Re: Muhammad adalah Maling atau Pencuri
Posted: Tue Aug 02, 2011 9:18 pm
Muhammad saw musti banyak belajar ame penyayang anjing Mr. Cesar Millan..........!
Dikelola oleh: Faithfreedom.org
https://indonesia.faithfreedom.org/forum/
https://indonesia.faithfreedom.org/forum/viewtopic.php?f=3&t=44800
Bagi manusia bermoral, perangai panutannya jauh lebih penting daripada pakaiannya.
Bung Ahmadibejad,Ahmadibejad wrote:Saya paling suka dg kata2 ini dr Bung Rasionalis..:
Bagi manusia bermoral, perangai panutannya jauh lebih penting daripada pakaiannya.
Bung Ras, ijinkan sya mengcopas kalimat anda ini utk mjd pedoman dan prinsip keyakinan saya..
...Sebagai tuan rumah, saya minta dengan hormat agar tamu selalu mencantumkan dengan jelas alamat tanggapannya. Jangan seperti contoh yang saya kutip di atas, tidak jelas ditujukan kepada siapa.AlRaziFreeThinker wrote:sorry ...kalo boleh minta , supaya simple
jadi kesimpulannya gimana nih?
bisa diformulakan "sillogisme" nya?
...Terima kasih atas penjelasan anda. Namun masih menyisakan pertanyaan bagi saya. Uraian mana yang harus saya simpulkan? Apakah hanya uraian yang terakhir? Karena uraian tersebut berkaitan dengan uraian sebelumnya.AlRaziFreeThinker wrote:ya saya tujukan kepada TS nya...
sorry kalo kurang jelas...
ok saya spesifik bertanya kepada anda saudara rasionalis...
untuk menghemat waktu...
bisakah anda membuatkan kesimpulan anda sekali lagi dan merumuskannya secara silogisme...
misal
1.socrates adalah manusia
2.semua manusia akan mati
3.makadari itu socrates pun akan mati...
terimakasih...
...Sebagai TS saya wajib merespons setiap tulisan yang memerlukan jawaban. Namun saya tidak melihat adanya urgensi menyimpulkan tulisan yang sesingkat itu, apalagi harus dalam cara silogisme.AlRaziFreeThinker wrote:kalo tidak mau ya tidak apa-apa
Om Ras...prinsip dan cara pandang hidup kamu 100% persis sama dgn Nadia. Kekurangan kita mesti dijadikan sbg pemacu keberhasilan kita..Rasionalis wrote:Bung Ahmadibejad,
...Senang sekali membaca Anda menyukai kata-kata itu. Lebih senang lagi karena Anda akan menjadikannya sebagai pedoman dan prinsip keyakinan Anda. Sungguh saya berharap akan banyak pembaca lainnya mengikuti jejak Anda.
...Ada baiknya bila saya beri tambahan lagi bagi statement pendek itu. Sebenarnya hal itu berlaku bagi semua orang, bukan hanya bagi panutan saja. Pakaian hanyalah kulit luar yang tidak begitu penting, sama dengan warna kulit kita masing-masing.
...Sejak kanak-kanak saya tidak pernah merasa silau terhadap pakaian orang. Walau pun saya anak keluarga miskin yang memaki pakaian bertambal-sulam, saya tidak iri hati apalagi merasa rendah diri pada anak orang kaya. Justru penampilan anak-anak orang kaya itu mendorong saya belajar lebih giat agar kelak lebih kaya dari orangtua mereka. Dan cita-cita itu, terima kasih kepada Tuhan, dapat terwujud. Sebaliknya, saya juga tidak pernah memandang rendah orang yang lebih miskin atau berpakaian yang murah. Di mata saya, nilai seseorang ditentukan oleh otaknya yang mengendalikan sikap dan perangainya....Dari dahulu saya tidak setuju penggunaan pakaian seragam pada anak sekolah. Seharusnya perbedaan, keberagaman dan toleransi diajarkan, dibiasakan dan ditanamkan sejak kanak-kanak, al. melalui keragaman warna-warni pakaian. Saya memang termasuk generasi beruntung, karena mulai SD hingga SLTP tidak mengenal pakaian seragam. Di SMA hanya hari Senin dan Sabtu harus memakai baju putih untuk upacara penaikan dan penurunan bendera merah putih.
...Di jaman saya tidak pernah terjadi tawuran antar sekolah, karena identitas sekolah tidak tertempel di pakaian kami. Yang sering terjadi adalah perkelahian satu lawan satu secara sportif, seusai jam sekolah. Beramai-ramai kami, sebagai penonton dan wasit, membentuk lingkaran arena adu jotos. Perkelahian selesai apabila salah satu menyerah atau kebetulan ada guru yang datang membubarkannya.
...Tidak mustahil penggunaan pakaian seragam pada anak sekolah karena pemikiran umat Islam yang lebih mementingkan tetek-bengek pakaian dibanding otak yang mendrive sikap dan perilaku manusia
Salah satu karakter maling atau pencuri adalah tidak pernah merasa berterima kasih. Keberhasilannya mencuri dianggapnya merupakan kehebatannya. Tidak akan pernah pencuri meninggalkan pesan ucapan terima kasih kepada pemilik barang yang dicurinya....Itu sebabnya di dalam Al Quran tidak ada ajaran cara berterima kasih. Seperti digambarkan dalam karikatur berikut:
(Courtesy of Ms kapten999, quoted from: http://indonesia.faithfreedom.org/forum ... am-t45728/)