Yusuf Roni wrote:Upacara pembakaran korban itu semata-mata hanya untuk mentaati perintah Tuhan. Dan bukan sekali-kali untuk penebusan dosa.
Wah, saya sungguh tidak menyangka bahwa sebenarnya Anda itu tidak tahu apa2 tentang Hukum Taurat, terutama tentang Korban Bakaran. Ini sekedar menambah pengetahuan Anda:
KORBAN BAKARAN
Lima buku pertama dalam Perjanjian Lama disebut Pentateuch yang ditulis oleh Musa.
Kejadian adalah tentang jatuhnya manusia ke dalam dosa.
Keluaran adalah tentang keluarnya bani Israel dari tanah Mesir dan penyelamatan yang dilakukan Tuhan atas umatNya.
Imamat adalah tentang kesucian Tuhan dan menerangkan umatNya cara2 beribadah.
Bilangan adalah tentang pengaturan tanah tempat tinggal bani Israel.
Ulangan merupakan hukum kedua yang menekankan perilaku manusia.
Jadi urutannya adalah manusia berbuat dosa sehingga harus ke luar dari taman Firdaus. Manusia butuh Penyelamat dan Penebus dosanya. Setelah dosa ditebus, manusia perlu belajar cara2 beribadah, bertempat tinggal dan berperilaku.
Di dalam 7 bagian pertama Imamat terdapat 5 jenis persembahan:
1. Korban Bakaran – lambang penyerahan diri secara umum kepada kehendak Tuhan
2. Korban Sajian – lambang kebulatan tekad atau penyerahan diri secara khusus kepada kehendak Tuhan
3. Korban Keselamatan – lambang penyatuan secara spiritual dengan Tuhan
4. Korban Penghapusan Dosa – lambang pengakuan dosa
5. Korban Penebus Salah – lambang penyucian dosa (dosa diampuni)
Jadi urutannya adalah: pengabdian, kebulatan tekad, penyatuan spiritual, pengakuan, dan penyucian dosa. Manusia (umat YHWH) tidak tahu bagaimana mendapat ampun dari dosa, karena manusia belum belajar cara mengaku dosa. Manusia tidak tahu bagaimana mengaku dosa, sebab manusia belum menyatu secara spiritual dengan Tuhan, karena manusia belum membulatkan tekad untuk menyerahkan diri padaNya dan pada kehendakNya.
I. KORBAN BAKARAN – PENYERAHAN DIRI, Imamat 1:1-17.
Pembakaran korban di sini adalah simbol penyerahan diri total kepada Tuhan. Korban yang harus dibakar habis merupakan lambang penyerahan diri sepenuhnya. Persembahan ini dilakukan sejak awal zaman negara Israel. Persembahan harus dilakukan setiap pagi dan setiap sore dan dilakukan terus menerus sepanjang malam (Keluaran 29:38-42; Bilangan 28:3-8; Imamat 6:9). Korban bakaran harus dibakar seluruhnya tanpa sisa, melambangkan pengabdian umat Tuhan yang total. Pembakaran korban yang terus-menerus juga melambangkan pengabdian umat Tuhan yang terus-menerus dalam hidupnya.
II. KORBAN SAJIAN – Kebulatan Tekad, Imamat 2:1-16
Korban sajian merupakan wakil karya tangan manusia, yang dihasilkan dan dilakukan umat Tuhan untuk beribadah kepadaNya. Umat Tuhan tidak hanya menyerahkan diri total kepada Tuhan, tapi dia pun menawarkan apa yang dimilikinya untuk ibadah kepada Tuhan.
III. KORBAN KESELAMATAN –Kesatuan Spiritual, Leviticus 3:1-17
Korban keselamatan melambangkan hubungan antar umat dan TuhanNya. Makanan untuk upacara ibadah dimakan oleh imam sebagai wakil Tuhan bagi manusia, sebagai tanda hubungan manusia dengan Tuhan dan kehendakNya. Ada 3 alasan untuk melakukan Korban Keselamatan:
1. Bersyukur kepada Tuhan karena semua anugrahNya
2. Bersumpah untuk mentaati kehendak Tuhan
3. Bersikap sukarela melakukan persembahan korban keselamatan
Larangan dalam melakukan Korban Keselamatan
1. Tidak boleh ada sisa setelah hari ke tiga
2. Tidak boleh ada kenajizan
3. Tidak boleh makan makanan berlemak
4. Tidak boleh menelan darah
IV. KORBAN PENGHAPUSAN DOSA - Pengakuan, Imamat 4:1-35; 6:24-30
Dosa yang dimaksud dalam hal ini adalah dosa melanggar Perintah Tuhan. Dosa yang tidak sengaja dilakukanpun termasuk dosa pula (Imamat 4:2) karena tetap melanggar perintah Tuhan. Ada 4 kelompok dalam yang termasuk dalam hukum ibadah Korban Penghapusan Dosa.
a.
Dosa yang dilakukan Imam, 4:3-12
Tuhan memulainya dari ketua para umat yakni imam2 Yahudi. Jika kepemimpinan tidak beres, maka yang di bawahnya juga tidak bisa beres. Ada tiga hal yang ditekankan dalam penghapusan dosa. Yang pertama (1) adalah korban bakaran, yakni lembu, haruslah sempurna, tidak cacat sama sekali. Orang yang berdosa harus menumpangkan tangan ke kepala lembu (4:4) sebagai lambang dosa beralih ke tubuh lembu. Kedua (2), darah lembu dikucurkan sebagai lambang pengampunan dosa (4:7) . Ketiga (3) Korban dosa (lembu) menjadi korban bakaran. Bagian lemak dan jeroan dipisahkan sebagai lambang hanya bagian yang esensial dari diri manusia yang dipersembahkan kepada Tuhan.
b.
Dosa para Jemaat, 4:13-21
c.
Dosa para Pemimpin, 4:22-26
d.
Dosa masyarakat pada umumnya, 4:27-35
Dengan keempat penggolongan ini sudah jelas bahwa menurut Hukum Taurat semua
manusia telah berdosa.
V. KORBAN PENEBUS SALAH - Penyucian, Leviticus 5:1-6:7.
Dalam hal ini kesalahan atau dosa adalah:
A.
Dosa2 karena lupa atau bersikap pasif – pelanggaran hukum Tuhan, 5:1-13
Yang termasuk di sini adalah:
1. Dosa karena tidak mau bersaksi ketika melihat sesuatu yang salah, 5:1
2. Dosa kenajizan, 5:2-3
3. Dosa karena mengutuki, 5:4
B.
Dosa2 tak sengaja melakukan hal2 terlarang – pelanggaran akan hal2 yang kudus, 5:14-19
C.
Dosa2 yang sengaja dilakukan – menyakiti sesama manusia lain
Nah, kiranya dengan ini jelas bagi Anda bahwa upacara pembakaran korban dalam Taurat
sebagian besar adalah untuk pengakuan dan pengampunan dosa. Jadi berdasarkan hukum Taurat,
dosa harus dibayar dengan nyawa, dalam hal ini adalah nyawa hewan kurban yang sempurna, tanpa cacat. Dalam Perjanjian Baru, hewan kurban diganti oleh Yesus Kristus, manusia sempurna tanpa dosa yang telah menerapkan seluruh aturan Hukum Taurat (sekitar 630 aturan) tanpa cela. Tiada seorang pun yang mampu melakukan hal itu kecuali Yesus. Karena itulah Yesus sudah menggenapkan Hukum Taurat. Selesai sudah. Ini dengan jelas diterangkan oleh Paulus di kitab Roma, tapi umat Islam entah kenapa begitu benci pada Paulus. Heran gue. Pasti gara2 si Ahmad Deedat. Padahal Paulus sampai mengorbankan nyawanya demi Yesus dan penyebaran Injil. Bahkan Paulus juga sempat mati dan masuk surga sebelum dihidupkan kembali oleh Tuhan untuk melanjutkan tugasnya.
Bagaimana anda berkata demikian bahwa Alkitab Perjanjian Lama dan Baru dosa tetaplah sama.
What are you talking about? Siapa bilang dosa Perjanjian Lama adalah sama dengan Perjanjian Baru? Setiap orang berbuat dosa setiap hari, baik sengaja atau tidak!! Dosa ya tetap dosa di mata Tuhan.
Berdasarkan ayat tersebut, maka dosa Adam dan Hawa harus ditanggung sendiri oleh keduanya.
Kalau Anda percaya dengan kisah2 di Perjanjian Lama, semestinya Anda juga sudah tahu jawabannya. Agama Kristen dan Yudaisme percaya bahwa kita tidak berada di Taman Firdaus lagi karena Adam dan Hawa telah melanggar perjanjian dengan Tuhan. Perjanjian antara Adam dan YHWH saat itu menentukan seluruh nasib umat manusia. Perjanjian yang dibuat YHWH dengan Bani Israel dengan perantaraan Musa punya konsekuensi lain. Begitu pula Perjanjian Baru yang dibuat YHWH dengan umat Kristen dengan perantaraan Yesus punya konsekuensi lain pula. Jadi tidak bisa disamaratakan semuanya.
Baiklah, saya teruskan pertanyaan saya pada anda; sejak umur berapa anda dibaptis.
Saya dibaptis pada saat saya sudah dewasa atas keputusan saya sendiri setelah saya menyadari siapa itu Yesus. Kenapa kok tanya2 segala? Apa hubungannya nih dengan topik yang kita bicarakan? Apa kamu pikir jika saya tidak dibaptis saya lalu bukan Kristen dan tidak menerima jaminan keselamatan untuk masuk surga?
Ya, karena kita dilahirkan di dunia.
Lho, kenapa kita dilahirkan di dunia sedangkan Adam diciptakan di Firdaus. Sejak kapan tuh manusia ke luar dari Firdaus dan kenapa pula dikeluarkan?
Hal ini kan sudah saya jelaskan pada jawaban saya yg terdahulu pada tread yg lain.
Semua penjelasan untuk menutup-nutupi kesalahan Muhammad tidak mampu menyangkal kenyataan bahwa Muhammad adalah seorang munafik yang sama sekali tidak segan2 untuk melanggar aturan2 moral dalam Qur'an demi kepentingannya sendiri. Lebih jelek lagi, setelah melanggar pun dia tidak pernah menunjukkan penyesalan sama sekali.
Tapi anda bisa tanyakan pada para saksi hidup yg menyaksikannya seperti para pendeta yg ikut menyaksikan persidangan tsb atau langsung sama si Yusuf roni.
Silakan cantumkan nama2 para pendeta itu biar nanti saya coba hubungi. Jadi pengen tahu nih.
Jadi betulkan ayatnya bahwa memang di Kristen bahwa budak itu tidak ada kesempatan untuk merdeka,
Agama Kristen bukanlah agama Yudaisme. Yesus tidak pernah memerintahkan umat Kristen untuk mengambil budak. Umat Kristen tunduk di bawah Injil, dan bukan Taurat. Tunjukkan ayatnya di mana Yesus memerintahkan perbudakan terhadap non-Kristen atau sesama Kristen!! Yesus dengan jelas memerintahkan umatnya untuk memperlakukan sesama manusia seperti diri sendiri ingin diperlakukan. Perintah ini luas sekali penerapannya dan menjadi patokan moral yang sangat kuat bagi umat Kristen. Ujilah dirimu sendiri, apakah kau mau dijadikan budak? Tentu tidak. Karena itu, ya jangan memperbudak. Itulah yang dimengerti Abraham Lincoln sebagai seorang Kristen, dan itu pula yang dilakukannya dengan menghapuskan perbudakan.
Alkitab perjanjian baru mengutuk perbudakan dengan memasukan
penculik orang = menstealers (istilah bagi pedagang budak saat itu) ke dalam daftar manusia berdosa:
1 Timothy 1:10 (Yunani)
pornois, arsenokoitais,andrapodistais, pseustais, epiorkois, kai ei ti heteronte hugiainouse didaskalia antikeitai
1 Timothy 1:10 (Inggris - King James)
For whoremongers, for them that defile themselves with mankind, for menstealers, for liars, for perjured persons, and if there be any other thing that is contrary to sound doctrine;
Justru karena isi Injil inilah maka kaum Kristen di Inggris seperti Wilberforce, Clarkson) dan kaum Abolist dan Protestan di Amerika berjuang untuk menghapuskan perbudakan. Jika kaum Kristen masih terpaku pada Hukum Taurat, maka tidak akan pernah ada penghapusan perbudakan. Yesus adalah seorang revolusioner. Dia merombak tatanan moral manusia dalam berinteraksi dengan sesama manusia, dengan bawahan, dengan kaum wanita untuk menuju ke arah yang jauh lebih modern, lebih berpengharapan, lebih menghormati antar sesama. Dengan azas keKristenan inilah akhirnya masyarakat Barat bisa menghasilkan masyarakat demokrasi yang paling sukses dalam sejarah umat manusia. Intinya adalah saling menghormati antar sesama manusia, memperlakukan orang lain seperti diri sendiri ingin diperlakukan.
Tanpa dominasi masyarakat Barat modern yang anti perbudakan, maka dunia perbudakan di negara2 Islam akan semakin terang2an dan tidak ditutup-tutupi lagi seperti saat ini. Bukankah sampai detik ini perbudakan dalam Islam itu tetap halal seperti 1.400 tahun yang lalu?