Page 5 of 7

Re: berhentilah mengatakan Muhammad Pedofile, sebab ...

Posted: Sat Aug 07, 2010 9:07 pm
by oglikom
Infidel wrote:Sahih Bukhari Volume 6, Buku 61, Nomor 510 :
Dikisahkan oleh Anas bin Malik:
Hudhaifa bin Al-Yaman menghadap Usman. Ia tengah memimpin penduduk Siria dan Irak dalam suatu ekspedisi militer ke Armenia dan Azerbaijan. Hudhaifa merasa cemas oleh pertengkaran mereka (penduduk Siria dan Irak) tentang bacaan Al-qur’an. Maka berkatalah Hudhaifa kepada Usman : “Wahai Amir Al-Mu’minin, selamatkanlah umat ini sebelum mereka bertikai tentang Kitab (Allah) (pertikaian tentang cara penulisan, kode2 karokah dialeg dsb, ), sebagaimana yang telah terjadi pada umat Yahudi dan Nasrani pada masa lalu.” Kemudian Usman mengirim utusan kepada Hafsa dengan pesan : “Kirimkanlah kepada kami shuhuf yang ada ditanganmu, sehingga bisa diperbanyak serta disalin ke dalam mushaf-mushaf, dan setelah itu akan dikembalikan kepadamu.” Hafsah mengirim shuhufnya kepada Usman.
ajal wrote:baca lagi apa yang anda posting itu tentang apa?
perhatikan yang saya BOLD

yang menjadi permasalahan dalam hadist itu adalah cara penulisan yang mempunyai gaya sendiri2, meskipun bunyi bacaannya sama, namun seiring perkembangan jaman dikhawatirkan akan terjadi pengkultusan terhadap gaya penulisan tertentu, maka perlu lah distandardisasi oleh usman.
Kebohongan ditutup dengan kebohongan. Saya copy paste saja dari tulisan Vivaldi:
-Tulisan Qur'an mushaf Usmani hanya terdiri dari huruf dasar konsonan yaitu tulisan Arab Gundul. Sehingga memungkinkan pembacaan yang berbeda seturut dengan penambahan huruf hidup dan titik diakritisnya.

-Mengakibatkan munculnya banyak versi bacaan karena akibat penambahan huruf hidup dan titik diakritis versi dialek masing-masing daerah.

-Untuk menertibkan, maka ditahun 322 h( sekitar 300 th setelah Muhammad saw meninggal), oleh Ibn Mujahhid dipilih 7 versi baca Qur'an YANG DIANGGAP VALID.

-Qur'an yang sekarang ini tidak lebih hanya satu versi dari cara baca Qur'an yaitu kiraah Ashim dengan perawi Hafsh yang juga dituliskan ulang diKairo thn 1924/25.

-Munculnya berbagai cara baca Qur'an Membuktikan bahwa Komunitas Muslim tergantung dari Teks Konsonan Dasar yang kemudian dikembangkan secara berbeda. Jadi Al Qur'an tidak dijaga Melalui Hafalan Karena Hafalan Yang Sama Akan Menghasilkan Tulisan Yang Sama.

-Jadi klaim kemurnian Qur'an dijaga melalui hafalan tidak lebih bohong dengan tujuan untuk:
a.Menberikan bukti yang tidak akan dapat dikritisi secara ilmiah karena siapa yang dapat membuktikan hafalan Muham mad saw, siapa yang bisa membuktikan hafalan Zaid bin Tsabit, siapa yang bisa membuktikan hafalan Usman karena orangnya sudah pada meninggal 1400 th yang lalu.
b.Melarikan diri dari pembuktian melalui kritik tektual Perbandingan Teks Kuno Al Qur'an.

Ustadz anda adalah salah satu korban juga.

Re: berhentilah mengatakan Muhammad Pedofile, sebab ...

Posted: Sun Aug 08, 2010 2:46 am
by ajal
ajal wrote:baca lagi apa yang anda posting itu tentang apa?
perhatikan yang saya BOLD

yang menjadi permasalahan dalam hadist itu adalah cara penulisan yang mempunyai gaya sendiri2, meskipun bunyi bacaannya sama, namun seiring perkembangan jaman dikhawatirkan akan terjadi pengkultusan terhadap gaya penulisan tertentu, maka perlu lah distandardisasi oleh usman.

begitu lho ndul
infidel wrote: Ya memang itu yg saya tanyakan, jika sudah distandarisasi oleh Ustman sejak tahun 650-an, lalu mengapa Anda malah membaca Quran hasil standarisasi 1924? mengapa bukan versi 650?
standarisasi di mesir itu hanyalah penyempurnaan hasil cetakan, keindahan huruf (fontase), kebakuan model huruf, kepraktisan bentuk kitab. Agar mudah dipelajari bagi yang berminat.

contohnya : ketika anda mengetik dengan "font arial" dan ketika anda mengetik dengan "font Time New roman", maka anda akan mendapatkan tampilan yang berbeda.
tapi bacaannya tetap sama.

sekali lagi standarisasi di mesir itu, bukan standarisasi pembacaan/pelafalan. karena isi dan Cara pembacaan/pelafalan kitab tetap sama.
infidel wrote: Anda mengatakan muslim masih bisa menuliskannya kembali 100 % persis aslinya

Jika memang sudah dan masih 100% persis sejak Muhammad mengucapkan ayat2 Quran, maka:
1. Bukankah aneh sekali jika Ustman memerintahkan penulisan ULANG?
Bukankah seharusnya semua penghapal Quran menghapal ayat2 yang PERSIS 100% sama dgn yg diucapkan Muhammad?
Apa gunanya Quran tidak boleh dihapal dan dilafalkan dgn bahasa selain bahasa Arab, tapi ternyata para penghapal Quran mula2 pun menghapalnya dalam berbagai dialek dan tidak persis 100% sama dengan yg diucapkan Muhammad?
Bukankah seharusnya skenario idealnya jika klaim Anda itu benar adalah semua Muslim menghapal 100% persis aslinya, Ustman melakukan standarisasi tanpa ada masalah dan pertikaian, dan Anda, saat ini masih memegang Quran hasil standarisasi awal tsb, bukannya hasil 1924.
2. Saat Anda mengklaim bahwa Quran aman dan terjamin 100% persis aslinya karena Muslim bisa manghapalnya, ternyata klaim Anda itu tak terbukti, Muslim awal malah menghapalnya dalam berbagai dialek
Apakah Anda akan menghapal isi sebuah buku berbahasa Inggris dengan menggunakan bahasa lainnya? Yang namanya menghapal persis 100%, jelas harus dihapalkan 100% persis sesuai dengan yang Anda baca.
Contoh, kadang2 terjemahan bahasa Inggris yg diterjemahkan ke bahasa lainnya, lalu diterjemahkan kembali ke bahasa Inggris akan menghasilkan struktur kalimat yg berbeda dengan sumber awalnya.
Lalu apa gunanya menghapal 100% persis aslinya, jika Anda boleh menghapalnya dengan dialek atau bahasa lainnya?
setiap kali Muhammad menerima wahyu, ada sedikitnya 40 orang dari 7 suku arab yang diperintahkan untuk mencatatnya dan menghafalnya . hanya saja lidah & cara/gaya penulisan mereka berbeda, terpengaruh dengan kode/ejaan kesukuan masing2 penulis.

padahal , al qur'an yang bacaannya berdialek quraisy seharusnya juga dituliskan sesuai dengan ejaan/huruf quraisy, dengan maksud agar tidak terjadi bias antara pengucapan dan penulisan.

contoh : pengucapan bahasa jawa akan lebih afdol jika ditulis dengan aksara jawa,
jika bahasa jawa ditulis dengan aksara sunda, meskipun hampir sama pengucapannya, dikhawatirkan akan membingungkan penafsiran bagi pembaca diluar suku jawa dan sunda.

contoh lagi : jika nama Sunarto ditulis dengan huruf kanji, maka akan terbaca sunaruto

bias2 seperti inilah yang tidak dikehendaki oleh Usman.
oleh karena itu beliau memandang perlu agar Qur'an dituliskan dalam huruf dialek aslinya, yaitu dialek quraisy. dan itu terjaga hingga sekarang.

jangankan dengan banyak cara penulisan.
dengan satu cara penulisan pun, lidah tiap manusia sudah berbeda melafalkannya, tergantung kefasihan dan budaya dilingkungannya.

contoh : ketika lidah orang Bali melafalkan kata "sakit batuk" akan terdengar "sakit bathuk" (sakit jidat dalam bahasa jawa).
tapi orang bali bisa menulisnya dengan kata yang sama dengan orang jawa,
yaitu B A T U K, bukan B A T H U K

nah, ketika tulisan BATUK itu hilang,
dengan lidah/dialeg yang berbeda, orang jawa dan orang bali dapat menuliskannya dengan kode/huruf yang sama, persis seperti aslinya.

itulah pentingnya peran Utsman, dalam memberikan patokan baku penulisan Qur'an.
agar siapapun yang menghafalnya, meskipun dengan lidah yang berbeda, tetap mampu menghasilkan tulisan yang sama.

masalah terjemahan
bila ada terjemahan Alqur'an dalam bahasa tertentu, itu diperbolehkan hanya untuk memudahkan pembelajaran makna oleh bangsa yang bersangkutan
tetapi terjemahan ini tidak boleh dijadikan dasar untuk penerjemahan lebih lanjut kepada bahasa yang lain.
mengapa?
karena, ketika dalam proses translasi kadang2 kita kesulitan mencari padanan katanya yang pasti. sehingga akurasi dari makna aslinya kemungkinan besar akan ter bias kan. katakanlah tinggal 80 %.
demikian juga, ketika dari bahasa bantuan ini ditranslasikan lagi ke bahasa lain lagi, maka akurasinya akan berkurang lagi. katakanlah tinggal 80 % dari translasi bantuan tadi.

maka akurasi terjemahan tahap kedua ini tinggal 64 % dari makna Bahasa Aslinya. Artinya terjemahan ini sudah jauh dari kebenaran.

itulah mengapa dalam islam sangat mementingkan bacaan asli Qur'an, baik sebagai dasar hafalan, maupun landasan utama penerjemahan.
infidel wrote: 3. Mana bukti manuskrip Quran asli hasil standarisasi Ustman tahun 650 an?
Jika Anda ingin membuktikan masih terpelihara tidaknya keotentikan suatu karya tulis hasil cetakan terbaru dengan cetakan pertamanya, tentunya Anda harus membandingkan keduanya, bukan sekedar bilang "Tenang saja, meskipun semua buku terbakar ada ratusan orang yg bisa menghapal 100% mirip aslinya". Klaim Anda ini sudah runtuh karena ternyata Muslim awal menghapal Quran tidak 100% sesuai aslinya.

Tapi okelah, daripada oot, terserah Anda, apapun alasan Anda soal klaim Quran 100% persis aslinya, faktanya tidak ada bukti Quran asli hasil standarisasai Ustman yg bisa dipakai untuk kita bandingkan.

apakah anda kira setelah usman tidak ada lagi penulisan dan penggandaan Alqur'an?
penulisan dan penggandaan alqur'an terus berlanjut bung, dan sudah mempunyai patokan yang jelas yaitu sesuai cara Ustman, namun dengan berbagai tambahan berupa tanda baca agar mempermudah proses belajar membaca bagi orang awam/yang baru belajar qur'an.

Adapun yang pertama kali membuat Tanda Titik untuk membedakan huruf-huruf yang sama karakternya (nuqathu hart) adalah Nasr bin Ashim (W. 89 H) atas permintaan Hajjaj bin Yusuf as-Tsaqafy, salah seorang gubernur pada masa Dinasti Daulah Umayyah (40-95 H). Sedangkan yang pertama kali menggunakan tanda Fathah, Kasrah, Dhammah, Sukun, dan Tasydid seperti yang-kita kenal sekarang adalah al-Khalil bin Ahmad al-Farahidy (W.170 H) pada abad ke II H.

penulis lebih lanjut, akhirnya juga membuat tanda Lingkaran Bulat sebagai pemisah ayat dan mencamtumkan nomor ayat, tanda-tanda waqaf (berhenti membaca), ibtida (memulai membaca), menerangkan identitas surah di awal setiap surah yang terdiri dari nama, tempat turun, jumlah ayat, dan jumlah 'ain.

Sebelum ditemukan mesin cetak, Al Quran disalin dan diperbanyak dari mushaf utsmani dengan cara tulisan tangan. Keadaan ini berlangsung sampai abad ke16 M. Ketika Eropa menemukan mesin cetak yang dapat digerakkan (dipisah-pisahkan) dicetaklah Al-Qur'an untuk pertama kali di Hamburg, Jerman pada tahun 1694 M. kemudian Tahun 1787 dan diterbitkan di St. Pitersburg Rusia. kemudian di Kazan pada tahun 1828, kemudian Persia Iran tahun 1838 dan Istambul tahun 1877. dan edisi paling indah adalah edisi Raja Fuad yang diterbitkan di kairo mesir th 1925.

Namun sejauh itu, dengan adanya tambahan tanda baca, penomoran ayat dll itu, dari segi pengucapan masih tetap sama dengan edisi usman, bahkan lebih mudah dalam membaca dan mempelajarinya bagi kaum pemula.

jadi bacaan qur'an yang ada sekarang adalah sama persis dengan bacaan edisi jaman Usman

Re: berhentilah mengatakan Muhammad Pedofile, sebab ...

Posted: Sun Aug 08, 2010 8:13 am
by oglikom
ajal wrote:Adapun yang pertama kali membuat Tanda Titik untuk membedakan huruf-huruf yang sama karakternya (nuqathu hart) adalah Nasr bin Ashim (W. 89 H) atas permintaan Hajjaj bin Yusuf as-Tsaqafy, salah seorang gubernur pada masa Dinasti Daulah Umayyah (40-95 H). Sedangkan yang pertama kali menggunakan tanda Fathah, Kasrah, Dhammah, Sukun, dan Tasydid seperti yang-kita kenal sekarang adalah al-Khalil bin Ahmad al-Farahidy (W.170 H) pada abad ke II H.
oglikom wrote:-Untuk menertibkan, maka ditahun 322 h( sekitar 300 th setelah Muhammad saw meninggal), oleh Ibn Mujahhid dipilih 7 versi baca Qur'an YANG DIANGGAP VALID.
Mikir dikit napa ??
ajal wrote:Namun sejauh itu, dengan adanya tambahan tanda baca, penomoran ayat dll itu, dari segi pengucapan masih tetap sama dengan edisi usman, bahkan lebih mudah dalam membaca dan mempelajarinya bagi kaum pemula.
Sama dari mana? Justru mushaf usman itu tulisan arab gundul
oglikom wrote:-Tulisan Qur'an mushaf Usmani hanya terdiri dari huruf dasar konsonan yaitu tulisan Arab Gundul. Sehingga memungkinkan pembacaan yang berbeda seturut dengan penambahan huruf hidup dan titik diakritisnya.

-Mengakibatkan munculnya banyak versi bacaan karena akibat penambahan huruf hidup dan titik diakritis versi dialek masing-masing daerah.
ajal wrote:jadi bacaan qur'an yang ada sekarang adalah sama persis dengan bacaan edisi jaman Usman
Boong ust

Re: berhentilah mengatakan Muhammad Pedofile, sebab ...

Posted: Sun Aug 08, 2010 9:24 pm
by oglikom
Saif.Bahar wrote:Wah om ajal nih...kalau njelasin bnr2 runtut..jgn2 saya nanti jd sk buka2 halaman Koran...
Gni nih..saya tdk mengerti soal otentiknya Koran...tapi saya pnya otak yg akan saya buat mikir.hehehe...
Kirain bener mikir...
Saif.Bahar wrote:Saya mau nanya buat warga FFI smua...
Ada tdk kitab suci agama2 besar di dunia ini yg derajat prsentase ( skali lagi derajat prsentase..atau dgn kata lain probabilitasnya )keotentikannya melebih Koran...?Kalau ada jawab dsni saya mau sebarkan seluas2nya.
Hehehe...ngocol mulu tp tdk bs buktiin dgn probabilitas..yg diatas Koran kitab apa?agama besar adalah yg brmetamorfosa mnjdi kbdayaan n brsentuhan dgn politik n kenegaraan.
Hehehe.
Akhirnya keluar ekornya... :finga:

Re: berhentilah mengatakan Muhammad Pedofile, sebab ...

Posted: Mon Aug 09, 2010 12:48 am
by infidel
Buat ajal, sudah ketemu belum bukti sahihnya?

Re: berhentilah mengatakan Muhammad Pedofile, sebab ...

Posted: Mon Aug 09, 2010 12:51 am
by infidel
kbg wrote:Infidel kalah keren sama ini Image :rolling:
Untungnya belum ada fatwa mati buat Jeff Dunham :rolling:

Re: berhentilah mengatakan Muhammad Pedofile, sebab ...

Posted: Mon Aug 09, 2010 10:02 am
by vhee
vhee wrote:Okd...kl begitu yg mana yg betul, hadist Abu dawud yg mengatakan 7 thn atau Bukhari yg mengatakan 6 thn?
infidel wrote:Anda sebagai Muslim tentu tahu tingkatan Hadist bukan?
Selain itu antara usia 6 dan 7 tahun tidak begitu terlihat perbedaan yg menonjol dalam hal fisik, lain cerita beda antara usia 6 tahun dan 14 tahun, sudah tentu jelas sekali perbedaannya.
Faktanya semua Hadist Sahih menyatakan dgn jelas angka usia Aisyah saat dinikahi, yaitu 6 tahun dan saat dikawini, yaitu 9 tahun.
Bkn begitu Del..jika ada 2 hadist yg sama2 shahih menyatakan 2 hal yang berbeda, gak mungkin dua2nya benar apalagi pernyataan Aisyah itu berbentuk direct speech.Sprti kata anda, Aisyah memiliki ingatan yg kuat dan tdk mungkin lupa dgn usianya ketika menikahi Rasulullah... berarti kemungkinan bkn Aisyah yg lupa akan usia pernikahannya tp perawi hadistnya yg kemungkinan "lupa".Tp maaf sy mmg blm dlm porsinya mengatakan ini.

Oleh sebab itu blm ada ukuran yg pasti untuk mengatakan bahwa Rasulullah itu pedohilia jika ditilik dari riwayat2 lain yg tdk relevan dgn hadist ini.

Re: berhentilah mengatakan Muhammad Pedofile, sebab ...

Posted: Mon Aug 09, 2010 10:13 am
by vhee
@Oglikom

Ane pnya satu nasehat buat kamu kom. Belum tau bkn berarti **** tp yg **** itu adlh orang yg tdk tau tp ngotot dgn pendapatnya. Coba ente introspeksi sejauh mana ente mengetahui ttg Islam baru ente terjun kesini untuk membuka kedoknya. Jgn mempermalukan diri sendiri wlpn ente tdk merasa malu dgn orang lain. Ente mengatakan "ini" dan "itu" pake jari bukan pake otak.

Re: berhentilah mengatakan Muhammad Pedofile, sebab ...

Posted: Mon Aug 09, 2010 10:30 am
by oglikom
vhee wrote:@Oglikom

Ane pnya satu nasehat buat kamu kom. Belum tau bkn berarti **** tp yg **** itu adlh orang yg tdk tau tp ngotot dgn pendapatnya. Coba ente introspeksi sejauh mana ente mengetahui ttg Islam baru ente terjun kesini untuk membuka kedoknya. Jgn mempermalukan diri sendiri wlpn ente tdk merasa malu dgn orang lain. Ente mengatakan "ini" dan "itu" pake jari bukan pake otak.
Terima kasih Vhee memberikan nasehat untuk gw. Tapi soal kapasitas lo menilai gw itu hak penuh vhee tapi sayangnya kagak ngaruh ama dri gw. Soal menguak wajah penghuluh Muslim yang phedofil dan mengajarkan Kemusyrikan terselubung orang **** aja tau dan orang sepintar lo menjadi **** ironisnya Muslim disini.

Re: berhentilah mengatakan Muhammad Pedofile, sebab ...

Posted: Mon Aug 09, 2010 11:07 am
by oglikom
vhee wrote:berarti kemungkinan bkn Aisyah yg lupa akan usia pernikahannya tp perawi hadistnya yg kemungkinan "lupa".Tp maaf sy mmg blm dlm porsinya mengatakan ini.
Lihat betapa budhu nya lo yang mengaku belum dalam porsinya tapi masih membantah.
vhee wrote:Oleh sebab itu blm ada ukuran yg pasti untuk mengatakan bahwa Rasulullah itu pedohilia jika ditilik dari riwayat2 lain yg tdk relevan dgn hadist
Menurut riwayat adalah sejarah dan pedhofile adalah kelainan.Dan Sunnah penghuluh Muslim ini masih dilakukan sampai hari ini.

Re: berhentilah mengatakan Muhammad Pedofile, sebab ...

Posted: Mon Aug 09, 2010 11:02 pm
by infidel
vhee wrote:Bkn begitu Del..jika ada 2 hadist yg sama2 shahih menyatakan 2 hal yang berbeda, gak mungkin dua2nya benar apalagi pernyataan Aisyah itu berbentuk direct speech.Sprti kata anda, Aisyah memiliki ingatan yg kuat dan tdk mungkin lupa dgn usianya ketika menikahi Rasulullah... berarti kemungkinan bkn Aisyah yg lupa akan usia pernikahannya tp perawi hadistnya yg kemungkinan "lupa".Tp maaf sy mmg blm dlm porsinya mengatakan ini.

Oleh sebab itu blm ada ukuran yg pasti untuk mengatakan bahwa Rasulullah itu pedohilia jika ditilik dari riwayat2 lain yg tdk relevan dgn hadist ini.
Apapun pilihannya, 6 atau 7 tahun, usia maksimal Aisyah dinikahi Muhammad TIDAK MUNGKIN LEBIH DARI 9 tahun.
Kenapa bisa begitu? Kalo masalah simple seperti ini saja ga ngerti, saya bener2 speechless ](*,)

Re: berhentilah mengatakan Muhammad Pedofile, sebab ...

Posted: Tue Sep 21, 2010 8:53 am
by cupazz
ajal wrote:ya
berhentilah mengatakan Muhammad Pedophile, karena ...


ada seekor tuhan yang menghamili seorang perawan berusia antara 12 - 14 tahun !!!!

biadabnya lagi,
si tuhan ini lari dari tanggung jawab, dia tetep ogah menikahi si bocah ini

meskipun si bocah ini telah melahirkan anak tuhan.
HAA SI mamad Pedophile,HAA SI mamad Pedophile,HAA SI mamad Pedophile,HAA SI mamad Pedophile,HAA SI mamad Pedophile baru tau ente low ternyata begitu.. aneh mau cari yang rapet aja alasan pke perintah dari aulloh... bullshit..

Re: berhentilah mengatakan Muhammad Pedofile, sebab ...

Posted: Wed Sep 22, 2010 3:27 pm
by poligami
duren wrote:Panggilan darurat untuk sdr Poligami dan ustad JZ

Ada si Kompas jilid 2 .. niehh
Ane kaga kuat tuk sendirian nyembelih yang ini ... :rofl:
Siap boss...
Saya menghadap... :finga:
Maaf telat.....

btw yg namanya "kompas" udah berubah jadi "botak85", cuma si botak berkelit dan mngatakan si "kompas" cuma guru besarnya... :lol: :lol: :lol:

Re: berhentilah mengatakan Muhammad Pedofile, sebab ...

Posted: Wed Sep 22, 2010 3:56 pm
by poligami
Sebenarnya sih saya males terus ngelayanin DUSTA-DUSTA MUSLIM YANG BERANI MELECEHKAN SUNNAH (BERTAQIYA) DEMI MEMPERBAIKI IMAGE NABI BESAR NAN PEDOPHILE SI MUHAMMAD.
Lagi-lagi tulisan si T.O.Shavanas/Minaret.... :lol:
vhee wrote: Okd ane quote lg :

Penelusuran Bukti

Bukti 1: Pengujian Terhadap Sumber Fitnah Keji

”Pernikahan gadis polos berumur 6 tahun, Aisyah, dengan Nabi”

Sebagaian besar riwayat yang menceritakan hal ini yang tercetak di hadist yang semuanya diriwayatkan hanya oleh Hisham ibn `Urwah, yang mencatat atas otoritas dari Bapaknya, Yang mana seharusnya minimal 2 atau 3 orang harus mencatat hadist serupa juga. Adalah aneh bahwa tak ada seorangpun yang di Medinah, dimana Hisham ibn `Urwah tinggal, sampai usia 71 tahun baru menceritakan hal ini, disamping kenyataan adanya banyak murid-murid di Medinah termasuk yang kesohor Malik ibn Anas, tidak menceritakan hal ini. Asal dari riwayat ini adalah dari orang-orang Iraq, dimana Hisham tinggal disana dan pindah dari Medinah ke Iraq pada usia tua.

Tehzibu’l-Tehzib, salah satu buku yang cukup terkenal yang berisi catatan para periwayat hadist, menurut Yaqub ibn Shaibah mencatat : "Hisham sangat bisa dipercaya, riwayatnya dapat diterima, kecuali apa-apa yang dia ceritakan setelah pindah ke Iraq” (Tehzi’bu’l-Tehzi’b, Ibn Hajar Al-`asqala’ni, Dar Ihya Al-Turath Al-Islami, 15th Century. Vol 11, p.50).

Dalam pernyataan lebih lanjut bahwa Malik ibn Anas menolak riwayat Hisham yang dicatat dari orang-orang Iraq:” Saya pernah dikasih tahu bahwa Malik menolak riwayat Hisham yang dicatat dari orang-orang Iraq (Tehzi’b u’l-Tehzi’b, IbnHajar Al- `asqala’ni, Dar Ihya al-turath al-Islami, Vol.11, p. 50).

Mizanu’l-ai`tidal, buku lain yang berisi uraian riwayat hidup pada periwayat hadist Nabi saw mencatat: “Ketika masa tua, ingatan Hisham mengalami kemunduran yang mencolok” (Mizanu’l-ai`tidal, Al-Zahbi, Al-Maktabatu’l-athriyyah, Sheikhupura, Pakistan, Vol. 4, p. 301).


Kesimpulan Bukti 1 :

Berdasarkan referensi ini, Ingatan Hisham sangatlah jelek dan riwayatnya setelah pindah ke Iraq sangat tidak bisa dipercaya, sehingga riwayatnya mengenai umur pernikahan Aisyah adalah tidak kredibel.
DASAR TUKANG TIPU... :-$
Siapa bilang yg meriwayatkan pernikahan Muhammad dan Aisyah itu cuma lewat si Hisyam Ibn Urwah saja..???

Ini saya kasih hadis riwayat-riwayat yg TIDAK MELALUI si Hisyam lengkap beserta urutan perawinya:

1. Sahih Muslim
Aishah ( رضي الله عنها ) narrated that the Messenger of Allah married her when she was six years old and lived with her when she was nine years old and he died when she was eighteen years old.
Aishah → Al-Aswad → Ibraheem → Al-A’amash→ Abu Mua’awiyah → Yahya ibn Yahya, Ishaaq ibn Ibraheem, Abu Bakr ibn Abee Shaibah and Abu Kuraib → Muslim

2. Sunan Abu Daud
Yahya (ibn Abdur Rahman ibn Haatib) narrated that Aishah ( رضي الله عنها ) said: “I
came to Madeenah and resided at (the house of) Bani Al-Harith ibn Al-Khazraj.”
Then she (Aishah) said: “By Allah, I was playing on a swing that was tied between two palm trees. At the time, my hair reached my ears. So my mother came and took me down from the swing and took me, so they fixed me (beautified me and dressed me in proper clothing) then sent me to the Prophet who then consummated the marriage while I was nine years old.”
Aishah → Yahya (ibn Abdur Rahmaan ibn Haatib) → Muhammad (ibn Amr) → the father of U’baidullah ibn Muadh → Ubaidullah ibn Muadh → Abu Dawood

3. Sunan An-Nasaaee
Abu Salama Bin Abdulrahman narrated from Aishah ( رضي الله عنها ) that the Messenger of Allah married her when she was six years old and lived with her when she was nine years old.
Aishah → Abu Salamah ibn Abdur Rahman → Muhammad ibn Ibraheem → I’mara ibn Ghazya → Yahya ibn Ayub → the paternal uncle of Ahmad ibn Sa’d ibn Al- Hakam ibn Abee Maryam → Ahmad ibn Sa’d ibn Al-Hakam ibn Abee Maryam →An-Nasaaee

Aishah ( رضي الله عنها ) said, “The Messenger of Allah married me at nine years (of age) and I lived with him for nine years.
Aishah → Abu U’baidah → Abu Ishaaq → Mutarrif → A'bthar → Qutaibah → An Nasaaee

Al-Aswad narrated from Aishah ( رضي الله عنها ) that the Messenger of Allah married her when she was six years old and lived with her when she was nine years old and he died when she was eighteen years old.
Aishah → Al-Aswad → Ibraheem → Al-A’amash → Abu Mua’awiyah →Muhammad ibn Al-A'laa’ and Ahmad ibn Harb → An-Nasaaee

4. Sunan Ibn Majah

Abdullah said, “The Prophet married Aishah when she was seven years old, and consummated the marriage with her when she was nine, and he passed away when she was eighteen.
Abdullah → Abu Ubaidah → Abu Ishaaq → Israeel → Abu Ahmad→ Ahmad ibn
Sinan → Ibn Majah


5. Musnad Ahmad ibn Hanbal

Al-Aswad narrated from Aishah ( رضي الله عنها ) that the Messenger of Allah married her when she was nine and he died when she was eighteen years old.
Aishah → Al-Aswad → Ibraheem → Al-A’amash → Abu Mua’awiyah→ the father of Abdullah → Abdullah → Ahmad ibn Hanbal

6. Sunan Al-Baihaqi Al-Kubra
Al-Aswad narrated from Aishah ( رضي الله عنها ) that the Messenger of Allah married her when she was a six year old girl and lived with her when she was a nine year old girl and he died when she was an eighteen year old girl.
Aishah → Al-Aswad → Ibraheem → Al-A’amash → Abu Mua’awiyah → Yahya ibn Yahya → Abu Ja’far Muhammad ibn Al-Hajjaaj Al-Waraaq → Abu Abdullah Muhammad Ibn Ya’qoub → Abu Abdullah Al-Haafidh → Al-Baihaqi

7. Mustadrak Al-Haakim
Jaabir narrated that the Prophet married Aishah ( رضي الله عنها ) when she was
seven years old, and consummated the marriage with her when she was nine years old, and died when she was eighteen years old and she ( رضي الله عنها ) died at the time of (the Caliphate of) Mua’awiyah in the year 57 AH.
Jaabir → Yazeed ibn Jaabir → Abdullah ibn Abdur Rahman ibn Yazeed ibn Jaabir → Abu Mushar Abdul A’laa ibn Mushar → Ibraheem ibn Al-Hussain ibn Daizeel → Ahmad ibn U’baid ibn Ibraheem Al-Asdee, the Haafidh of Hamdan → Al-Haakim

8. Al-Mujam Al-Kabeer of At-Tabaraani
Abdullah narrated that the Prophet married Aishah ( رضي الله عنها ) when she was a six year old girl and consummated the marriage with her when she was a nine year old girl and he died when she was an eighteen year old girl.
Abdullah → Abu U’baidah → Abu Ishaaq→ Shareek → Yahya ibn Adam → Abdur Rahman ibn Saalih Al-Azdee → Muhammad ibn Moosaa ibn Hammaad Al-Barbaree→ At-Tabaraani

Qataadah said: “The Prophet married Aishah bint Abee Bakr As-Siddeeq while she was six years old and he did not marry a virgin (bikr) otherthan her. They said that Jibreel said (to the Prophet): “This is your wife” before he married her, so he got married to her in Makkah before the hijrah27 and after the death of (his first wife) Khadijah ( رضي الله عنها ) . Then he consummated the marriage to her in Madeenah while she was nine years old and she was eighteen years old at the time he passed away.
Qataadah → Sa’eed ibn Abee U’roba → Zuhair ibn Ala’la Al-Qaisee → Ahmad ibn Al-Miqdaam → Muhammad ibn Ja’far ibn Ai’n Al-Baghdaadee → At-Tabaraani

Aishah ( رضي الله عنها ) said: “I got married to the Messenger of Allah when I was
six years old and he consummated the marriage with me when I was nine years old.
Aishah → Al-Qaasim ibn Muhammad → Sa’d ibn Ibraheem → Sufyaan → Muhammad ibn Al-Hassan Al-Asdee → Al-Hassan ibn Sahal Al-Hannat → Muhammad ibn Abdullah Al-Hadramee → At-Tabaraani

KESIMPULANNYA: Apa semua perawi diatas juga mengalami sakit PIKUN seperti yg anda tuduhkan kpd si Hisyam Ibn Urwah..??? Wakakak... :rolling:

vhee wrote:Bukti 2: Meminang

Menurut Tabari (juga menurut Hisham ibn `Urwah, Ibn Hunbal and Ibn Sad), Aisyah dipinang pada usia 7 tahun dan mulai berumah tangga pada usia 9 tahun. Tetapi, di bagian lain, Al-Tabari mengatakan: “Semua anak Abu Bakar (4 orang) dilahirkan pada masa jahiliyah dari 2 isterinya ” (Tarikhu’l-umam wa’l-mamlu’k, Al-Tabari (died 922), Vol. 4,p. 50, Arabic, Dara’l-fikr, Beirut, 1979).

Jika Aisyah dipinang 620M (Aisyah umur 7 tahun) dan berumah tangga tahun 623/624 M (usia 9 tahun), ini mengindikasikan bahwa Aisyah dilahirkan pada 613 M. Sehingga berdasarkan tulisan Al- Tabari, Aisyah seharusnya dilahirkan pada 613M, Yaitu 3 tahun sesudah masa jahiliyah usai (610 M).

Tabari juga menyatakan bahwa Aisyah dilahirkan pada saat jahiliyah. Jika Aisyah dilahirkan pada era Jahiliyah, seharusnya minimal Aisyah berumur minimal 14 tahun ketika dinikah. Tetapi intinya Tabari mengalami kontradiksi dalam periwayatannya.

Kesimpulan Bukti 2 : Al-Tabari tak reliable mengenai umur Aisyah ketika menikah.
Anda sudah MEMELINTIR PERKATAAN TABARI...!!! :-$

Ini tulisan lengkap si Tabari dalam bhs inggris (kalo ada yg bisa menerjemahkan ke dlm bhs indonesia DGN BAIK DAN BENAR, saya sgt berterimaksih sekali):

“Ali ibn Muhammad narrated that someone told him in addition to his teachers, that Abu
Bakr got married during the pre-Islamic period to Qateelah – which is what Al-Waqedi
Al-Kalbi agreed on as well – they said: She is Qateelah bint Abdul Uzza ibn Abd ibn
As'ad ibn Jaabir ibn Maalik ibn Hasal ibn A'mir ibn Luai who gave birth to Abdullah and
Asmaa. He got married, during the pre-Islamic period as well, to Umm Rooman bint
A'mir ibn Umair ibn Dhahl ibn Dahmaan ibn Al-Haarith ibn Ghanam ibn Maalik ibn
Kinaanah and others said she is Umm Rooman bint A'mir ibn Uwaimir ibn Abdush
Shams ibn Utaab ibn Udhinah ibn Subai' ibn Dahmaan ibn Al-Haarith ibn Ghanam ibn
Maalik ibn Kinaanah who gave birth to Aishah and Abdur Rahman. So all four children were begotten by those two wives whom we mentioned that he married during the pre-Islamic period.”

Mari kita perhatikan dgn seksama:
1. Si Tabari SAMASEKALI TIDAK PERNAH mengatakan bahwa 4 anak Abu Bakar tersebut dilahirkan pada zaman jahilliyah. O:)
2. Si Tabari TIDAK PERNAH menyebutkan tahun kelahiran dari anak-anak tsb satupun, dimana si Abu Bakar menikah dgn kedua istrinya.
vhee wrote:Bukti 3: Umur Aisyah jika dihubungkan dengan umur Fatimah

Menurut Ibn Hajar, “Fatimah dilahirkan ketika Ka`bah dibangun kembali, ketika Nabi saw berusia 35 tahun. Fatimah 5 tahun lebih tua dari Aisyah ” (Al-isabah fi tamyizi’l-sahabah, Ibn Hajar al-Asqalani, Vol. 4, p. 377, Maktabatu’l-Riyadh al-haditha, al-Riyadh,1978).

Jika Statement Ibn Hajar adalah factual, berarti Aisyah dilahirkan ketika Nabi berusia 40 tahun. Jika Aisyah dinikahi Nabi pada saat usia Nabi 52 tahun, usia Fatimah minimal 17 tahun, maka usia Aisyah ketika menikah adalah minimal 12 tahun.

KESIMPULAN: Ibn Hajar, Tabari, Ibn Hisham, dan Ibn Humbal tampak nyata bahwa riwayat Aisyah menikah usia 6 tahun tidak benar dan merupakan fitnah sangat keji yang tidak berdasar yang sengaja dilontarkan oleh kaum yang ingin menjauhkan Muhammad dari hati umat Islam..
Anda telah menghilangkan tulisan Ibn Hajar sebelum tulisan yg anda kemukakan diatas.
Ini tulisannya dlm bhs inggris:
"It has been a matter difference of opinion on the year Fatimah was born" Al Isabah fi Tamyizi'l-sahabah, 4/377
(Terjemahan bebas: Sudah banyak perbedaan pendapat tentang kapan Fatimah dilahirkan)

Dgn ini semua bukti (yg anda pelintir diatas) terbukti hanyalah rekayasa munafikun. :-$
vhee wrote:Bukti 4: Umur Aisyah dihitung dari umur Asma’

Menurut Abda’l-Rahman ibn abi zanna’d: “Asma lebih tua 10 tahun dibanding Aisyah (Siyar A`la’ma’l-nubala’, Al-Zahabi, Vol. 2, p. 289, Arabic, Mu’assasatu’l-risalah, Beirut, 1992). Menurut Ibn Kathir: “Asma lebih tua 10 tahun dari adiknya (Aisyah)” (Al-Bidayah wa’l-nihayah, IbnKathir, Vol. 8, p. 371,Dar al-fikr al-`arabi, Al-jizah, 1933).

Menurut Ibn Kathir: “Asma melihat pembunuhan anaknya pada tahun 73 H, dan 5 hari kemudian Asma meninggal. Menurut riwayat lainya, dia meninggal 10 atau 20 hari kemudian, atau bebrapa hari lebih dari 20 hari, atau 100 hari kemudian. Riwayat yang paling kuat adalah 100 hari kemudian. Pada waktu Asma Meninggal, dia berusia 100 tahun” (Al-Bidayah wa’l-nihayah, Ibn Kathir, Vol. 8, p. 372, Dar al-fikr al-`arabi, Al- jizah, 1933)

Menurut Ibn Hajar Al-Asqalani: “Asma hidup sampai 100 tahun dan meninggal pada 73 or 74 H.” (Taqribu’l-tehzib, Ibn Hajar Al-Asqalani,p. 654, Arabic, Bab fi’l-nisa’, al-harfu’l-alif, Lucknow).

Menurut sebagaian besar ahli sejarah, Asma, Saudara tertua dari Aisyah berselisuh usia 10 tahun. Jika Asma wafat pada usia 100 tahun dia tahun 73 H, Asma seharusnya berusia 27 atau 28 tahun ketika hijrah (622M). Jika Asma berusia 27 atau 28 tahun ketika hijrah (ketika Aisyah berumah tangga), Aisyah seharusnya berusia 17 atau 18 tahun. Jadi, Aisyah, berusia 17 atau 18 tahun ketika hijrah pada tahun dimana Aisyah berumah tangga.

Berdasarkan Hajar, Ibn Katir, and Abda’l-Rahman ibn abi Zanna’d, usia Aisyah ketika beliau berumah tangga dengan Rasulullah adalah 19 atau 20 tahun.

Dalam bukti 3, Ibn Hajar memperkirakan usia berdasar usia Fatimah, Aisyah 12 tahun dan dalam bukti 4 Ibn Hajar berdasar usia Asma’ maka usia Aisyah 17 atau 18 tahun. Jadi sama sekali usia menikah tidak dalam usia 6 tahun.

Kesimpulan Bukti 4: Ibn Hajar dalam periwayatan usia Aisyah jelas membantah usia 6 tahun dalam menikah.



Bukti 5: Perang BADAR dan UHUD

Sebuah riwayat mengenai partisipasi Aisyah dalam perang Badr dijabarkan dalam Hadist Muslim, (Kitabu’l-jihad wa’l-siyar, Bab Karahiyati’l-isti`anah fi’l-ghazwi bikafir). Aisyah, ketika menceritakan salah satu moment penting dalam perjalanan selama perang Badar, mengatakan: “ketika kita mencapai Shajarah”. Dari pernyataan ini tampak jelas, Aisyah merupakan anggota perjalanan menuju Badar. Sebuah riwayat mengenai pastisipasi Aisyah dalam Uhud tercatat dalam Bukhari (Kitabu’l-jihad wa’l-siyar, Bab Ghazwi’l-nisa’ wa qitalihinnama`a’lrijal): “Anas mencatat bahwa pada hari Uhud, Orang-orang tidak dapat berdiri dekat Rasulullah. [pada hari itu,] Saya melihat Aisyah dan Umm-i-Sulaim dari jauh, Mereka menyingsingkan sedikit pakaian-nya [untuk mencegah halangan gerak dalam perjalanan tsb].”

Lagi-lagi, hal ini menunjukkan bahwa Aisyah ikut berada dalam perang Uhud dan Badr.

Diriwayatkan oleh Bukhari (Kitabu’l-maghazi, Bab Ghazwati’l-khandaq wa hiya’l-ahza’b): “Ibn `Umar menyatakan bahwa Rasulullah tidak mengijinkan dirinya berpastisispasi dalam Uhud, pada ketika itu, Ibnu Umar berusia 14 tahun. Tetapi ketika perang Khandaq, ketika berusia 15 tahun, Nabi mengijinkan Ibnu Umar ikut dalam perang tsb.”

Berdasarkan riwayat diatas, (a) anak-anak berusia dibawah 15 years akan dipulangkan dan tidak diperbolehkan ikut dalam perangm, dan (b) Aisyah ikut dalam perang badar dan Uhud

Kesimpulan 5: Aisyah ikut dalam perang Badar dan Uhud jelas mengindikasikan bahwa beliau tidak berusia 6 tahun ketika itu, tetapi minimal berusia 15 tahun. Disamping itu, wanita-wanita yang ikut menemani para pria dalam perang sudah seharusnya berfungsi untuk membantu, bukan untuk menambah beban bagi mereka. Ini merupakan bukti lain dari kontradiksi usia pernikahan Aisyah.

Bukti 6: Surat al-Qamar (Bulan)

Menurut beberapa riwayat, Aisyah dilahirkan pada tahun ke delapan sebelum hijriyah. Tetapi menurut sumber lain dalam Bukhari, Aisyah tercatat mengatakan hal ini: “Saya seorang gadis muda (jariyah dalam bahasa arab)” ketika Surah Al-Qamar diturunkan (Sahih Bukhari, kitabu’l-tafsir, Bab Qaulihi Bal al-sa`atu Maw`iduhum wa’l-sa`atu adha’ wa amarr).

Surat 54 dari Quran diturunkan pada tahun ke delapan sebelum hijriyah (The Bounteous Koran, M.M. Khatib, 1985), menunjukkan bahwa surat tersebut diturunkan pada tahun 614 M. jika Aisyah memulai berumahtangga dengan Rasulullah pada usia 9 di tahun 623 M or 624 M, Aisyah masih bayi yang baru lahir (sibyah dalam bahasa arab) pada saat Surah Al-Qamar diturunkan. Menurut riwayat diatas, secara aktual tampak bahwa Aisyah adalah gadis muda, bukan bayi yang baru lahir ketika pewahyuan Al-Qamar. Jariyah berarti gadis muda yang masih suka bermain (Lane’s Arabic English Lexicon). Jadi, Aisyah, telah menjadi jariyah bukan sibyah (bayi), jadi telah berusia 6-13 tahun pada saat turunnya surah Al-Qamar, dan oleh karena itu sudah pasti berusia minimal 14 sampai 21 tahun ketika dinikah Nabi.

KESIMPULAN: Riwayat ini juga mengkontra riwayat pernikahan Aisyah yang berusia 6 tahun.

Bukti 7: Terminologi bahasa Arab

Menurut riwayat dari Ahmad ibn Hanbal, sesudah meninggalnya isteri pertama Rasulullah (Khadijah), Khaulah datang kepada Nabi dan menasehati Nabi untuk menikah lagi, Nabi bertanya kepada nya ttg pilihan yang ada di pikiran Khaulah. Khaulah berkata: “Anda dapat menikahi seorang gadis (bikr) atau seorang wanita yang pernah menikah (thayyib)”. Ketika Nabi bertanya tentang identitas gadis (bikr) tersebut, Khaulah menyebutkan nama Aisyah.

Bagi orang yang paham bahasa Arab akan segera melihat bahwa kata bikr dalam bahasa Arab tidak digunakan untuk gadis belia berusia 6 tahun. Kata yang tepat untuk gadis belia yangmasih suka bermain-main adalah, seperti dinyatakan dimuka, adalah jariyah.. Bikr disisi lain, digunakan untuk seorang wanita yang belum menikah serta belum punya pertautan pengalaman dengan pernikahan, sebagaiaman kita pahami dalam bahasa Inggris “virgin”. Oleh karean itu, tampak jelas bahwa gadis belia 6 tahun bukanlah “wanita” (bikr) (Musnad Ahmad ibn Hanbal, Vol. 6, p. .210,Arabic, Dar Ihya al-turath al-`arabi, Beirut).

Kesimpulan Bukti 7: Arti literal dari kata, bikr (gadis), dalam hadist diatas adalah “wanita dewasa, yang belum punya pengalaman sexual dalam pernikahan (virgin).” Oleh karena itu, Aisyah adalah seorang gadis dewasa pada waktu menikahnya.

Tidak ada tradisi Arab untuk menikahkan anak perempuan atau laki-laki yang berusia 6 tahun, Demikian juga tidak ada pernikahan Rasulullah saw dan Aisyah ketika berusia 6 tahun. Orang-orang arab tidak pernah keberatan dengan pernikahan seperti ini, karena ini tak pernah terjadi sebagaimana isi fitnah keji tersebut.

Jelas nyata, riwayat pernikahan Aisyah pada usia 6 tahun oleh Hisham ibn `Urwah tidak bisa dianggap sebagai kebenaran tidak sesuai dengan riwayat-riwayat lain. Lebih jauh, tidak ada alasan yang nyata untuk menerima riwayat Hisham ibn `Urwah sebagai kebenaran ketika para pakar lain, termasuk Malik ibn Anas, melihat riwayat Hisham ibn `Urwah selama di Iraq adalah tidak reliable dan kontradiksi dengan pernyataan dari Tabari, Bukhari dan Muslim yang menunjukkan mengenai usia menikah Aisyah 6 tahun ketika menikah adalah tidak nyata pada catatan klasik dari pakar sejarah Islam.

Oleh karena itu, tidak ada alasan absolut untuk menerima dan mempercayai usia Aisyah 6 tahun ketika menikah sebagai sebuah kebenaran disebabkan cukup banyak latar belakang untuk menolak riwayat tersebut dan lebih layak disebut sebagai fitnah yang keji
Buat sisa bantahannya anda lihat saja disini => http://indonesia.faithfreedom.org/forum ... ha-t38056/]

TERBUKTI NABI MUHAMMAD MEMANG PEDOPHILE...!!!
SUKA NGESEKS DENGAN ANAK KECIL....!!!


Ayo silahkan daftar lagi muslim-muslim yg malu nabinya ngeseks dengan anak kecil:
1. "kompas"
2. "khalifah ahmadi"
3. "assalamualaikum"
4. "motauaza"
5. "kandi"
6. "PENCARI_TUHAN2010"
7. "vhee".. :finga:


Salam Pedophile...eh Salam Poligami maksudnya.. :lol:

Re: berhentilah mengatakan Muhammad Pedofile, sebab ...

Posted: Thu Sep 23, 2010 2:07 am
by bigkong
pedofil udah di halalkan alloh...

Re: berhentilah mengatakan Muhammad Pedofile, sebab ...

Posted: Thu Sep 23, 2010 1:11 pm
by poligami
BERHENTILAH MENGATAKAN MUHAMMAD PEDOPHILE SEBAB....

MUSLIM SANGAT MALU MENDENGAR KELAKUAN BEJAD NABI BESARNYA..!!! :finga:

Re: berhentilah mengatakan Muhammad Pedofile, sebab ...

Posted: Thu Sep 23, 2010 1:47 pm
by kukuruyuk
bro Poligami ente mantap bener dalam mengcounter tulisan si tukang Taqqiyah T.O.Shavanas/Minaret....dijamin dah para slimers pada mingkem...hehehehe :finga:

ane numpang copas ya bro...soalnya ane mau gerilya di luar dulu (FB n blog), mau liat pigimane slimers2 kepanasan :lol: :lol: :rolling:

Re: berhentilah mengatakan Muhammad Pedofile, sebab ...

Posted: Thu Sep 23, 2010 2:00 pm
by poligami
kukuruyuk wrote:bro Poligami ente mantap bener dalam mengcounter tulisan si tukang Taqqiyah T.O.Shavanas/Minaret....dijamin dah para slimers pada mingkem...hehehehe :finga:

ane numpang copas ya bro...soalnya ane mau gerilya di luar dulu (FB n blog), mau liat pigimane slimers2 kepanasan :lol: :lol: :rolling:
Silahkan copas bro, tak perlu pakai ijin-ijin segala kepadaku...
Kalo bisa lebih menyebar lagi saya malah lebih senang... :finga:


Saya sangat jijik ketika melihat tulisan si Minaret/T.O.Shavanas ini dimasukkan ke wikipedia segala, padahal sudah terbukti adalah dusta besar => http://id.wikipedia.org/wiki/Pernikahan_Muhammad :vom:

TAQIYA MUSLIM MEMANG TIADA AKHIR...!!!