Islam adalah satu2nya agama di dunia yang jelas2 menulis caci maki dan kutuk terhadap kaum Yahudi (dan juga Kristen). Muslim membenci kaum Yahudi karena demikianlah yang diperintahkan Allah/Muhammad kepada Muslim dalam Al-Qur'an. Allah/Muhammad memang memerintahkan Muslim untuk memusuhi, memerangi, dan membunuhi Yahudi. Islam adalah agama rasis yang menyuruh umatnya membenci ras manusia lain yakni Yahudi. Muhammad benciiii sekali pada kaum Yahudi, tapi meskipun begitu doyan sekali akan cewek remaja Yahudi yang kece, harta Yahudi yang banyak itu, lahan ladang Yahudi yang subur makmur. Lagipula sejak ribuan tahun sampai detik ini hanya kaum Yahudi saja yang mampu merubah gurun pasir Timur Tengah jadi ladang subur.
Anak2 Indonesia Muslim tidak tahu apa2 tentang Yahudi dan kemungkinan besar selama hidupnya tidak pernah ketemu Yahudi, tapi kebencian kepada Yahudi membumbung tinggi mencapai langit. Hal ini karena demikianlah yang diwariskan Muhammad melalui Islam dan diajarkan orangtua Muslimnya padanya. Islamlah yang membuat dirimu benci dan curiga terhadap orang Yahudi. Andaikata kau ganti agama, sirna pulalah kebencianmu itu. Aku yang kafir tidak pernah merasakan kebencian apapun terhadap Yahudi, bahkan suka sama mereka setelah bertemu dan berteman.
Buktikan ayatnya bung
Tidak ada Yahudi yang terlebih dahulu memerangi Islam. Muhammadlah yang selalu terlebih dahulu menyerang, merampok, menjarah, memperkosa kaum Yahudi. Sama persis dengan keadaan sekarang bangsa2 Arab terus-menerus memerangi dan mengganggu Israel tak kunjung henti. Kebencian warisan Muhammad memang mujarab sekali, langgeng sampai kiamat.
Sampai detik ini, tiada lagi satupun suku Yahudi yang tersisa di Jazirah Arabia, padahal dulu sebelum Muhammad ngaku nabi terdapat ribuan Yahudi di sana.
Siapakah penghancur suku Yahudi Bani Qurayza di Medinah?
Siapakah penghancur suku Yahudi Bani An-Nadir di Medinah?
Siapakah penghancur suku Yahudi Bani Quaynuqa di Medinah?
Siapakah penghancur suku Yahudi Khaybar di Arabia?
Siapakah penghancur suku Yahudi Bani Mustaliq di Arabia?
Siapakah penghancur suku Yahudi Fadak di Arabia?
Atas perintah siapa tuh yang sebelum mati memerintahkan si Abu Bakar, Umar, Usman, dan Ali untuk mengusir SEMUA Yahudi dari Jazirah Arabia?
Kata sapa,Noooooh Sinagog ada di Libanon.Kalau gue jawab
kenapa suku itu melakukan pengkhianatan,OOH kjadi menurut anda,kita harus berteman sama penghianat yah hehehehehehe
Tidak ada data sejarah seperti itu. Menurut catatan resmi sensus League of Nations dan Arab, sekitar 539.000 orang Arab meninggalkan Israel atas himbauan negara2 Arab sebelum menyerbu Israel di tahun 1948. Setelah Israel menang melawan keroyokan negara2 Arab Islam seperti Yordania, Mesir, Siria, Lebanon, dan Irak, maka kaum Yahudi di negara2 Arab tersebut dibunuhi dan diusir ke luar. Mesir dan Yordania bahkan membunuh dan mengusir SEMUA orang Yahudi yang hidup di negara2 mereka saat itu.
Setelah kalahnya negara2 Arab, sekitar 850.000 orang Yahudi diusir paksa dari negara2 Arab di mana mereka tinggal selama berabad-abad. Kaum Yahudi ini dipaksa meninggalkan harta benda dan tanah mereka. Akhirnya mereka masuk ke tanah Israel tanpa uang sepeser pun. Para pengungsi Yahudi ini disambut hangat oleh negara baru Israel. Mereka diberi sandang, pangan, dan papan.
Tell the history like it is dan tidak perlu bohong segala. Kebohongan dan pemutarbalikkan kenyataan hanyalah membawa malu pada dirimu sendiri.
Masih banyak Sinagog di Turki sama wilayah ARAB utara.Nah elo kagak tau aja.Sekarang gue baklik nanya aja deh,elo di Indonesia pernah diusir kagak
Apakah kau pernah bertemu orang Yahudi dalam hidupmu? Kawan2ku banyak sekali yang dari Israel. Mereka tahu betapa sengsaranya hidup di negara2 Islam Arab. Sudahlah, tidak usah pura2 menyayangi orang Yahudi, padahal dalam hati benci sama mereka. Muhammad pun mana pernah menyuruhmu menyayangi orang Yahudi? Lihat tuh Qur'an-mu, isinya penuh caci-maki atas orang Yahudi dan agamanya sekalian.
Kau pikir dulu masyarakat Yemen mau saja memeluk Islam dengan sukarela? Nasib Arab Yemen pagan dan Kristen di jaman Muhammad ternyata sama dengan nasib Indonesia Hindu di jaman Islam masuk Indonesia.
Gue pernah,sampai sekarang Ngontak tuh. Nah mana ayat menghujat YAHUDInya .Hehehehehehe sejak kapan Islam masuk kesini secara paksa,elo sih kagak nanya Orang yang mau masuk Islam
Pembunuhan Massal di Jurash, Yemen oleh Surad b. Abd Allah —October, 631M
Panglima perang Muslim suruhan Muhammad yang bernama Surad b. Abd Allah menyerang Jurash, kota yang didiami oleh suku2 Yemen. Ketika orang2 Yemen mengetahui bahwa tentara2 Muslim akan menyerang mereka, mereka menutup pintu gerbang benteng kota rapat2. Pengepungan berlangsung selama sebulan dan suku2 Yemen tetap tidak mau ke luar dari tempat berlindung. Karena itu Surad pura2 mundur dan meninggalkan tempat itu. Para penduduk Jurash mengira bahaya telah berlalu, sehingga mereka ke luar benteng. Tentara Muslim lalu menyerang mereka dari belakang dan dengan kejamnya melakukan pembantaian massal.
Perampokan dan Pemaksaan Agama terhadap B. Nakha di Mudhij, Yemen oleh Ali—October, 631 M
Menantu Muhamma bernama Ali memimpin 300 rombongan tentara berkuda ke Yemen untuk menyerang B. Nakha di Mudhij. Dia mengumumkan kepada mereka untuk masuk Islam atau mati. Ini adalah serangan teror pertama yang dilakukan pasukan berkuda Ali di Yemen. Ini juga merupakan tentara Hejaz pertama yang dikirim Muhammad untuk menyerang Yemen. Awalnya suku B. Nakha tidak mau masuk Islam. Pertempuran pun terjadi dan tentara Ali membunuh 20 orang. Pada akhirnya tentara B. Nakha kalah, menyerah dan lalu masuk Islam. Beberapa suku dari Mudhaj di Yemen juga akhirnya memeluk Islam. Pasukan Muslim menjarah apapun yang bisa mereka ambil seperti harta benda, wanita, anak2, unta, dan kambing. [Ibn Sa’d, p.210 ] Ali kembali membawa semua barang jarahan itu. Setelah itu dia bergabung dengan Muhammad untuk melakukan ibadah hajinya (Muhammad) yang terakhir.
Pada waktu melakukan penyerangan dan penjarahan ini, Ali (menantu Muhammad) melakukan hubungan seks dengan wanita2 tawanan perang dan Muhammad senang sekali mendengar besarnya nafsu berahi menantunya. Ini Hadisnya.
Hadis Sahih Bukhari, Volume 5, Book 59, Number 637:
Dikisahkan oleh Buraida:
Sang Nabi mengirim ‘Ali ke Khalid untuk membawa Khumus (barang jarahan) dan aku benci Ali, dan ‘Ali baru saja mandi (setelah berhubungan seks dengan budak wanita dari Khumus). Aku berkata kepada Khalid, “Tidakkah kau lihat dia (Ali)?” Ketika kami bertemu dengan sang Nabi, aku katakan hal itu padanya. Dia berkata, “Wahai, Buraida! Apakah kau membenci Ali?” Kujawab, “Ya.” Dia berkata, “Apakah kau membencinya, karena dia berhak mendapatkan lebih daripada apa yang dia dapat dari Khumus.”
Hahahaha... mertua teladan tuh si Mamat. Malah girang menantunya sendiri ngeseks dengan babunya. Perutku mual berat pengen muntah.
Hehehehe elo sih kaga tau Sanad,Tuh hadist
Dikisahkan oleh Buraida:
Sang Nabi mengirim ‘Ali ke Khalid untuk membawa Khumus (barang jarahan) dan aku benci Ali, dan ‘Ali baru saja mandi (setelah berhubungan seks dengan budak wanita dari Khumus). Aku berkata kepada Khalid, “Tidakkah kau lihat dia (Ali)?” Ketika kami bertemu dengan sang Nabi, aku katakan hal itu padanya. Dia berkata, “Wahai, Buraida! Apakah kau membenci Ali?” Kujawab, “Ya.” Dia berkata, “Apakah kau membencinya, karena dia berhak mendapatkan lebih daripada apa yang dia dapat dari Khumus.”
Tuh hadist disebut Hadits Maudu'.Nah sekarang gue tanya,adakah Redaksi lain yang mengeluarkan hadist ini,selain Buraida
Pemaksaan Agama terhadap Orang2 Hamdan Yemen oleh Ali—December, 631M
Setelah sukses membantai di Jurash dan memaksakan agama Islam di Mudhij, Yemen, Muhammad sekarang ini memaksa semua suku2 yang hidup di Yemen untuk memeluk Islam. Pertama-tama, dia mengirim Khalid b. Walid untuk meminta orang2 Yemen memeluk Islam. Khalid menghabiskan waktu 6 bulan di sana dan hanya bisa mengajak sedikit orang saja untuk masuk Islam. Maka Muhammad meminta Khalid kembali dan mengirim Ali sebagai gantinya. Ini adalah perjalanan kedua bagi Ali ke Yemen. Ketika Ali tiba di kota Hamdan di Yemen, dia melakukan sembahyang subuh di sana. Orang2 berkumpul mengitarinya. Ali menyuruh tentaranya berbaris dalam satu barisan dan membacakan surat dari Muhammad yang memerintah orang2 tsb. untuk masuk Islam atau dibunuh. Orang2 Hamdan sudah mendengar pembantaian besar2an terhadap orang2 Jurash oleh tentara Muslim sehingga mereka ketakutan dan lalu cepat2 memeluk Islam hari itu juga.
Pemaksaan Agama di Najran, Yemen Utara oleh Khalid b. Walid—February, 632M
Muhammad mengirim Khalid ke Najran, di daerah Utara Yemen untuk menyerang B. al-Harith b. Ka’b untuk mengajak masyarakat Najran (yang beragama Kristen dan pagan dan tidak punya perjanjian damai dengan Muhammad) memeluk Islam atau harus berperang melawan Muslim.
Terdapat banyak orang pagan tinggal bersama orang2 Kristen dengan damai. Semua masyarakat Najran berasal dari suku B. al-Harith. Setibanya di Najran, Khalid mengumumkan ancaman, memberi masyarakat Najran waktu 3 hari untuk memilih masuk Islam atau mati.
Khalid b. Walid mengumumkan, “Wahai orang2, terimalah Islam, dan kau akan selamat.” [Tabari, vol.ix, p.82] Masyarakat Najran tak punya banyak pilihan selain masuk Islam.
Hahahahahahaha yang bener ini nih ceritanya
HAM adalah satu istilah yang sudah sangat mendunia. Tiap hari, istilah ini dibicarakan. Bahkan, dengan berlindung di balik upaya penegakan HAM inilah kekuatan arogan dunia sering melakukan berbagai tindakan yang justru malah merendahkan derajat umat manusia. Islam sendiri melalui nabinya yang mulia, Muhamad SAWW, sangat menjunjung tinggi hak-hak yang dimiliki oleh manusia.
Masalah hak-hak asasi yang dimiliki oleh manusia adalah hal yang menjadi bahan perhatian makhluk keturunan Nabi Adam ini sejak mereka menginjakkan kaki ke muka bumi. Akan tetapi, catatan sejarah terkait upaya manusia untuk menyusun konsep-konsep pembelaan terhadap HAM ini baru bisa dilacak pada tahun 1.700 sebelum Masehi. Pada saat itu, di kawasan Babilonia, diketahui ada sebuah undang-undang bernama Hamurabi. Dalam undang-undang itu, disebutkan bahwa manusia memilik hak untuk membela diri dari segala bentuk represi yang datang dari kaum tirani.
Sementara itu, pada zaman Rasulullah SAWW hidup, beliau sempat menjadi anggota sebuah perjanjian bernama “Halaf Al-Fudhul”. Perjanjian yang dibuat sebelum diangkatnya Muhamad sebagai nabi tersebut mengikat sejumlah pemuda Mekah, dan berisikan kesiapan mereka untuk membela membela orang-orang yang tertindas. Rasulullah menyatakan bahwa perjanjian ini sangat disukainya, dan jika saja perjanjian tersebut diratifikasi pasca pengangkatan dirinya sebagai nabi, Islam pasti akan menerimanya.
Setelah terbentuknya pemerintahan Islami di Madinah, Rasulullah langsung memulai proses penyusunan undang-undang dan peraturan dengan dasar nilai-nilai yang ada dalam ajaran Islam. Di dalam naskah berbagai undang-undang yang dibuat itu, tercantum sejumlah kalimat yang secara jelas merupakan pernyataan pembelaan terhadap HAM. Dikatakan bahwa Islam mengakui hak hidup bagi seluruh umat manusia. Hal itu merujuk kepada bunyi ayat Al-Quran yang menyatakan bahwa dosa pembunuhan terhadap seorang manusia yang tidak bersalah sama besarnya dengan dosa pembunuhan terhadap seluruh manusia.
Pada zaman itu, khususnya di kawasan Hijaz, nyawa manusia memang cenderung tidak dihargai. Apalagi kalau ia adalah seorang perempuan. Nyawa perempuan dianggap sangat rendah dan hina, bahkan keberadaannya membuat malu keluarga. Karena itu, ada kebiasaan di tengah-tengah bangsa Arab untuk mengubur hidup-hidup bayi perempuan yang baru saja dilahirkan. Rasulullah SAWW kemudian membawa aturan baru berupa pelarangan keras terhadap kebiasaan keji tersebut.
Interaksi Rasulullah dengan orang-orang Yahudi yang berada di Madinah juga menunjukkan progresivitas pandangan beliau terhadap HAM dan toleransi. Pada tahun ke-9 hijriah, kaum muslimin berhasil membebaskan kawasan yang dihuni kaum Yahudi Bani Najran. Setelah itu, Rasulullah langsung membuat traktat yang ditandatangani secara bersama dengan para pemuka Bani Najran. Jika kita perhatikan butir-butir traktat tersebut, terlihat sangat sangat jelas betapa beliau sangat menjunjung tinggi etika sosial dan politik ketika berinterkasi dengan kelompok yang berlainan agama.
Dalam piagam itu disebutkan sejumlah butir penting sebagai berikut.
1. Nabi Muhamad mengakui hak-hak warga Bani Najran dalam menjalankan keyakinannya dalam beragama. Keamanan dan penjagaan atas harta benda milik warga Najran juga menjadi tanggung jawab kaum muslimin.
2. Nabi Muhamad mengakui posisi para rabi sebagai pemuka agama Yahudi Bani Najran. Mereka tetap berada dalam posisinya sesuai dengan konvensi yang ada pada agama Yahudi.
3. Hak-hak kaum Yahudi Bani Najran untuk tetap hidup di tanah asal mereka dihormati sepenuhnya.
Jika kita bandingkan perilaku Rasulullah tersebut dengan fakta yang saat ini tengah berlangsung di dunia, akan terasa ada hal yang ironis. Di satu sisi, Barat menuduh ajaran Islam yang dibawa oleh Nabi Muhamad SAWW itu sebagai agama yang tidak mengenal atau menghargai HAM. Di sisi lain, dunia malah menjadi saksi betapa Barat yang selama ini selalu mengklaim diri sebagai pembela HAM nomor wahid ternyata malah melakukan tindakan-tindakan yang bertentangan dengan nilai-nilai luhur HAM itu sendiri.
Nih bukti keduanya
Rasulullah Bermubahalah Dengan Bani Najran
Tanggal 24 Dzulhijjah tahun 10 Hijriah, Rasulullah SAWW beserta putri beliau, Fathimah Az-Zahra, menantu beliau, Ali bin Abi Thalib, dan kedua cucu beliau, Hasan dan Husain (alayhimussalam), berangkat keluar dari kota Madinah untuk menemui para pembesar kabilah Kristen, Bani Najran. Sebelumnya, para pembesar Bani Najran itu datang menemui Rasulullah untuk mempertanyakan ajaran agama Islam. Namun, apapun jawaban yang diberikan Rasulullah, pembesar kabilah Kristen itu tetap tidak mau menerimanya. Lalu, Allah menurunkan firman-Nya, surat Ali-Imran ayat 60-61, yang artinya, “Itulah yang benar, yang datang dari Tuhanmu, karena itu janganlah kamu termasuk orang-orang yang ragu-ragu. Siapa yang membantahmu tentang kisah 'Isa sesudah datang ilmu , maka katakanlah : "Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, isteri-isteri kami dan isteri-isteri kamu, diri kami dan diri kamu; kemudian marilah kita bermubahalah kepada Allah dan kita minta supaya la'nat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta.”
Oleh karena itulah, pada hari yang telah dijanjikan, Rasullah dengan membawa ahlul-bait atau keluarga suci beliau, datang ke sebuah tempat di luar kota Madinah. Para pembesar Bani Najran, begitu melihat kehadiran Rasullah yang hanya ditemani keempat tokoh mulia itu, yaitu Fathimah, Ali bin Abi Thalib, Hasan, dan Husain (alayhimussalam), merasa takut dan pemimpin mereka berkata, “Aku melihat wajah-wajah yang jika mereka bedoa agar gunung terbesar diruntuhkan, maka doa itu akan segera dikabulkan Tuhan. Kita tidak seharusnya bermubahalah dengan orang-orang yang agung ini, karena mungkin saja kita semua akan mati.” Oleh karena itu, para pembesar Bani Najran akhirnya mengajak Rasulullah berdamai.
Mana paksaan Agama lha itu cerita sebenarnya
Mungkin ente ketukar cerita sama cerita Raja Zu Nuwas, Nih ceritanya
ASHABUL UKHDUD
Kota San’a ibu negeri Yaman purbakala, dimana duduk bertakhta seorang raja berugama Yahudi yang sangat fanatik, yang bernama Zu Nuwas, sedang bermandikan terik panas matahari, ditambah lagi oleh panas gurun Sahara yang terdiri dani lautan pasir, sehingga hawa udaranya memuncak panas tidak terkira. Tidak hairan kalau di hari itu semua jalanraya menjadi sunyi sepi, seluruh desa dan kota hening tenang tak bergerak sedikit juga kerana angin pun tidak berhembus.
Ke arah mana saja kita menoleh, tidak ada seorang manusia pun yang tampak keluar dari rumah mereka masing-masing. Desa dan kota merupakan desa dan kota yang mati layaknya, sekalipun kota dan negeri itu adalah kota yang terbesar dan teramai di seluruh dunia Arab di masa itu.
Tiba-tiba dari utara kota tersebut, muncul seorang lelaki yang sedang berjalan menuju ke tengah kota ke arah istana raja. Tampaknya orang itu datang dari tempat yang jauh sekali menempuh padang pasir yang terik, di bawah sinar matahari yang luarbiasa panasnya itu.
Setibanya di dalam kota San’a, langkahnya agak tertegun, hati dan dadanya tampak berdebar-debar, syak dan ragu-ragu; kedua matanya penuh dengan bayangan kehairanan dan keraguan. Langkah kakinya mulai tak seimbang lagi, maju-mundur yang tidak diketahui sebab-musababnya.
Tampak nyata bahawa orang itu menyimpan rahsia besar dalam dadanya. Kalau tidak rahsia besar, pasti ada urusan penting yang maha penting yang sedang direncanakannya.
Setelah dekat ke istana raja, tiba-tiba dia ditegur oleh penjaga istana: "Untuk apa engkau datang ke istana ini di waktu terik panas matahari yang begini rupa, di kala semua manusia sama-sama melindungkan diri dari panas yang terik ini? Jangankan manusia, binatang dan burung pun sama-sama tidak kelihatan berkeliaran kerana panasnya hawa."
Orang lelaki itu menjawab: "Saya datang membawa kabar hebat, urusan penting yang perlu saya laporkan kepada Raja Zu Nuwas."
Penjaga berkata lagi: "Raja sedang sibuk, tidak akan sempat bertemu denganmu dan dengan siapa juga. Sekalipun raja sudah beres dengan kemenangan besar dalam memerangi bangsa Syanatir dan telah berhasil menguatkan kedudukannya di kota San’a ini dan telah berhasil pula mengembalikan kedudukan bangsa Yahudi ke tempat yang selayaknya, tetapi sekarang ini raja sedang bersiap-siap pula untuk menggerakkan perang dahsyat lagi ke negeri-negeri yang jauh, kerana raja tidak senang sebelum seluruh manusia Timur dan Barat semuanya masuk berugama Yahudi.
Petang ini, setelah matahari terbenam dan udara menjadi agak dingin kembali, raja akan keluar ke kebun bunga ltu, dengan diiringi oleh semua pengiring dan para menterinya, pembesar-pembesar kerajaan dan kepala-kepala staf angkatan perangnya yang selalu setia kepadanya, untuk bermesyuarat tentang siasat perang yang harus dijalankan guna menyebarkan Ugama Yahudi di seluruh pelosok alam ini."
Mendengar keterangan itu, orang itupun berkata: "Kedatangan saya ini tidak jauh maksudnya daripada niat raja itu. Saya tidak akan datang menghadap di kala terik panas matahari begini, kalau tidak kerana untuk kepentingan ugama yang kita cintai itu. Kalau tuan sudi memberitahukan kedatangan saya ini kepada raja, saya percaya bahawa raja akan memanggil saya masuk dan pasti raja akan mementingkan laporan saya ini."
Sambil menunggu jawapan dari dalam istana, orang itu pun duduk bernaung di bawah atap istana, menghindarkan teriknya panas matahari.
Tidak lama berselang, Raja Zu Nuwas dengan diiringkan para pengawal, pembesar-pembesar pemerintahan dan kepala-kepala perangnya, keluar dari istana menuju ke tamannya yang indah untuk meneruskan sidang yang berat. Pengawal itupun segera datang memberi kabar kepada raja: "Seorang musafir dari daerah Najran, ingin bertemu dan akan memberi laponan tentang keadaan Najran, iaitu laporan yang amat penting."
Lelaki musafir yang sudah menunggu-nunggu itupun tampil ke hadapan raja, lalu memberikan laporan dengan berkata: "Ya, rajaku yang mulia. Mudah-mudahan Tuhan melindungi tuan dan kerajaan, serta selalu dapat menghancurkan musuh Ugama Yahudi yang kita cintai, juga mendapat taufik dan hidayah Tuhan dalam mempertahankan agama kita. Saya datang bukanlah untuk meminta dan mengharapkan hadiah, tetapi sengaja membawa khabar tentang daerah Najran, dimana sekarang ini telah tersebar ugama baru, yang makin lama makin ramai pengikutnya, mungkin akan merata ke seluruh Yaman dan seluruh dunia, mengalahkan ugama kita sendiri. Ugama baru itu dinamakan orang Ugama Nasrani (Krisitian)."
Dengan terperanjat, lalu raja berkata kepada musafir itu: "Sungguh mengejutkan benar berita yang kau bawa ini. Terangkanlah kepadaku dari awal sampai akhirnya tentang agama baru itu!"
Musafir itu meneruskan ceritanya dan laporannya: "Ugama baru itu adalah berdasarkan ajaran Nabi Isa al-Masih. Telah banyak orang-orang yang mulanya menyembah berhala-hala memasuki ugama baru itu dan orang-orang yang berugama Yahudi pun sudah banyak pula yang masuk." "Bagaimana cara masuknya ugama baru itu ke Najran?" raja meningkah pembicaraan musafir itu.
"Mula-mula sekali masuk ke Najran dua orang lelaki. Yang pertama bangsa Rumawi, Fimiyun namanya dan yang bangsa Arab, Saleh namanya. Adapun Fimiyun itu sebagai budak yang dibeli oleh seorang penyembah korma. Ternyata kepada pembeli itu, bahawa budak yang bernama Fimiyun itu sangatlah baik perangainya, penuh dengan ketenangan dan kesabaran, tidak pernah mengeluh dan melukai perasaan orang lain. Setiap harinya dia senantiasa bekerja dengan rajin dan setiap petang dia bertekun dalam kamarnya, bersembahyang dan menyembah Tuhan.
"Pada suatu malam tuannya itu masuk ke karnar Fimiyun, didapati kamarnya itu terang-benderang tetapi tidak ada lampunya. Tuannya menjadi hairan dan bertanya tentang ugamanya. Budak itu menerangkan, bahawa ia beragama Nasrani, menyembah Allah yang Maha Esa menurut apa yang diajar Nabi Isa al-Masih kepada-nya.
"Adapun korma yang engkau sembah itu, kata Fimiyun kepada tuannya, tidak dapat berbuat apa-apa, tidak dapat mengabulkan doamu. Adapun Allah yang Maha Esa yang saya sembah ini dapat mengabulkan semua doa dan sanggup atas segala-galanya.
"Kalau tuan suka beriman, kata Fimiyun selanjutnya, saya akan mendoa, dimana ternyata nanti bahawa Tuhan yang saya sembah lebih berkuasa dari korma yang tuan sembah itu."
"Berdoalah engkau," kata tuannya, "kalau benar doamu; nanti saya akan beriman pula dengan ugamamu itu."
"Fimiyun segera mengucapkan doanya kepada Tuhan. Sebentar itu juga semua korma yang disembah tuannya itu pun menjadi kering dan mati semuanya.
"Kejadian ini segera tersiar seluruh pelosok dan orang-orang yang menyembah korma dan berhala, sama-sama merobah ugama mereka dengan ugama Nasrani yang dibawa oleh Fimiyun itu. Orang-orang Yahudi pun telah banyak beriman kepadanya, serta meninggalkan ugama Yahudinya.
"Adapun Saleh yang menjadi temannya itu, pada mulanya ketika dia berada di tanah Syam, tempat lahir Nabi Isa al-Masih, pada suatu hari dia melihat Fimiyun sedang sembahyang di padang pasir, tiba-tiba datang ular besar menuju Fimiyun yang sedang sembahyang itu. Fimiyun tidak memutuskan sembahyangnya, tetapi terus, sekalipun ular telah dekat sekali. Saleh lalu berteriak menasihatkan, agar Fimiyun berhenti sembahyang dan melarikan diri, tetapi Fimiyun tidak berhenti dan terus sembahyang. Ular besar yang sudah mengangakan mulutnya hendak menerkam, mati seketika itu juga. Sejak waktu itu, Saleh menyerahkan diri dan tenaganya kepada Fimiyun. Keduanya pergi dari satu tempat ke tempat yang lain untuk mengajarkan ugama mereka itu. Keduanya akhirnya dapat ditawan sekelompok bangsa Arab dan menjual mereka kepada orang penyembah korma, sebagai yang diterangkan tadi.
"Sekarang ugama mereka itu telah tersiar luas sekali. Saya datang ke mari agar raja segera bertindak terhadap ugama banu ini."
Mendengar cerita itu, bukan main marahnya Raja Zu Nuwas. Dadanya dibusungkannya, tangannya dihempaskannya. Dengan mengacungkan pedangnya ke udara, dra bersumpah bahawa dia ketika itu juga dengan segenap kekuatannya akan berangkat ke Najran, untuk mengajar bangsa Najran yang sudah murtad itu, katanya, agar mereka kembali masuk Ugama Yahudi, ugama lama yang tidak boleh ditukar-tukar lagi, katanya. Tidak lama kemudian, daerah Najran yang sempit dan tidak begitu luas itupun telah terkepung dari segenap penjuru oleh angkatan perang Raja Zu Nuwas. Kepada seluruh penduduk yang telah beragama Nasrani itu dikeluarkan ancaman, apakah mereka akan kembali kepada Ugama Yahudi, atau semuanya akan dibunuh mati, kecil-besar, tua-muda, lelaki perempuan. Kerana keimanan yang kuat, penduduk Najran tetap memegang teguh ugama mereka yang berdasarkan keimanan kepada Allah yang Maha Esa, sekalipun mereka akan dibunuh mati.
Setelah Raja Zu Nuwas melihat dan mengetahui, bahawa rata-rata penduduk Najran tidak mahu tunduk kepada bunyi ancaman-nya, kepada semua tenteranya diperintahkan menggali lubang besar yang dalam. Di dalam lubang besar itu ditimbunkan kayuapi yang mersik kering. Dengan kayu bakar yang kering itu, lalu api dinyalakan sebesar-besarnya.
Penduduk Najran ditangkap semuanya, dikumpulkan dalam sebuah perkampungan di dekat lobang besar itu, lalu masing-masing mereka tua-muda, besar-kecil, lelaki perempuan dengan berganti-ganti dan bergilir diperintahkan terjun ke dalam lobang besar dengan api yang sedang bergejolak-gejolak itu, untuk menutup riwayat hidup mereka.
Semua itu dijalankan oleh penduduk Najran yang beriman itu, dengan tenang dan sabar, tidak seorang juga yang merasa takut dan sedih. Kerana keimanan yang demikian matang sempurna, gejolakan api begitu panas, mereka rasakan sebagai angin yang berhembus sepoi-sepoi bahasa saja. Bahkan mereka berlumba-lumba dan berebut-rebutan untuk menjatuhkan dirinya masing-masing ke dalam api besar itu; kerana mereka yakin, bahawa di bawah gejolakan api yang panas itu, telah menanti Syurga Jannatun-Na’im yang dijanjikan Tuhan kepada mereka.
Sedang Raja Zu Nuwas dengan segala tentera dan pembesar-pembesarnya duduk berbaris di atas bangku-bangku dan kursi-kursi yang sudah tersedia buat mereka, menonton bangsa Najran yang sedang mengorbankan jiwanya.
Dengan senang hati dan tertawa terbahak-bahak, mereka senang melihat orang mati teraniaya dan merasa senang kerana dengan jalan begitulah katanya, mereka dapat mempertahankan ugama mereka.
Bangsa Najran yang berugama Nasrani, musnah semuanya dimakan api. Dalam kampung itu hanya tinggal beberapa orang yang berugama Yahudi saja, iaitu orang-orang yang seugama dengan rajanya yang ganas itu. Tetapi mereka tidak tahu, bahawa cara-cara mereka melakukan keganasan dan mempertahankan ugama mereka itu, adalah salah. Nanti di akhirat, mereka itu akan dilompatkan Tuhan satu persatu ke dalam lobang api neraka, sedang bangsa Najran akan menonton dengan riang gembira di jendela-jendela syurga yang mereka tempati.
Nah tuh Hadist kemungkinan PALSU