1. Muhammad hanya sanggup melihat membeli budak sebagai satu2nya cara untuk membebaskan budak?CS wrote:menurut saya, salah besar juga mengatakan nabi saw tidak melakukan apa2 mengenai usaha menghapuskan perbudakan. ada kalanya bahkan sering nabi saw dan isteri2 beliau membeli budak untuk kemudian dibebaskan. jika pendekatan konstitusional dilakukan, maka satu cara untuk membebaskan budak akan hilang, yakni dgn cara membeli budak.
kedua, melihat dari dampak bahaya yg lebih besar jika perbudakan ditiadakan dgn cara revolusioner. sedangkan usaha membangun hal lain adalah lebih mendapat prioritas.
inikah kapasitas seorang pemimpin sekaligus nabi yang sering digaungkan membawa perubahan bagi peradaban manusia?
2. apa maksud anda dengan frase "membangun hal lain adalah lebih mendapat prioritas"?
hal lain apa yang lebih mendapat prioritas?
dalam thread ini - jangan lupa - saya juga membawa poin dihapuskannya tradisi adopsi yang dilakukan oleh Muhammad.
apakah saya bisa menerima frase "membangun hal lain adalah lebih mendapat prioritas" ini yaitu membangun pernikahan Muhammad dan Zainab?
saya tidak ingin diskusi ini nantinya melebar ke masalah di luar adopsi dan perbudakan.
3. sebenarnya untuk argumen anda di atas itu sudah saya berikan "argumen balik" sebelum anda menuliskannya di post anda itu.
perhatikan sekali lagi:
jika sekarang kita memandang dari sudut pandang Muhammad sebagai nabi, perhatikan disini bahwa ternyata untuk memuluskan langkah Muhammad demi kepentingan pribadinya menikahi Zainab, Allah sampai perlu (dan sanggup) menurunkan ayat.
jika untuk urusan pribadi Muhammad saja Allah sanggup membukakan jalan bagi Muhammad sehingga Muhammad menemukan kemudahan dalam perealisasiannya, kenapa hal ini tidak juga terjadi pada Muhammad demi nasib budak2 yang seharusnya menjadi prioritas lebih penting?
- jika Muhammad tidak mampu untuk melakukan terobosan bagi tradisi perbudakan, apakah Allah SWT juga tidak mampu?
bukankah Allah SWT mampu memberi jalan keluar bagi Muhammad yang berkepentingan menikahi Zainab?
lalu kenapa ketika dihadapkan pada masalah perbudakan seolah kemampuan Allah SWT menguap entah kemana sehingga Muhammad tidak mampu melakukan terobosan di dalamnya?
kenapa dalam masalah perbudakan ini anda dan rekan2 muslim tidak menyadari bahwa kuasa Allah SWT tiba2 saja lenyap untuk memberikan solusi, atau jalan keluar, atau ide, atau perintah, atau apapun... demi menghapus tradisi perbudakan?
dari argumen anda itu, yang saya tangkap adalah sekarang ini ketika Muhammad dihadapkan pada tradisi perbudakan, anda tidak menyertakan sosok Allah SWT yang selama ini sanggup memberi solusi, ide, jalan keluar, perintah, kepada Muhammad.
tapi seharusnya anda dan muslim tidak akan berargumen seolah2 Muhammad itu berdiri sendiri tanpa adanya karakter Allah SWT yang menyertai Muhammad kan?
karena jika hal ini anda lakukan, akan bertentangan lagi dengan statement yang selama ini dikatakan oleh rekan2 muslim bahwa segala tingkah laku Muhammad itu selalu dengan petunjuk Allah SWT.
berarti benar yang saya simpulkan tadi ya?CS wrote:ketiga, seperti yg sudah saya jelaskan, sistem perbudakan masih diperlukan saat itu. untuk apa ?... sama sekali bukan untuk kepentingan Muhammad atau ummat Islam saja. namun lebih pada sisi kemanusiaan. bukankah sudah saya katakan apa dampak jika secara serempak budak2 dibebaskan ? akan ada tragedi kemanusiaan, ditambah sumber daya alam di kehidupan gurun pasir merupakan hal yang kritis dan krisis. demikian juga dgn korban perang.
dari tulisan anda sebelum ini, saya menangkap yang anda sampaikan bahwa tradisi perbudakan ketika itu dapat dianggap sebagai salah satu "solusi" bagi para korban perang.
justru dengan adanya perbudakan, maka korban perang tidak akan terkatung2 hidupnya, akan ada yang melindungi, akan ada yang menjamin kehidupannya, dll yang anda sebutkan itu.
benar begitu?
a. jika memang benar begitu sudut pandang anda (yang saya anggap menjelaskan alasan Muhammad mempertahankan perbudakan), maka saya tidak heran kenapa Muhammad mempertahankan perbudakan kala itu.
kenapa?
karena dengan demikian Muhammad justru memandang perbudakan itu sendiri sebagai sebuah solusi, bukannya sebagai masalah.
jadi, kenapa dengan demikian kita saat ini mengklaim bahwa Muhammad seorang yang membawa perubahan bagi peradaban manusia, jika Muhammad malah melihat masalah sebagai solusi?
b. seandainya saya harus menerima argumen anda itu sebagai sesuatu yang benar dan masuk akal, maka penerimaan saya itu akan berdasar pada syarat bahwa Muhammad tidak boleh merupakan seorang yang justru mengadakan sendiri korban2 perang tersebut alias mencetak manusia2 yang diperbudak.
tapi ternyata argumen itu tetap tidak bisa saya terima, karena ternyata Muhammad sendirilah yang justru punya inisiatif untuk mencetak manusia2 yang diperbudak:
Al Sirah Al Nabawiya Al Halabiya, Bagian 2, halaman 5.
Pada kesempatan lain, Muhammad menawarkan Islam kepada para kepala suku Bakr, tapi mereka menolak dan mengatakan bahwa mereka berada dibawah perlindungan kerajaan Persia, dan oleh karena itu mereka tidak perlu agama Muhammad.
Muhammad mengatakan, “Jika kau percaya Allâh dan jika Allâh memutuskan untuk membiarkanmu hidup setelah perang² ini, kau akan menikmati kehidupan, hidup di rumah² Persia, meniduri wanita² Persia dan memperbudak lelaki² Persia."
Muhammad justru menawarkan perbudakan sebagai imbalan untuk masuk Islam.
miki