Marilah kita simak sejenak apa pendapat pihak muslim mengenai ketaatan wajib yang harus diserahkan kepada Muhammad!
klik
1. Ditaati Perintah dan Larangannya
Seorang Muslim wajib menta’ati Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, baik melaksanakan perintahnya atau menjauhi larangannya. Karena pada dasarnya, ketaatan kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam adalah manifestasi dan bukti ketaatan kepada Allah Subhaanahu wa Ta'ala,
Bagaimana cara menaati Allah swt dalam persepsi muslim, cukup jelas kita baca dari kutiban di atas. Muhammad saw adalah MANIFESTASI ALLAH SWT yang riil di dunia ini. Tanpa kehadiran Muhammad saw, Allah swt sama sekali tidak dikenal keberadaannya. Dengan hadirnya Muhammad menunjukkan kehadiran Allah swt di tengah-tengah umat. Memberikan ketaatan iman kepada Muhammad saw dikatakan dengan serta merta dipandang sebagai cara mentaati Allah swt. Sungguh Allah swt telah bermanifestasi di dalam mulut Muhammad, di dalam perilaku kehidupan Muhammad. Hukum-hukum ilahiyah bersumber dari mulut Muhammad saw.
Cara bagaimana seorang Muslim dapat mengenal Allah swt hanyalah satu-satunya dengan mengenal Muhammad secara total melalui segala macam sunnah-sunnah yang diucapkan Muhammad saw. Tampaknya jika kita melakukan sortasi terhadap mana perintah Allah swt dan mana perintah Muhammad, kita akan temukan fakta di mana mayoritas perintah-perintah tersebut datang dari dan diungguli Muhammad saw. Muhammad saw sang creator terbesar dasar-dasar hukum Islam dan dijadikan sebagai hukum ilahiyah. Bukti tersebut dapat kita lihat dari beberapa hadits yang mengungkapkan penjelasan ini. Ada banyak hadits-hadits yang diriwayatkan berbagai periwayat yang mengacu pada para sahabat Muhammad saw, mencatatkan bagaimana aturan-aturan hukum dibuat dan kemana arah tujuan hukum diadakan. Dari aturan dalam skala remeh tentang cebok misalnya hingga kepada perkara pelik tentang tata cara sholat, bagaimana supaya mendapat pahala dalam ukuran maksimal dan sebagainya.
Sebagai aturan hukum yang lahir dari mulut Muhammad, sudah barang tentu tidak dapat dilepaskan dari motive kepentingan Muhammad saw. Muhammad saw menciptakan hukum untuk mengamankan posisinya sebagai nabi satu-satunya, menciptakan aturan hukum agar setiap umat tidak boleh melupakan jasa-jasanya sebagai pemimpin tertinggi yang harus dikenang sepanjang masa. Dia juga ciptakan hukum agar bekerja secara otomatis memenuhi pundi-pundi pribadi dengan kaidah 20 % dari semua harta Allah swt, meski dia tidak harus bekerja mencari nafkah sendiri. Mesin uang yang menakjubkan!
Inilah ukuran-ukuran ketaatan yang telah ditetapkan Allah swt untuk menguji hati setiap muslim. Akankah setiap muslim taat kepada Allah swt? Jika Muslim mau taat, maka penuhilah ketaatan tersebut dengan taat dan tunduk terhadap setiap ketetapan yang dikeluarkan Muhammad saw.
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan rasul-Nya Maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.” (QS Al-Ahzâb: 36).
Kuasa illahi di dalam mulut Muhammad saw!
Muhammad saw dinyatakan pada ayat di atas sebagai elemen penentu dan menjadi hakim yang memutuskan apakah seorang muslim berada di dalam kesesatan atau tidak! Sebuah kekuasaan yang menyamai kekuasaan Allah swt yang tiada tandingannya itu. Jadi tidak ada kekuasaan lain selain Muhammad saw dan Allah swt di kolong langit. Keduanya membentuk satu persekutuan yang saling mengakui kekuasaan masing-masing. Mereka membagi peran tak terbantahkan muslim. Di tangan Muhammad saw tergenggam kekuasaan Allah swt meski sangat sukar menemukan adanya bukti dokumentasi perjanjian sharing kekuasaan tersebut di dalam Quran. Mengapa mereka melakukan power sharing? Tidak diterangkan dalam Quran! Semuanya terjadi begitu saja secara alami!
Lihat lagi apa kata Muhammad...(sesuai sumber laman web muslim)
“Setiap umatku akan masuk surga, kecuali yang enggan. Sahabat bertanya, “Siapakah orang yang enggan?” Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa yang menaatiku, maka akan masuk surga. Dan barangsiapa yang mendurhakaiku, maka dialah yang termasuk enggan masuk surga.” (H.R. Bukhârî dan Muslim).
Semakin memperkuat bukti bahwa sesungguhnya tidak ada yang perlu di taati Muhammad! Bacalah maksud dari perkataan beliau dan cermati maknanya. Tidak dapat dipungkiri lagi, Muhammad adalah hakim penentu bagi seorang Muslim/ah agar masuk surga!
Dasar-dasar yang melandasi tugas Muhammad sebagai pencipta hukum dinyatakan oleh ayat ini:
“Dan apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia, dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah” (QS. Al-Hasyr: 7)
Allah swt tidak perlu lagi menetapkan hukum itu sendiri, semuanya telah diserahkan kepada Muhammad!
Oooo...anda menyimpangkan artinya, kata saudara Muslim...Menurut mereka, tentu saja apa yang disampaikan Muhammad memang harus ditaati mengingat beliau hanyalah meneruskan perkataan Allah swt. Kita dapat memaklumi alasan muslim tersebut. Sayangnya...tanpa Muhammad saw, Allah swt tidaklah dapat dikenali Muslim. Siapakah dia? Dia adalah Allah swt yang bergantung pada keberadaan Muhammad. Setelah Muhammad saw meninggal, masihkah Allah swt dikenali lagi melalui firman-firmannya kepada yang lain? Sama sekali tidak ada dan tidak dapat dibuktikan jejak keberadaannya. Jadi firman Allah swt di dalam Quran sesungguhnya firman siapa?
Oleh karena itu tidak satu pun Muslim yang akan berhasil menjelaskan kepada siapakah Muhammad saw harus menyerahkan ketaatannya mengingat hanya ketaatan kepada Muhammad yang melulu dibicarakan!
AQ: Muslim Wajib Taat Pd Muhammad, Muhammad Taat Pd Siapa?
Mirror
Faithfreedom forum static