JANGAN GITU AH wrote:
Mengapa Allah swt sampai begitu teledornya menceritakan kisah mujijat tersebut di quran, sementara kisah hubungan aib Mariyah dan Muhammad saw diabadikan di Surah At-Tahrim?
Apakah bagi Allah swt mengisahkan kisah aib lebih menarik dari mengkisahkan sebuah peristiwa mujijat?
Patah Salero wrote:Surat at-tahriim yang mana, bro ??
Soal membatalkan sumpah ??
Kedodolan itu jangan terlalu ditunjukkan kawan...
Kisah mariyah itu, beserta logika ceritanya, udah dibantai oleh geng madu
di sini
hahahaha...saya dapat menilai siapa yang dibantai dan siapa yang terbantai di sana, gak usah kau berlebihan...
sorry yee...di sni kita bukan membahas At-Tahrim 1-5 tapi tentang apakah Muhammad bermujizat atau tidak...soal membatalkan sumpah...soal kisah madu, semuanya itu adalah semata buntut dari kisah memalukan yang dengan bangga diceritkan Allah swt melalui firmannya dalam quran. Tampaknya Allah swt begitu interesan dalam urusan syahwat nabi. Mungkin Allah swt bermaksud membangun image pada nabinya sebagai nabi yang paling hebat dalam urusan ini.
Dalam hal urusan pembuatan mujijat baginya tidak penting. Itu tidak lebih indah dari keindahan denyut-denyut birahi sang nabi pilihan yang meledak-ledak--yang perlu segera dituntaskan. Hebatnya lagi, Allah swt sendiri melarang dirinya berbuat mujijat dengan alasan dahulu ketika mujijat disajikan di depan hidung manusia, toh juga mereka yang menyaksikan mujijat tidak kunjung tunduk. Allah swt benar-benar tuhan yang tidak tahu kejadian masa lampau ketika orang yang menyaksikan menjadi percaya, kemudian mengaku dan mengikuti perkataan sang nabi.
Kalau saja Allah swt sudah melarang dirinya yang super kuasa tersebut melakukan mukjijat, mana mungkin lagi terhadap sang utusan izin bermujijat diberikan. Patah Salero, kau kebanyakan berhayal mengatakan mujijat haruslah atas kehendak Allah swt bukan kehendak Muhammad saw. Saya geli membaca perkataanmu itu kalau membandingkannya dengan contoh andalanmu. Apakah ketika Muhammad saw bermujijat dengan menggandakan makanan, adakah muhammad melakukannya dengan terlebih dahulu meminta izin lewat doanya saat itu? Gak ada kisah seperti itu. Bandingkan dengan Musa saat hendak melakukan mujijat, ia akan bertanya lebih dahulu kepada Tuhannya dan mendapat persetujuan. Kadang kala sebelum dia bertanya, Tuhan Musa sudah memerintahkan agar "berbuat" sesuatu mujijat.
Sekarang...saya minta sekali lagi padamu untuk menjawab pertanyaan saya di post terdahulu...baca lagi pertanyaannya dengan baik...