yang merubah Muhammad ???...ngaco lo !!MuridMurtad wrote:Bukan membahas perintahnya, tapi tata caranya. Shalat menghadap ke Yerusalem (sebelum di ubah ke Mekkah) dilakukan oleh Muhammad; hadis dan riwayat menyebutnya. Itu adalah sunnah Muhammad (sunna al-fail). Kalo tidak diubah oleh Muhammad, tentu akan menjadi ketetapan mengikat sampai sekarang.
udeh jelas ada ayatnya .. kalo ayat Quran teh Firman Allah jang !!
saya bicara latar belakang kalo kemudian disatupaketkan TERKEMUDIAN itu perkara laenBaca yang teliti dong, gw nggak bilang shalat bagian dari haji. Shalat dan tawaf, jumrah adalah bagian dari ritual, termasuk juga Qibla. Dan jelas beda dong antara ziarah napak tilas dan ritual Hajj. Ziarah ke makam pahlawan nggak membuat pahala berlipat ganda. Dan Kalo lo mokat, kuburan elo juga ngga bakal menghadap ke tempat ziarah tapi ke Mekkah.
Kalo elo masih menyangkal menghadap Qibla bagian dari tata-cara shalat, lo shalat aja menghadap ketimur, baru sesudah selesai elo boleh memberi hormat ke Barat.
Kalo gue mengarah ke selain kabah maka gue termasuk muslim yg gak taat sama TUhan ... mana mungkin bisa diterima shalatnya kalo kita disisi lain menunjukan KETIDAKTAATAN atas perintah menghadapkan wajah ke Kiblat ??
ha ha ha ha ha ...lucunya diri muJadi elo setujukan ada al Nasikh wa al Mansukh ? Dan elo sebagai muslim menganggapnya pentahapan ? Itu masalahnya, kerena bagi gw itu bukan pentahapan tapi cooba-cooba.
Kalo pentahapan, tahun pertama boleh minum alcohol ½ botol, tahun ke dua boleh minum ¼ botol, tahun ke tiga tidak boleh minum sama sekali, tanpa harus ada suatu peristiwa. Tapi yang terjadi bukan itu, yang terjadi adalah pembatalan perintah sesudah terjadi peristiwa, apa itu namanya bukan cooba-cooba ?
Eh bikin ayat kok coba-coba…………