Sdr Crescent-Star,
CRESCENT-STAR wrote:buat apa saya capek-capek membuktikan agama bung palsu ? toh bung sudah mengakui kepalsuan itu.
Tolok ukur PALSU atau TIDAKNYA suatu "agama" dapat kita analisis berdasarkan TUJUAN AGAMA DIBUAT.
Saya tanya:
Untuk apa manusia menciptakan agama?
1) Untuk memperbaiki moral umat
atau
2) Untuk merusak moral umat
Crescent wrote:lantas secara asas KEPATUTAN saja .. apa pantas penganut agama palsu menilai kebenaran agama orang lain dgn maksud melecehkannya ?
Kebenaran apa yang dibawa oleh Muhammad? Dia sudah salah persepsi. Dia mengira agama-agama sebelumnya didirikan oleh nabi-nabi, sehingga dia berani mengklaim agama yang didirikannya sebagai kelanjutan agama sebelumnya.
Kalau menurutmu agama sebelumnya itu palsu, bukankah itu artinya Muhammad *****, karena ia mengaku melanjutkan agama palsu?
Dia tidak tahu kalau agama sebelumnya itu palsu, sehingga nebeng ketenaran agama sebelumnya dan mengklaim agama barunya itu kelanjutan agama sebelumnya.
Crescent wrote:penilainya saja sudah tdk kredibel.. mau apa lagi ?
Apakah kamu kredibel? Bagaimana kamu bisa dipercaya lha wong kamu termasuk orang yang percaya pada KLAIM, bukan pada FAKTA? Asal ada orang mengaku nabi dan mengklaim agamanya dari tuhan, maka kamu akan langsung menganggapnya ASLI.
Lama-lama akhirnya ketahuan juga, sehebat apakah INTELEKTUAL sampeyan.
__________________________________________________
Kalau intelektual Sdr Crescent cukup bagus, pasti dia sudah menyadari kini, bahwa ajaran Muhammad
bukanlah ajaran Tuhan. Tuhan tidak pernah mengajarkan
"AGAMA DAPAT MENYELAMATKAN MANUSIA DI AKHERAT". Penentu keselamatan manusia kelak (masuk surga atau masuk neraka) bukanlah pada apakah ia mau masuk agama atau tidak, melainkan dari PERILAKU HIDUPNYA, BAIK atau JAHAT.
Ajaran Muhammad mengenai
"AGAMA DAPAT MENYELAMATKAN MANUSIA DI AKHERAT" adalah ajaran Paus di abad pertengahan dan ajaran para rahib Yahudi yang sesat.
Nabi Isa (Yesus-nya Kristen) sudah mengingatkan bahwa pola pikir seperti itu adalah sesat. Muhammad bukannya meluruskan pemahaman yang sesat itu, malah mengadopsinya. Pemahaman yang Muhammad tanamkan ke dalam pola pikir umatnya bukanlah ajaran dari Tuhan, melainkan ajaran Paus di abad pertengahan.
Sungguh menggelikan bila kita masih mempercayainya sebagai PENERUS AJARAN NABI-NABI, karena ajaran yang Muhammad ajarkan adalah ajaran Paus di abad pertengahan. Kaum sektarian memang berpandangan bahwa "masuk ke dalam agamanya" akan mendapatkan
reward, sedangkan bila menolak akan mendapatkan
punishment.
Kalau sampai pada tahap ini, Sdr kita Crescent-Star masih belum sadar juga, berarti memang benar, IQ-nya sudah setaraf Kompas.
___________________________________________________________
Ekses negatif dari ajaran sesat yang dilestarikan oleh Muhammad itu adalah menghasilkan orang-orang fanatik dan pembela agama, seperti anggota gengster begitu fanatik pada gengnya.
Pada hakikatnya, pola pikir Islam tidak sama dengan pola pikir agama Samawi. Pola pikir Islam adalah pola pikir sektarian yang sama dengan pola pikir para pengikut GENGSTER.
Karena itu tidaklah salah bila seorang kafir membuat situs tentang "GANGSTER OF MOHAMMED" (
http://gengster.t35.com).
Islam memang bukan agama alias agama palsu. Islam sebenarnya
sebuah GENG. Seperti Paus di abad pertengahan yang membelokkan agama Nasrani menjadi GENG PAUS. Orang-orang dipaksa masuk agama Katholik dan orang-orang yang tidak memiliki pemikiran yang sama dicap BIDAH dan dihukum berat. Muhammad melestarikan pola pikir kaum sektarian tersebut. Muhammad bukanlah nabi, dia sebenarnya pendiri geng.
Saya ada saran, mulai sekarang, kita jangan lagi menyebut Islam sebagai agama, tapi sebut saja, "GENG ISLAM".