Faith Freedom International - Forum Indonesia

Captain Pancasila wrote:Tetapi hal ini tidaklah berarti bahwa perbudakan adalah sistem yang disetujui atau ditetapkan oleh Allah. Perbudakan adalah hasil kebudayaan manusia yang telah jatuh dalam dosa, bukan dari Allah.

IQRA BUNG COPAS!!!!

Ini pendapat saya tentang tema yang sama di thread lain..Kalau boleh saya resumekan :

Menurut pandangan muslim
1. islam memandang perbudakan sebagai sesuatu yg halal dengan syarat2 tertentu.
2. Perbudakan asalnya bukan dari islam
3. islam berupaya menghapus perbudakan dengan pelan-pelan dan halus karena terlalu banyak sendi kehidupan yang terkait budak terutama ekonomi.

Menurut kami:
1. Persyaratannya bias, tidak tegas, dan hanya berupa pilihan.. Tidak ada statement jual beli budak adalah dosa...
2. Kalau asalnya bukan dari islam, kok mau ngikut?? bukannya bid'ah??
3. Kalau Tuhan benar2 punya aturan sendiri yang tegas, mestinya tak bisa kompromi... Babi kenapa diharamkan, padahal itu komoditas hewan utama di China... bayangkan kalau di China dilarang beternak Babi, banyak yg langsung jatuh miskin.. Btw kapan ya perbudakan di dunia ini resmi dihapus?? adakah piagam pernyataan bangsa muslim yang menyatakannya? Kalau bukan PBB atau organisasi internasional buatan kafir abad 20 yg mengaturnya itupun ditolak pada awalnya oleh negara2 timur tengah), perbudakan masih ada di dunia... Islam berupaya menghapus perbudakan dengan pelan2, saking pelan-pelannya butuh waktu 1400 tahun untuk bersikap tegas...

Kesimpulan, islam adalah ajaran usang, tidak butuh quran dan hadits untuk mengatur dunia.. Akuilah kalau lebih dari 90% aturan2 yang ditetapkan di dunia ini dibuat atas pemikiran rasional manusia sendiri.. Pemikiran yang tidak kaku dan dinamis, lepas dari rasa takut dan berani belajar.. kalau quran hanya berpengaruh terhadap 10% sendi kehidupan, buat apa menghabiskan 90% waktu hidup anda untuk belajar quran dan hadits?


@CP, lagi2 anda mengelak dengan menunjuk referensi Kristen, saya tidak tahu pandangan Kristen terhadap perbudakan berdasarkan fakta ayat yg dipegangnya seperti apa... Tapi gaya anda lucu, anda tak bisa melakukan pembenaran hanya dengan menuduh karena orang lain melakukan kesalahan yg sama... Ibaratnya ada 2 penjahat, A dan B, A dihukum tapi B tidak, kemudian A protes.. Kira2 yg terjadi kemudian seperti apa? 2-2nya jadi tidak bersalah atau dihukum 2-2nya??

Pertanyaan saya untuk anda.. SETUJU PERBUDAKAN TIDAK? ya silakan tetap islam.. kalau tidak setuju kan katanya Kristen juga setuju perbudakan, ya masih ada agama lain macam Hindu, Buddha, Kejawen, Sunda Wiwitan, Taoisme, bebas milih kok....

47:4. Apabila kamu bertemu dengan orang-orang kafir (di medan perang) maka pancunglah batang leher mereka. Sehingga apabila kamu telah mengalahkan mereka maka tawanlah mereka dan sesudah itu kamu boleh membebaskan mereka atau menerima tebusan sampai perang berakhir. Demikianlah apabila Allah menghendaki niscaya Allah akan membinasakan mereka tetapi Allah hendak menguji sebahagian kamu dengan sebahagian yang lain. Dan orang-orang yang syahid pada jalan Allah, Allah tidak akan menyia-nyiakan amal mereka.

1. Seseorang hanya boleh diperbudak, karena memerangi!
2. Budak tsb harus dibebaskan setelah perang berakhir!

@ atas...

ayat tersebut kayaknya tentang tawanan perang deh..

dan menjadi budak tidak melulu karena kalah perang saja ah.. anda nemu anak kecil terlantar di jalan bisa dipiara dan jadi budak.. anda utang banyak, jatuh miskin dan tak sanggup bayar, balasannya jadi budak bisa... bahkan kalau budak punya anak, anaknya itu otomatis jadi budak..

kalaupun ayat tsb berbicara tentang budak, anda salah tentang poin 2.. tidak ada perintah untuk HARUS membebaskan setelah perang berakhir.. yg ada hanya BOLEH bebas kalau sudah ditebus.. yg namanya BOLEH bebas, berarti BOLEH tidak bebas juga dengan menolak upaya penebusan..

kalau and bilang salah tafsir, ya memang kalau dari cuma secuil ayat saja susah bung memberikan terjemahan dan makna yang pasti.. makanya saya bilang usang kalau bikin undang2 dengan merujuk quran dan hadist... lebih baik merujuk pemikiran rasional yg dinamis, tidak kaku, jelas, tegas, tapi tetap berkunci pada nurani...

sundamurtat wrote:@ atas...

ayat tersebut kayaknya tentang tawanan perang deh..

dan menjadi budak tidak melulu karena kalah perang saja ah.. anda nemu anak kecil terlantar di jalan bisa dipiara dan jadi budak.. anda utang banyak, jatuh miskin dan tak sanggup bayar, balasannya jadi budak bisa... bahkan kalau budak punya anak, anaknya itu otomatis jadi budak..

kalaupun ayat tsb berbicara tentang budak, anda salah tentang poin 2.. tidak ada perintah untuk HARUS membebaskan setelah perang berakhir.. yg ada hanya BOLEH bebas kalau sudah ditebus.. yg namanya BOLEH bebas, berarti BOLEH tidak bebas juga dengan menolak upaya penebusan..

kalau and bilang salah tafsir, ya memang kalau dari cuma secuil ayat saja susah bung memberikan terjemahan dan makna yang pasti.. makanya saya bilang usang kalau bikin undang2 dengan merujuk quran dan hadist... lebih baik merujuk pemikiran rasional yg dinamis, tidak kaku, jelas, tegas, tapi tetap berkunci pada nurani...

terus, kalau dalil berkut ini, berbicara tentang budak, atau tawanan perang?

4:25. Dan barang siapa di antara kamu (orang merdeka) yang tidak cukup perbelanjaannya untuk mengawini wanita merdeka lagi beriman, ia boleh mengawini wanita yang beriman, dari budak-budak yang kamu miliki. Allah mengetahui keimananmu; sebahagian kamu adalah dari sebahagian yang lain, karena itu kawinilah mereka dengan seizin tuan mereka dan berilah maskawin mereka menurut yang patut, sedang mereka pun wanita-wanita yang memelihara diri, bukan pezina dan bukan (pula) wanita yang mengambil laki-laki lain sebagai piaraannya; dan apabila mereka telah menjaga diri dengan kawin, kemudian mereka mengerjakan perbuatan yang keji (zina), maka atas mereka separo hukuman dari hukuman wanita-wanita merdeka yang bersuami. (Kebolehan mengawini budak) itu, adalah bagi orang-orang yang takut kepada kesulitan menjaga diri (dari perbuatan zina) di antaramu, dan kesabaran itu lebih baik bagimu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Thabit bertanya pada Anas,”O Abu Hamza! Apa yang dibayar sang Nabi sebagai maharnya?” Dia menjawab, “Dirinya sendiri adalah maharnya karena dia telah membebaskannya (dari status budak) dan lalu mengawininya”. Anas menambahkan, “Di perjalanan, Um Sulaim mendandaninya untuk (upacara) pernikahan dan malam ini Um Sulaim mengantar Safiya sebagai pengantin sang Nabi. (Sahih Bukhari 1.367)

Dari seorang PUTRI saudagar terhormat kemudian karena NAFSU SERAKAH mamad, jadilah SAFIYAH seorang budak perang. Kemudian karena NAFSU BIRAHI sang mamad, SAFIYAH menjadi BUDAK NAFSU dengan embel2 Pernikahan/pelacuran ISLAM


Sungguh mulia sekali sang mamad karena membebaskan SAFIYAH dari perbudakan biasa menjadi BUDAK NAFSU sang mamad yang agung