Benar sekali si botak85 ini sudah kena racun kayak nabinya, terbukti kerjaannya cuma muter2, ulang2, pura2 nga tau, sok ngemeng bertahap, tapi ketululan sendiri pura2 buta.
sekarang yg ada dalam pikiranmu adalah kehabisan akal, kamu cuma melihat sekecil apapun dan hal sesepele apapun yg bisa kamu angkat, tidak perduli itu kuat atau masuk akal yg penting kamu bisa posting, syukur2 postinganmu sebagai penutup, nga penting apapun itu, kalau sudah bisa begitu kamu akan merasa menang,
kbg wrote: kenapa cuma itu yang kamu tanggapi tong? apa yang lain sudah cukup mempermalukanmu? soal terminologi phedhophile? soal jungkir balik? dll (balik lagi gih ke halaman sebelumnya ) penonton pasti melihat secara ketara tong? kau nga usah takut tong, semua masalahmu akan ku tanggapin, tapi kau sendiri sudah gentlemen belum? ah si otong baru bisa mencari2 secuil kecil yg nga berarti.
botak85 wrote:
gini coy, saya tanggapi secara bertahap, supaya lebih fokus
untuk pertama kali, saya tanggapi tentang hadits yang kamu copas
kalo yang lainnya, masalah pedophile, hanya pendapat pribadi kamu aja.
L.A.N.J.U.T ….
Yah silahkan secara bertahap, tapi yang kulihat kau cuma pura2 ketululanmu, mana tanggapanmu soal kesalahanmu dalam memahami
arti kata phedhophile? mana tanggapanmu soal jungkir balikmu?
Tong itu saya ilustrasikan dari pernyataan Sahih Bukhari 7.18 bahwa Abu bakr awalnya keberatan,
sebelumnya tong koq kamu bilang sama sekali tidak ada yg keberatan tong? tapi buktinya ada tuh, malu ni yeee (jawab dunk, jgn asal2an nih)
botak85 wrote:dimana ada keberatan Abu Bakar ?
kalau Abu Bakar keberatan dan tidak setuju dengan pernikahan ini, tentunya Abu Bakar akan berkata :
“aku tidak setuju menikahkan Aisyah dengan engkau karena engkau adalah saudaraku”
Tong otakmu emang dah keracunan tong, hadistnya sudah kutampilin, kamu pura2 tulul aja tong,
sekali lagi loe baca tong:
Bukhari Volume 7, Book 62, Number 18:
Narrated 'Ursa:
The Prophet asked Abu Bakr for 'Aisha's hand in marriage. Abu Bakr said "
But I am your brother." The Prophet said, "
You are my brother in Allah's religion and His Book,
but she (Aisha) is lawful for me to marry."
Dinyatakan 'Ursa:
Sang Nabi meminta Abu Bakr untuk menyerahkan Aisha untuk dinikahi. Abu Bakr berkata,”
Tapi engkau saudaraku.” Nabi berkata, ”Engkau saudaraku dalam agama Allah dan BukuNya, tapi ia (Aisha) adalah sah untuk dinikahiku.”
Tong, kau nga bisa mencerna Kalimat ya?
awalnya alasan Muhammad ingin ngembat si Aisyah ini karena mimpi tong, Si Muhammad Phedhopile ulung ini tong kesambet mimpi2 ngeresnya, ngaku2 Allah SWT ngasih Aisyah ketika masih bayi, yaitu Aisyah usia 4-5 tahun
(BAYI) waktu Muhammad mimpi itu [Ref: SAHIKH BUKHARI, 5:235]
Nah setelah Aisyah umur 6 taon, Muhammad SAW si kakek tua sang Phedhopile Ulung ini datang ke orang tua Aisya Abu Bakr (yg sudah sahabat dekat) ingin mewujudkan rencana Phedhopile termulia ala Islam ini tong, seperti isi
Bukhari Volume 7, Book 62, Number 18. diatas tong.
Nih bahasa gaulnya biar loe nga ngulang2 ke bahlulanmu
Muhammad Bilang: "Aku mau melamar Aisyah, jadi Istriku".
Abu Bakr jawab: "loh
tapi kan Kita Masih Sodara?".
Muhammad Maksa: "Iye Saya tau, kita emang saudara dalam Agama dan BukuNya", tapi Aisyah sah buat aku kawini.
Sekarang kau bilang mesti
botak85 wrote:
kalau Abu Bakar keberatan dan tidak setuju dengan pernikahan ini, tentunya Abu Bakar akan berkata :
“aku tidak setuju menikahkan Aisyah dengan engkau karena engkau adalah saudaraku”
kenapa kau anggap si Abu Bakr mesti tepat bilang kayak gitu? kalau tepat bilang kayak gitu emang si Penulis kamu yakin akan ingat persis dan menuliskannya? jadi kenapa si Abu Bakr nga bilang seperti yang kamu mau? ya karena si Abu Bakr rada2 takut dan masih sungkan untuk blak-blakan sama si Muhammad si kakek tua ini, kalau saya mungkin akan bilang.
"eh, kakek Bandot Brensek, loe mo nikahin anak cewek gw yg masih main boneka (Sahih Bukhari Volume 8, buku 73, Nomor 151) , loe ngaca nga sih? dan bauk tanah, umur dah 53 mikirnya mo ngawini anak kecil, dasar bandot nga ada otaknye loe, awas loe deket2 anak gw, n datang lagi ke gw, gw lapor polisi loe. {gw langsung jotos giginya} (ini versi gw).
Terbukti Muhammad ini emang kakek raja phedhopile, dia nganjurkan orang supaya kawin sama anak kecil [SAHIH BUKHARI Volume 7, Buku 62, Nomorr 17 dan Volume 7, Buku 62, Nomor 67].
oke kenapa saya ilustrasikan begitu? karena Abu Bakr menolak Tawaran nafsu seks Muhammad ini dengan alasan masih SAUDARA, artinya berarti kalau sesama saudara saat itu lazimnya tidak akan memamfaatkannya untuk keperluan seksnya, itulah yg saya ilustrasikan, nah sekarang sebaliknya tunjukkan kepada saya bahwa sebelum kejadian ini ada alasan boleh saling menhajar antara sesama SAUDARA? (jawab yg tong) begitu caranya kalau kau mau mengugurkan hadist itu.
botak85 wrote:
kalo Abu Bakar menolak pinangan Nabi, pastinya tidak akan terjadi pernikahan Nabi dengan Aisyah, tapi faktanya, Aisyah dinikahkan Abu Bakar kepada Muhammad.
itukan katamu o0n,
emang ada yg bisa nolak nafsu Muhammad? dia langsung keluarin jurus pamungkasnya dengan mengatakan atas perintah ALLAH SWT yg juga maniak seks sama anak kecil. jadi wajarlah si Abu Bakr tutup mulut.
sekarang kenapa loe nga berpikiran sedikit terbalik? kenapa Muhammad nga nolak untuk kawin sama Aisyah yang masih kecil? dan bilang, ntar lah dia (Aisya gw kawini kalo dah umur 20-an taon misalkan? ada nga yg seperti ini? koq malah bandot tua yg nyosor?
botak85 wrote:
lihat yang saya besarin, emangnya kamu mengetahui peradaban Arab saat itu ?
atau kamu bisa tunjukkan, referensi kamu yang menguatkan tulisan kamu yang mengatakan tentang KELAZIMAN yang kamu sebutkan diatas.
Nyet, emang peradapan Arab saat itu seperti apa? kalo Muhammad bandot tua yg doyan ngembat anak kecil ini berlaku di masa itu kenapa harus dibela untuk sekarang? dah kedaluwarsa dodol.
Congormu sok ngomong referensi, referensimu yg mengatakan bahwa Aisyah sudah ditunangkan dengan Jubair aja kamu ambil dari pendapat manusia zaman ini yg sudah terkontaminasi dengan virus phedohile ala bandot tua Muhammad SAW, referensi apasih yg pernah kamu bisa tunjukkan ke aku?
jadi masalahmu adalah: soal apakah bayi adalah umur 6 taon?
dalam hadits yg ditunjukkan itu adalah bayi, meskipun bayi itu tidak disebutkan umurnya, nah sekarang disebut bayi itu harus berapa taon? apakah seperti sekarang maksimal 5 taon (Balita) atau lebih? tapi kalau kita mesti pakai pengertian sekarang maka anggap saja saya keliru satu taon doank, mestinya sampai 5 taon, gara2 saya teringat umut Aisyah dilamar umur 6 taon malah saya ketikkan begitu, nah apakah perbedaan 1 taon ini menjadi hal yg begitu besar dan anda harus begitu memberikan perhatian yg serius sampai pura2 lupa kalau begitu banyak pernyataan anda yg keliru?
botak85 wrote:
gini aja, apa yang dimaksud dengan BAYI, kamu tanyakan om gogel, tanyakan tentang BAYI dalam KBBI, disana kamu akan mengetahui dengan sangat jelas, apa yang dimaksud dengan bayi
Ini udah gw jawab sebelumnya tapi kamu masih ulang2, tandanya kamu dah keracunan...
nga usah loe nyuruh2 gw, loe sendiri otaknya jongkok, jangan2 loe nga ngerti bahasa ingris makanya sok2 nyuruh gw, terbukti loe salah soal terminologi phedhopile. loe mo tau berapa usia maksimal bayi? yah loe pergi aja ke puskesmas, rumah sakit anak, atau bersalin, nga usah jongkok gitulah.
jadi Muhammad mimpi itu pas usia Aisyah sekitar 4-5 tahun, seperti yg kujelaskan sebelumnya.
Tong, satu lagi tong, tidak satupun dari pertanyaanku yg pernah kau jawab, semua pertanyaanmu kulahap habis, ini kemampuanmu?