Wawancara dgn Sergei Trifkovic: Mengalahkan JIHAD

Informasi tentang masa pra-Islam dan perkembangan Jihad di seluruh dunia
Post Reply
ali5196
Posts: 16757
Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm

Wawancara dgn Sergei Trifkovic: Mengalahkan JIHAD

Post by ali5196 »

http://www.frontpagemag.com/Articles/Re ... p?ID=21872

Defeating Jihad /Mengalahkan Jihad
By Jamie Glazov
FrontPageMagazine.com | March 31, 2006

Tamu Frontpage Interview hari ini adalah Serge Trifkovic, mantan komentator BBC dan US NEWS dan wartawan World Report. Buku sebelumnya adalah The Sword of the Prophet. Lanjutannya, Defeating Jihad, akan diterbitkan Regina Orthodox Press bulan April.

Glazov: Mr. Trifkovic, welcome to Frontpage Magazine.

Trifkovic: Thank you.

Glazov: Seblum kita membahas buku anda, apa komentar anda ttg Abdul Rahman, sang murtad dari Afghanistan ? Apa makna kasus ini ?

Trifkovic: Kasus ini menjadi cause célèbre hanya karena kehadiran pasukan AS di Afghanistan: menghukum gantung Rahman karena murtad didepan hidung AS akan semakin menunjukkan rapuhnya fantasi kaum neocon AS yg dikenal dgn “demokratisasi Timur Tengah."

Saat Kristen dilecehkan dan dibunuh oleh sekutu2 AS spt Pakistan, Mesir dan bahkan TUrki, tidak terdengar teriakan, protes, apalagi tawaran suaka. Di Pakistan, pembunuhan, diskirimasi dan gangguan terhdp Kristen terus berlangsung. Sertiap cekcok dgn Muslim, biasanya soal tanah, bisa menjadi masalah religius. Kristen secara rutin dtiuduh ‘menghina Islam’, yg hukumannya adalah mati. Tuduhan2 menghina Islam ini bisa dibuat tanpa perlu menunjukkan bukti apapun, dan karena pernyataan Muslim lebih tinggi nilainya dari pernyataan Kristen, anda sudah bisa tebak akhirnya.

Di Mesir, teman baik AS dan penerima pajak AS terbesar kedua, tidak seorang pembunuhpun ditangkap menyusul pembunuhan masal terhdp 21 Koptik Kristen di desa Al-Kosheh. Pembunuhan2 masal yg lebih kecilpun tetap berlangsung. Kedengarankah protes AS ?

Pembunuhan pastor Katolik di Trabzon, di pantai Laut Hitam, Februari lalu adalah kasus klasik Jihad. Pastor Andrea Santoro ditembak 2 kali dari jarak dekat di gerejanya oleh seorang pemuda yg meneriakkan Allahu akbar.

Peristiwa ini menujnjukkan bahwa Turki sama sekali bukan sebuah negara Eropa tetapi masih terbenam dlm ethos yg sangat anti Barat. Malah pada 1955, kaum Kristen Istanbul menghadapi kerusuhan yang paling parah di Eropa sejak Kristallnacht. Dan lihatlah tahun lalu, sukses fenomenal film the Valley of the Wolves, Iraq – film yang paling mahal yg pernah dibuat Turki. Film itu dimulai dgn adegan nyata pd bulan Juli 2003 dimana U.S. Marines melakukan kesalahan dgn menyerang markas Pasukan Khusus Turki di kota Iraq, Sulimaniyah, karena mereka disangka gerilyawan. Washington kemudian meminta maaf. Tetapi film itu membuat insiden itu nampak sbg tindakan AS yg disengaja. Adegan berikutnya menunjukkan tentara AS menyerang mesjid pada saat solat magrib. Mereka membunuhi lusinan orang di sebuah pesta perkawinan (termasuk bocah lelaki),
Dan membiarkan seorang dokter Yahudi (siapa lagi !)mencabut organ2 vital dari tahanan Abu Ghraib, shg bisa dijual di New York dan Tel Aviv!

Tapi kembali kpd pertanyaanmu. Sumber paling bagus adalah buku "The New Persecuted: Inquiries into Anti-Christian Intolerance in the New Century of Martyrs" oleh Antonio Socci. Socci menunjukkan bukti bahwa dalam abad terakhir ini, seikitar 50 juta Kristen Kristen dibunuh hanya karena alasan agama; sekitar 160.000 Kristen dibunuh sejak 1990, mayoritas oleh Muslim di Dunia Ketiga: Timor Timur, Sudan, Mauritania, Nigeria. Socci menunjukkan bahwa fakta bahwa "persekusi global terhdp Kristen ini masih berlangsung dan sebagian besar tidak dipedulikan oleh media massa dan bahkan Kristen di Barat."

Ada 2 proses parallel yg dilewatkan dlm krisis Timur Tengah sekarang ini: kehancuran budaya Kristen di Timur Tengah setelah tekanan Muslim selama 14 abad, dan ketidakpedulian elite Barat yang pasca-Kristen dan Christophobic.

Dibawah Mandat Inggris, Palestina secara resmi merupakan negara Kristen, dgn penduduk Bethlehem 90% Kristen. Sekarang, mereka menghilang. Diantara 3 juta Palestina di Tepi Barat, Gaza dan Yerusalem Timur, hanya tinggal kurang dari 50.000 Kristen. DI tahun 2020 nanti, tidak akan ada lagi gereja yg hidup di tanah Kristus.

Glazov: OK. Mari kita bahas buku anda. Anda mengatakan bahwa ancaman Islam terhdp Barat lebih besar dari kapanpun. Bisakah anda jelaskan ? Dan apakah ini berarti bahwa kita akan kalah dlm perang melawan terror ini ?

Trifkovic: Jelas kita akan kalah. Saya tidak meragukan ini. Setelah Stalingrad, Jerman tinggal tunggu keruntuhannya. Setelah Moskow, Napoleon juga hancur. Dan setelah Gettysburg, Konfederasi AS juga tamat. Kami belum mencapai titik peralihan dlm perang melawan terror ini. Kami perlu strategi pembelaan bukan saja melawan elite jihadis yg kecil tetapi melawan sebuah gerakan Islam yg agresif secara inheren, kuat secara demografis dan kaku secara ideologis - sebuah gerakan yg memiliki proporsi global dan berarti. Diperlukan sebuah gerakan tegas yg sampai sekarang ini belum ada. Kami akan kalah karena kelompok elite kami tidak mau menegaskan siapa musuh kami.

Jaringan Bin Laden mungkin memang dirusak dan terganggu sejak 2001 tetapi iapun tidak dapat bermimpi bahwa 5 tahun kemudian, tujuannya semakin tercapai.

Kemenangan kita bukan akan datang dgn penaklukan Mekah, tetapi dgn memutuskan hubungan AS dgn Mekah (energy independence is a must!) dan dgn mengesampingkan Mekah dari kebijakan imigrasi baru AS.

Glazov: Anda menunjukkan bahwa tidak ada jalan lain: imigrasi dan kehadiran Muslim di sebuah negara berkaitan langsung dgn negara itu menjadi target terror. Bgm menurut anda solusinya ?

Trifkovic: "Jika kau mengenal musuhmu dan dirimu sendiri, kau tidak perlu mengkhawatirkan hasil seratus pertempuran," kata Sun Tzu. Begitu kita mengenal musuh jihadis kita, kepercayaannya, tokoh panutannya, track-recordnya, jalan otaknya, modus operandi-nya, tujuannya, kita juga akan mengenal kelemahannya, yang jelas banyak, termasuk ketidakmampuannya membangun ekonomi makmur atau famili yg berfungsi atau masyarakat yg harmonis. Namun masalah utamanya adalah : mereka yg menyusun kebijakan dan pendapat umum menolak diagnose kami. Karena miskin prinsip itu, elite kami sendiri menganggap jihadis bisa diatasi dgn mengobati hal2 diluar Islam itu sendiri.

Hasilnya adalah berbagai macam "obat" yg sama saja dgn menyembuhkan leukemia dng minyak zaitun. Kami dianjurkan agar membantu kesengsaraan ekonomi dan politik muslim dgn menyebarkan demokrasi dan pasar bebas di dunia muslim, kita perlu meningkatkan investasi dlm diplomasi. Kami malah disuruh agar lebih toleran lagi, lebih inklusif lagi, tidak boleh membeda2kan, agar minoritas Muslim tidak merasa dikesampingkan.

Ini harus dihentikan.



Semua penduduk AS yg mendapatkan kewarganegaraan AS tetapi tetap mengkotbahkan jihad dan Shariah – harus dicabut kewarganegaraannya dan deportasi.

Amerika tidak mengerti bahwa kalau seorang Muslim bersumpah pada konstitusi AS, ini berarti ia telah murtad, karena ia telah mengakui hukum manusia diatas hukum Shariah. Shariah, bagi Muslim bukan hanya tambahan yg bisa hidup berdampingan dgn hukum sekuler ; Shariah itu bagi mereka adalah segala2nya, satu2nya hukum yg benar dan satu2nya dasar kewajiban mereka. Seorang Muslim sejati tidak terikat pada hukum buatan manusia manapun. Bahkan sebuah pemerintahan yg dipilih oleh rakyat, dan bukan oleh Allah, adalah TIDAK SAH. Di mata muslim sejati, Amerika = tidak sah.

Memang banyak Muslim sejati mengambil sumpah setia pada konstitusi AS. Ini karena mereka mempraktekkan TAQQIYA, seni membohongi musuh (non-Muslim), selagi Muslim masih lemah. Cara membohong ini disahkan sendiri oleh nabi mereka, Muhamadm guna men-destabilisasi dan merusak masyarakat non-Muslim dan mempersiapkan diri bagi Jihad. Banyak juga Muslim KTP. Tetapi setiap saat mereka dapat menemukan kembali identitas Muslim mereka, dan konsekwensi akan sangat pahit bagi kita semua.

Anda jangan salah: 1 % Muslim yg tiinggal di AS bertanggung jawab atas 90% kegiatan teroris dan ancaman serius AS sejak 9/11. Pemuda Muslim sejuta kali lebih mungkin mengadakan serangan terror ketimbang seorang Episcopalian, Katolik, Kristen Orthodox, Yahudi, Hindu, atau Budhis.

Dan selama Muslim tulen diijinkan memasuki badan2 keamanan, organisasi2 teroris akan tetap mencoba mencari sesama Muslim diantara badan2 keamanan ini. Kehadiran setiap Muslim sejati dlm institusi macam ini adalah risiko bagi negara.

Setelah revolusi Rusia, semua komunis asing dijadikan obyek deportasi. Dalam satu malam saja, pd bulan Januari 1920, lebih dari 2,500 orang "radikal asing" ditangkap dalam 33 kota diseluruh negeri dan dideportasi ke Negara asal mereka. Mereka yg mengkotbahkan Jihad and Sharia, khususnya harus didepak dgn cara itu.

Glazov: Apalagi resep anda bagi kemenangan ?

Trifkovic: Saya ulangi lagi, kami harus mendefinisikan dan mengerti musuh kami.

Apakah teroris Muslim setia atau melanggar prinsip2 Islam ? Jawabannya ada dlm sejarah dan dogma Islam, dan bukan pada mulut orang2 Barat yg pindah ke Islam dan menyembunyikan loyalitas mereka. Rakyat harus diberitahu ttg kitab2 suci Islam, sejarah ttg hubungannya dgn peradaban lain dan sifat pendirinya, Muhamad. Pendidikan macam ini akan membuka jalan utk mengerti motif, ambisi dan metode teroris.

Kita perlu tahu apakah terorisme melanggar ajaran Islam yg katanya ‘damai’ dan ‘toleran’ atau memang konsekwensi ideologi Jihad.



Glazov: Banyak Muslim mengatakan pada saya bahwa nabi mereka adalah orang damai. Tapi dalam buku anda, nampaknya tidak. Mengapa kalau begitu banyak Muslim yg tidak baca Quran ? Atau mereka memiliki konsep ‘damai’ yg berbeda ?

Trifkovic: Muslim2 macam ini sama saja dgn para apologis Stalin yg mengatakan bawha perang melawan Finlandia adalah perang "defensif" dan Gulag memang diperlukan atau dibesar2kan, atau kedua2nya. Ya, masalahnya adalah bahwa bagi Muslim, Muhamad adalah sosok keagungan yg tidak ada duanya. Mengerti sifatnya adalah kunci cara pikir Muslim.

Mari kita pandang sosok Muhamad yg sebenarnya menurut sumber2 Islam sendiri: Quran and the hadith.

(Blablabla … sudah sering dibahas di FFI ini).
Those sources provide an account of uncertain historical accuracy, but that account is regarded as true by all true Muslims and it provides the scriptural basis for the Muslim faith and the Islamic law. It tells us that he violated the sacred pagan month of Rajab, when no Arab was permitted to raise arms in battle by staging pirate raids on caravans from Mecca. In 624, at Badr, he killed forty Meccans in battle and executed prisoners, with Allah's approval: "instill terror into the hearts of the unbelievers, Smite ye above their necks and smite all their finger tips of them." (8:12) After Badr, to quote Ayatollah Khomeini, "Islam grew with blood."

Muhammad used the prospect of booty and ransom to recruit followers. This motive was so important that it merited a whole sura in the Kuran; but one fifth of everything was Muhammad's! Once the loot was divided it was time to relax: "Now enjoy what ye have won as lawful and good." As for the fallen, a tangible, X-rated paradise filled with virgins "untouched by man" and "fresh" pre-pubescent boys awaited the "martyrs" immediately. The simple preacher eventually morphed into a vengeful warlord, who jubilantly exclaimed that the spectacle of severed enemy heads pleased him better than "the choicest camel in Arabia." Killing prisoners was divinely condoned by Allah. (8:6 Fresh revelations described the unbelievers as "the worst animals" (8:55) and "the vilest of creatures" (98:6) undeserving of mercy. The enemies' heads were to be cut off. (47:4) Killing, enslaving and robbing them was divinely sanctioned and mandated.

When Muhammad returned from Badr to Medina in triumph, he proceeded to settle scores with his detractors - and resorted to murder. He killed Abu Afak, an elderly Jew who dared question Muhammad's methods, and Asma bint Marwan, a poetess who had mocked him in verse, followed by another poet, Kab Ashraf. They were guilty of verbal insults, providing the Islamic view of the freedom of speech that is valid to this day.

Muhammad next told his followers to "kill any Jew you can lay your hands on." When six of his henchmen murdered an elderly Jew by the name of Abu Rafi in his sleep, they argued whose weapon had actually ended the victim's life. The prophet decided that the owner of the sword that still had traces of food on it was entitled to the credit: Abu Rafi had just eaten his dinner before falling asleep, and the fatal slash went through his stomach. The "Prophet's" attack against the Jewish tribe of Banu-'l-Mustaliq came next. His followers kidnapped 500 of their women, and the night after the battle they staged an orgy of rape. His pogroms culminated in the attack the last Jewish tribe in Medina, Banu Qurayzah. Up to 900 men were decapitated in a ditch, in front of their women and children. Allah praised Muhammad for the way "he struck terror into their hearts." (33:25) The women were subsequently raped. Muhammad chose as his concubine one Raihana Bint Amr, whose father and husband were both slaughtered before her eyes only hours earlier.

Allah's messages concerning "the infidel" subsequently grew ever harsher: "Take him and fetter him and expose him to hell fire." (69:30-37) They "will be killed or crucified, or have their hands and feet on alternate sides cut off." (5:33-34) In this world, for the captured infidel "We have prepared chains, yokes and a blazing fire." (76:4) In the hereafter things get even worse: "garments of fire will be cut out for them, boiling fluid will be poured down their heads. Whereby that which is in their bellies, and their skins too, will be melted. And for them are hooked rods of iron." (22:19-22) One single Kuranic verse, "the Verse of the Sword," (9:5) Islamic scholars agree, abrogates 124 earlier verses - the ones that are quoted most regularly by Islam's apologists to prove its tolerance and benevolence.

Muhammad's progression from a marginalized outsider to a master of life and death produced a transformation of his personality in the decade preceding his death in 633 AD. Allah was invoked as the authority supporting the prophet's daily political objectives and his personal needs. Nowhere was this more obvious than when it came to his exaggerated sensuality. He came up with a Kuranic verse approving his nightly trysts with an Egyptian slave girl and admonishing his jealous wives for their objections to the practice. (66:1-3) Allah's revelation also enabled Muhammad to take his daughter-in-
law Zainab as a wife when he lusted after her. (36:37)

Glazov: Anda mengatakan bahwa pada saat Muhamad menikahi Aisha, Aisha hanya berumur 7 dan masih bermain dgn boneka. Dan ia digagahi Muhamad pada usia 9 ! Bgm Muslim bisa menerima ini ? Setiap kali saya menyebut masalah ini dgn Muslim, mereka meluap dgn kemarahan. Bgm menurut anda ?

Trifkovic: Ya. Muslim memang perlu dihadapkan pada PERKOSAAN AISHA, PEMBANTAIAN MASAL, ETHNIC CLEANSING dan GENOCIDE ditangan nabi mereka.

Bahkan dalam konteks abad ke 7 Arab-pun kelakuannya dianggap menjijikkan. Menyerang karavan pada bulan suci, membunuh orang dari sesama clan, membantai tahanan, membunuh orang tanpa provokasi, melanggar perjanjian, mengambil sebagian besar hasil jarahan, dan kebutuhan sex yang meluap2. Ini semuanya juga dianggap keterlaluan oleh orang2 pada jamannya itu.

Pada dasarnya, dorongan dan praktek pertumpahan darah Muhamad memang unik dalam sejarah agama2. Perintah Allah utk "membunuh kafir dimanapun kau temukan mereka" bukan perintah plintat-plintut atau basa-basi. Kata "genocide" malah belum ditemukan saat Muhamad menciptakan teorinya ini, "Saat kami memutuskan utk MENGHANCURKAN SEBUAH PENDUDUK, KAMI AKAN MENGHANCURKANNYA SECARA TOTAL” (“When we decide to destroy a population, then we destroy them utterly.") (17:16-17)

Orang2 tidak patuh akan "KAMI HANCURKAN SECARA TOTAL." (21:11)

Bahwa Islam membagi dunia utk selama-lamanya kedalam Darul Islam dan Darul-Harb, yg harus ditaklukkan dgn jihad, adalah warisan yg paling celaka yg ditinggalkan Muhamad dlm sejarah. Jihad hanya akan berakhir saat "keadilan dan kepercayaan kpd Allah" diterapkan dimana-mana (2:193). Dgn ini Muhamad menyatakan tidak sah segala bentuk eksistensi non-Muslim. Muslim mungkin akan mengadakan taktik gencatan senjata, tetapi jihad tidak akan pernah berhenti sampai semua kafir didunia menerima Islam.



FP: Mr. Trifkovic, thank you for joining us today.
ali5196
Posts: 16757
Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm

Post by ali5196 »

http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... php?t=1165
Abad baru bagi MARTIR: Kekejaman Anti-Kristen
By Chuck Colson, Chairman of Prison Fellowship Ministries
June 17, 2002

Crosswalk.com News Channel - June 6, Martin Burnham, misionaris AS tewas dlm pertempuran antara Muslim jihadi yg menculiknya dan tentara Filipina yg menyelamatkannya. Burnham, menjadi anggota terbaru Te Deum, sebuah nyanyian kuno ttg "pasukan martir berjubah putih" -- yg menurut perkiraan paling akhir sudah mencapai 70 juta nyawa.

Yg paling mengagetkan adalah bahwa menurut perkiraan yg sama, 45 juta martir Kristen tewas di abad 20. Ini dilaporkan dalam buku, The New Persecuted: Inquiries into Anti-Christian Intolerance in the New Century of Martyrs oleh wartawan Italiat, Antonio Socci. Perkiraan ini datang dari sumber2 spt the Oxford's World Christian Encyclopedia.

Kebanyakan dari mereka tewas di negara2 Uni Soviet & Jerman Nazi. Namun ditempat2 lain, Kristen tewas karena agama mereka. Di Armenia, misalnya, 1.5 juta orang Kristen Armenia dibunuh secara masal.

Dan pembunuhan itu masih berlanjut. Menurut perkiraan Socci, rata2 160.000 Kristen tewas sejak th 1990 di kota2 spt Aljazair, Nigeria, Sudan & Pakistan.

Socci menulis bahwa "penindasan Kristen secara global masih berlangsung namun kebanyakan tidak digubris oleh media massa dan Kristen di Barat."
Post Reply