SANDERA: cerita JILL CARROLL 3 bagian

Informasi tentang masa pra-Islam dan perkembangan Jihad di seluruh dunia
Post Reply
ali5196
Posts: 16757
Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm

SANDERA: cerita JILL CARROLL 3 bagian

Post by ali5196 »

http://bangordailynews.com/news/t/jillc ... zoneid=569

Saya mulai menangsi secara histeris. Saya sudah disandera oleh orang2 Iraq pemberontak selama 6 minggu. Mereka berikan saya hijab baru dan nama baru (Aisha) dan mencoba mengajak saya masuk Islam. Mereka membiarkan saya main dgn anak2 mereka sambil terus menuduh saya sbg agen CIA.

"Jihad! Jihad! Jihad!" begitu teriak para penculik saya, dgn entusias dan bahagia.
"Jihad! Jihad!"

• • •

Team Jill

Penculikan Jill Carroll dari sebuah jalanan di Baghdad tgl 7 Januari 2006, dari serentetan penculikan sandera, dan Jill adalah yg paling menghadapi bahaya.

....
Siapa orang2 ini ? Menyandera orang OK, tapi menerima tawaran uang dari saya tidak ? Dan kurang dari sejam setelah membunuh rekan saja, ALAN, mereka mengatakan akan membebaskan saya segera.

Saya di-interogasi, anam surat kabar, agama saya, berapa harga computer saya, apakah memiliki alat signal pemerintah atau militer, apakah keluarga saya ata saya minum alcohol, berapa jumlah wratawan AS di Bagdad, dsb dsb

....
Last edited by ali5196 on Thu Aug 31, 2006 8:48 pm, edited 1 time in total.
ali5196
Posts: 16757
Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm

Post by ali5196 »

http://bangordailynews.com/news/t/jillc ... zoneid=569

Hostage: The Jill Carroll Story - Part 4 : A mother as suicide bomber
By Bangor Daily News Staff
Wednesday, August 16, 2006 - Bangor Daily News << Back
By Jill Carroll and Peter Grier
For The Christian Science Monitor

IBU YG MAU JADI SUICIDE BOMBER

Saat kami berdiri di dapur kecil, Abu Ali, orang yg menculik saya menyatakan dgn bangga bahwa isternya mau mati.

"Um Ali ingin jadi martyr. Ia ingin megnendarai mobil berisi bom!" katanya, dgn wajah berseri2.

Tentu ia harus tunggu karena ia hamil 4 bulan. Islam melarang membunuh fetus pada usia semuda itu, katanya.

"Oh, OK, OK, oh wow," saya mengatakan dgn agak bingung dan tidak tahu lagi apa yg harus dikatakan.

Di dapur itu kami makan2, sambil main2 dgn ketiga anak mereka – semuanya calon
Suicide bomber.

Saya tidak terbiasa dikerangkeng dan masih membiasakan diri secara fisik dan mental. Saya tidak mau menyinggung perasaan mereka tetapi saya SHOCk juga atas pengakuan ibu muda; kaget bahwa Um Ali tersenyum2 genit atas pujian suaminya akan rencananya bunuh diri.

"Oh, saya tidak tahu wnaita boleh jadi car-bomber," ujar saya. Mereka kemudian menjelaskan bahwa itulah satu2nya cara wanita bisa menjadi bagian dari mujahidin. Lelaki bisa mendaptkan kejayaan di medan pertempuran dan wanita dgn meledakkan diri sendiri. Allah maha pemurah, semua diberi kesempatan.

Um Ali juga mengundang wanita2 lain ke dapurnya (semua ister penculik). Mereka megnatkan, tidak baik bagi perempuan utk bekerja, mereka meninggalkan sekolah pada usia 12 utk belajar masak dan jaga rumah.

Lalu piring bekas para suami dikembalikan ke dapur dgn sisa2 makanan berserakan diatasnya - nasi dimanapun, ayam tinggal tulang, pokoknya cocok utk dikasih ke ternak. Tapi ternyata, itulah yg dimakan para wanita.

Saya tidak percaya mata saya ! Begitu lama mereka menyiapkan makanan, dan mereka hanya mendapatkan sisa2nya.

Selama 3 bulan, saya juga makan dari apapun yg tersisa.

• • •

Utk menyenangkan mereka, saya menghafal ayat2 Quran. Tetapi saya tidak pernah bermaksud utk masuk Islam. Semakin saya melihat kehidupan mereka, hubungan antara isteri dan suami, semakin enggan saya utk berpura2 utk masuk Islam.
Pada saat2 macam ini saya menyangka bahwa mereka akan membunuh saya.

Saya bermain dgn anak2 mereka yg imut2, yg satu hari akan menjadi pembunuh masal … waktu rasanya tidak bergerak. Setiap kali saya berlagak normal, saya ingat Alan, penerjemah saya yg mereka BUNUH.

Itulah yg terngiang2 dlm benak saya: jangan mau dibohongi ! Mereka membunuh Alan.
ali5196
Posts: 16757
Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm

Post by ali5196 »

Hostage: The Jill Carroll Story - Part 6: Reciting Koranic verses
By Bangor Daily News Staff
Sunday, August 20, 2006 - Bangor Daily News << Back
By Jill Carroll and Peter Grier
For The Christian Science Monitor

Um Ali – isteri Abu Ali, penculik saya yg berjenggot – terus menemani saya selama 3 minggu pertama saya. Ia berusia 25, cantik dgn mata besar. Kemanapun saya dipindahkan, ia juga ikut. Pada mulanya, saya sangka ia bisa dijadikan teman atau paling tidak mengerti keadaan saya. Tapi ternyata tidak !

Satu malam, Um Ali dan saya bertiduran di kasur tipis yg berfungsi sbg tempat tidur kita pada malam hari dan sbg kursi di di pagi hari. Saay baru melepaskan jilbab saya ketika tiba2 saya mendengar kunci diputar2 secara keras dan sang penjaga bergegas masuk ke kamar kami. Dgn bahasa inggris yg terpatah2, ia memrintahkan saya agr berdiri. Tangan saya begitu bergetar sampai saya tidak bisa memasang jilbab saya.

Penjaga itu melilitkan kaffiyeh merah putih di mulut dan kepala saya dan mengikatnya dgn begitu kasar dan ketat. Saya membuka mata lebar2 karena ketakutan, meminta tolong Um Ali, yg sama sekali tidak menunjukkan simpati.

"Kalau ada tentara AS kesini, kau jangan berani bicara," katanya. Itulah mengapa ia rebut ! Ia menyangka ada tentara didekat sini. Ia lalu menuntut agar saya melafalkan Quran. Saya ketakutan, duduk dgn kepala tunduk, tidak bisa melihat apa2, dan kesulitan nafas.

Setelah 20 menit tidak ada tentara, ia membawa saya kembali ke kamar dan membentak say aagar tidur. Tidak ada satupun kata2 manis atau penjelasan dari Um Ali.

Pada permulaan hari2 saya sbg sandera, seorang ibu tua datang ke rumah tempat saya ditahan. Ia memandang saya dan mengatkan bahwa penangkapan saya adalah
‘thuloum,’ atau suatu ketidakadilan.

"Ini bukan thuloum," bentak Um Ali.

Dan teman saya yg calon suicide-bomber ini semakin hari semakin kesal dan sebal. Ia terpaksa duduk di ruangan kecil dan gelap dgn saya.

Malam itu ia tersenyum lebar mendengar berita bahwa ribuan rumah di California hancur karena kebakaran hutan.

"Ini keadilan dari Tuhan,” katanya, "karena tentara mereka menghancurkan ruamh2 kami."

• • •

Semakin kasarnya Um Ali terhdp saya adalah bahwa setelah berjam2 melafalkan QUran dgnnya, saya tidak juga mau masuk Islam.

Pada pemrulaan saya masih entusias utk belajar, karena saya melihat betapa girangnya mereka kalau saya menunjukkan interes. Tetapi saya membuat kesalahan besar !

Semakin saya membiarkan mereka mengajar saya, semakin besar harapan mereka saya akan masuk Islam. Setelah beberapa minggu, mereka selalu bertanya, "Mengapa kau belum juga masuk Islam ?"

Mereka selalu mengatakan bahwa mereka tidak mau memaksa saya tetapi lalu bertanya2 mengapa saya belum juga masuk Islam. Um Ali mengatakan bahwa ia akan marah kalau saya tidak masuk Islam, mengingat ia menghabiskan begitu banyak waktu mengajar saya.

"Kami khawatir nanti kau akan ke neraka," katanya. "Kami takut nanti kami ketemu kmau di hari Kiamat dan kamu akan mengatakan, 'Kok Um Ali tidak menyelamatkan saya, sih ?' "

• • •
:shock: :shock:
User avatar
curious
Posts: 3138
Joined: Wed Mar 22, 2006 5:08 am

Post by curious »

Image

http://www.msnbc.msn.com/id/14335369

Wartawan Carroll Meminta Ditembak Mati
Reporter “Christian Science Monitor” menceritakan pengalamannya dikurung 82 hari.

BOSTON – Yakin dirinya akan dibunuh orang-orang yang menculiknya suatu hari di jalanan di Baghdad dan menembak mati penterjemahnya, wartawan Amerika Jill Carroll memohon pada penculiknya supaya ditembak mati daripada dibunuh dengan pisau.

“Berjanjilah padaku kamu akan membunuh aku dengan tanganmu sendiri menggunakan pistol ini. Aku tidak mau pisau itu, aku tak mau pisau, pakai pistol,” Carroll menjerit histeris pada orang Iraq yang mengawasinya dengan menyandang pistol 9mm.

Untuk pertama kalinya sejak dia kembali ke Amerikan Serikat di bulan April, Carroll menggambarkan pengalamannya yang mengerikan sebagai tawanan selama 82 hari di Iraq.

The Christian Science Monitor, suratkabar yang mempekerjakan Carroll sebagai reporter di Baghdad (sekarang Carroll bekerja sebagai editor di Boston) menerbitkan bagian pertama dari 11 bagian dari serial ini pada Minggu malam dalam website suratkabar itu.

‘Jihad! Jihad! Jihad!’
Carroll, yang diculik pada tanggal 7 Januari setelah mencoba mewawancarai seorang politikus Sunni, menggambarkan bagaimana suatu Sabtu pagi yang cerah berubah menjadi saat mematikan ketika sekelompok lelaki mengarahkan pistol-pistol mereka padanya dan membunuh teman & penterjemahnya, Alan Enwiya.

Lelaki-lelaki itu mengurungi wartawan berusia 28 tahun itu dan berteriak “Jihad! Jihat! Jihad! dan melaju cepat di jalan utama Baghdad, menurut ceritanya itu.

Carroll menulis bahwa dia kemudian ditanya berapa jumalh reporter Amerika di Baghdad dan dituduh bekerja bagi badan intelegensi Amerika.

Ketika Carroll meminta penculiknya untuk menembaknya dan tidak membunuhnya dengan pisau, dia sudah ditahan selama enam minggu. “Mereka telah memberi aku hijab (tudung kepala) baru, nama baru (Aisha) dan mencoba mengislamkan aku,” tulisnya.

Menonton Oprah, bermain dengan anak-anak
Hari berganti bulan, Carroll yang bisa berbahasa Arab dan pindah ke Iraq untuk mencapai cita-citanya menjadi koresponden luar negeri berkata bahwa dia diinterogasi, tetapi kadang-kadang diberi remote control televisi yang digunakannya menonton acara Oprah Winfrey. Penculik-penculiknya juga membiarkan dia bermain dengan anak-anak mereka.

Satu ketika mereka memberi dia satu piring nasi dan ayam “yang akan pantas bagi tamu terhormat”.

“Kami tidak punya masalah dengan kamu. Masalah kami adalah dengan pemerintahmu,” kata penculiknya sambil menyiapkan pengedaran video yang menunjukkan wartawan ini mengenakan tudung kepala dan menangis.

Ketika Caroll baru kembali ke Amerika Serikat, dia menggambarkan masa tawanannya sebagai pengalaman yang mengerikan di kamar yang bagaikan gua, terpisah dari dunia luar. Dia berkata bahwa dia diancam berkali-kali oleh penawannya, yang menurutnya adalah “kriminal terhebat”.

Kebanggaan Diri Terakhir
Sebelum dia dibebaskan, Carroll dipaksa penawan-penawannya membuat video di mana di mengecam kehadiran Amerika Serikat di Iraq dan memuji para mililtan yang berperang melawan Amerika Serikat di sana. Carroll kemudian membatalkan semua komentar itu.

Orang tua Carroll dan saudari kembarnya tampil di muka umum selama masa kesusahannya itu dengan mengajukan permohonan yang menyentuh hati, meminta kebebasannya di televisi Amerika dan Arab.

Pada hari Rabu, pihak militer Amerika Serikat mengatakan bahwa mereka telah menangkap empat orang Iraq yang dicurigai terlibat dalam penculikan Carroll.
Post Reply