Adadeh wrote:FFI tidak mengeluarkan hadis apapun. Hadis2 yang saya kutip berasal dari sumber Islam sendiri dan sangat terkenal di kalangan Muslim yang tahu betul sejarah Islam. Kau pun sebenarnya dengan mudah bisa memeriksanya sendiri. Kalau nuduh, pakai bukti!
ya ya ...istilahnya "pilihan" mungkin
Ke luar satu lagi nih kata baru. Kemaren bilang “ULTIMATUM” , hari ini bilang “PERSEKONGKOLAN”. Besok kata baru apa lagi yang ke luar?
Bagaimana dengan lebih dari 60 perampokan2 lain yang dilakukan Muhammad kepada suku2 Bani Ghatafan, B. Quraish, B. Damrah, B. Sulaym, B. Asad ibn Khuzaymah, Banu Lihyan, al-Qarata, B. Kilab, B. Thalabah, B. Asad, B. Judham, Dumat al-Jandal, B. Hawazin, dll? Dari begitu banyak suku2 di Jazirah Arabia, tidak ada tuh yang menyerangnya terlebih dahulu. Muhammad selalu saja mengarang berbagai alasan dengan nama Awloh untuk menyerang dan merampoki mereka semua, tapi alasan sebenarnya sudah jelas: kalau tidak merampok, dia dan kelompoknya tidak bisa makan.
ha ha baca dulu siapa mereka dan apa aksi mereka sama Muhamamd dan pengikutnya yg di Mekkah
Bahkan dia sendiri sudah mengaku bahwa mata pencariannya memang merampok:
Hadis Sahih Bukhari, Vol. IV, pg. 104:
Dikisahkan oleh Ibn ‘Umar bahwa sang Nabi berkata,”Mata pencaharianku ada di bawah bayangan tombakku, (1) dan dia yang tidak menaati perintahku akan dihinakan dengan membayar Jizya.”
Catatan: (1) “Di bawah bayangan tombakku” berarti “dari jarahan perang”.
[Ref: The Translation of the Meanings of Sahih Al-Bukhari, Arabic-English, Vol.IV (page 104) by Dr. Muhammad Muhsin Khan, Islamic University—Al-Medina Al-Munauwara].
Pasti kamu akan bilang Hadis ini keluaran FFI lagi seperti biasa. Ya, memang semua Hadis2 Bukhari itu sebenarnya ditulis oleh orang2 Kristen dan Yahudi. Hahaha …! Pikir2 yang menjelek-jelekkan Islam ya Muhammad, Bukhari, Muslim, Abu Daud cs. itu sendiri.
he he ini sama sekali bukan pernyataan tanpa latar belakang ... kik ..kik ..kebiasaan ... ibarat teriakan ente di WC yang sering gue singgung
Jawabanmu berubah-ubah terus dan tidak ada referensi yang mendukungnya. Berdasarkan tulisan sejarah Islam dan Hadis yang saya kutip, sudah jelas bahwa Muhammad melakukan penyerangan dengan niat untuk merampok dan memperbudak. Muhammad melakukan ini karena dia mampu. Ini adalah contoh jelas penerapan hukum rimba. Yang kuat memakan yang lemah.
eeet dah ...keras kepala
Namanya perampokan dan bukan perang. Bani al-Mustaliq tidak pernah memusuhi Muhammad terlebih dahulu. Bahkan mereka pun tidak siap dan kaget sewaktu diserang, sebab memang tidak ada tanda2 permusuhan sebelumnya.
ngaco lagi ... bener2 baca hadistnya piliha FFI doang0
Jadi bagi Islam, sikap merampok suku yang damai, membunuhi kaum pria, lalu menawan dan memperbudak kaum wanita dan anak2 dianggap sebagai sikap yang bertanggung jawab.
laki2 yg ditawan sedikit (biasanya aki-aki) yg mati di medan tempur banyak ... maka menurut ente dibiarin kelaparan dan mati pelan ??
Lebih baik katamu? Bukankah lebih baik tidak menyerang suku yang damai sama sekali? Bukankah lebih baik mengampuni mereka dan tidak membunuh, merampoki, menawan dan bahkan memperbudak, apalagi selama itu B. al-Mustaliq selalu bersikap bersahabat terhadap Muhammad? Bukankah Awloh berulang kali pula memerintahkan pengampunan di dalam Al-Qur‘an, antara lain dalam surat Al-A’raf 199, Al-Hijr 85, dan Asy-Syura 43. Sementara itu Muhammad sendiri juga menjelaskan keuntungan orang-orang yang mau memaafkan kesalahan orang lain, di antaranya:
“Barangsiapa memberi maaf ketika dia mampu membalas, maka Allah akan mengampuninya saat ia kesukaran”. Dan “Orang yang memaafkan terhadap kezhaliman, karena mengharapkan keredhaan Allah, maka Allah akan menambah kemuliaan kepadanya di hari kiamat” (Lengkapnya dapat dilihat dalam Muhammad Ahmad al-Hufy, Edisi Indonesia, hal. 272).
Mana tuh penerapan atas kata2nya sendiri? Perlakuannya sungguh tak ada belas kasihan ataupun kasih sayang antara sesama manusia. Pihak lain dilihatnya sebagai korban untuk ditindas dan dimanfaatkan hanya karena dia mampu melakukan hal itu.
masih juga pilon ...ente memebela suku Yahudi yg sudah jelas banyak hadits yg menyatakan perilaku mereka pd komunitas madina yg membuat muhammad harus bertindak sbg walikota Madina. seeet dah
taruhannya bukan pribadi Muhammad ....tapi orang2 yg dalam perlindungan Muhammad .... perkara memaafkan itu tdk ada dikasus keamanan sosial ini ... upaya preventif perlu
Jadi menurut hukum Islam, halal hukumnya untuk menjadikan pihak yang kalah, dalam hal ini para wanita, sebagai budak dan halal pula untuk menyetubuhi mereka, tidak peduli apakah para wanita itu bersedia atau tidak, tidak peduli apakah para wanita itu telah menikah, tidak peduli apakah para wanita itu baru saja kehilangan suami dan sanak saudara pria hari itu karena dibunuh Muslim. Itulah hukum Islam dan itu tertulis jelas dalam Qur’an dan Hadis pula.
ente ngomong seolah2 disana ada institusi hukum
hukum budak ya begitu kala itu ... semuanya mengerti baik dari pihak buidak atau pemilik budak ... itu hukum yg terjadi
sudah saya katakan kalo seandai pilihan iotu Merdeka tanpa perlindungan suku atau menjadi budak dalam perlindungan suku ,,maka mereka akan memilih menjadi budak karena akan selamat nyawanya .... ini kondisi sosial disana kala itu .
Yang terjadi adalah: “kegiatan memasukkan alat kelamin tentara Muslim ke dalam alat kelamin budak/tawanan wanita tanpa persetujuan dari pihak wanita dengan tujuan pemuasan seksual bagi diri tentara Muslim tersebut”.
Hanya Muslim saja yang tidak bisa melihat hal ini sebagai perkosaan. Betapa parahnya bukan Islam telah membutakan mata Muslim?
Dengan begitu terjawab sudah sebagian dari pertanyaan saya yang berbunyi:
MENGAPA TIADA HUKUMAN BAGI PEMERKOSAAN MASAL SEDANGKAN ZINAH DIHUKUM DENGAN HUKUMAN YANG PALING BERAT (rajam sampai mati)?
Pemerkosaan massal terhadap para budak dan tawanan wanita dalam Islam bukanlah dosa, karena diperbolehkan oleh Muhammad, dan malah dianggap sebagai “hadiah” dari Awloh atas tentara Muslim yang memerangi kafir di jalan Awloh.
Q 8:69
“Tapi (sekarang) nikmati apa yang kau dapat dari perang, sah dan baik: tapi takutlah akan Allah: karena Allah itu Seringkali Memaafkan, Maha Pengampun.”
Seks dengan budak/tawanan wanita adalah salah satu motivasi utama tentara Muslim ikut berperang dengan Muhammad. Motivasi lain adalah uang, barang jarahan, kekuasaan. Agama hanyalah sekedar alat bagi Muhammad untuk mengontrol pengikutnya: kalo nurut akibatnya masuk surga + hadiah jarahan perampokan, kalo kagak nurut akibatnya masuk neraka. As simple as that, tanpa mengindahi kaidah moral, etika, kemanusiaan. Pokoknya yang penting semua tunduk di bawah Islam.
kik ..kik ....
deh ..deh ... ente nih emang IQ jongkok yah ?
sbg budak maka metreka sudah mengetahui dan memahami hak tuannya ... trus ente sbg apa kapasitasnya dlm penilaian pengkatagorian PEMERKOSAAN ??...seet
Berubah lagi nih istilahnya kalo korban penjajahan dan perbudakan adalah Muslim. Menurut Kamu Echols dan Shadily, invation berarti penyerangan. Bukankah invasi modern itu juga masih terus dilakukan oleh para teroris Islam modern di mana pun di seluruh dunia? Yang mereka lakukan tidak ada bedanya dengan yang dilakukan Muhammad. Apa bedanya invasi di jaman kuno dengan invasi di jaman modern? Lagipula sewaktu Belanda menjajah suku2 di Nusantara, negara Indonesia belum ada. Bukankah Muhammad sendiri juga menyerang negara lain seperti Byzantium dan Persia sewaktu dia masih hidup?
bukan menyerang atuh MEMBEBASKAN DARI PENJAJAHAN BYNZANTIUM DAN ROMAWI...karena solidaritas Arab tinngi dan Muhammad diperhitungkan maka daerah2 itu meminta bantuan Muhammad untuk membebaskan mereka dari penajajahan romawi dan persia
Gue kagak peduli sama budaya primitif Irian sebab mereka tidak bikin agama yang memerintahkan pembunuhan atas non-Irian. Sebaliknya, tindakan2 kriminal produk dari budaya primitif Arabia dihalalkan dalam nama Islam, dan lebih dari itu, diabadikan dalam ayat2 Qur’an dan Hadis untuk terus diterapkan sampai akhir zaman. Karena itulah Muslim terpaku pada ideologi, kebudayaan dan mentalitas primitif sejak 1.400 tahun yang lalu sampai detik ini. Pada saat kebudayaan non-Muslim lain berkembang menjadi lebih beradab, lebih menghargai hak azasi manusia, lebih merdeka dalam berpikir, lebih berprestasi dalam berbagai bidang, kaum Muslim tetap diam di tempat dan terus tertinggal tanpa menyadari apa sebab keterbelakangan mereka.
ngoceh deh semau lo .... orang pintar kagak model gini nih