"?
Alquran itu "tuhan" yang buat atau manusia? Kalau "tuhan" yang membuat, kenapa harus menggunakan tafsiran manusia?
Siapa yang ingin diikuti, "tuhan" atau manusia?
Jika muslim mengatakan Alquran adalah firman "tuhan" yang dijaga huruf demi huruf, seharusnya jangan ditafsirkan tetapi laksanakan secara harafiah. Karena tafsiran manusia itu bisa berubah-ubah sesuai dengan hati si penafsir.
ibra wrote:2. Saya bilang sepele..karena sebenrnya ini gak masuk domain tafsir, gak masuk domain bahasa..hanya domain KEJUJURAN...kenapa sih, trick and tips nya masih begitu kuno dalam mendiskreditkan Al Qur'an....Kejujuran itu maksudnya adalah JANGAN MEMENGGAL AYAT DI TENGAH, COBA RUNTUTKAN DAN TAMATKAN...
Anda ini, pintar tapi suka menggampangkan suatu masalah. Sebelumnya mengatakan "
maklum di kantor gak ada tafsir cuman baca aja" ketika saya tanyakan kenapa butuh tafsir, anda malah mengatakan bahwa ayat tersebut hanya masuk domain kejujuran...Ini yang bener yang mana?
Kenapa sih, trick and tips nya masih begitu kuno dalam membela Al Qur'an? Metode yang digunakan feifei ini namanya metode sola scriptura, metode yg membuktikan suatu ayat dengan ayat lainnya.
Untuk membuktikan kebenaran pernyataan Alquran ini:
QS 4:82
Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Quran? Kalau kiranya Al-Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.
Cara ini sering digunakan muslim untuk mencari pembenaran akan Muhammad dan bahkan cara sholat di dalam Alkitab.
ibra wrote:Konteksnya kan jelas..
Allah sudah menunjukkan mu'jizat nya yang ruarrr biasa kepada Musa Alahissalam (menurut saya pribadi ...just personal opinion...mu'jizat Musa tersebut termasuk mu'jizat ("tradisional") yang paling dahsyat), membelah laut merah....sungguh luar biasa bukan,
Tapi ternyata manusia memang biangnya khotto' wan nisiyan...sudah ditunjukkan begitu rupa, ditinggal sedikit saja di bukit Tursina, sudah berpaling..
Dilihat dari konteksnya juga (secara khusus), berarti setiap muslim yang berdosa dan ingin bertobat harus bunuh diri, mas. Itu konteks ayat tersebut,
secara khusus. Bukan berbicara mengenai Musa membelah Laut Merah.
Sungguh luar biasa bukan? Kitab yang "katanya" dijaga huruf demi huruf agar tidak berubah maknanya, ketika dipertanyakan harus melihat konteksnya. Ini cara lama, muslim selalu mengatakan kalau mau mengerti Alquran ya harus baca tafsir...namun ketika ditanyakan "bisakah anda jamin, tafsir anda tidak berubah dan sesuai dengan tafsir yang ada pada jaman Muhammad hingga sekarang? Muslim langsung mengatakan, kamu jangan main penggal ayat sembarangan. Lha, untuk menguji kebenaran kitab yang "konon" memiliki mujizat ya harus dibuktikan donk, sesuai dengan pernyataan QS 4:82.
ibra wrote:maknnya allah said di Alqur'an that Musa Said".......ila akhir..."
beberapa bagian dari AQ adalah hikmah..cerita masa lalu...tapi tetap relavan
Ya makanya allah said "orang yang berdosa (syirik) dan mau bertobat harus bunuh diri." Dan karena anda katakan tetap relevan (bukan relavan
), maka setiap orang di jaman ini yang melakukan dosa syirik dan ingin bertobat harus melaksanakan ayat tersebut secara harafiah, sesuai dengan klaim muslim, Alquran kitab yang dijaga huruf demi huruf, sehingga maknanya terjaga. Dan satu koreksi lagi "makannya" BUKAN "maknnya."
ibra wrote:ya Hikmahnya tidak lekang sepanjang jaman, misalnya mansuia itu memang harus selalu diingatkan dan "diingatkanNya" agar aqidah nya terjaga...
Ya hikmahnya itu...jangan berbuat dosa (syirik) karena allah tidak akan mengampuni kalian KECUALI dengan bunuh diri.
ibra wrote:Hikmah kisah Ayub yang kudisan kan bukan berarti kita harus berkudis juga..tapi ruh kesabaran nya
Gitu bung
Ibra
Masalah Ayub, adakah ayat di Alquran yang mengatakan Ayub itu kudisan?
Kalau ada, ingat klaim muslim "
Alquran adalah perkataan allah sendiri, diturunkan dengan bahasa Arab, kitab untuk segala jaman, dijaga huruf demi huruf agar tidak berubah maknanya".
Kalau tidak sesuai konteksnya, ayat tersebut sebaiknya dihapus saja.
Best regards,
Tanpa Nama