KESALAHAN FATAL TATA BAHASA ARAB DALAM AL QURAN

Kesalahan, ketidak ajaiban, dan ketidaksesuaian dengan ilmu pengetahuan.
User avatar
HILLMAN
Posts: 2850
Joined: Wed Aug 01, 2007 11:22 am
Location: Jakarta
Contact:

Post by HILLMAN »

Kita lanjutkan kembali pembahasan secara tata bahasa dari Alquran.
Surah Ali Imran Ayat 59


إِنَّ مَثَلَ عِيسَى عِندَ اللّهِ كَمَثَلِ آدَمَ خَلَقَهُ مِن تُرَابٍ ثُمَّ قَالَ لَهُ كُن فَيَكُونُ


Inna massala 'Isaa 'indal-laahi ka-masali 'Adam; khalaqahuu min-turaabin-sum-ma qaala lahuu kun fa-yakuun

= Surely the likeness of Isa is with Allah as the likeness of Adam; He created him from dust, then said to him, Be, and he was.

= Sesungguhnya misal (penciptaan) 'Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: "Jadilah" (seorang manusia), maka jadilah dia.

Note: Terjemahan yang mendapat tambahan kata dalam kurung tidak saya bahas dalam topik ini


كُن فَيَكُونُ


kun fa-yakuun

= Be, and he was.

= "Jadilah", maka jadilah dia.

PERHATIKAN KATA


كُن


kun

= Be,

Kata كُن , “kun” , ini adalah Fi’il Mudhari (dalam bahasa Inggris = present tense).


KEMUDIAN PERHATIKAN KATA


فَيَكُونُ


fa-yakuun

Yang diterjemahkan oleh Shakir s menjadi = and he was

Kata فَيَكُونُ , “fa-yakuun” , ini adalah juga Fi’il Mudhari (dalam bahasa Inggris = present tense), namun diterjemahkan menjadi Fi’il Madhi (dalam bahasa Ingggris = past tense).

SEHARUSNYA

Kata فَيَكُونُ , “fa-yakuun” diterjemahkan sesuai yang tertulis dalam bahasa Arab adalah = and he is


PEMBAHASAN PENTING

Saat ini saya akan membahas apakah kesalahan itu merupakan kesalahan terjemahan atau kesalahan secara tata bahasa?

1. Kita mulai melihat kata إِنَّ , Inna, = Surely, = “Sesungguhnya”, kata ini memberikan arti pada kalimat menerangkan sesuatu yang telah terjadi, berarti katagori Fi’il Madhi (dalam bahasa Ingggris = past tense).

2. Lalu kita lihat kalimat خَلَقَهُ مِن تُرَابٍ , khalaqahuu min-turaabin, = He created him from dust, = Allah menciptakan Adam dari tanah, kalimat ini merupakan bentuk kalimat yang menceritakan sesuatu hal telah terjadi, yaitu penciptaan Adam, berarti katagori Fi’il Madhi (dalam bahasa Ingggris = past tense).

Dengan dua bentuk katagori Fi’il Madhi (dalam bahasa Ingggris = past tense), dan bila “penulis” Alquran konsisten dengan bentuk ini maka:


كُن فَيَكُونُ


kun fa-yakuun


HARUS TERTULIS DALAM ALQURAN


كُن فَيَكُإنُإ


kun fa-yakana



Jadi kesimpulannya adalah kesalahan secara tata bahasa kembali ada didalam Alquran.


Insyaallah bermanfaat

Wassalam
User avatar
DHS
Posts: 4163
Joined: Sat Jan 05, 2008 7:56 pm
Contact:

Post by DHS »

Lho koq sepi? Mana netter Muslimnya?

Baru juga sdr. Hillman menyatakan kesalahan gramatika Qur'an, tanggapan muslim udah ngalor-ngidul.

INI TERMASUK SALAH SATU TANTANGAN DARI SEKIAN BANYAK KEJANGGALAN DALAM ISLAM UNTUK DIJAWAB DENGAN LOGIKA bukan dengan OOT dan kata-kata kasar yang malah menunjukkan siapa kamu dan apa Islam di balikmu!

Salut untuk Hillman, mengungkap kebenaran dengan kata-kata sopan.
MO_ISHA
Posts: 74
Joined: Wed May 10, 2006 10:00 pm

Post by MO_ISHA »

Alquran memang dipenuhi dengan begitu banyak kesalahan, mulai
dari gramatika seperti yg ditunjukan bang Hilman sampai kesalahan sejarah
dan tokoh-tokoh.




Orang yg jujur pasti dapat melihat bahwa buku ini bukanlah turun langsung dari TUHAN YG MAHA SEMPURNA, tapi merupakan hasil ciptaan suatu makluk yg tidak sempurna
User avatar
HILLMAN
Posts: 2850
Joined: Wed Aug 01, 2007 11:22 am
Location: Jakarta
Contact:

Post by HILLMAN »

Terima kasih.

Kita coba membahas sebuah ayat dari surah Al Anbiya ayat 3


لَاهِيَةً
قُلُوبُهُمْ وَأَسَرُّواْ النَّجْوَى الَّذِينَ ظَلَمُواْ هَلْ هَذَا
إِلَّا بَشَرٌ مِّثْلُكُمْ أَفَتَأْتُونَ السِّحْرَ وَأَنتُمْ تُبْصِرُونَ


Lahiyatan
quloobuhum waasarroo alnnajwa allatheena thalamoo
hal hatha
illa basharun mithlukum afatatoona alssihra waantum tubsiroona

= With hearts preoccupied. And they confer in secret. The wrong-doers say: Is this other than a mortal like you? Will ye then succumb to magic when ye see (it)?

= (lagi) hati mereka dalam keadaan lalai. Dan mereka yang zalim itu merahasiakan pembicaraan mereka: "Orang ini tidak lain hanyalah seorang manusia (jua) seperti kamu, maka apakah kamu menerima sihir itu padahal kamu menyaksikannya?"


KITA PERHATIKAN KALIMAT

لَاهِيَةً
قُلُوبُهُمْ وَأَسَرُّواْ النَّجْوَى الَّذِينَ ظَلَمُواْ


Lahiyatan quloobuhum waasarroo alnnajwa allatheena thalamoo

Kalimat diatas adalah bentuk FIIL (verb, kata kerja) yang diterjemahkan secara maknanya adalah "the evildoers whisper one to another ..." atau “orang-orang zalim berbisik satu sama lain…”.

Dalam tatabahasa Arab aturan untuk kalimat diatas adalah “kata kerja yang ada sebelum subject, harus berbentuk kata kerja berkatagori tunggal apabila subject aktif telah dinyatakan dalam kalimat”.


Subject aktif yang telah dinyatakan adalah allatheena thalamoo dengan pengucapkan “allaziin zalamuu”, “orang zalim” atau “the wrong-doers”


KEMUDIAN KITA PERHATIKAN KATA


وَأَسَرُّواْ


waasarroo

Kata kerja ini adalah dalam bentuk jamak.

SEHARUSNYA MENURUT TATABAHASA ARAB YANG BENAR DIDALAM ALQURAN TERTULIS ADALAH



وَأَسَرُّأ


waasarra

Kata kerja ini dalam bentuk tunggal, sesuai dengan tata bahasa Arab yang benar.

Saya berikan :

CONTOH KALIMAT YANG BENAR

Surah Al Mulk ayat 13


واسروا قولكم او اجهروا به انه عليم بذات الصدور


Waasarroo qawlakum awi ijharoo bihi innahu AAaleemun bithati alssudoori

= And keep your opinion secret or proclaim it, lo! He is Knower of all that is in the breasts (of men).

= Dan rahasiakanlah perkataanmu atau lahirkanlah; sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala isi hati.


Note:
Subject aktf tidak dinyatakan dalam kalimat.



Surah Taha ayat 62


فتنازعوا امرهم بينهم واسروا النجوي


FatanazaAAoo amrahum baynahum waasarroo alnnajwa

= Then they debated one with another what they must do, and they kept their counsel secret.

= Maka mereka berbantah-bantahan tentang urusan mereka di antara mereka, dan mereka merahasiakan percakapan (mereka).


Note:
Subject aktf tidak dinyatakan dalam kalimat.



Insyaallah bermanfaat.

Wassalam.
User avatar
AkuAdalahAing
Posts: 6093
Joined: Sat Oct 28, 2006 5:20 pm
Contact:

Post by AkuAdalahAing »

@Hillman

AKHIRNYA NONGOL LAGI !!!

Kirain udah mualaf :D:D:D
8 jan 2008 - 1 feb 2008

TERUSKAN pembahasan Anda, pertahankan kesopanan dan gaya bahasa yang anda miliki.
Saya akan selalu mengikuti ulasan anda.
User avatar
alley_shatree
Posts: 3515
Joined: Wed Jan 31, 2007 9:49 pm

Post by alley_shatree »

bung hillman itu belajar bahasa arabnya dimana ya....orang2 Arabnya aja udah 14 abad dan banyak menkaji AlQuran kagak ada tuh yg mempermasalahkan tata bahasa Arab Quran.

dari pengkajian yg pernah saya ikuti aja sampai huruf per huruf diperhatikan....dan tidak ada yg keliru satupun.
User avatar
AkuAdalahAing
Posts: 6093
Joined: Sat Oct 28, 2006 5:20 pm
Contact:

Post by AkuAdalahAing »

alley_shatree wrote:bung hillman itu belajar bahasa arabnya dimana ya....orang2 Arabnya aja udah 14 abad dan banyak menkaji AlQuran kagak ada tuh yg mempermasalahkan tata bahasa Arab Quran.

dari pengkajian yg pernah saya ikuti aja sampai huruf per huruf diperhatikan....dan tidak ada yg keliru satupun.
Terus sanggahan kamu atas tulisan Hillman ???

Makanya... jangan hanya memperhatikan dan mbeo saja !!! dimengerti dong.
User avatar
HILLMAN
Posts: 2850
Joined: Wed Aug 01, 2007 11:22 am
Location: Jakarta
Contact:

Post by HILLMAN »

Terima kasih, semoga saja bermanfaat bagi siapapun yang meluangkan waktu untuk membaca, paling tidak timbul rasa tinggi hati didalam keimanan dan tidak menjadi hak untuk menghakimi orang lain.
Surah Al Hajj ayat 19

هَذَانِ
خَصْمَانِ اخْتَصَمُوا فِي رَبِّهِمْ فَالَّذِينَ كَفَرُوا قُطِّعَتْ
لَهُمْ ثِيَابٌ مِّن نَّارٍ يُصَبُّ مِن فَوْقِ رُؤُوسِهِمُ الْحَمِيمُ


Hathani
khasmani ikhtasamoo fee rabbihim faallatheena kafaroo quttiAAat
lahum thiyabun min narin yusabbu min fawqi ruoosihimu alhameemu

= These two opponents (believers and disbelievers) dispute with each other about their Lord; then as for those who disbelieve, garments of fire will be cut out for them, boiling water will be poured down over their heads.

= Inilah dua golongan (golongan mu'min dan golongan kafir) yang bertengkar, mereka saling bertengkar mengenai Tuhan mereka. Maka orang kafir akan dibuatkan untuk mereka pakaian-pakaian dari api neraka. Disiramkan air yang sedang mendidih ke atas kepala mereka.


PEMBAHASAN

Dalam tata bahasa semua bahasa ada katagori tunggal (singular) dan plural (jamak), dan di dalam tata bahasa Arab ada dibagi menjadi 3 katagori yaitu tunggal (singular), ganda (dual) dan jamak (plural).

Jadi didalam berbahasa Arab sebuah kata kerja yang menjadi pelengkap dari subjek yang tunggal, ganda atau jamak terpengaruh cara penulisan maupun pembacaannya.

KITA PERHATIKAN



هَذَانِ خَصْمَانِ اخْتَصَمُوا فِي رَبِّهِمْ


Hathani khasmani ikhtasamoo fee rabbihim


= These two opponents (believers and disbelievers) dispute with each other about their Lord

= Inilah dua golongan (golongan mu'min dan golongan kafir) yang bertengkar, mereka saling bertengkar mengenai Tuhan mereka


PERHATIKAN KALIMAT INI

= These two opponents (believers and disbelievers)

= Inilah dua golongan (golongan mu'min dan golongan kafir)

Kalimat ini jelas mengatakan ada dua golongan , sehingga kalimat ini masuk katagori ganda (dual) , tapi yang tertulis di ayat tersebut adalah kata kerja اخْتَصَمُوا ikhtasamoo yang digunakan adalah untuk katagori jamak lebih dari dua .


KESIMPULAN

Kata kerja
اخْتَصَمُوا

ikhtasamoo

HARUS TERTULIS SECARA BENAR UNTUK KATAGORI GANDA ADALAH:
اخْتَصَمُا

ikhtasamaa



Insyaallah bermanfaat

Wassalam
berani_murtad
Posts: 2496
Joined: Sat May 19, 2007 3:11 pm
Location: Surga 72 bidadari

Post by berani_murtad »

saya salut sama kamu bro! sudah penulisan quran hancur lebur, tetap juga para pemuja2 setannya bertahan dengan cara topik yang tidak bisa dibantah melawan dengan sunyinya topik kamu. tetapi begitu dilarikan kebahasa indonesia terjemahannya, datang berbondong-bondong menyatakan terjemahan quran salah diterjemahkan. memang kasihan melihat perilaku muslim yang semakin lama semakin begitu erat dengan kebodohan. hajar terus bung hillman, saya semakin belajar dari anda. walau dulu saya sudah capek membacanya berulang-ulang seperti membaca mantera setan, tetapi ternyata anda benar dan membuka mata hati saya tentang penulisan quran. salut dengan anda yang menyandang status kafir tetapi mampu memahamai penulisan quran. dan tulisan anda akan saya sebarkan kepada para ulama2 yang merasa cucu2 muhammad seperti alley bin JIN. asal anda merestuinya.
gilito

Post by gilito »

Salut buat hillman, seorang kapir yg betul2 fasih dg tata bahasa arab.

Bandingkan dg muslim2 yg cuma mampu melafalkan bahasa arab tanpa ngerti artinya, apalagi tata bahasanya.
User avatar
HILLMAN
Posts: 2850
Joined: Wed Aug 01, 2007 11:22 am
Location: Jakarta
Contact:

Post by HILLMAN »

Terima kasih, anda sekalian sangat luar biasa dan saya juga belajar banyak dari anda.
Kesamaan kesalahan tatabahasa pada surah Al Hajj ayat 19 terjadi juga pada surah dibawah ini.

Surah Al Hujrat ayat 9


وَإِن
طَائِفَتَانِ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ اقْتَتَلُوا فَأَصْلِحُوا بَيْنَهُمَا
فَإِن بَغَتْ إِحْدَاهُمَا عَلَى الْأُخْرَى فَقَاتِلُوا الَّتِي تَبْغِي
حَتَّى تَفِيءَ إِلَى أَمْرِ اللَّهِ فَإِن فَاءَتْ فَأَصْلِحُوا
بَيْنَهُمَا بِالْعَدْلِ وَأَقْسِطُوا إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ
الْمُقْسِطِينَ


Wain
taifatani mina almumineena iqtataloo faaslihoo baynahuma
fain baghat ihdahuma AAala alokhra faqatiloo allatee tabghee
hatta tafeea ila amri Allahi fain faat faaslihoo baynahuma bialAAadli waaqsitoo inna Allaha yuhibbu
almuqsiteena

= And if two parties of believers fall to fighting, then make peace between them. And if one party of them doeth wrong to the other, fight ye that which doeth wrong till it return unto the ordinance of Allah; then, if it return, make peace between them justly, and act equitably. Lo! Allah loveth the equitable.

= Dan jika ada dua golongan dari orang-orang mu'min berperang maka damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari kedua golongan itu berbuat aniaya terhadap golongan yang lain maka perangilah golongan yang berbuat aniaya itu sehingga golongan itu kembali kepada perintah Allah; jika golongan itu telah kembali (kepada perintah Allah), maka damaikanlah antara keduanya dengan adil dan berlaku adillah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.


PEMBAHASAN

Dalam tata bahasa semua bahasa ada katagori tunggal (singular) dan plural (jamak), dan di dalam tata bahasa Arab ada dibagi menjadi 3 katagori yaitu tunggal (singular), ganda (dual) dan jamak (plural).

Jadi didalam berbahasa Arab sebuah kata kerja yang menjadi pelengkap dari subjek yang tunggal, ganda atau jamak terpengaruh cara penulisan maupun pembacaannya.

KITA PERHATIKAN



وَإِن
طَائِفَتَانِ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ اقْتَتَلُوا فَأَصْلِحُوا بَيْنَهُمَا


Wain taifatani mina almumineena iqtataloo faaslihoo baynahuma

= And if two parties of believers fall to fighting

= Dan jika ada dua golongan dari orang-orang mu'min berperang


PERHATIKAN KALIMAT INI

= And if two parties of believers fall to fighting

= Dan jika ada dua golongan dari orang-orang mu'min berperang

Kalimat ini jelas mengatakan ada dua golongan , sehingga kalimat ini masuk katagori ganda (dual) , tapi yang tertulis di ayat tersebut adalah kata kerja اقْتَتَلُوا iqtataloo yang digunakan adalah untuk katagori jamak lebih dari dua .


KESIMPULAN

Kata kerja
اقْتَتَلُوا

iqtataloo

HARUS TERTULIS SECARA BENAR UNTUK KATAGORI GANDA ADALAH:

اقْتَتَلُا

iqtatalata



Insyaallah bermanfaat

Wassalam
Rahmatullah
Posts: 125
Joined: Thu Feb 22, 2007 11:20 am

Post by Rahmatullah »


Sebenarnya kalo anda lebih jeli dan lebih teliti,jusrtu anda yang keliru. Coba anda simak lagi kalimatnya. Kata tho'ifatani merupakan subyek dari susunan kalimat tsb sedangkan obyeknya atau maful bihnya adalah minal mu'minin. Kata mu'minin ini adalah jamak dari mu'min. Jamak dari mu'min adalah mu'minun tapi karena didahului oleh huruf jar maka berubah menjadi mu'minin. Maka secara otomatis kata kerjanya atau fiilnya mengikuti kata sebelumnya yakni mu'minim hingga menjadi iqtilu dan paslihuu. Jadi kalo digunakan kata kerja bentuk tasniyah maka susunannya menjadi aneh dari sudut tata bahasa.
User avatar
HILLMAN
Posts: 2850
Joined: Wed Aug 01, 2007 11:22 am
Location: Jakarta
Contact:

Post by HILLMAN »

Rahmatullah wrote: Sebenarnya kalo anda lebih jeli dan lebih teliti,jusrtu anda yang keliru. Coba anda simak lagi kalimatnya. Kata tho'ifatani merupakan subyek dari susunan kalimat tsb sedangkan obyeknya atau maful bihnya adalah minal mu'minin. Kata mu'minin ini adalah jamak dari mu'min. Jamak dari mu'min adalah mu'minun tapi karena didahului oleh huruf jar maka berubah menjadi mu'minin. Maka secara otomatis kata kerjanya atau fiilnya mengikuti kata sebelumnya yakni mu'minim hingga menjadi iqtilu dan paslihuu. Jadi kalo digunakan kata kerja bentuk tasniyah maka susunannya menjadi aneh dari sudut tata bahasa.
Terima kasih atas masukan yang anda berikan.

Tetapi mari kita perhatikan :
HILLMAN wrote:
PEMBAHASAN

Dalam tata bahasa semua bahasa ada katagori tunggal (singular) dan plural (jamak), dan di dalam tata bahasa Arab ada dibagi menjadi 3 katagori yaitu tunggal (singular), ganda (dual) dan jamak (plural).

Jadi didalam berbahasa Arab sebuah kata kerja yang menjadi pelengkap dari subjek yang tunggal, ganda atau jamak terpengaruh cara penulisan maupun pembacaannya.
Dan sekarang perhatikan tulisan anda :

Rahmatullah wrote: Sebenarnya kalo anda lebih jeli dan lebih teliti,jusrtu anda yang keliru. Coba anda simak lagi kalimatnya. Kata tho'ifatani merupakan subyek dari susunan kalimat tsb sedangkan obyeknya atau maful bihnya adalah minal mu'minin. Kata mu'minin ini adalah jamak dari mu'min. Jamak dari mu'min adalah mu'minun tapi karena didahului oleh huruf jar maka berubah menjadi mu'minin. Maka secara otomatis kata kerjanya atau fiilnya mengikuti kata sebelumnya yakni mu'minim hingga menjadi iqtilu dan paslihuu. Jadi kalo digunakan kata kerja bentuk tasniyah maka susunannya menjadi aneh dari sudut tata bahasa.
JADI YANG SAMA DARI PENDAPAT KITA ADALAH :

Kata tho'ifatani merupakan subyek dari susunan kalimat tsb

Tho'ifatani = dua golongan, jadi sangat jelas subjek dari kalimat itu berkatagori ganda (dual), sehingga kata kerja اقْتَتَلُوا iqtataloo, seharusnya menggunakan اقْتَتَلُا iqtatalata.

Insyaallah cukup jelas.

Wassalam.
Rahmatullah
Posts: 125
Joined: Thu Feb 22, 2007 11:20 am

Post by Rahmatullah »

JADI YANG SAMA DARI PENDAPAT KITA ADALAH :

Kata tho'ifatani merupakan subyek dari susunan kalimat tsb

Tho'ifatani = dua golongan, jadi sangat jelas subjek dari kalimat itu berkatagori ganda (dual), sehingga kata kerja اقْتَتَلُوا iqtataloo, seharusnya menggunakan اقْتَتَلُا iqtatalata.

Insyaallah cukup jelas.

Wassalam.

Seperti yang saya jelaskan sebelumnya, bahwa Tho'ifatani itu memiliki maf;ul bih [objek] yakni minal mu'minin. Mu'minin ini jamak,sehingga kata kerjanya [fiil] harus jamak pula yakni iqtilu dan paslihuu. Karena yang disuruh melakukan pekerjaan itu jamak yakni mukminin bukan Tho'ifatani.
Kalo anda bingung coba buka lagi pelajaran dasar dari tata bahasa arab dengan bahasan kalimat ismiyah dan kalimat filiyah. Oke Selamat belajar.
User avatar
HILLMAN
Posts: 2850
Joined: Wed Aug 01, 2007 11:22 am
Location: Jakarta
Contact:

Post by HILLMAN »

Saya menunggu ketelitian dan melihat (maaf) pemahaman anda terhadap tata bahasa Arab, dengan menggantung kata طَائِفَتَانِ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ “taifatani mina almumineena”, = “dua golongan dari orang-orang mu'min” tapi sayangnya saya belum melihat apa yang saya nantikan.

Sebelum kita membahas kalimat ismiyah dan kalimat filiyah, perhatikan salah satu teori tata bahasa yang sangat dasar dalam mempelajari bahasa Arab yaitu:

Maf’ul bih ialah, isim (kata benda) manshub yang menjadi sasaran perbuatan (objek).

Contoh:
Dua dari teman-teman Rahmatullah menarik Hillman.
Lafazh Hillman itu maf'ul bih, karena menjadi sasaran perbuatan, bukan “teman-teman Rahmatullah .”

SEKARANG KEMBALI KE:


وَإِن
طَائِفَتَانِ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ اقْتَتَلُوا فَأَصْلِحُوا بَيْنَهُمَا


Wain taifatani mina almumineena iqtataloo faaslihoo baynahuma

= And if two parties of believers fall to fighting

= Dan jika ada dua golongan dari orang-orang mu'min berperang


PEMBAHASAN

Kata dua golongan dari orang-orang mu'min adalah Subjek dari kalimat, seperti “Dua dari teman-teman Rahmatullah.”

Fungsi orang-orang mu'min pada kalimat diatas adalah sebagai keterangan dari kata “dua golongan”. sebagai subjek kalimat.

Paham dan sepakat, tentunya?

Wassalam
Rahmatullah
Posts: 125
Joined: Thu Feb 22, 2007 11:20 am

Post by Rahmatullah »


Oke jika anda bersikeras dengan pendapat seperti itu , maka saya ingin tanyakan pada anda bahwa kata benda golongan itu masuk kategori apa?
Apakah ia mufrad,tasniyah atau jamak?
User avatar
HILLMAN
Posts: 2850
Joined: Wed Aug 01, 2007 11:22 am
Location: Jakarta
Contact:

Post by HILLMAN »

Maaf, saya tidak berkeras, namun memberikan pendapat berdasarkan hal yang benar dan dapat saya pertanggung jawabkan.

Mas Rahmatullah, isim “golongan” adalah isim mufrad (tunggal), itulah sebabnya dibutuhkan kata “dua” didepan “golongan” sehingga menjadi isim mutsanna (ganda).

Saya berikan penjelasan, Isim Mutsanna (ganda) bentuknya selalu beraturan yakni diakhiri dengan huruf Nun Kasrah نِ , baik untuk Isim Mudzakkar maupun Isim Muannats.

PERHATIKAN KATA

طَائِفَتَانِ


“Taifatani” adalah bentuk isim mutsanna (ganda).

CONTOH UNTUK MEMPERJELAS.

Isim mufrad (tunggal)


مُسْلِمٌ

= seorang muslim

Isim mutsanna (ganda)


مُسْلِمَانِ

= dua orang muslim

Insyaallah cukup jelas

Wassalam.
Rahmatullah
Posts: 125
Joined: Thu Feb 22, 2007 11:20 am

Post by Rahmatullah »

Saya berikan penjelasan, Isim Mutsanna (ganda) bentuknya selalu beraturan yakni diakhiri dengan huruf Nun Kasrah نِ , baik untuk Isim Mudzakkar maupun Isim Muannats.

Sedikit tambahan dari bahwa Isim Mutsanna selain diakhiri dengan huruf Nun juga mendapatkan tambahan alif dari bentuk mufradnya seperti "muslimun" menjadi "muslimaani". Jadi dibacanya cukup panjang dihuruf "ma" nya.

Mas Rahmatullah, isim “golongan” adalah isim mufrad (tunggal), itulah sebabnya dibutuhkan kata “dua” didepan “golongan” sehingga menjadi isim mutsanna (ganda).

Maksud saya bukan begitu. Betul,memang setiap bentuk tunggal bisa dirubah menjadi dua dan juga bisa dibentuk jamak. Tapi yang saya ingin tanyakan bahwa kata golongan memilki makna apa, apakah terdiri dari satu orang saja atau terdiri dari dua orang atau beberapa orang?
User avatar
HILLMAN
Posts: 2850
Joined: Wed Aug 01, 2007 11:22 am
Location: Jakarta
Contact:

Post by HILLMAN »

Rahmatullah wrote:
Sedikit tambahan dari bahwa Isim Mutsanna selain diakhiri dengan huruf Nun juga mendapatkan tambahan alif dari bentuk mufradnya seperti "muslimun" menjadi "muslimaani". Jadi dibacanya cukup panjang dihuruf "ma" nya.
Yup… terima kasih atas tambahan dari mas Rahmatullah.
Rahmatullah wrote:
Maksud saya bukan begitu. Betul,memang setiap bentuk tunggal bisa dirubah menjadi dua dan juga bisa dibentuk jamak. Tapi yang saya ingin tanyakan bahwa kata golongan memilki makna apa, apakah terdiri dari satu orang saja atau terdiri dari dua orang atau beberapa orang?
Saya menangkap maksud mas Rahmatullah, isim “golongan” adalah “mufrad”, terlepas dan tidak terpengaruh dari seberapa banyak anggota yang termasuk dalam “golongan”.

Contoh:

1. Angkatan Bersenjata Republik Kasih = “mufrad”, walaupun terdiri dari 5 angkatan dan jutaan tentara. Isim “ABRK” itu tidak menjadi isim ganda atau jamak

2. Sapu lidi = “mufrad”, walaupun terdiri dari sekumpulan batang daun kelapa. Isim “sapu lidi” tidak menjadi isim ganda atau jamak.

Insyaallah cukup jelas

Wassalam
User avatar
HILLMAN
Posts: 2850
Joined: Wed Aug 01, 2007 11:22 am
Location: Jakarta
Contact:

Post by HILLMAN »

Kita lanjutkan pembahasan kembali.


Surah Al Munafiqun ayat 10


وَأَنفِقُوا
مِنْ مَّا رَزَقْنَاكُم مِّنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ
فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلَا أَخَّرْتَنِي إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ
وَأَكُنْ مِّنَ الصَّالِحِينَ


Waanfiqoo
min ma razaqnakum min qabli an yatiya ahadakumu almawtu
fayaqoola rabbi lawla akhkhartanee ila ajalin qareebin fa assaddaqa
wa akun mina alssaliheena

= And spend out of what We have given you before death comes to one of you, so that he should say: My Lord! why didst Thou not respite me to a near term, so that I should have given alms and been of the doers of good deeds?

= Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya Tuhanku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian) ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?"

PERHATIKAN KALIMAT INI



رَبِّ لَوْلَا أَخَّرْتَنِي إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ
وَأَكُنْ مِّنَ الصَّالِحِينَ


rabbi lawla akhkhartanee ila ajalin qareebin fa assaddaqa
wa akun mina alssaliheena

= My Lord! why didst Thou not respite me to a near term, so that I should have given alms and been of the doers of good deeds?

= "Ya Tuhanku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian) ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?"


PEMBAHASAN

Kalimat “rabbi lawla akhkhartanee ila ajalin qareebin fa assaddaqa
wa akun mina alssaliheena”

Kalimat = "Ya Tuhanku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian) ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?"

Kalimat tersebut diatas adalah berkatagori “SUBJUNCTIVE” atau “BENTUK PENGANDAIAN”.

Dimana orang yang berkata dalam kalimat tersebut “akan bersedekah” dan “akan termasuk” apabila ditangguhkan kematiannya.

Dalam tatabahasa Arab, sebuah kata kerja dalam kalimat ber-katagori “subjunctive”, apabila tertulis:


أَكُنْ


akun

Adalah SALAH


YANG TERTULIS DENGAN BENAR ADALAH


أَكُنْإِ


akuuna

SEPERTI TERTULIS SECARA BENAR DALAM KATA KERJA SEBELUMNNYA


أَصَّدَّقَ


assaddaqa


Insyaallah bermanfaat.


Wassalam.
Post Reply