Konsekuensi Psikologis Perlakuan Islam terhadap Wanita

Forum ini mengenai (1) kehidupan dan perilaku seksual Muhammad dan (2) isi dan penerapan hukum2 seksual Islam dalam masyarakat Muslim.
Post Reply
User avatar
Adadeh
Posts: 8184
Joined: Thu Oct 13, 2005 1:59 am

Konsekuensi Psikologis Perlakuan Islam terhadap Wanita

Post by Adadeh »

Konsekuensi Psikologis Perlakuan Islam terhadap Wanita

Nicolai Sennels adalah psikologis Denmark yang terkenal dengan tulisan²nya tentang psikologis Islam dan budaya Muslim. Sennels merupakan penulis buku Among Muslim Criminals: a Psychologist's Experiences from the Copenhagen Municipality (Di tengah² Kriminal Muslim: Pengalaman Psikologis di Kota Kopenhagen), berdasarkan pekerjaannya di penjara anak² muda Sønderbro yang terletak di ibukota Denmark. Dia juga menerbitkan sejumlah besar tulisan berkenaan dengan masalah itu, dan tulisan²nya tersebar di internet. Bersama-sama dengan penulis² masalah Islam terkenal seperti Ibn Warraq, Hans Jansen, Bat Ye’or, dll, Sennels menyumbangkan sebuah bab pada buku berbahasa Denmark yang berjudul: Islam: Critical Essays on a Political Religion (Islam: Kumpulan Tulisan Kritis terhadap Agama Politis).

Sennels telah muncul sebagai komentator pada siaran radio dan TV pemerintah Denmark, dan telah menerbitkan artikel² dan wawancara² di berbagai koran dan majalah Denmark bagi para profesional. Bukunya juga dibahas oleh majalah resmi Denmark bagi psikologis profesional, dan beginilah ulasannya: “Buku Among Muslim Criminals sangat mengagetkan, meyakinkan, dan berlandaskan contoh² kasus yang jelas. Buku ini harus dibaca bagi orang² yang mengira bahwa ‘lebih banyak yang sama ‘ (yang tidak berhasil) adalah baik. (Baca ulasan buku lebih jauh di sini).

Ketika penjara anak² muda Sønderbro terpilih sebagai tempat terbaik untuk mendidik narapidana muda di Denmark di tahun 2008, pemimpin servis sosial kota Copenhagen menyatakan pilihan itu terjadi karena kerja keras Nicolai Sennels (Amagerbladet, November 3, 2008).

Nicolai Sennels telah diminta sebagai konsultan tetap pengadilan narapidana Guantanamo bernama Omar Khadr; Sennels juga telah tampil di siaran TV Michael Coren di Canadian Sun News dan juga di siaran Jihad Watch oleh Robert Spencer yang ditayangkan di Aramaic Broadcast Network. Bukunya juga akan terbit dalam bahasa Inggris di tahun 2013.

Nicolai Sennels bisa dihubungi di: nicolaisennels (a) gmail (dot) com

*****************************************************************************************

Konsekuensi Psikologis Perlakuan Islam terhadap Wanita
Oleh Nicolai Sennels

Ancaman terus-menerus ditolak oleh keluarga sendiri, hak²nya dicabut, dikurung rapat, dipukuli atau bahkan dibunuh, membuat para gadis dan wanita Muslimah tidak berani menentang kekangan² yang ditetapkan hukum Sharia dan diterapkan oleh para pria Muslim. Ayat² penuh hinaan dalam Qur’an juga berfungsi sama, yakni sebagai propaganda kejiwaan negatif tentang musuh yang sudah diajarkan kepada serdadu Muslim selama perang: ayat² ini menjelekkan pihak musuh dan menghilangkan rasa simpati apapun yang bisa mencegah prajurit Muslim mencelakai musuh.

Kebanyakan 700 juta gadis dan wanita Muslimah seluruh dunia hidup tanpa menikmati azasi kemanusiaan yang paling mendasar, seperti misalnya kebebasan memilih pasangan hidup, pakai baju, cara hidup pilihan sendiri dan tentu saja agama. Ancaman terus-menerus ditolak oleh keluarga sendiri, hak² azasinya dicabut, dikurung rapat, dipukuli atau bahkan dibunuh, membuat para gadis dan wanita Muslimah tidak berani menentang kekangan² yang ditetapkan hukum Sharia dan diterapkan oleh para pria Muslimnya. Kekerasan² terhadap Muslimah yang terkadang penuh darah merupakan contoh jelas bahwa hanya Muslimah nekad yang paling berani saja yang berani mendobrak atau melarikan diri dari hukum Syariah.

Selain ancaman² dari keluarga sendiri dan contoh² kejadian lain yang mengerikan, juga terdapat ancaman² neraka mengerikan yang menunggu “Muslimah lancang” setelah mereka mati.

Penjabaran Qur’an tentang Neraka, dan cerita² keluarga Muslim tentang apa yang akan dilakukan terhadap Muslimah yang berani berontak, telah mengindoktrinasi kejiwaan Muslimah sehingga mereka terbelenggu rantai tak terlihat yang membuat mereka tidak berani memperjuangkan kemerdekaan mereka dan malahan sukarela menurut saja pada segala kekangan yang diterapkan pada diri mereka.


Kejahatan² demi Menjaga Kehormatan (Honor Crimes)

Hasil riset menunjukkan bahwa 91% dari sekitar 7.000 dan 20.000 honor killing (pembunuhan sanak keluarga sendiri yang dianggap mencemarkan keluarga) setiap tahun dilakukan oleh para Muslim. Di atas angka statistik ini terdapat banyak kasus kejahatan kehormatan (honor crimes) tanpa mengakibatkan kematian yang begitu banyak sehingga tak terhitung jumlahnya. Di Inggris saja, polisi memperkirakan 17.000 kasus perbuatan kriminal yang bersangkutan dengan masalah kehormatan, seperti misalnya “paksaan nikah, penculikan, perkosaan, pemukulan dan bahkan pembunuhan” terjadi setiap tahun. Di Turki; 42% wanita menjadi korban pemukulan fisik atau perkosaan. Di Maroko, angka mencapai 82%. Data yang sama terus-menerus ditemukan.

Sebagai psikolog, dari orang² yang kurawat selama bertahun-tahun, tampaknya ayat² Qur’an dan hadis² penuh hinaan pada wanita menjadi alasan utama terjadinya kekerasan domestik di kalangan Muslim. Ayat² penuh hinaan dalam Qur’an juga berfungsi sama, yakni sebagai propaganda kejiwaan negatif tentang musuh yang sudah diajarkan kepada serdadu Muslim selama perang: ayat² ini menjelekkan pihak musuh dan menghilangkan rasa simpati apapun yang bisa mencegah prajurit Muslim mencelakai pihak lawan, dalam hal ini adalah wanita dan non-Muslim. Qur’an menghalalkan emosi² yang dianggap kebudayaan² maju sebagai hal yang memalukan dan sikap yang dianggap hukum non-Muslim umumnya sebagai terlarang. Kita bisa lihat pada kasus Jerman Nazi dan beberapa eksperimen psikologi (seperti eksperimen Milgram yang terkenal) bagaimana penguasa yang kuat – dalam hal ini Qur’an, Nabinya dan para pendukungnya di jaman modern – mampu memerintah orang banyak untuk melakukan berbagai hal yang bertentangan dengan akal budi mereka dan di dalam keadaan normal akal budi itu akan mencegah mereka melakukan perbuatan yang diperintahkan itu.

Tekanan pada wanita umumnya, dan pada seksualitas wanita khususnya, merupakan pilar utama dalam budaya Islam, dan dengan begitu menjadi faktor pendorong dalam budaya untuk membentuk pola mental dan perkembangan kejiwaan pada umat Muslim yang berjumlah 1 ½ milyar di dunia.

Dari segi kejiwaan, apakah konsekuensi yang berkembang luas atas tekanan pada wanita diantara kaum Muslim?


Cinta dan Seksualitas

Cinta itu berdasarkan – diantara berbagai emosi lain dan jenis² kelakuan – perasaan bersama akan kesetaraan, karena cinta sejati hanya bisa terjadi jika seseorang tidak memaksa atau membuat takut partnernya. Untuk mengalami cinta sejati antara pria dan wanita secara mendalam, budaya Muslim harus mendobrak berbagai aturan terhadap perbedaan gender yang diatur Qur’an, Syariah, dan hadis. Islam jelas merupakan halangan serius yang mempersulit – bahkan di berbagai kasus jadi mustahil - banyak Muslim dan Muslimah untuk mengalami kebahagiaan – seperti kesembuhan kejiwaan, kebahagiaan dari sikap memberi, kesehatan jasmani dan perasaan penting untuk mencintai.

Meluasnya kekerasan domestik dan pernikahan paksa – seringkali pihak gadis masih terlalu muda secara emosi atau fisik untuk menikah atau bahkan belum mencapai usia haid (lihat di sini, sini, sini, sini) – menunjukan budaya Islam yang tidak peduli akan cinta. Kehormatan yang ringkih, takut diasingkan masyarakat dan sikap setia pada tradisi budaya dan hukum agama – bukan cinta – menjadi faktor pengikat diantara banyak pasangan Muslim.

Islam dan budaya Muslim mencegah pihak pria Muslim untuk bersikap terbuka pada wanitanya dengan menjabarkan wanita sebagai kotor, tidak berharga sama, ****, dan kebanyakan akan masuk neraka. Semua ini tidak hanya merusak kemampuan mereka untuk mencintai wanita sebagai partner yang setaraf – atau mencintai wanita sepenuhnya – tapi juga bisa merusak seksualitas mereka. Menurut teori psikoanalisa, frustasi seksual dan ketidakmampuan untuk mencintai dan dicintai, dengan mudah bisa menghasilkan kemarahan dan agresi yang sangat parah, selain kelakuan anti sosial merusak lainnya. Salah satu kasus jelas dalam hal ini adalah “pembom celana dalam” (underwear bomber) Umar Farouk Abdulmutallab yang berusaha meledakkan pesawat terbang di udara di hari Natal tahun 2009. Abdulmutallab punya berbagai angan² seksual yang menurut Islam merupakan dosa. Untuk mengatasi fantasi seksnya, dia berusaha berfantasi tentang jihad. Akhirnya dia bertekad bunuh diri dengan menyembunyikan bom di dalam celana dalamnya agar sumber masalahnya, yakni penisnya, meledak.

Frustasi sexual yang mengakibatkan emosi dan perbuatan agresif tentu bisa terjadi di semua kebudayaan, tapi dalam budaya Muslim hal ini lebih sering terjadi.


Penyimpangan Keji yang Tak Wajar (Perversion)

Pandangan negatif pria Muslim terhadap wanita tidak hanya mengakibatkan konsekuensi tak enak bagi praa wanita, tapi juga bagi pria itu sendiri. Hubungan seksual pria dengan wanita jadi terganggu – mungkin lebih mudah terganggu dari masyarakat yang memungkinkan jalan keluar bagi dorongan seksual penting ini, yang tanpa hal ini maka tiada seorang pun dari kita yang bisa lahir di bumi. Melalui indoktrinasi bahwa wanita merupakan makhluk yang lebih rendah, ditambah dengan pemisahan total terhadap wanita, hal ini bisa mengakibatkan dorongan seksual mencari jalan pelampiasan lain yang menyimpang. Contoh kasus mekanisme psikologis terkenal ini terjadi dalam jumlah besar pada berbagai kasus pelecehan seksua terhadap anak² laki yang dilakukan oleh biarawan Katolik yang hidup membujang.

Pakistan sudah jelas merupakan negara nomer satu di dunia yang paling banyak menggunakan fasilitas Google untuk mencari keterangan apapun tentang “ngesex dengan onta (camel sex), dengan keledai (donkey sex), dan berbagai penyimpangan seksual lainnya. Coba saja uji sendiri Google Trends. Banyak prajurit² Barat di Iraq yang mencari musuh di malam hari dengan menggunakan keker teropong malam hari dan mereka sering menemukan pria² Iraq ngesex dengan keledai (lihat di sini dan sini).

Penyelidikan yang dilakuan pada supir² truk Pakistan, contohnya, menunjukkan bahwa 95% dari mereka “melakukan hubungan sex dengan anak² laki”. Meskipun menurut kebanyakan aliran psikologi, homoseksualitas tidak dianggap sebagai penyimpangan seksual – kecuali jika disebabkan oleh faktor budaya – begitu banyaknya penggunaan bacha bareesh atau anak² laki penari di dalam budaya Afghanistan merupakan pertanda bahwa budaya yang berkembang menyebabkan terjadinya penyimpangan tersebut. Afghanistan mungkin merupakan negara yang paling ketat memisah dan menindas kaum wanita. Laporan militer AS dari Afghanistan menyimpulkan bahwa “perlakuan homoseksual sangat amat sering terjadi diantara kaum pria suku Pashtun … Pria² Pashtun seringkali melakukan hubungan seks dengan pria lain, mengagumi penampilan fisik pria lain, berhubungan seks dengan anak² laki dan menolak kaum wanita secara sosial dan seksual.” Laporan ini juga menjelaskan bahwa pria² Pashtun menyebarkan penyakit kelamin kencing nanah pada pria lain. Ketika diberitahu dokter agar lebih berhati-hati dalam ngesex, mereka berbohong tentang kegiatan homoseksual mereka dan mengatakan bahwa penyakit kelaminnya terjadi karena mencampurkan teh yang berbeda-beda jenisnya. Seorang dokter AS yang bekerja di Afghanistan harus menjelaskan pada pria Pasthun lokal bagaimana caranya untuk membuat istrinya hamil: “Ketika dijelaskan padanya apa yang harus diperbuatnya, dia bereaksi penuh rasa jijik dan bertanya, ‘Bagaimana mungkin pria bisa terangsang dengan wanita, yang diciptakan sebagai makhluk najiz oleh Allah, sedangkan pria bisa ngesex dengan pria lain yang merupakan makhluk yang bersih? Sudah tentu penjelasanmu salah.’”


Kualitas² Psikologi

Baik pria maupun wanita memiliki potensi² psikologi dalam diri mereka tapi biasanya mereka mengungkapkannya dalam cara yang berbeda, tergantung pada budaya dalam keluarga dan masyarakat di mana mereka dibesarkan. Bagian dari kedewasaan psikologi adalah sikap menerima kualitas² yang diungkapkan oleh orang lain dan juga terdapat dalam diri seseorang – dan mencoba hidup damai dengan nyaman dengan orang lain.

Dalam pidatonya di Saudi Arabia, pendiri Microsoft yakni Bill Gates, menghadapi penonton pria dan wanita yang sangat terpisah tempat duduknya. Seseorang mengajukan pertanyaan padanya tentang kemungkinan Saudi Arabia bisa menjadi salah satu dari sepuluh negara peringkat pertama (Top 10) di bidang teknologi dunia. Bill Gates menjawab, “Wah, jika kamu tidak menggunakan sepenuhnya separuh kemampuan di negaramu, kau tak akan bisa mendekati peringkat Top 10.” Sejumlah kecil kelompok wanita di pihak penonton bersorak-sorai mendukung pernyataannya. → maksudnya, separuh sumber daya manusia di Saudi Arabia adalah kaum wanita, dan kaum inilah yang tidak boleh bekerja, berkarya, berkarir sepenuhnya, dalam arti segala bakat dan kemampuan mereka diberangus hanya gara² terlahir sebagai wanita.

Jika wanita dan pria diperbolehkan berpikir tanpa kekangan dan diberi kesempatan untuk menyumbangkan segala potensinya, maka Muslimah bisa hidup dengan bebas, dan hal ini akan mengurangi rasa frustasi seksual pria dan pihak wanita dan pria bisa mengalami cinta sejati seutuhnya, dan ini tentu merupakan sumbangan positif bagi kehidupan sosial. Lihat saja contohnya bagaimana masyarakat Barat bisa berkembang sangat pesat setelah menerapkan persamaan derajat bagi pria dan wanita.

Fundamentalis Muslim tampaknya sadar penuh akan kemungkinan ini, sehingga mereka ngotot untuk menerapkan Syariah di manapun Muslimah hidup.

Sebagaimana dijelaskan oleh Kristina Aamand, wanita Pakistan Denmark yang berjuang bagi hak² seksual Muslimah, dalam wawancaraku dengannya di koran Jyllands-Posten dua tahun yang lalu: “Tujuan kontrol sosial atas Muslimah adalah untuk menjaga keutuhan budaya Muslim.”
User avatar
Adadeh
Posts: 8184
Joined: Thu Oct 13, 2005 1:59 am

Re: Konsekuensi Psikologis Perlakuan Islam terhadap Wanita

Post by Adadeh »

Lihat hukum Syariah tentang Sex dan Muslimah di komik gw:

http://www.scribd.com/doc/174648536/Sex ... i-Muhammad

atau di sini:
http://www.prophetmuhammadillustrated.com/sex-islamiah/

Artikel Sennel yang lain:
Wawancara dengan Nicolai Sennels

Image

Konsekuensi Psikologis Perlakuan Islam terhadap Wanita
Mirror
Faithfreedom forum static
User avatar
gema
Posts: 1097
Joined: Sun Sep 08, 2013 10:27 pm

Re: Konsekuensi Psikologis Perlakuan Islam terhadap Wanita

Post by gema »

Dalam pidatonya di Saudi Arabia, pendiri Microsoft yakni Bill Gates, menghadapi penonton pria dan wanita yang sangat terpisah tempat duduknya. Seseorang mengajukan pertanyaan padanya tentang kemungkinan Saudi Arabia bisa menjadi salah satu dari sepuluh negara peringkat pertama (Top 10) di bidang teknologi dunia. Bill Gates menjawab, “Wah, jika kamu tidak menggunakan sepenuhnya separuh kemampuan di negaramu, kau tak akan bisa mendekati peringkat Top 10.” Sejumlah kecil kelompok wanita di pihak penonton bersorak-sorai mendukung pernyataannya. → maksudnya, separuh sumber daya manusia di Saudi Arabia adalah kaum wanita, dan kaum inilah yang tidak boleh bekerja, berkarya, berkarir sepenuhnya, dalam arti segala bakat dan kemampuan mereka diberangus hanya gara² terlahir sebagai wanita.
Wooow.. si Billi ngerti betul bahwa pria arab tahunya cuma selangkangan dan fora-fora saja. dan ferempuannya cuma ngangkang trus kerjanya. Gimana mau masuk 10 besar. #-o #-o

Konsekuensi Psikologis Perlakuan Islam terhadap Wanita
Mirror
Faithfreedom forum static
Post Reply