Re: Ali Sina-Kekuatan Di Belakang Muhammad

Kehidupan, pengikut, kepercayaan, pikiran dan ucapan Muhammad.
Post Reply
User avatar
feodor fathon FF
Posts: 4403
Joined: Thu Feb 23, 2006 2:26 pm
Location: INDONESIA

Re: Ali Sina-Kekuatan Di Belakang Muhammad

Post by feodor fathon FF »

Sumber >> http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... .php?t=453
Mental sang Nabi
http://www.faithfreedom.org/Articles/sina10306.htm
The Force behind Muhamad
Kekuatan di Belakang Muhammad
Oleh: Ali Sina

Kepribadian Muhamad merupakan teka-teki. Bahkan mereka yang tidak percaya dia utusan Tuhan dan dapat membuktikan bahwa pribadi dan perbuatannya bukan perbuatan khas nabi, mengakui bahwa Muhammad punya kepribadian yang sangat mempesona dan karismatik. Ia mampu mempengaruhi, mempesona bahkan menyihir orang2 di sekelilingnya
sampai mereka bersedia untuk membunuh baginya.

Apa beda Muhamad dengan orang lain? Dia jenius atau monster?
Dia orang suci atau setan? Baik mereka yang pro maupun kontra Muhamad setuju bahwa ia bukanlah orang rata2. Apa yang membuatnya berbeda? Bagaimana sampai dia dapat membuat orang bertekad bulat baginya, bercita-cita sedemikian besar, berpikir sedemikian muluk dan menjadi begitu kuat dalam waktu yang sangat singkat?

Apa kekuatan di belakangnya?

Tiap hari dimanapun, ada saja orang yang mengaku utusan Tuhan dan ada saja orang yang percaya. Orang2 seperti ini mau saja disuruh membunuh orang2 tak berdosa seperti kasus di Jepang dengan sekte Kebenaran Mutlak (Supreme Truth) atau mau melakukan bunuh diri massal di kasus sekte Amerika yang bernama Gerbang Surga (Heaven’s Gate). Apa yang membuat orang mengaku jadi utusan Tuhan ? Uang? Tentu saja tidak!
analisa **** ini sangat keterlaluan bahkan bukan sebuah perbandingan yg dilakukan Ali **** neah ini akan tetapi ianya sebuah penerapan pola yg rancu.
Si ali sama sekali tdk menganalisa daya tahan sebuah ajaran Serta daya serap ummatnya.
Sekte2 yg dibandingkan di atas tdk dikabarkan nasibnya bagaimana. Dan juga si ali tdk menganalisa sejauhmana kesejatian (kemurnian) akan ajaran mampu bertahan atau tidak. Sbgmana kristen yg mengalami perubahan dan pengurangan Alkitab mereka serta kehilangan hukum atau ritual sang pembawa risalah yaitu Yesus. Ajaran ini sudah tdk murni lagi sama dng sekte2 tsb yg apabila dipertahankan kemurnian doktrin maka tidak akan bertahan lama. Dan ini berbeda jauh dng Islam yg mampu bertahan dng kemurniaan ajarannya. Jelas sebuah kebodohan menyamakan Islam dng sekte di atas yg justru lebih serupa dng kristen.

Apa yang diinginkan pemimpin2 palsu ini adalah rasa hormat, kekaguman dan kekuasaan. Orang2 ini SAKIT JIWA. Mereka adalah narsisis (orang yang amat mencintai diri sendiri sampai taraf tak wajar). Seorang narsisis sangat membutuhkan pengakuan. Narsisis biasanya keras kepala, manipulatif dan haus kekuasaan. Tapi mereka juga cerdas, licik dan punya banyak akal. Narsisis yang paling terkenal adalah Jenghis Khan, Napoleon, Hitler, Stalin, Mussolini, Polpot, Mao, Saddam Hussein dan Idi Amin. Narsisis adalah orang yang cerdas tapi terganggu kejiwaannya. Mereka hanya melihat pengesahan kekuasaannya dan untuk mencapainya ini, mereka akan melakukan apapun. Mereka bohong dengan cara yang sangat meyakinkan. Mereka membangkitkan rasa percaya diri dan tampak amat sangat percaya diri. Tapi ini semua merupakan tudung untuk menyembunyikan perasaan tak tenteram dan ketakutan dalam diri sendiri.
Ini kegagalan nalar si Ali ****….luar biasa tdk mampu membuat kolom perbandingan antara tokoh kristen di atas dng Muhammad. Apakah manusia2 itu bergerak tanpa fasilitas ?....kenapa ini tdk dianalisa dan disinggung ??...**** kah ?
YA tentunya ¡!!
Orang2 yg disebutkan oleh si Ali adalah orang2 yg terjun dalam dunia karir politik dan memiliki fasilitas politik dan hukum yg melindungi. Tdk kah si Ali mengenal sejarah Nabi Muhammad ?.... **** bener2 **** ….bahkan Muhamamd yg tdk difasilitasi oleh karir politik dan payung hukum dikatakan berkuasa dng leluasa sbgmana tokoh2 di atas ??
Waw !!!
Muhammad sendirian jauh dari karir politik dan payung hukum … berjalan tanpa tentara dan istana dan tanpa menggaji atau memberikan daya tawar kepada orang-orang untuk mengikutinya. Bahkan tdk memiliki peluang mengambil posisi yg bisa memerintah. Semuanya berjalan alamiah bahkan ketika dia tdk disukai dengan leluasa orang bisa meninggalkannya. Dan tak ada yg sebanding dng Muhammad dibanding tokoh2 itu .
  • Volumn 003, Book 050, Hadith Number 891.
    -----------------------------------------
    Narated By Al-Miswar bin Makhrama and Marwan : (Whose narrations attest each other) Allah's Apostle set out at the time of Al-Hudaibiya (treaty), and when they proceeded for a distance, he said, "Khalid bin Al-Walid leading the cavalry of Quraish constituting the front of the army, is at a place called Al-Ghamim, so take the way on the right." By Allah, Khalid did not perceive the arrival of the Muslims till the dust arising from the march of the Muslim army reached him, and then he turned back hurriedly to inform Quraish. The Prophet went on advancing till he reached the Thaniyya (i.e. a mountainous way) through which one would go to them (i.e. people of Quraish). The she-camel of the Prophet sat down. The people tried their best to cause the she-camel to get up but in vain, so they said, "Al-Qaswa' (i.e. the she-camel's name) has become stubborn! Al-Qaswa' has become stubborn!" The Prophet said, "Al-Qaswa' has not become stubborn, for stubbornness is not her habit, but she was stopped by Him Who stopped the elephant." Then he said, "By the Name of Him in Whose Hands my soul is, if they (i.e. the Quraish infidels) ask me anything which will respect the ordinances of Allah, I will grant it to them." …………………………………………………………………………………………………………………………
    ……………………………………… Urwa bin Mas'ud got up and said, "O people! Aren't you the sons? They said, "Yes." He added, "Am I not the father?" They said, "Yes." He said, "Do you mistrust me?" They said, "No." He said, "Don't you know that I invited the people of 'Ukaz for your help, and when they refused I brought my relatives and children and those who obeyed me (to help you)?" They said, "Yes." He said, "Well, this man (i.e. the Prophet) has offered you a reasonable proposal, you'd better accept it and allow me to meet him." They said, "You may meet him." So, he went to the Prophet and started talking to him. The Prophet told him almost the same as he had told Budail. Then Urwa said, "O Muhammad! Won't you feel any scruple in extirpating your relations? Have you ever heard of anyone amongst the Arabs extirpating his relatives before you? On the other hand, if the reverse should happen, (nobody will aid you, for) by Allah, I do not see (with you) dignified people, but people from various tribes who would run away leaving you alone." Hearing that, Abu Bakr abused him and said, "Do you say we would run and leave the Prophet alone?" Urwa said, "Who is that man?" They said, "He is Abu Bakr." Urwa said to Abu Bakr, "By Him in Whose Hands my life is, were it not for the favour which you did to me and which I did not compensate, I would retort on you." Urwa kept on talking to the Prophet and seizing the Prophet's beard as he was talking while Al-Mughira bin Shu'ba was standing near the head of the Prophet, holding a sword and wearing a helmet. Whenever Urwa stretched his hand towards the beard of the Prophet, Al-Mughira would hit his hand with the handle of the sword and say (to Urwa), "Remove your hand from the beard of Allah's Apostle." Urwa raised his head and asked, "Who is that?" The people said, "He is Al-Mughira bin Shu'ba." Urwa said, "O treacherous! Am I not doing my best to prevent evil consequences of your treachery?"

    Before embracing Islam Al-Mughira was in the company of some people. He killed them and took their property and came (to Medina) to embrace Islam. The Prophet said (to him, "As regards your Islam, I accept it, but as for the property I do not take anything of it. (As it was taken through treason).
    Urwa then started looking at the Companions of the Prophet. By Allah, whenever Allah's Apostle spat, the spittle would fall in the hand of one of them (i.e. the Prophet's companions) who would rub it on his face and skin; if he ordered them they would carry his orders immediately; if he performed ablution, they would struggle to take the remaining water; and when they spoke to him, they would lower their voices and would not look at his face constantly out of respect. Urwa returned to his people and said, "O people! By Allah, I have been to the kings and to Caesar, Khosrau and An-Najashi, yet I have never seen any of them respected by his courtiers as much as Muhammad is respected by his companions. By Allah, if he spat, the spittle would fall in the hand of one of them (i.e. the Prophet's companions) who would rub it on his face and skin; if he ordered them, they would carry out his order immediately; if he performed ablution, they would struggle to take the remaining water; and when they spoke, they would lower their voices and would not look at his face constantly out of respect." Urwa added, "No doubt, he has presented to you a good reasonable offer, so please accept it." A man from the tribe of Bani Kinana said, "Allow me to go to him," and they allowed him, and when he approached the Prophet and his companions, Allah's Apostle I said, "He is so-and-so who belongs to the tribe that respects the Budn (i.e. camels of the sacrifice). So, bring the Budn in front of him." So, the Budn were brought before him and the people received him while they were reciting Talbiya. When he saw that scene, he said, "Glorified be Allah! It is not fair to prevent these people from visiting the Ka'ba." When he returned to his people, he said, 'I saw the Budn garlanded (with coloured knotted ropes) and marked (with stabs on their backs). I do not think it is advisable to prevent them from visiting the Ka'ba." Another person called Mikraz bin Hafs got up and sought their permission to go to Muhammad, and they allowed him, too. ……………………………………………………………”

Kelainan emosional ini terbentuk di masa kanak2. Hal serupa yang dialami para diktator diatas adalah masa kecil yang sukar dan tanpa kasih sayang. Muhamad adalah yatim piatu. Di jaman itu, anak yatim piatu tidak punya banyak martabat. Kesadaran akan keadaan dirinya ini semestinya mengakibatkan dia merasa tidak tenteram dan tidak berarti. Ketika Muhamad lahir, dia diserahkan kepada wali ibunya yang bernama Thueiba (dari suku Bedouin) yang mengurusnya selama beberapa bulan. (Katib al Waquidi hal. 20).

Ibu kandung Muhamad, Amina, seorang janda dan tidak punya anak lain. Tidak diketahui alasan Amina menyerahkan anak satu2nya kepada Thueiba dan tidak mau mengurus bayinya sendiri. Tidak masuk akal bagi seorang ibu yang membujang untuk menyerahkan anaknya yang tunggal dan memilih hidup sebatang kara. Tradisi tidak pernah lebih kuat daripada naluri keibuan. Jika Amina punya banyak anak, ini baru masuk akal. Tapi Muhamad adalah anak satu2nya. Sukar dimengerti mengapa dia tidak mau mengurus bayinya sendiri dan malah menyerahkannya ke seorang wanita Bedouin untuk membesarkannya. Apakah Amina benar2 mencintai Muhamad? Apakah dia percaya punya bayi mengurangi kesempatannya untuk kawin lagi? Terlalu sedikit informasi yang kita dapat tentang Amina untuk benar2 mengerti dia. Tapi satu hal sudah jelas adalah Muhamad merasa sangat sakit hati pada ibunya. Ini bisa kita lihat nanti.
Ini bener2 analisa gila yg keluar dari otak yg beku ….
Apakah sebuah penyakit ketika seorang anak terlahir tanpa memiliki ayah ?
Aneh bener2 aneh pola pikirnya dan ini diadopt mentah2 oleh netter FFI ??..waw ¡!!
Muhamad yang masih bayi diurus oleh Thueiba. Tidak diketahui tepatnya berapa lama tapi mestinya beberapa bulan karena Muhamad selalu
mengirim hadiah2 padanya saat sudah menjadi kaya. Tapi entah kenapa Muhamad diambil dari Thueiba dan diserahkan kepada Halima. Di bulan2 pertama dalam hidupnya, seorang bayi tidak dapat membedakan identitas diri sendiri dengan identitas ibunya. Tentunya Muhamad tadinya mengira bahwa Thueiba adalah ibu kandungnya. Perubahan “ibu” dari Thueiba kepada Halima mestinya sangat mengagetkannya. Psykologi modern mengerti akibat sebuah perubahan begitu besar pada kesehatan emosi anak kecil, tapi orang2 Arab yang kurang berpengetahuan ini tidak tahu apa2 tentang hal ini.

Lima tahun berlalu, Muhamad tumbuh dengan keluarga lain di tengah padang pasir dan mengunjungi ibu kandungnya dua tahun sekali. Dia sadar bahwa dia bukan anak kandung dalam keluarga tempat dia tinggal tapi dia tidak mengerti kebiasaan orang2 dewasa dan heran mengapa ibunya menolaknya. Anak ini tumbuh tanpa rasa kasih sayang dan menunjukkan tingkah laku aneh sampai2 pengasuhnya dan ibu kandungnya mengira dia kerasukan setan.
Mekka itu adalah Kota …selayaknya kota2 di dunia maka bahasa yg digunakan biasanya bahasa pasar, bahasa gaul yg jauh dari kedalaman bahasa. Demikian juga yg terjadi di Mekka. Maka salah satu pertimbangan di titipkannya Nabi Muhamamd kepada Halimah adalah karena Halimah hidup dilingkungan yg bersih dan berbahasa Arab yg baik dan santun tdk seperti kota Mekka.
apa ini tdk pernah terpikir oleh si **** NA ?
W.M. Watt menerjemahkan biografi Muhamad yang ditulis oleh Ibn Ishaq (hal. 36). Dia mengutip kisah aneh yang diceritakan Muhamad yang membuat orang bertanya2 tetnang kewarasannya.

"...dua orang berbaju putih datang padaku membawa baskom emas penuh salju. Mereka membawaku dan membelah tubuhku, lalu mereka mengambil jantungku dan membelahnya dan mengeluarkan gumpalan darah hitam yang kemudian mereka buang. Lalu mereka mencuci jantungku dan tubuhku dengan salju sampai bersih.”

Keadaan mental sang Nabi sudah jadi masalah sejak dia kecil, dan ini sangat menggelisahkan pengasuhnya yang mengembalikannya kepada ibu kandungnya. Ini adalah kisah yang diceritakan oleh Halima, yang berhubungan dengan terjemahan Guillaume atas tulisan Ibn Ishaq, hal. 72:

"Ayah teman Muhamad berkata padaku, “Aku khawatir anak ini menderita serangan jantung, maka kembalikan dia pada keluarganya sebelum terjadi apa2. … Ibu Muhamad bertanya padaku apa yang terjadi dan terus tanya sampai aku menjawab. Waktu dia bertanya apakah aku khawatir dia (Muhamad) kerasukan setan, maka kujawab iya.”

Wajar kalau anak2 berkhayal melihat monster di bawah tempat tidur mereka, dan berkhayal punya teman gaib, tapi kasus Muhamad tampaknya sangat mengkhawatirkan dan sangat aneh sehingga menakutkan ibunya sampai2 dia menyangka anaknya kemasukan setan.
Kenyataan bahwa pengasuhnya juga mengira hal yang sama merupakan bukti bahwa dia tidak stabil kondisi jiwanya sejak masih anak2.
Ini analisa lemah sebab Muhamamd tdk sendiri ….ada saksi-saksi yg melihat apa yg diutarakan Muhamad yaitu anak2 dari Abu Thalib.
Lagi pula ocehan bahwa itu imajinasi anak2 terbantah sebab hal yg sama diutarakan ketika Nabi Muhammad sudah menjadi Nabi.
  • http://hadith.al-islam.com/bayan/displa ... =ind&ID=96
    Hadis riwayat Malik bin Sha`sha`ah ra., ia berkata:
    Nabi saw. bersabda: Ketika aku sedang berada di dekat Baitullah antara tidur dan jaga, tiba-tiba aku mendengar ada yang berkata: Salah satu dari tiga yang berada di antara dua orang. Lalu aku didatangi dan dibawa pergi. Aku dibawakan bejana dari emas yang berisi air Zamzam. Lalu dadaku dibedah hingga ini dan ini. Qatadah berkata: Aku bertanya: Apa yang beliau maksud? Anas menjawab: Hingga ke bawah perutnya. Hatiku dikeluarkan dan dicuci dengan air Zamzam, kemudian dikembalikan ke tempatnya dan mengisinya dengan iman dan hikmah. Lalu aku didatangi binatang putih yang disebut Buraq, lebih tinggi dari khimar dan kurang dari bighal, ia meletakkan langkahnya pada pandangannya yang paling jauh. Aku ditunggangkan di atasnya. Lalu kami berangkat hingga ke langit dunia. (Sampai di sana) Jibril minta dibukakan. Dia ditanya: Siapa ini? Jibril menjawab Jibril. Ditanya lagi: Siapa bersamamu? Muhammad saw. jawab Jibril. Ditanya: Apakah ia telah diutus? Ya, jawabnya. Malaikat penjaga itu membukakan kami dan berkata: Selamat datang padanya. Sungguh, merupakan kedatangan yang baik. Lalu kami datang kepada Nabi Adam as. (selanjutnya seperti kisah pada hadis di atas). Anas menjelaskan bahwa Rasulullah bertemu dengan Nabi Isa as. dan Nabi Yahya as. di langit kedua, di langit ketiga dengan Nabi Yusuf as. di langit keempat dengan Nabi Idris as. di langit kelima dengan Nabi Harun as. Selanjutnya Rasulullah saw. bersabda: Kemudian kami berangkat lagi. Hingga tiba di langit keenam. Aku datang kepada Nabi Musa as. dan mengucap salam kepadanya. Dia berkata: Selamat datang kepada saudara dan nabi yang baik. Ketika aku meninggalkannya, ia menangis. Lalu ada yang berseru: Mengapa engkau menangis? Nabi Musa menjawab: Tuhanku, orang muda ini Engkau utus setelahku, tetapi umatnya yang masuk surga lebih banyak daripada umatku. Kami melanjutkan perjalanan hingga langit ketujuh. Aku datang kepada Nabi Ibrahim as. Dalam hadis ini dituturkan, Nabi saw. bercerita bahwa beliau melihat empat sungai. Dari hilirnya, keluar dua sungai yang jelas dan dua sungai yang samar. Aku (Rasulullah saw.) bertanya: Hai Jibril, sungai apakah ini? Jibril menjawab: Dua sungai yang samar adalah dua sungai di surga, sedangkan yang jelas adalah sungai Nil dan Furat. Selanjutnya aku diangkat ke Baitulmakmur. Aku bertanya: Hai Jibril, apa ini? Jibril menjawab: Ini adalah Baitulmakmur. Setiap hari, tujuh puluh ribu malaikat masuk ke dalamnya. Apabila mereka keluar, tidak akan masuk kembali. Itu adalah akhir mereka masuk. Kemudian aku ditawarkan dua bejana, yang satu berisi arak dan yang lain berisi susu. Keduanya disodorkan kepadaku. Aku memilih susu. lalu dikatakan: Tepat! Allah menghendaki engkau (berada pada fitrah, kebaikan dan keutamaan). Begitu pula umatmu berada pada fitrah. Kemudian diwajibkan atasku salat lima puluh kali tiap hari. Demikian kisah seterusnya sampai akhir hadis

Bagi masyarakat primitif, orang2 yang sakit jiwa dikatakan “kerasukan setan”. Di jaman sekarang kebanyakan kasus “kerasukan setan” dirawat dan disembuhkan dengan obat2an. Bukannya tidak mungkin jika Prozac (obat anti depresi) ditemukan 1.400 tahun yang lalu, mungkin dunia tidak harus berurusan dengan Islam dan jutaan nyawa tidak perlu dikorbankan di mezbah Allah.

Sekali lagi Muhamad dipisahkan dari satu2nya keluarga yang dia kenal dan di usia lima tahun dia dikembalikan ke ibu kandungnya. Pada saat dia mulai terbiasa dengan ibunya, ibunya kemudian meninggal dunia. Muhamad tidak pernah memaafkan ibunya yang menyerahkannya pada saat dia masih bayi dan meninggalkannya seorang diri pada saat dia masih sangat membutuhkan kasih sayang ibu. Mungkin juga rasa pahit dalam hatinya akan ibunya adalah karena dia tidak merasa dicintai olehnya.

Dalam perjalanannya dari Medina ke Hodeibia, setelah dia menaklukkan Mekah, dia mengunjungi kuburan ibunya, dan menangis di situ. Pengikut2nya juga ikut menangis. Mereka bertanya padanya dan dia menjawab, … “Ini kuburan ibuku: Tuhan mengijinkanku berziarah ke sini. Dan aku minta ijin untuk berdoa baginya, tapi permintaanku ditolak. Maka aku memanggil ibuku untuk mengingatnya, dan teringat kenangan lembut akan dia, dan aku menangis." [Katib Al Waquidi, hal. 21].

Mengapa Tuhan tidak mengijinkan Muhamad berdoa bagi ibunya? Jelas tampak bahwa orang ini tidak dapat memaafkan ibunya, bahkan setelah setengah abad ibunya meninggal. Dia punya luka sakit hati yang dalam yang tidak pernah sembuh.

Setelah Amina meninggal dunia, Muhamad diasuh oleh kakeknya, Abdul Muttalib, yang mencurahkan segala kasih sayangnya karena Muhamad adalah satu2nya yang sisa dari anaknya yang sudah meninggal, Abdullah. Tapi dua tahun kemudian, sang kakek, Abdul Muttalib juga meninggal dunia.

Anak yatim piatu ini merasa sangat getir dengan kepergian kakeknya yang tercinta; sewaktu dia mengikuti rombongan jenazah di perkuburan Hajun, dia tampak menangis, dan ketika dia tumbuh besar, dia menyimpan kenangan kematian kakeknya.

Muhamad lalu diurus oleh pamannya, Abu Talib yang tidak begitu kaya. Abu Talib dengan setia melaksanakan tugasnya. “Kasih sayangnya pada anak muda ini sama besarnya dengan kasih sayang Abdul Muttalib”,
tulis Muir.

“Dia mempersilakan Muhamad tidur di ranjangnya, makan di sisinya, dan pergi bersamanya kapanpun dia pergi ke luar kota. Dan perlakuan lembut ini terus dilakukannya sampai Muhamad muncul dari ketidakberdayaan di masa kecil.”

Kedekatan Muhamad pada pamannya ini menunjukkan bagaimana Muhamad selalu takut kehilangan orang2 yang dikasihinya. Anak laki ini menderita beberapa pukulan berat dalam masa kecilnya. Emosinya luka parah. Ini tampak di kejadian kala dia berusia 12 tahun.

Pada saat itu Abu Talib hendak pergi ke Syria untuk keperluan bisnis. Dia tidak berencana untuk membawa Muhamad serta. “Tapi ketika kafilah siap berangkat, dan Abu Talib sudah mau naik untanya, keponakannya (Muhamad) takut ditinggal sendiri lagi, dan dia merangkul pamannya erat2. Abu Talib terharu dan dia membawa anak itu pergi dengannya.” (Muir p. 33)

Muhamad dengan lembut mengingat kesepiannya dan hari2nya sewaktu jadi anak yatim. Di Surah 93:6 ditulis “Tidakkah Dia menemukan seorang anak yatim dan memberinya persinggahan (dan pemeliharaan)?"


Keadaan psikologis Muhamad ini sangat menarik dan saya akan menjabarkannya dalam buku saya yang akan terbit. Tapi sering terbukti bahwa narsisis adalah orang2 yang sangat sukses. Mereka punya dorongan yang luar biasa untuk memperoleh kekuasaan guna mengkompensasi rasa kesepian dan kurang sayang itu.

Dr. Sam Vaknin adalah seorang psikolog dan ahli dalam bidang narsisisme. Dia menulis:
Seorang yang narsisis sangatlah ahli dalam berpura-pura. Dia seorang yang mempesona, aktor berbakat, tukang sulap, dan sutradara bagi dirinya sendiri dan orang2 di sekitarnya. Sangatlah sukar untuk melihat keaslian dia pada waktu pertama kali berjumpa.

Isinya sangat bombastic ..dimaklum mungkin untuk memberi kesan artikel yg bermutu yg sebenarnya tidak demikian adanya

Tapi ada beberapa tanda yang bisa dikenal:
1. menunjukkan sikap sombong
2. punya kecenderungan untuk mengejek, mengritik dan merendahkan
orang lain
3. punya kecenderungan untuk mem-besar2kan kebohongan yang kecil
dan tidak perlu
4. punya kecenderungan berkhayal untuk mencapai sukses yang tak
terbatas
5. membual tanpa akhir, tidak peduli dan tidak mau mendengar orang
lain
6. mengidealkan seseorang secara berlebihan
7. membuat janji2 yang tidak sepadan dengan keadaan atau tidak ada
kemampuan untuk memenuhinya.
8. tampil dengan gerak-gerik tubuh yang angkuh.
Ini harus baca bukunya …..
Di buku saya nanti, saya akan membahas secara detail semua perilaku ini dalam diri Muhamad berdasarkan Hadis dan Sirat Rasul. Ada banyak bukti yang menunjukkan bahwa sang Nabi adalah seorang narsisis. Misalnya, pengabdiannya kepada wanita yang lebih tua darinya, Khadijah, yang kemudian menjadi istri pertama dan ketidakmampuannya mengasihi wanita lain dengan taraf yang sama. Juga kenyataan bahwa dalam usia lanjut dia berusaha mengisi kekosongan hatinya dengan melakukan hubungan seks dengan begitu banyak wanita muda, dan tidak bisa setia pada seorang pun dari mereka. Sikap ini menunjukkan rasa tak aman dan takut di dalam hatinya.
Dari awal analisa si Ali sudah narcist …. Apakah setiap yg nikahi janda termasuk narcist ¿?....sungguh analisa yg “brilliant” ini point 3 dari ciri2 narcist :
3. punya kecenderungan untuk mem-besar2kan kebohongan yang kecil
dan tidak perlu
Dan sudah sering saya bahasa bahwa pernikahan Nabi di mekah syarat muatan strategi politik bukan kepada masalah mental sang Nabi. Dan itu bisa saya buktikan dng istri2 beliau yang 90 % adalah dari kalangan pentolan2 Madinah dan Mekkah yg eksis.
Tentu saja terlalu gampang untuk percaya bahwa setiap orang yang muncul dan mengaku sebagai nabi berbuat demikian untuk duit. Bukan begitu pada kasus orang2 yang menderita narsisme. Uang hanyalah alat pembantu. Mereka melakukan itu untuk dapat kekuasaan, pengakuan, hormat, dominasi. Orang2 ini sakit dan butuh hormat dan perhatian. Hanya dengan cara menampilkan dirinya sendiri sebagai utusan2 dari sesuatu yang maha penting, barulah mereka dapat memenuhi kebutuhan narsistik melalui orang2 yang percaya pada mereka.
Butuh hormat …ketika Nabi SAW ketika mengaku Nabi diludahi dan dicaci maki, diboikot, dan dihina dan dianggap gila serta kerasukan setan. Anehnya Quran dng ajaib mampu membalikkan sikap demikian 180 derajat ….apa si **** na gak mikir yah ?
Maksud tujuan kemunculan mereka tidaklah penting. Maksud tujuan ini hanya dijadikan alasan, hanya jadi alat untuk mendominasi. Bagi Stalin, alasan yang dipakai adalah komunisme, bagi Mussolini adalah fasisme, bagi Hitler adalah Nasionalisme Sosial (Nazi), dan bagi Muhamad alasannya adalah agama dan monotheisme. Semakin hebat mereka menampakkan dewa2 (komunisme, fasisme, nazi, agama, dll) mereka ini, semakin banyak kekuasaan yang mereka dapat bagi diri mereka sendiri, karena mereka adalah satu2nya wakil2 dari dewa2 tersebut diantara seluruh umat manusia.

Sekali lagi seperti yang dikatakan Vaknin: “Narsisis menggunakan apapun yang bisa disentuh tangan2 mereka guna memuaskan kebutuhan narsistik mereka. Jika Tuhan, syahadat, gereja, iman, institusi agama dapat memenuhi kebutuhan narsistik, maka mereka akan jadi soleh. Mereka akan meninggalkan agama itu jika tidak mendapatkan kepuasan narsistik mereka.”

Contoh yang tepat bisa dilihat pada televangelis (evangelis yang suka muncul di layar TV) Jimmy Swagart yang dengan kepribadian yang penuh kharisma dan teatrikal mampu menggerakkan hati ratusan ribu penonton dan membuat mereka menangis terharu dengan bicara mengenai Tuhan dan moralitas. Nyatanya dia punya khayalan seksual yang kotor dengan para pelacur.

Allah hanyalah suatu maksud bagi Muhamad untuk mempengaruhi orang2 dan mendapatkan kepuasan dari kebutuhan narsistiknya. Allah adalah dirinya yang kedua (ini sama seperti Clark Kent dan Superman). Dia dapat memegang kontrol hidup dan mati orang dengan memberitahu mereka bahwa dialah satu2nya perantara Tuhan dan umat manusia. Dia dapat memaksakan tingkahnya pada mereka dengan memakai firman Tuhan.

Orang2 narsisis tidak mempromosikan dirinya secara langsung. Mereka tahu kalau secara langsung, orang2 di sekitar tidak akan menerima mereka. Mereka pintar dan manipulatif. Bukannya mempromosikan diri sendiri secara langsung, tapi mereka berdiri di belakang dewa2, ideologi2, maksud2 atau agama2 khayalan mereka dan secara bersamaan memunculkan diri mereka sendiri sebagai wakil2 dari dewa2 ini, sebagai satu2nya otoritas yang bisa membawa umat manusia ke tanah perjanjian, satu2nya orang yang dapat mewujudkan impian manusia.

Dr. Vaknin menjelaskan:
“Setiap orang adalah narsisis dengan ukuran yang berbeda. Narsisme adalah kecenderungan yang sehat, yang menolong orang untuk bisa bertahan hidup. Perbedaan antara narsisme yang sehat dan sakit adalah pada ukurannya. Narsisme yang sakit dan dalam bentuk ekstrim disebut NPD (Narcissistic Pathological Disorder) dan ini ditunjukkan dengan tidak adanya emphaty atau rasa pengertian, kasih sayang, simpati bagi orang lain.

Penderita NPD menganggap dan memperlakukan orang2 lain sebagai benda2 untuk dimanfaatkan. Dia menggunakan mereka untuk mencapai kepuasan akan kebutuhan narsistiknya. Dia percaya bahwa dia berhak akan perlakuan khusus karena dia punya khayalan amat megah tentang dirinya sendiri. Orang narsisis TIDAK sadar akan keadaan dirinya sendiri. Pengertian dan emosinya terganggu.”


Penjelasan di atas cocok sekali untuk menggambarkan Muhamad. Muhamad adalah orang yang sangat kejam tanpa perasaan manusiawi. Pertama-tama, dia membentuk agamanya untuk mengambil hati orang2 Yahudi dan menarik mereka jadi pengikutnya. Tapi ketika dia menyadari bahwa mereka tidak akan mau menerima dia (sebagai Nabi) dan tidak mau dijadikan alat perwujudan impiannya untuk mendominasi, maka dia membasmi mereka semua. Dia membantai semua pria dari Bani Quraiza dan dari Kheibar dan mengusir semua orang Yahudi dan Kristen lainnya dari Arabia. Kalau Tuhan memang mau menghabisi orang2 ini, Dia tidak perlu bantuan dari utusanNya.

Sebenarnya saya, A SINA, tidak punya alasan untuk marah pada orang yang sakit jiwa, apalagi yang sudah mati sejak lama sekali. Muhamad adalah korban masyarakat yang berkebudayaan rendah. Dia adalah korban ketidakpedulian ibunya. Muhamad adalah orang yang menderita luka batin yang dalam.

Dr. Vaknin berkata bahwa seorang narsisis “berbohong pada dirinya sendiri dan pada orang lain, menampakkan diri sebagai seorang yang tidak tersentuh, tidak terpengaruh secara emosional dan tidak terkalahkan … Bagi seorang narsisis ‘semuanya serba berlebihan. Jika dia sopan, maka dia pun agresif pula. Janji2nya tidak masuk akal, kritiknya kasar dan mengancam, kedermawaannya tidak berarti.”

Bukankah ini gambaran yang ditampilkan Muhamad akan dirinya sendiri?

Narsisis menderita kelainan jiwa tapi tidak gila. Mereka sadar sekali rasa sakit yang mereka sebabkan pada orang lain dan mereka menikmati nikmatnya punya kekuasaan. Oleh karena itu, mereka harus bertanggungjawab atas perbuatan mereka. Jadi jika neraka yang dikatakan Muhamad itu benar2 ada, maka sekarang mestinya dia berada di dasar neraka yang paling dalam dan tidak seperti yang kau percayai, dia tidak sedang tertawa terbahak-bahak saat ini.
Jangan2 si Ali sendiri yang Narcist yg ingin mendapat pengakuan dan kehormatan di dunia Barat dng artikel2 bodohnya ttg Islam dan simbol2 nya.
Agresf yg tak beralasan sbgmana ciri2 narcist :
Bagi seorang narsisis ‘semuanya serba berlebihan. Jika dia sopan, maka dia pun agresif pula
MO_ISHA
Posts: 74
Joined: Wed May 10, 2006 10:00 pm

Post by MO_ISHA »

Saya juga tidak setuju dengan pendapat Ali Sina tentang kekuatan dibelakang Muhamad. Pasti ada suatu kekuatan dibelakang Muhamad yg kuat,yg membidani lahirnya agama Islam! Sehingga agama ini bisa berkembang seperti sekarang ini,Ali Sina gagal dalam melihat kekuatan ini.

Siapakah kekuatan itu? Itu adalah kekuatan Iblis! Penguasa kegelapan!
Baca ini :

http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... php?t=7294

Jelas kan bahwa Allah swt itu SATAN!

Hal ini tidak dilihat oleh Ali. Muhamad sendiri menurut saya tidak dapat membedakan Setan dan malaikat/Gabriel. Makanya ketika si Iblis atau suruhannya mengaku sebagai Gabriel/Jibril dia percaya aja.
Dan terjadilah kerjasama yg saling menguntungkan diantara mereka. Si Iblis boleh memakai Muhamad sebagai alat menyebarkan agama sesatnya sebagai imbalannya Muhamad boleh mendapat banyak harta dan wanita, bahkan yg umur 6 thn. Dia ditakuti oleh orang2 jamannya, disembah-sembah sebagai nabi. Pokoknya dia memiliki kuasa yg besar layaknya seorang raja.

Dia didukung penuh oleh SATAN dan antek-anteknya dalam menyiarkan agamanya dengan perang. Ini yg tidak dilihat oleh Ali. Pokoknya menurut saya tanpa SATAN agama islam tidak bisa sebesar sekarang.
User avatar
sergius
Posts: 2004
Joined: Sun Sep 24, 2006 3:46 am
Location: Tzu Chi homebase

Post by sergius »

Artikel yang menarik sekali.....

Gak usah sewot feodor, itu kan hanya pendapat pribadi si Ali Sina.

Lu kalo mau berpendapat juga boleh2 aje kok....

Kalo menurut gw, itu artikel blm cukup untuk membuktikan kekuatan di belakang Muhammad. Memang gw juga sependapat bahwa sosok Muhammad sangat lah kharismatik dan dianggap sebagai panutan orang banyak (muslim), tapi sebenarnya dia hanya lah seorang panglima perang.

Jaman dahulu, panglima perang dengan status kemenangan dan kesadisan seperti si Muhammad memang sangat disegani sehingga kata2nya menjadi semacam ayat suci. Pengikutnya gak bisa membedakan lagi antara perasaan kagum dan takut akan sosok Muhammad. Dengan memberikan info bahwa darah orang yang murtad halal untuk diambil, muslim (pengikut Muhammad) menjadi takut.

Ambil aja contoh.... seorang pegawai rendah pasti akan berkata ya ya ya ya dan menggangguk2 ketika dihadapkan dengan seorang yg punya kuasa besar.

Jangan lupa kalo Muhammad juga menghimpun kekuatan sebelum melancarkan perluasan agama dengan pedang. Dia menikahi janda2 kaya dan punya kuasa besar.

Tapi kembali lagi membahas tentang asal mula kekuatan yang mendorong knp si Muhammad berlaku demikian sepertinya pendapat Ali Sina memang ada benarnya. Narcist.....
Post Reply