Faith Freedom International - Forum Indonesia

Allah Berfirman:
"Wahai orang-orang yang beriman, taatlah kalian kepada Allah dan taatlah kalian kepada Rasul (Nya) dan ulil amri di antara kalian. Maka jika kalian berbeda pendapat dalam sesuatu (perkara), maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul-Nya (Sunnahnya), jika kalian memang beriman kepada Allah dan Hari Akhir. Yang demikian itu adalah lebih utama dan lebih baik akibatnya." (QS. An Nisaa' : 59)

Dari ayat di atas, Muslim diperintahkan agar mentaati Muhammad hingga pada titik dan koma yang ditetapkan Muhammad.

Pertanyaannya kini adalah SIAPAKAH YANG DITAATI MUHAMMAD??

AQ: Muslim Wajib Taat Pd Muhammad, Muhammad Taat Pd Siapa?
FFI Alternative
Faithfreedompedia

Pertanyaan besar ini tidak akan terjawab muslim manapun berdasarkan penjelasan Quran. Rasanya belum ada ayat Al-Qur'an yang memerintahkan Muhammad saw agar taat kepada Allah swt sebagaimana perintah untuk mentaati Allah swt yang ditujukan untuk semua muslim (dan ketaatan yang sama harus pula diberikan semua muslim kepada Muhammad).

Ketaatan itu sendiri diartikan sebagai mengikuti semua perintah dan larangan yang diturunkan Allah swt secara total baik secara terpaksa maupun sukarela. Muslim wajib hukumnya mentaati semua itu dengan harapan apa yang dijanjikan Allah swt akan terwujud, demikian pula agar harapan dari pihak Allah swt agar kelak Muslim menjadi insan yang sempurna (insan kamil) tercapai.

Bagaimana cara mentaati Allah swt oleh Muslim diterjemahkan menjadi ketaatan kepada Muhammad saw mengingat Muhammad saw merupakan "wakil" Allah swt di bumi yang punya kewenangan menentukan dan menetapkan hukum. Apa yang disampaikan Muhammad selama hidupnya dipandang sebagai perkataan Allah swt sendiri dan untuk meraih tujuan-tujuan ilahi dari Allah swt. Melanggar salah satu dari perintah Allah swt yang disampaikan Muhammad berakibat mendatangkan sanksi hukum dan sanksi moral. Bentuknya yang paling keras berupa azab dari Allah swt di saat sekarang ini dan juga akan diterima kelak di akhir usia alam semesta alias akhir zaman. Azab di bumi dilaksanakan oleh para Ulama atau ahli hukum Islam sebagai eksekutor Allah swt.

Tetapi apakah yang terjadi jika Muhammad saw sendiri melanggar salah satu dari ketetapan dan perintah Allah swt. Apakah Muhammad juga menerima konsekuensi atas pelanggaran hukum Allah swt sama seperti yang diterima muslim? Kalau benar seperti itu, dari mana kita dapat mengetahui sanksi hukum ilahi mana yang pernah dialami Muhammad? Al-Qur'an? atau Ahadits? Muslim mungkin punya bukti-bukti yang menjelaskan.

Apa yang dapat kita katakan jika sekiranya tiada satu bukti pun yang diperlihatkan Al-Qur'an dan ahadits mengenai adanya sanksi tersebut?

Tentu saja kita punya pendapat bahwa Muhammad adalah manusia yang kebal hukum. Posisinya berada di atas hukum-hukum Illahi mengingat tempatnya disejajarkan dengan Allah swt. Kedudukan yang sangat kuat sekali untuk bisa disentuh hukum itu sendiri.

Oleh karena itu pertanyaan besar di atas masih tetap belum mendapat jawaban. Siapakah yang ditaati Muhammad saw?

AQ: Muslim Wajib Taat Pd Muhammad, Muhammad Taat Pd Siapa?
Mirror
Faithfreedom forum static

"otong"nya ?

Muslim wajib taat muhammad, kalau saya sebut lebih taat dari pada awlohnya.
Bayangkan sampai saat ini tak ada seorang muslimpun yang berani membocorkan rupa muhammad,kalaupun ada yang bermimpi ketemu muhammad, tak sudi digambarkan, celaka tujuh turunan.

Allah swt, Tuhan Islam yang disembah Muslim 5 x sehari dalam bacaan 17 rakaat sehari kita ketahui memiliki hak-hak yang tidak terbantahkan (berdasarkan teori ketuhanan yang dianut Islam) melebihi apa dan siapa pun di jagad ini. Hak-haknya ini meliputi hak untuk mengikuti aturannya sendiri maupun TIDAK MENGIKUTI! Siapa pun Muslim pada dasarnya tidak dapat memastikan apakah Allah swt yang mereka sembah mau berpegang teguh kepada ketetapannya atau sebaliknya mengabaikan ketetapan yang telah dibuatnya. Bahasa muslim akan selalu berakhir dengan satu kalimat "semuanya terserah pada kehendak Allah swt". Bahasa yang hampir sama yang dipakai junjungan Muslim, Muhammad saw ketika kepadanya dipertanyakan mengenai jaminan keselamatan dari Allah swt terhadap dirinya. Dalam salah satu hadits Muhammad berseru kepada kaum-kaum kerabat dan sahabatnya, "Wahai fulan, selamatkanlah dirimu sendiri, karena aku sendiri tidak mengetahui apa yang akan diperbuat Allah terhadap diriku!" Muhammad saw sang kekasih Allah swt bisa saja dicampakkan Allah swt ke dalam dapur penggorengan neraka hingga seluruh badannya hangus, terlebih lagi Muslim yang bersama-sama Muhammad saw akan digiring ke neraka untuk tujuan khusus yang ditetapkan Allah swt dalam QS 19: 71.

Bagi Allah swt tiada acuan standar yang tetap. Sekali ia merubah acuannya dengan acuan lain yang berbeda, muslim dilarang memprotes. Apa yang sudah ditetapkan Allah swt harus diterima dengan ketundukan total. Allah swt lebih mengetahui apa yang dikehendakinya!

Ketika Allah swt yang semula menjanjikan surga dalam berbagai ayat Al-Qur'an tiba-tiba berubah pikiran dalam QS 19: 70 kemudian mengabaikan janji-janjinya itu dengan membuat ketetapan baru pada ayat 71, dia telah melanggar ketetapan awalnya sendiri dalam menjanjikan surga pada muslim. Siapakah muslim yang sanggup mengatakan Allah swt telah menghianati janjinya sendiri? Tidak akan ada seorang pun. Apa lagi kemudian muslim menjatuhkan sanksi. Itu lebih tidak mungkin lagi! Sudah pasti terdengar konyol bila ada muslim protes. Demikian pula kisahnya menjadi setali tiga uang dalam diri Muhammad! Tidak ada seorang muslim pun yang protes ketika Muhammad melanggar titah Allah swt untuk menghargai masa iddah seorang wanita muslim dengan mengabaikan ketentuan tersebut ketika meniduri Safiyah, hasil jarahan perangnya dari kaum Yahudi Khaibar. Tidak seorang muslim pun yang protes ketika Muhammad saw berzinah dengan Mariyah Qubtiyah. Hebatnya lagi Allah swt tidak protes dan menghukum Muhammad saw. Yang bersikap oposisi terhadap perilaku Muhammad yang tidak terpuji itu hanyalah istri-istrinya yang sekian banyak itu. Dan hasilnya sungguh luar biasa. Allah swt justru berpihak pada Muhammad saw dengan mengirimkan ancaman kepada para istri yang melakukan mogok layanan seks selama satu bulan (29 hari) untuk menceraikan mereka dan mengganti dengan yang katanya lebih taat kepada sang kekasih Allah swt.

Jadi jika Allah swt tidak dapat diprotes dan tidak dapat dipersalahkan atau dia dibebaskan dari perlanggarannya sendiri, itu artinya kedudukan Allah swt jauh di atas segala hukum-hukum. Ia bebas menciptakan tipu daya terhebat yang lebih hebat kekuatannya daripada kehebatan tipuan lawannya sebagai balasan yang sempurna. Sementara kepada muslim Allah swt dikatakan tidak boleh menipu kecuali menipu kafir demi kepentingan Allah swt dan Islam. Muslim yang menipu sesama Muslim, nantikanlah Azab Allah swt yang maha pedih. Ada konsekuensi berupa rasa sakit yang dahsyat sebagai hukuman. Allah swt, jangankan menerima sanksi, mengerti arti pentingnya perpegang teguh kepada hukum yang dibuatnya saja sama sekali tidak mengerti. Allah swt hanya mengerti arti sanksi apabila hukuman tersebut diarahkan untuk muslim dan non muslim karena Allah swt akan mendapatkan kepuasan tersendiri menyaksikan siksaan yang diderita manusia. Ia mengerti karena ia puas dan tersenyum sinis mendengar lolongan manusia yang menderita.

Masakkan Allah swt menghukum dirinya sendiri? Yang benar saja? Tentu tidak mungkin!
Masakkan Muhammad saw menghukum dirinya sendiri? Yang benar saja? Tentu tidak mungkin!

Maka kita akan bingung, sesungguhnya siapakah yang ditaati Muhammad?

Muslim punya jawaban?

AQ: Muslim Wajib Taat Pd Muhammad, Muhammad Taat Pd Siapa?
Mirror
Faithfreedom forum static

Sebagai syarat bandingan perlu dan cukup dalam pembahasan mengenai artikel pendek-pendek saya ini dapat saya kemukakan kembali dari trit saya yang ini:

Muhammad Terpuji? Gak Salah Tuh?

Surah Asaba [80] yang menjadi dasar rujukan di sana, sama sekali tidak memperlihatkan adanya sanksi moral yang harus ditanggung sang junjungan Muslim atas sikapnya yang sesungguhnya kurang terpuji. Al-Qur'an sewajarnya menunjukkan konsekuensi dari sikapnya tersebut apabila mau mempertahankan statusnya sebagai manusia yang dipenuhi karakter teladan. Kita tentunya dapat belajar dan dapat pula menjadikan teladan dari seseorang yang memiliki kemauan untuk mengakui kesalahannya secara terbuka di hadapan kita semua dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Apa yang kita patut teladani adalah keberanian untuk mengakui dan meminta maaf. Meminta maaf kadang kala merupakan tindakan yang paling sulit dilakukan. Ada banyak pertimbangan manusiawi-menurut kita pribadi-jika kita diharuskan meminta maaf kepada orang lain yang telah kita curangi. Salah satunya adalah gengsi pribadi Demikian juga mengambil sikap mengampuni kesalahan orang lain. Itu sedemikian sulit! Membutuhkan perjuangan yang berat mengalahkan keberatan hati kita sendiri, mengalahkan sikap egois dalam diri kita. Seakan-akan rasanya harga diri kita akan runtuh, hancur lebur!

Itu juga yang menjadi pertimbangan Muhammad (barangkali!) sehingga ia tidak menyatakan sedikitpun penyesalan di dalam surah Asaba. Ada gengsi yang harus dipertahankan sebagai kekasih Allah swt yang tidak pernah salah. (ingat, Alquran dengan cara yang berlebihan mengakui Muhammad tidak bersalah dengan menyatakan Allah swt TELAH MENGAMPUNI dosa Muhammad yang bahkan belum dilakukan!). Kapan ia merasa bersalah jika belum apa-apa, masih rencana berbuat saja sudah langsung dihapus dosanya. Belum dilakukan! Oleh sebab itu, sesungguhnya pandangan ini secara tersembunyi dan malu-malu ingin mendeklarasikan Muhammad saw adalah manusia yang bebas dari dosa! Siapa manusia yang bebas dari jerat dosa? Tidak ada bukan? Keadaan itu hanya berlaku untuk pribadi Allah swt sendiri. Apa kesimpulan Anda mengenai Muhammad yang dideklarasikan tak berdosa ini?

Lagi-lagi masih belum terjawab pertanyaan tersebut. Siapa yang harus ditaati Muhammad?

AQ: Muslim Wajib Taat Pd Muhammad, Muhammad Taat Pd Siapa?
Mirror
Faithfreedom forum static

kalau mau ikuti jalur kenabian yg dibuat muhamad,sebuah ahdis mengatakan kira2 begini= ....antara isa dgn muhamad tdk ada nabi.berarti sebelum muhamad kena cekik jibril digua hira,maka muhamad taat sama nabi isa
tapi muslim2 ga berani jwb krn nanti ditanya lg bagian mananya kelakuan isa yg ditaati muhamad??
sudah dipastikan kelakuan muhamad sesuai hadis shahih maupun sirah2 tertua islam membuktikan muhamad jauh sekali dr teladan isa.kalau dikasih nilai teladan isa bernilai 10 sedangkan muhamad NOL BESAR (0)

Ya memang jalan pikirannya kan dari sononya uda di set begitu bro
Taat Allah = taat Muhammad, kan kekasihnya getoooo

OpoBener wrote:Ya memang jalan pikirannya kan dari sononya uda di set begitu bro
Taat Allah = taat Muhammad, kan kekasihnya getoooo

itu memang dogma umum untuk muslim...

sebagai panutan moral bagi semua muslim, dari manakah muslim boleh belajar taat jika bukan dari junjungan mereka?
dan untuk itulah kita perlu melihat dasar ketaatan tersebut langsung pada sumber teladannya.

jika sang sumber teladan mampu taat kepada yang lebih di atasnya, ada alasan bahwa yang lain pun akan mampu asalkan mau mengikuti pola yang dilakukan sang sumber
dengan satu adagium: sumber dan pengikut sama-sama manusia dengan kemampuan yang sama yang telah dianugrahkan sang Pencipta

Maka patut dipertanyakan, apakah Muhammad bersikap taat pada atasannya.

Kalau ada muslim yang mengklaim Muhammad mampu, bolehlah menunjukkan referensi mereka. Saya sendiri pesimis muslim mampu!

Kenapa pesimis?
Beberapa ayat Quran membuktikan ke-tidak-mampu-an tersebut. Sebagai contoh, sebuah ayat Quran dengan tegas mengatur bahwa seseorang boleh beristri tidak lebih dari 4 orang. Lebih dari jumlah 4 merupakan sebuah pelanggaran di mata Allah swt! Bagaimana dengan Muhammad? Sumber-sumber Islam sendiri membuktikan setidaknya Muhammad punya 11 istri. Dalam hal jumlah istri 11 orang, sudah pasti Muhammad melanggar aturan yang diturunkan Allah swt.

Bagaimana dengan Quran, ternyata sama saja! Alih-alih memerintahkan patuh pada aturan ilahi dari Allah swt, justru Allah swt mendeklarasikan HAK MELANGGAR ATURAN bagi muhammad dengan mengijinkannya tidur dengan semua wanita. Kalau demikian, kepada siapa Muhammad harus meletakkan ketaatannya sehingga ia patut dijadikan contoh model yang sukses menjalankan ketaatan secara sempurna?

Muslim pastilah lebih mengetahui...(Note: bukan Allah yang lebih mengetahui Allah swt sosok provokator, jadi harus disingkirkan )

wah...sampai sekarang tidak satu orang muslim pun yang datang menjelaskan "kepada siapakah Muhammad harus menyerahkan ketaatannya?"

jadi kalau begitu, muhammad gagal menjadi suri teladan...

ya nabi tidak bisa disamakan sepenuhnya dengan ummat. Nabi itukan petugas ilahi, utusan ilahi, tentu saja ada beberapa hal yang bersifat pengecualian atas hak khusus, bahkan kewajiban khusus yang tidak dimiliki oleh ummat.

sama lah seperti struktur organisasi pemerintahan. aparat pemerintah itu disamping sbg sipil biasa juga merupakan sipil istimewa dgn aturan2 yang berbeda.
demikian juga para nabi. mereka itu aparat Ilahi.

CRESCENT-STAR wrote:ya nabi tidak bisa disamakan sepenuhnya dengan ummat. Nabi itukan petugas ilahi, utusan ilahi, tentu saja ada beberapa hal yang bersifat pengecualian atas hak khusus, bahkan kewajiban khusus yang tidak dimiliki oleh ummat.

sama lah seperti struktur organisasi pemerintahan. aparat pemerintah itu disamping sbg sipil biasa juga merupakan sipil istimewa dgn aturan2 yang berbeda.
demikian juga para nabi. mereka itu aparat Ilahi.

Maksud nya apa bung??
Dalam pengertian ane, seorang nabi adalah manusia biasa dimana Allah memilih nya untuk menjadi corong untuk menyampaikan berita kebenaran, menegur dan kadang menjadi seorang hakim - dalam beberapa kasus di PL.

Apa yang dia katakan pada umat nya, tentu berlaku juga pada diri nya , tidak mungkin Allah kemudian mengistimewakan nabi tsb. Contoh : Jika Musa mengatakan Dilarang Berzinah, hukum itu berlaku bagi Musa juga. Tidak ada keistimewaan bagi Musa. Sebaliknya dia harus jadi panutan dalam segala sikap dan perilaku nya.

Daud berzinah dan (membunuh), walau Daud dapat dikatakan lebih besar dari nabi natan, tapi nabi Natan tidak segan menegur nya dan Daud mengakui dan bertobat. Ane tidak paham jalan pikiran auloh, mengapa muhammad harus diberikan perlakuan istimewa?? DIBEBASKAN DARI SEGALA DOSA bahkan diangkat menjadi seorang yang mulia dan sempurna. Ini menyalahi dan melanggar perkataan TUHAN sendiri, jika auloh adalah TUHAN.

Kan di Iiiiseram Muhammad itu sudah seperti layaknya Tuhan, sejelek apapun moralitasnya tidak boleh dibantah dan dipertanyakan karena akan melukai hati owloh wts karangannya.

@ bung Angky,
apa saya tidak sepakat bahwa nabi itu manusia biasa dari statement saya di atas ??
dan ataukah saya mengatakan di atas bahwa SELURUH aturan untuk nabi dan ummat berbeda ??
ataukah saya di atas mencontohkan salah satu aturan yg hanya berlaku bagi ummat dan tidak bagi nabi adalah masalah zina dan membunuh ??

jangan suka membawa kebiasaan mencampurkan hal hal khusus dengan hal hal umum. nanti bingung sendiri ..!

CRESCENT-STAR wrote:@ bung Angky,
apa saya tidak sepakat bahwa nabi itu manusia biasa dari statement saya di atas ??
dan ataukah saya mengatakan di atas bahwa SELURUH aturan untuk nabi dan ummat berbeda ??
ataukah saya di atas mencontohkan salah satu aturan yg hanya berlaku bagi ummat dan tidak bagi nabi adalah masalah zina dan membunuh ??

jangan suka membawa kebiasaan mencampurkan hal hal khusus dengan hal hal umum. nanti bingung sendiri ..!

Bung Crescent, karena itulah saya menanyakan maksud statement bung itu apa. Yang ane uraikan adalah pengertian yang menurut ane.

Lebih baik bung jabarkan supaya tidak ada kesan seperti uraian ane tersebut.

TS sudah mencontohkan di atas

Nabi bukan manusia ?
Nabi bukan umat allah?

Sepertinya Nabi ini ingin menyamai atau melebihi seseorang yang dianggap anak Tuhan oleh beberapa orang Arab di zamannya dengan menjadi kekasih Tuhan serta memiliki hak khusus.

bukan hanya HAK KHUSUS, tetapi juga TUGAS KHUSUS. munculnya HAK KHUSUS tersebut adalah karena ada TUGAS KHUSUS yang tidak dimiliki oleh ummat.

Tugas umat antara lain, menolong alloh... Berarti muhammad tidak menolong alloh...

Tugas umat antara lain, membenci kafir... Berarti muhammad tidak membenci kafir...

Poligami maksimal 4 istri... Berarti muhammad boleh lebih dari 4... Atau muhammad tidak poligami(wah mulia sekali :-) ).

Misalnya kayak gitu ya pak Cs?

CRESCENT-STAR wrote:bukan hanya HAK KHUSUS, tetapi juga TUGAS KHUSUS. munculnya HAK KHUSUS tersebut adalah karena ada TUGAS KHUSUS yang tidak dimiliki oleh ummat.

Ustad CS Anda pasti paham betul bahwa menjadi utusan Tuhan yg sesungguhnya adalah tidak boleh cacat Rohani cacat moral dan cacat perilaku.

oleh karena itu tentu anda fasih dan membaca dengan benar dan teliti dari berbagai macam sumber islam anda sendiri.

Apakah:
1. Tuhan telah salah memilih utusan atau Tuhan tidak memilih manusia itu (moh.red) sebagai utusan?
2. Manusia bernama Mohamad lah yang menipu manusia b0doh dijamannya dan menggunakan cara barbar mengaku aku sebagai utusan.
NB: seandainya ustad boleh memilih jujur ada kah kewajiban atau tanggung jawab manusia atas dasar Ras atau garus keturunan mis: Arab. jika seseorang atas dasar free will menolak mohamad dan islam setelah menemukan bukti sahih bahwa islam bukan dari Tuhan. thanks
monggo di kasih pencerahan ustad.