- Shahih Muslim No.217
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Tidak ada seorang nabi, kecuali diberi mukjizat kenabian yang sesuai, yang diimani manusia. Sedangkan yang diberikan kepadaku adalah wahyu yang diturunkan Allah. Aku berharap, akulah yang paling banyak pengikut dibanding mereka nanti di hari kiamat.
Tetapi kalau kita mau jujur menelaah sejarah nabi-nabi, mereka tidak gila pengikut. Misal: Musa diutus Tuhan kembali ke Mesir bukan untuk mencari pengikut, melainkan untuk membawa bani Israel keluar dari sana dan membimbing mereka menuju tanah perjanjian. Tidak ada satupun nabi Tuhan yang gila pengikut, apalagi sampai pada pemikiran dan harapan: SEMOGA JUMLAH PENGIKUTKU LEBIH BANYAK DARI NABI-NABI LAIN.
Nabi-nabi asli tidak ada yang menganut paham sektarian. Tuhan mengutus mereka bukan untuk menjadikan mereka sebagai pendiri geng, di mana masing-masing mereka saling berlomba mendapatkan pengikut terbanyak. Tuhan mengutus mereka untuk misi-misi tertentu, dan di antara misi-misi itu tujuannya adalah satu: agar manusia dapat berbalik kepada fitrah, yaitu menjadi UMAT TUHAN. Menjadi umat Tuhan berarti berubah dari jahat menjadi baik. Inilah MORAL yang diharapkan Tuhan.
Muhammad mengaku nabi, dan berusaha merekrut anggota geng sebanyak mungkin dan berharap anggota gengnya akan melampaui jumlah pengikut kaum Yahudi maupun Nasrani.
Dia tidak berpikir pada kualitas (moral), melainkan pada kuantiti. Paham yang ditanamkannya ke dalam pikiran muslim: "MASUK ISLAM AKAN MASUK SURGA" (=label agama yang disandang seseorang dapat menentukan seseorang masuk surga) juga menjadi bukti bahwa Muhammad adalah penganut paham sektarian.
Dia menanamkan ide kepada pengikutnya bahwa awloh itu serupa dengan RAJA GENGSTER. Manusia yang tidak satu geng dengan awloh, tidak akan diterima di surga.
Jadi bukan ukuran moral yang dilihat, melainkan "STATUS KEANGGOTAANNYA" atau "LABEL AGAMANYA".
Kalau Tuhan Sejati seperti itu, mau jadi apa dunia ini? Tapi betapa bersyukurnya kita manusia, karena Tuhan Sejati tidak seperti itu. Yang seperti itu adalah AWLOH, sosok kayalan Muhammad, dan sosok tersebut bukanlah TUHANNYA PARA NABI.