A SINA : perampokan/penjarahan atau bela diri ?
Posted: Thu Nov 24, 2005 2:30 pm
lihat juga terjemahan versi podrock disini :
http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... 613#164613
http://www.faithfreedom.org/Articles/sina/looting.htm
Perampokan
---------------------------------------------------------------------- ----------
Perampokan dalam Islam tidak dapat diterima, kecuali kalau itu dilakukan terhadap non-Muslim. Nah, kalau itu sih boleh.
Setelah menikahi Khadijah yang kaya raya, Muhammad berhenti bekerja. Untuk mengurus keenam anak mereka berdua dan ketiga anaknya sendiri dari perkawinan sebelumnya, Khadijah tidak bekerja lagi. Muhammad tidak menjaga anak2. Dia menghabiskan hari2nya berkeliaran dalam gua2 untuk melamunkan dunia angan2nya sendiri. Karena tidak bekerja, Khadijah kehilangan kekayaannya. Ketika Muhammad hijrah ke Medina, dia adalah orang yang miskin. Semua pengikutnya juga miskin. Mereka adalah para budak atau pemuda2 yang tak puas dengan keadaan mereka sendiri. Pengikut2nya di Medina juga kebanyakan buruh2 kasar yang bekerja bagi para Yahudi dan mereka bukan orang mampu. Akan tetapi beberapa tahun kemudian, Muhammad jadi orang yang terkaya di Arabia, punya banyak sekali unta2, ternak2, budak2, istri2 dan segala harta benda. Dari mana dia bisa menjadi kaya dalam waktu yang sangat singkat? Dari perampokan dan penjarahan.
Dia pertama-tama mulai menyerang kafilah2 pedagang Mekah dan lalu mengasingkan dan membantai suku2 Yahudi dan merampas barang kekayaan mereka. Akhirnya dia memerintah agar setiap orang bayar upeti atau uang perlindungan, kalau tidak akan dihukum keras.
Beberapa ayat Qur’an menganjurkan Muslim untuk menyerang orang2 tak bersalah dan mengatakan pada mereka bahwa menjarah kekayaan korban adalah hadiah mereka di bumi dan nanti di surga mereka akan terima hadiah yang lebih banyak lagi.
Allah menjanjikan kepada kamu harta rampasan yang banyak yang dapat kamu ambil, maka disegerakan-Nya harta rampasan ini untukmu dan Dia menahan tangan manusia dari (membinasakan)mu (agar kamu mensyukuri-Nya) dan agar hal itu menjadi bukti bagi orang-orang mu'min dan agar Dia menunjuki kamu kepada jalan yang lurus. [al-Fath 48:20]
Dan apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada RasulNya (dari harta benda) mereka, maka untuk mendapatkan itu kamu tidak mengerahkan seekor kudapun dan (tidak pula) seekor untapun, tetapi Allah yang memberikan kekuasaan kepada RasulNya terhadap apa saja yang dikehendakiNya. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. [al-Hashr 59:6]
Maka makanlah dari sebagian rampasan perang yang telah kamu ambil itu, sebagai makanan yang halal lagi baik, dan bertakwalah kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [al-Anfal 8:69]
Ayat2 ini dinyatakan untuk mendorong Muslim mengambil bagian dalam peperangan. Ayat2 ini menunjukkan orang2 seperti apakah Muslim2 pertama pada saat itu. Bagaimana mungkin orang yang meskipun hanya punya sedikit rasa kemanusiaan sekalipun dapat menerima bahwa Tuhan telah memberinya hak untuk menyerang orang2 tak berdosa, membunuhnya dan merampas istri2 dan harta bendanya sebagai jarahan perang? Tapi Muhammad tidak merasa malu untuk menjanjikan para pengikutnya jarahan perang yang dirampas dengan kekerasan dan cara yang sangat brutal. Awalnya, para pengikutnya ragu2, tapi lama kelamaan mereka kehilangan rasa sesalnya dan lalu menyerang, merampok dan membunuh dan akhirnya mendirikan suatu kerajaan yang seluruhnya semata-mata dibiayai oleh harta rampokan. Ayat2 di atas adalah perkataan2 kepala perampok dan bukan utusan Tuhan, kecuali kalau tuhan itu Setan.
Para pengikut Muhammad tidak cukup cerdas untuk mempertanyakan moralitas dari tindakan pembunuhan orang2 tak berdosa dan merampok harta bendanya. Atau mungkin juga mereka terlalu puas dengan jarahan perang yang mereka dapat sehingga tidak merasa perlu lagi memikirkan moralitasnya. Tapi pertanyaan ini tentunya muncul dalam pikiran mereka yang punya susila. Mereka pasti telah bertanya bagaimana mungkin seseorang yang mengaku utusan Tuhan dapat dengan sah merampas barang milik orang lain. Bagi orang2 seperti ini, Muhammad punya jawaban yang sering digunakannya: itu adalah kehendak Tuhan.
Jabir b. 'Abdullah al-Ansari melaporkan: Sang Nabi (SAW) berkata: Aku telah dianugerahi lima hal yang tidak diberikan pada siapapun sebelumnya (yakni): Setiap nabi dikirim khusus bagi masyarakatnya, sedangkan aku dikirim bagi semua yang merah dan yang hitam jarahan perang telah dibuat sah bagiku dan ini belum pernah disahkan sebelumnya bagi siapapun sebelum aku, dan bumi telah dijadikan suci dan murni dan mesjid bagiku, jadi kapanpun waktu sembahyang tiba bagi siapapun dari antaramu maka dia harus sembahyang di mana pun dia berada, dan aku telah dibantu oleh khidmat (yang membuat para musuh kewalahan) dari jarak (yang dibutuhkan seorang) sebulan untuk ditempuh dan aku telah dikaruniai perantaraan. Sahih Muslim 4:1058
Dibantu oleh khidmat berarti oleh teror! Di hadis yang lain dia berkata: “Aku telah dimenangkan oleh teror (yang dimasukkan ke dalam hati para musuh), Bukhari 4:52:220
Pernyataan bahwa dia menang karena khidmat dan teror juga ditulis di Bukhari 1:7: 331.
Hadis Sahih Bukhari 4:53:370
Dikisahkan oleh Abu Qatada:
Kami berangkat bersama rombongan Rasul Allah di hari (perang) Hunain. Ketika kami bertemu musuh, kaum Muslim mundur dan aku melihat seorang pagan (penyembah berhala) meloncat menyergap seorang Muslim. Aku membalik dan mendekatinya dari belakang dan menebas bahunya dengan pedang. Dia (orang pagan itu) mendekatiku dan menyergapku begitu kuat sehingga aku merasa disergap kematian, tapi dia lalu mati dan melepaskanku. Aku mengikuti 'Umar bin Al Khattab dan bertanya (padanya), “Mengapa orang2 melarikan diri?” Dia menjawab,”Ini adalah kehendak Allah,” Setelah orang2 kembali, sang Rasul duduk dan berkata,”Barang siapa yang telah membunuh seorang musuh dan dapat membuktikannya, dia akan dapat barang rampasannya (barang milik orang pagan yang dibunuh).” Aku berdiri dan berkata,”Siapa yang akan jadi saksiku?” dan lalu duduk.
Sang Nabi berkata lagi,”Barang siapa yang telah membunuh seorang musuh dan dapat membuktikannya, dia akan dapat barang rampasannya.” Aku berdiri (lagi) dan berkata,”Siapa yang akan jadi saksiku?” dan lalu duduk. Lalu sang Nabi mengatakan hal yang sama untuk ketiga kalinya. Aku bangkit lagi dan Rasul Allah berkata,” O Abu Qatada! Apakah kisahmu?” Lalu aku menceritakan semua kisahku padanya. Seorang berdiri dan berkata,” O Rasul Allah! Dia mengatakan yang sebenarnya, dan barang orang yang dibunuhnya ada padaku. Jadi mohon bayarlah dia atas namaku.” Mendengar itu Abu Bakr As-Siddiq berkata,”Tidak, demi Allah, dia (Rasul Allah) tidak akan setuju untuk memberimu barang rampasan yang didapat oleh satu dari singa2 Allah yang bertempur demi Allah dan RasulNya.” Sang Nabi berkata,”Abu Bakr mengatakan yang benar.” Lalu Rasul Allah memberikan barang rampasan padaku. Aku jual peralatan perang (barang rampasan) dan uangnya kupakai membeli sebuah taman di Bani Salima, dan ini adalah milikku yang pertama, yang kuperoleh setelah aku memeluk Islam.
Begitulah caranya Islam berkembang. Dengan membunuh, merampok dan menjarah. Apakah bedanya antara pertemuan di atas yang dipimpin Muhammad dengan segerombolan pencuri berkumpul untuk membagi-bagi barang jarahan mereka? Dalam hal apa Muhammad lebih hebat daripada seorang kepala perampok? Dalam hal apa dia lebih unggul daripada kepala gangster mafia? Marilah kita pikirkan dulu. Marilah kita gunakan otak yang Tuhan karuniakan bagi kita. Apakah ini orang yang ingin kau ikuti? Dapatkah Tuhan membuat keputusan yang salah untuk memilih orang serendah Muhammad untuk jadi utusanNya? Dapatkah orang dengan moral dan nilai2 etika yang sedemikian rendah menjadi pedoman kemanusiaan? Dapatkah seorang pencuri mengajari kita kejujuran? Dapatkah seorang pembunuh menasehati kita tentang martabat dan kesucian hidup? Dapatkah seorang penindas wanita melindungi hak2 kaum wanita?
Tidak heran jika dunia Islam kacau balau. Tidak heran mengapa semua negara2 Islam terbelakang, tak berbudaya, tak produktif dan miskin (minyak bukanlah kekayaan hasil kerja keras Muslim).
Lihat bantahan Muslim atas tuduhan ini di DEBAT: Penjarahan atau Tidak ?
http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... 613#164613
http://www.faithfreedom.org/Articles/sina/looting.htm
Perampokan
---------------------------------------------------------------------- ----------
Perampokan dalam Islam tidak dapat diterima, kecuali kalau itu dilakukan terhadap non-Muslim. Nah, kalau itu sih boleh.
Setelah menikahi Khadijah yang kaya raya, Muhammad berhenti bekerja. Untuk mengurus keenam anak mereka berdua dan ketiga anaknya sendiri dari perkawinan sebelumnya, Khadijah tidak bekerja lagi. Muhammad tidak menjaga anak2. Dia menghabiskan hari2nya berkeliaran dalam gua2 untuk melamunkan dunia angan2nya sendiri. Karena tidak bekerja, Khadijah kehilangan kekayaannya. Ketika Muhammad hijrah ke Medina, dia adalah orang yang miskin. Semua pengikutnya juga miskin. Mereka adalah para budak atau pemuda2 yang tak puas dengan keadaan mereka sendiri. Pengikut2nya di Medina juga kebanyakan buruh2 kasar yang bekerja bagi para Yahudi dan mereka bukan orang mampu. Akan tetapi beberapa tahun kemudian, Muhammad jadi orang yang terkaya di Arabia, punya banyak sekali unta2, ternak2, budak2, istri2 dan segala harta benda. Dari mana dia bisa menjadi kaya dalam waktu yang sangat singkat? Dari perampokan dan penjarahan.
Dia pertama-tama mulai menyerang kafilah2 pedagang Mekah dan lalu mengasingkan dan membantai suku2 Yahudi dan merampas barang kekayaan mereka. Akhirnya dia memerintah agar setiap orang bayar upeti atau uang perlindungan, kalau tidak akan dihukum keras.
Beberapa ayat Qur’an menganjurkan Muslim untuk menyerang orang2 tak bersalah dan mengatakan pada mereka bahwa menjarah kekayaan korban adalah hadiah mereka di bumi dan nanti di surga mereka akan terima hadiah yang lebih banyak lagi.
Allah menjanjikan kepada kamu harta rampasan yang banyak yang dapat kamu ambil, maka disegerakan-Nya harta rampasan ini untukmu dan Dia menahan tangan manusia dari (membinasakan)mu (agar kamu mensyukuri-Nya) dan agar hal itu menjadi bukti bagi orang-orang mu'min dan agar Dia menunjuki kamu kepada jalan yang lurus. [al-Fath 48:20]
Dan apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada RasulNya (dari harta benda) mereka, maka untuk mendapatkan itu kamu tidak mengerahkan seekor kudapun dan (tidak pula) seekor untapun, tetapi Allah yang memberikan kekuasaan kepada RasulNya terhadap apa saja yang dikehendakiNya. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. [al-Hashr 59:6]
Maka makanlah dari sebagian rampasan perang yang telah kamu ambil itu, sebagai makanan yang halal lagi baik, dan bertakwalah kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [al-Anfal 8:69]
Ayat2 ini dinyatakan untuk mendorong Muslim mengambil bagian dalam peperangan. Ayat2 ini menunjukkan orang2 seperti apakah Muslim2 pertama pada saat itu. Bagaimana mungkin orang yang meskipun hanya punya sedikit rasa kemanusiaan sekalipun dapat menerima bahwa Tuhan telah memberinya hak untuk menyerang orang2 tak berdosa, membunuhnya dan merampas istri2 dan harta bendanya sebagai jarahan perang? Tapi Muhammad tidak merasa malu untuk menjanjikan para pengikutnya jarahan perang yang dirampas dengan kekerasan dan cara yang sangat brutal. Awalnya, para pengikutnya ragu2, tapi lama kelamaan mereka kehilangan rasa sesalnya dan lalu menyerang, merampok dan membunuh dan akhirnya mendirikan suatu kerajaan yang seluruhnya semata-mata dibiayai oleh harta rampokan. Ayat2 di atas adalah perkataan2 kepala perampok dan bukan utusan Tuhan, kecuali kalau tuhan itu Setan.
Para pengikut Muhammad tidak cukup cerdas untuk mempertanyakan moralitas dari tindakan pembunuhan orang2 tak berdosa dan merampok harta bendanya. Atau mungkin juga mereka terlalu puas dengan jarahan perang yang mereka dapat sehingga tidak merasa perlu lagi memikirkan moralitasnya. Tapi pertanyaan ini tentunya muncul dalam pikiran mereka yang punya susila. Mereka pasti telah bertanya bagaimana mungkin seseorang yang mengaku utusan Tuhan dapat dengan sah merampas barang milik orang lain. Bagi orang2 seperti ini, Muhammad punya jawaban yang sering digunakannya: itu adalah kehendak Tuhan.
Jabir b. 'Abdullah al-Ansari melaporkan: Sang Nabi (SAW) berkata: Aku telah dianugerahi lima hal yang tidak diberikan pada siapapun sebelumnya (yakni): Setiap nabi dikirim khusus bagi masyarakatnya, sedangkan aku dikirim bagi semua yang merah dan yang hitam jarahan perang telah dibuat sah bagiku dan ini belum pernah disahkan sebelumnya bagi siapapun sebelum aku, dan bumi telah dijadikan suci dan murni dan mesjid bagiku, jadi kapanpun waktu sembahyang tiba bagi siapapun dari antaramu maka dia harus sembahyang di mana pun dia berada, dan aku telah dibantu oleh khidmat (yang membuat para musuh kewalahan) dari jarak (yang dibutuhkan seorang) sebulan untuk ditempuh dan aku telah dikaruniai perantaraan. Sahih Muslim 4:1058
Dibantu oleh khidmat berarti oleh teror! Di hadis yang lain dia berkata: “Aku telah dimenangkan oleh teror (yang dimasukkan ke dalam hati para musuh), Bukhari 4:52:220
Pernyataan bahwa dia menang karena khidmat dan teror juga ditulis di Bukhari 1:7: 331.
Hadis Sahih Bukhari 4:53:370
Dikisahkan oleh Abu Qatada:
Kami berangkat bersama rombongan Rasul Allah di hari (perang) Hunain. Ketika kami bertemu musuh, kaum Muslim mundur dan aku melihat seorang pagan (penyembah berhala) meloncat menyergap seorang Muslim. Aku membalik dan mendekatinya dari belakang dan menebas bahunya dengan pedang. Dia (orang pagan itu) mendekatiku dan menyergapku begitu kuat sehingga aku merasa disergap kematian, tapi dia lalu mati dan melepaskanku. Aku mengikuti 'Umar bin Al Khattab dan bertanya (padanya), “Mengapa orang2 melarikan diri?” Dia menjawab,”Ini adalah kehendak Allah,” Setelah orang2 kembali, sang Rasul duduk dan berkata,”Barang siapa yang telah membunuh seorang musuh dan dapat membuktikannya, dia akan dapat barang rampasannya (barang milik orang pagan yang dibunuh).” Aku berdiri dan berkata,”Siapa yang akan jadi saksiku?” dan lalu duduk.
Sang Nabi berkata lagi,”Barang siapa yang telah membunuh seorang musuh dan dapat membuktikannya, dia akan dapat barang rampasannya.” Aku berdiri (lagi) dan berkata,”Siapa yang akan jadi saksiku?” dan lalu duduk. Lalu sang Nabi mengatakan hal yang sama untuk ketiga kalinya. Aku bangkit lagi dan Rasul Allah berkata,” O Abu Qatada! Apakah kisahmu?” Lalu aku menceritakan semua kisahku padanya. Seorang berdiri dan berkata,” O Rasul Allah! Dia mengatakan yang sebenarnya, dan barang orang yang dibunuhnya ada padaku. Jadi mohon bayarlah dia atas namaku.” Mendengar itu Abu Bakr As-Siddiq berkata,”Tidak, demi Allah, dia (Rasul Allah) tidak akan setuju untuk memberimu barang rampasan yang didapat oleh satu dari singa2 Allah yang bertempur demi Allah dan RasulNya.” Sang Nabi berkata,”Abu Bakr mengatakan yang benar.” Lalu Rasul Allah memberikan barang rampasan padaku. Aku jual peralatan perang (barang rampasan) dan uangnya kupakai membeli sebuah taman di Bani Salima, dan ini adalah milikku yang pertama, yang kuperoleh setelah aku memeluk Islam.
Begitulah caranya Islam berkembang. Dengan membunuh, merampok dan menjarah. Apakah bedanya antara pertemuan di atas yang dipimpin Muhammad dengan segerombolan pencuri berkumpul untuk membagi-bagi barang jarahan mereka? Dalam hal apa Muhammad lebih hebat daripada seorang kepala perampok? Dalam hal apa dia lebih unggul daripada kepala gangster mafia? Marilah kita pikirkan dulu. Marilah kita gunakan otak yang Tuhan karuniakan bagi kita. Apakah ini orang yang ingin kau ikuti? Dapatkah Tuhan membuat keputusan yang salah untuk memilih orang serendah Muhammad untuk jadi utusanNya? Dapatkah orang dengan moral dan nilai2 etika yang sedemikian rendah menjadi pedoman kemanusiaan? Dapatkah seorang pencuri mengajari kita kejujuran? Dapatkah seorang pembunuh menasehati kita tentang martabat dan kesucian hidup? Dapatkah seorang penindas wanita melindungi hak2 kaum wanita?
Tidak heran jika dunia Islam kacau balau. Tidak heran mengapa semua negara2 Islam terbelakang, tak berbudaya, tak produktif dan miskin (minyak bukanlah kekayaan hasil kerja keras Muslim).
Lihat bantahan Muslim atas tuduhan ini di DEBAT: Penjarahan atau Tidak ?