Pertanyaan ane sebenarnya cukup simple...Hadits Shahih Bukhari 1574
Doa Nabi Muhammad SAW sebelum beliau wafat:
Ya Allah! Ampunilah saya! Kasihanilah saya dan hubungkanlah saya dengan Teman Yang Maha Tinggi …
Siapa TEMAN YANG MAHA TINGGI yang dimaksud....???
Menurut komentar bung Apabetullll :
Yang ane tangkap dr penjelasan bung Apabetullll Ar-Rafiq'-A'la (TEMAN YANG MAHA TINGGI)adalahApabetullll wrote:Lalu rasa sakitpun terasa semakin berat, maka beliau bersabda:” Keluarkanlah siapa saja dari rumahku.” Beliau bersabda:” Mendekatlah kepadaku wahai ‘Aisyah!” Beliaupun tidur di dada istri beliau ‘Aisyah ra. ‘Aisyah ra berkata:” Beliau mengangkat tangan beliau seraya bersabda:” Bahkan Ar-Rafiqul A’la bahkan Ar-Rafiqul A’la.” Maka diketahuilah bahwa disela-sela ucapan beliau, beliau disuruh memilih diantara kehidupan dunai atau Ar-Rafiqul A’la.
Masuklah malaikat Jibril as menemui Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam seraya berkata:” Malaikat maut ada di pintu, meminta izin untuk menemuimu, dan dia tidak pernah meminta izin kepada seorangpun sebelummu.” Maka beliau berkata kepadanya:” Izinkan untuknya wahai Jibril.” Masuklah malaikat Maut seraya berkata:” Assalamu’alaika wahai Rasulullah. Allah telah mengutusku untuk memberikan pilihan kepadamu antara tetap tinggal di dunia atau bertemu dengan Allah di Akhirat.” Maka Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda:” Bahkan aku memilih Ar-Rafiqul A’la (Teman yg tertinggi), bahkan aku memilih Ar-Rafiqul A’la, bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah yaitu :para nabi, para shiddiqiin, orang-orang yg mati syahid dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah rafiq (teman) yg sebaik-baiknya.”
‘Aisyah ra menuturkan bahwa sebelum Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam wafat, ketika beliau bersandar pada dadanya, dan dia mendengarkan beliau secara seksama, beliau berdo’a:
“Ya Allah, ampunilah aku, rahmatilah aku dan susulkan aku pada ar-rafiq al-a’la. Ya Allah (aku minta) ar-rafiq al-a’la, Ya Allah (aku minta) ar-rafiq al-a’la.” Berdirilah malaikat Maut disisi kepala Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam- sebagaimana dia berdiri di sisi kepala salah seorang diantara kita- dan berkata:” Wahai roh yg bagus, roh Muhammad ibn Abdillah, keluarlah menuju keridhaan Allah, dan menuju Rabb yg ridha dan tidak murka.
Ar-Rafiq'-A'la pada umumnya ahli-ahli filologi mengartikan kata rafiq ini, dengan 'handai taulan;' 'yang lemah-lembut;' 'teman seperjalanan;' 'kawan hidup, suami atau isteri' (LA). Dalam istilah Hadis: rafiq berarti 'para nabi yang menempati tempat tertinggi,' untuk jamak dan tunggal (N); kata rafiq dalam Qur'an (4: 691 berarti 'teman seperjalanan' (N) dan rafiq dalam doa di atas ada yang mengartikan 'Tuhan' yakni 'Yang lemah-lembut kepada hambaNya' (N). Berarti 'teman' dalam surga, (Qur'an, 4:69) demõkian sebagian besar ahli-ahli tafsir Qur'an. Dalam terjemahan ini dengan kira-kira dipergunakan kata 'Handai Tertinggi' (A).
(sejarah Hidup Muhamad ditulis oleh Muhamad Husein Haekal)
menurut Ihya 'Ulumuddin pada bagian kitab takut dan harap dijelaskan sbb :
..........Dan bagaimana takut itu tidak memiliki keutamaan ? bahkan dengan takut dapat dihasilkan iffah, wara, taqwa dan mujahadah. Dan semua itu adalah perbuatan terpuji yang mendekatkan kepada Allah Ta’ala.
Adapun dengan jalan penukilan dari ayat-ayat dan hadits-hadits, maka apa yang terdapat pada keutamaan itu diluar dari hinggaan. Dan cukup bagi anda menjadi dalil tentang keutamaannya, bahwa Allah Ta’ala mengumpulkan nagi orang-orang yang takut, akan adanya petunjuk, rahmat, ilmu dan ridho. Dan itu adalah kumpulan tingkat-tingkat isi surga.
Allah Ta’ala berfirman :”Hudan warahmatan lilladziina hum liRabbihim yarhabuun” (Al-A’raf 154)
Artinya “Petunjuk dan rahmat bagi orang – orang yang takut kepada Tuhannya”.
“Innama yakhsyaLlah min ibaadiHil Ulama” (Fathir 28)
Artinya “Sesungguhnya yang takut kepada Allah diantara hamba-hamba-Nya adalah Ulama”.
“RadhiyaLlahu ‘anhum waradhuu ‘anH dzaalika liman khasyiya Rabbah”.
Artinya, “Allah Ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada-Nya. Yang demikian ini diperuntukkan bagi orang yang takut kepada Tuhannya. (Al-Bayyinah 8).
Apa saja yang menunjukkan keutamaan ilmu, maka itu menunjukkan kepada keutamaan takut, karena takut itu buah dari ilmu. Dan karena itulah disebut pada ucapan Musa AS “Adapun orang-orang yang takut maka bagi mereka itu Teman Yang Maha Tinggi (Ar-rafiqul a’la) yang tiada bersekutu mereka dengan orang lain”
Maka perhatikanlah bagaimana Musa AS menyendirikan mereka dengan pertemanan Ar-Rafiqul a’la itu bagi para Nabi dan orang-orang yang berhubungan (mengikuti) dengan mereka.
Dan karena itulah ketika RasuluLlah SAW disuruh memilih pada waktu beliau sakit yang membawa kepada ajal beliau, antara tetap di dunia atau datang kepada Allah Ta’ala maka beliau bersabda, “Aku memohon kepada Engkau akan Ar-Rafiq al-A’la”. (http://keutamaan-takut.blogspot.com/200 ... t-dan.html)
jadi dapat yang di maksud Ar-rafiq A'la adalah Allah sendri karena para Nabi adalah kekasih2 Allah yang telah menegakan kalimat tauhid, sehingga para nabi mencapai tingkat yang paling dekat dengan Allah.
'handai taulan;' 'yang lemah-lembut;' 'teman seperjalanan;' 'kawan hidup, suami atau isteri' (LA)
Maaf, klo boleh ane koreksi...
TEMAN YANG MAHATINGGI di sini merujuk pada artian tunggal...bukan jamak...
Jelas doa mommed di situ memohon kepada 1 orang yang mommed anggap MAHA...
Bisakah Kawan hidup, suami istri, lemah lembut, handai taulan dianggap sebagai MAHA....????Pdhal posisi mereka dengan mommed jelas beda...mommed NABI (Kekasih ALLAH)...mereka2 itu adalah pengikut NABI...
Kalaupun mereka dianggap MAHA, kenapa gk mereka2 aja yang jadi NABI..???
Tolong perbaiki dulu argumen ente...baru kta berbicara siap TEMAN YANG MAHA TINGGI versi ane...
Monggo...