http://www.plusnews.org/Report.aspx?ReportId=79846
Idris, si germo
KANO, 15 August 2008 (PlusNews) - Idris adalah seorang germo dan tidak malu2 mengakuinya. Industri sex di kota mayoritas Muslim yg diatur syariah di KANO, memang menciptakan hubungan saling tergantung antara sang WTS dan boss2 mereka, yi germo2 macam Idris.
Sejarah Kano bisa ditelusuri 1.400 thn yg lalu sbg pusat penghasil besi yg dicekoki Islam di abad 14 dan menghasilkan ekonomi dari perdagangan karavan trans-Sahara.
Diluar tembok2 kota tua terdapat sebuah pemukiman 'orang2 asing' yg dikenal dgn nama sabon gari, tempat tinggal orang2 dari luar Kano
yg dipisahkan dari penduduk asli (Muslim) yg berbahasa Hausa. Karena adanya hukum syariah di Kano, di hotel2 dan bar2 sabon gari ini-yg tidak terjangkau hukum Islam - Idris melangsungkan bisnisnya.
Wanita2 yg berada dlm daftar WTSnya adalah wanita2 miskin dan pengkonsumsi narkoba.
Saat mereka mempersiapkan diri bagi malam itu, menerapkan henna di tangan dan kaki mereka, membersihkan kamar sambil mengisap ganja,
Idris menjelaskan bahwa perannya adalah utk memancing "om2 berkocek tebal."
Pemasukan mereka tidak seberapa. Mereka membayar US$4 semalam bagi sewa kamar dan menggilir SATU WC umum, memakai kemenyan utk menghilangkan bau dan meminta US$2.60 bagi sex. TAPI begitu mereka mendapatkan "om berduit" di ibukota, Abuja, atau di kota metropolis, Lagos, mereka bisa mendapatkan US$1,300 per orang.
"Disini ada dimensi religius/kultural; ada yg dibuang oleh keluarga & mencari kenikmatan dlm narkoba : Rohypnol, Benzedrine [amphetamine], obat batuk," jelas Salamatu Da'u, seorang pekerja sosial di Kano yg juga seorang pekerja penanggulangan AIDS.
Di Kano yg Muslim ini, ganti istri sama saja dgn ganti mobil
Kano, kota kedua terbesar di Nigeria, memiliki penderita HIV sebanyak 3.4% - hanya sedikit dibawah angka rata2 nasional 4.4% - tapi diantara para WTS, angkanya melonjak menjadi 49.1%.
Cerita2 para WTS ini hampir mirip : mereka dicerai atau lari dari perkawinan paksa. "Saya datang dari keluarga religius dan saya tahu apa yg saya lakukan adalah dosa. Mudah2an Allah memberikan saya kesempatan utk meninggalkan bisnis ini," kata Fatima Danjuma*.
Di negara bagian Muslim ini, gadis2 didorong utk menikah dini, begitu mereka mulai menstruasi, kata Da'u. "Dari kecil kau sudah dicekoki ajaran ini. Ini memang sebuah way of life. Kita merasa bahwa dgn menikah, kita menjadi dewasa, independen. TAPI kita tidak sadar bahwa kita mengorbankan pendidikan dan kemerdekaan pribadi."
Menurut Dewan Populasi (atau Population Council, sebuah lembaga internasional), 45% wanita di Nigeria Utara menikah pada usia 15 dan 73% menikah pada usia 18. Mayoritas besar perkawinan anak2 diatur oleh keluarga kpd suami2 yg 12 thn lebih tua.
"Lelaki yg membuat keputusan besar dlm rumah tangga, mulai dari makanan sehari2 sampai hal2 yg lebih besar. Pengalaman sexual pengantin2 muda ini sering tidak disukai dan traumatik," kata situs Population Council.
Gadis2 ini sering menjadi korban perceraian yg sangat tinggi di Kano, dimana pengantin baru bisa menjadi lambang status bagi seorang lelaki. "Seorang gadis bisa menikah pada usia 12 dan bercerai usia 18, sambil harus menafkahi anak2," kata Da'u. "Cara mengganti istri sama saja dgn cara ganti mobil di Kano. Walaupun kau sudah beranak pinak, kau dgn mudahnya bisa diTALAQ karena alasan sepele apapun."
Inilah yg menciptakan jajaran wanita yg tidak berpendidikan dan tidak memiliki keahlian shg satu2nya cara utk mendapatkan uang adalah dgn menjual tubuh mereka, kadang sambil jualan makanan di kaki lima, sambil menunggu om girang.
"Bagian Nigeria Utara ini sangat tradisional; utk menguasainya kau haru sbekerja dgn ulama," kata Kene Eruchalu, seorang pekerja sosial. "Belum banyak ulama yg memprmosikan penggunaan kondom. Mereka malah tidak percaya bahwa SEX rawan diantara masyarakat mereka."
Kamalu Ibrahim, kepala madrasah setempat, mengatakan, "Hukum Islam sangat ketat, tidak peduli situasinya. Sex hanya diijinkan saat menikah dan satu2nya cara mengatasi nafsu sex adalah dgn kawin muda."
* bukan nama sebenarnya
)