pod-rock wrote:http://www.faithfreedom.org/Articles/sina70424.htm
What is God?
Oleh Ali Sina
Dear Hammad;
Saya tidak akan mempublikasikan email anda, karena anda minta demikian. Ini jawaban saya.
Dari jaman baheula manusia sudah mencoba mencari jawaban akan pertanyaan tentang apa itu Tuhan. Banyak jawaban muncul, jatuh bangun, datang satu-hilang kemudian. Tuhan terwujud dalam binatang, fenomena alam, planet, bintang, makhluk khayalan dan hukum alam.
Dgn bertambahnya kepandaian kita, jawaban2 ini berubah juga. Tapi, meski kita maju dalam bidang sains, tetap saja kita belum mendapat jawaban memuaskan dan pasti akan pertanyaan tua ini. Apa Tuhan itu, belum ada yang tahu. TAPI yang pasti adalah : apa yang BUKAN Tuhan.
Tuhan tidak mungkin berupa binatang, matahari, bulan atau bintang. Tuhan tidak mungkin banyak. Dan terakhir, tidak mungkin berupa makhluk/dzat. Semuanya ini bisa dijelaskan secara logika. Yang tidak bisa dijelaskan adalah bahwa Tuhan itu ada.
Sepanjang sejarah, tuhan selalu menjadi pengejawantahan sifat2 manusia. Tuhan telah jadi inkarnasi rasa takut dan harapan. Telah jadi kesempurnaan yang diinginkan manusia. Karena manusia itu beda, pemikiran, rasa takut dan aspirasinya berbeda, maka begitu juga tuhan2 mereka masing2.
Orang Aztek percaya pada
Huitzilopochtli, dewa perang. Diperkirakan sekitar 20.000 orang pertahun dikorbankan oleh kerajaan Aztec. Tawanan dibawa kepuncak pyramid, dimana ada meja batu utk ritual, dadanya disobek dan jantungnya dicabut. Lalu tubuh korban dilempar kebawah tangga pyramid. [Lihat APOCALYPTOnya Mel Gibson nggak ?]
Pengertian bagi motivasi dibelakang pengorbanan ritual ini adalah konsep
“tonalli”, artinya “roh yang menghidupkan”. Tonalli didalam diri manusia dipercaya ada dalam darah, yang berpusat di jantung saat orang merasa takut. Ini menjelaskan kenapa tuhan mereka menginginkan jantung. Tanpa pengorbanan ini, semua gerak akan berhenti, bahkan gerak matahari juga. Jadi sejauh pengertian Aztec, mereka melakukan ritual pengorbanan utk menahan agar matahari tetap berada pada orbitnya. [1]
Nah, tuhannya orang israel memang pilih kasih. Dia memilih orang yahudi sebagai bangsa pilihannya. Rasionalitas dibelakang ini adalah bahwa orang Yahudi sepanjang masa selalu jadi tawanan bangsa lain. Penawan mereka memperlakukan bangsa ini dengan buruk. Dimasa lalu manusia kejam pada manusia lain, lebih dari jaman sekarang. Utk mengimbangi itu, tuhannya Yahudi lebih menyukai mereka daripada bangsa lain. Dia menjanjikan mereka kemenangan akhir dan menghukum berat para penawan dan penganiaya mereka. Dia meyakinkan mereka bahwa kesengsaraan2 tsb hanya utk mensucikan mereka dari dosa. Dengan khayalan ini orang Yahudi mampu memikul kesengsaraan yang berat dan tidak melepaskan harapan2 mereka. Keselamatan dan kejayaan sudah sampai belokan jalan.
Bagi Yesus, Tuhan itu cinta. Yesus adalah manusia cinta damai. Dia ajarkan orang utk memaafkan dosa orang lain, menemukan balok dimata sendiri sebelum mencari noda dimata orang lain, jangan melempar batu jika berdosa, mencintai tetangga dan bahkan memberi pipi kanan jika ditampar yang kiri. Tuhannya Yesus sangat mirip dengan Yesus itu sendiri. Ini adalah Tuhan kebaikan yang dijelaskan Yesus.
Bagi seorang narsisis seperti Muhammad, tuhan adalah segala sesuatu yang diinginkan oleh orang narsisis juga. Dia maha segala, makhluk lalim yang menakutkan, yang menuntut utk dihormati dan disembah, memerintah utk dipuja dan menyuruh utk dipuji. Tuhannya Muhammad adalah tuhan gila yang melakukan apa saja sesukanya. Dia bisa membuat aturan dan segera melanggar aturan itu seenaknya dan tak seorangpun boleh mempertanyakannya. Kalau dia maupun, dia bisa saja mengirim orang saleh keneraka dan memberi pahala orang maha jahat. Manusia tidak bisa yakin pada nasib mereka dan tidak bisa mendapat keselamatan lewat perbuatan baik belaka. Mereka juga harus tunduk padanya, menyembahnya demi mendapat persetujuannya. Tuhannya Muhammad adalah diktator lalim. Benak tuhan ini mirip dengan benaknya
Saddam Hussein, Hitler dan Stalin. Dia kejam pada mereka yang menentangnya dan baik sekali pada mereka yang memujanya, sangat ingin menjadi pusat perhatian dan jika diacuhkan, ia akan jadi sangat cepat tersinggung dan membalas dgn sangat keji. Bagi Muhammad, kualitas2 demikian ini adalah ciri kemahaan. Tuhannya tidak lain hanya alter ego – proyeksi dari dirinya sendiri.
Tuhannya Einstein adalah tuhan hukum Alam. Einstein adalah orang sains. Dia percaya ada keteraturan dijagat raya. Ketika dia bilang bahwa “Tuhan tidak bermain dadu”, yang dia maksud adalah ‘keteraturan’ ini.
Tuhannya Einstein tidak ada hubungannya dengan tuhan agama. Orang se-intelek dia tidak mungkinlah percaya pada tuhan yang ikut campur urusan manusia, melanggar hukumnya sendiri utk melakukan keajaiban, mengirim nabi dan menjawab doa2, seakan manusia bisa mempengaruhi kehendak yang Maha Kuasa dan mengubah hukum alam dengan memohon-mohon. Dia menjelaskan kepercayaannya pada Tuhan sebagai:
Sebuah pengetahuan akan keberadaan sesuatu yang tidak bisa kita masuki, perwujudan dari sebab/akibat yang sangat dalam dan keindahan yang paling bersinar – pengetahuan dan emosi inilah yang membuat sikap religius sejati; dalam pengertian demikian, dan pengertian itu sajalah, saya sungguh2 seorang yang sangat religius.
Dia tidak suka pendapat religiusnya itu disalah tafsirkan dan dia menjelaskan:
Tentu saja bohong apa yang anda baca tentang kereligiusan saya, kebohongan yang selalu diulang-ulang. Saya tidak percaya akan tuhan pribadi dan saya tidak pernah menyangkal ini tapi menjelaskannya dengan jelas. Jika sesuatu didalam saya bisa disebut religius maka itu adalah kekaguman tak terbatas akan struktur dunia sejauh sains bisa menjelaskannya.
Pikiran2 besar itu religius tapi kereligiusannya berbeda dari religiusitas orang2 biasa. Kosmologis dan matematikawan,
Stephen Hawking, yang membicarakan tentang “
the Mind of God,” ketika ditanya oleh Larry King dari CNN, apa dia percaya pada Tuhan, menjawab: “Ya, jika tuhan itu artinya perwujudan hukum2 dijagat raya.”
Apa Tuhan itu ada atau tidak, sepenuhnya masalah lain lagi. Bahkan jika adapun, tidak akan pernah bisa dimengerti manusia. Kita manusia menganggap diri kita sebagai ciptaanNya. Ciptaan ini bisa baik atau jahat tergantung kitanya sendiri. Tuhannya Yesus itu baik karena Yesus baik. Tuhannya Muhammad jahat, karena Muhammad jahat. Tapi Tuhan keduanya tidaklah nyata. Seperti Santa Klaus dan Drakula. Tapi, seperti yang dipraktekkan oleh orang Aztec dan para muslim, kepercayaan pada Tuhan yang Jahat bisa sangat menghancurkan.
Tidak semua Kristen percaya pada tuhannya Yesus. Gereja abad pertengahan percaya pada tuhan yang berbeda, tuhan mereka banyak dipengaruhi oleh tuhannya islam. Itu sebabnya gereja itu menyimpang dari ajaran Kristus. Sekarang, tidak semua Kristen percaya tuhan yang sama juga. Bagi beberapa orang, tuhan itu toleran, mencintai dan inklusif. Bagi yang lainnya Tuhan itu pencemburu, posesif dan eksklusif.
Ada banyak tuhan. Kebanyakan sudah dilupakan. Tak seorangpun ingat lagi pada Huitzilopochtli atau pasangannya yang lebih murah hati
Quetzalcoatl, yang hanya minta korban binatang seperti ular dan kupu-kupu. Tak seorangpun berdoa lagi pada
Mars, dewa Perang; Venus, dewi cinta; Pluto dewa maut. Tuhan2 ini pernah berjaya, dimana mereka memerintah dengan gagah.
“Forgotten lie the martyrs in their dusty catacombs, and the faiths, for which they died, are cold and dead.”[2]
Menurut perkiraan ada 240 tuhan/dewa. Kecuali kita asumsikan tuhan itu penderita MPD (
Multiple Personality Disorder), kita harus mengakui bahwa Yahweh, tuhannya Musa dan “Father” dari Yesus tidaklah sama. Jika diperhatikan, sifatnya masing2 berbeda. Aulloh lebih2 lagi tidak mirip salah satu dari mereka. Dia kejam, sadis dan haus darah. Lagian, Auloh ini ketika mewujud ke Baha’ullah jadi sama sekali berbeda, dia segera bicara tentang cinta universal dan persaudaraan umat manusia. Transformasi yang luar biasa. Bunglon aja ngga bisa gitu.
Semua tuhan adalah ciptaan manusia. Kita yang menciptakan, kita sembah sendiri dan kita cuekkan sendiri dan kita lupakan sendiri. Sekarang giliran Aulloh yang kita liburkan. Makhluk jahat ini telah habis masa pakainya. Dia tidak cocok lagi utk jaman ini. Aulloh, sama seperti Huitzilopochtli, makhluk haus darah yang haus akan korban manusia. Kita harus bunuh Auloh dan menusuk jantungnya pake pasak kayu agar tidak bangun lagi mengisap darah orang tak bersalah.
Satu lagi korban Allahu Akbar yg selalu menuntut darah
Tidak ada kebenaran dalam Auloh. Makhluk ini murni jahat, karena penciptanya (Muhammad) juga jahat. Dia (Allah) hanya ciptaan psikopat (Muhammad).
Muslim yang berada dibawah pengaruh islam menurunkan harkat mereka menjadi binatang buas. Lihat saja contoh2 kejahatan lain yang mampu mereka lakukan. (lihat foto pengikut2 agama 'damai')
Jika anda memang merasa perlu percaya pada sosok Tuhan, ada banyak tuhan lain yang pantas dipilih. Jika tidak suka dgn yang ada, bikin aja tuhanmu sendiri. Saya bikin sendiri. Saya percaya pada prinsip tunggal yang menaungi keberadaan ini. Ini tuhan yang sama dengan tuhannya
Einstein, Espinosa dan Hawking. Saya percaya pada
Dao, prinsip abadi yg tak terubahkan. Ya, saya orang yang percaya. Saya percaya keindahan, harmoni, keteraturan dan cinta. Saya percaya pada potensi tak terbatas yang ada dalam diri kita. Tuhan saya bukan makhluk/dzat. Non makhluk/dzat yang menjadi ibu segala sesuatu. Saya tidak menyembahnya ataupun berdoa padanya. Saya cukup mengerti tentangnya dan menerapkannya disetiap tarikan nafas saya.
Anda tanya kenapa Auloh tidak menolong kita. Jawabannya adalah, dia tidak bisa, karena dia tidak ada. Dia sama bohongnya dengan Huitzilopochtli. Dia hanya ada dalam imajinasi muslim. Jika anda mengerti Tuhan sejati, yakni hukum abadi yang mengatur jagat raya, anda akan mampu menolong diri anda dengan menerapkan prinsip2 tsb dalam kehidupan anda. Pertolongan ada bagi mereka yang mengulurkan tangan utk merangkulnya. Anda menjelaskan bagaimana anda merubah hidup anda lewat berpikir positif, secara fanatis berhasil dan menanggulangi masalah2 anda. Jadi anda sudah mengenal Tuhan dan dikarunianya.
Krishna berkata, orang berdoa pada tuhan yang berbeda sesuai dengan pengertian mereka masing2, tapi pada siapapun anda berdoa, sayalah yang menjawab doa2 itu. Apa anda menyebut krishna, Yahweh atau tuhan lain, terserah. Prinsip adalah, apapun yang anda fokuskan, itulah yg akan jadi nyata. Mereka yang memfokuskan diri agar sukses, sehat, kaya dan bahagia, akan mendapatkannya. Mereka yang fokus pada kegagalan dan diliputi rasa takut, kalah.
Anda bertanya kenapa Tuhan mempermainkan kita. Bukan tuhan yang mempermainkan kita. Kitalah yang mempermainkan Tuhan. Kita memberi nama bagi tuhan, padahal nama itu membedakan benda dari persamaannya. Tuhan bukan benda dan tidak punya persamaan. Dg begitu dia tidak bernama. Kita menjelaskan tuhan dalam banyak bentuk, ketika tuhan itu tidak bisa dijelaskan dan tidak punya bentuk. Kita menerapkan sifat2 manusia utk menjelaskan tuhan, menyebutnya penyayang, maha tahu, bijaksana dan maha ada, padahal tuhan itu diatas itu semua.
Jika tuhan itu bukan makhluk/dzat, kok bisa punya sifat? Tuhan tidak baik ataupun jahat. Tuhan bukan penguasa lalim ataupun baik. Tuhan bukan pencipta karena ciptaan adalah sebuah tindakan dan tindakan mengambil tempat suatu waktu. Tuhan tidak berwaktu dan dg demikian tidak bertindak. Kita pura2 melayani Tuhan, sementara Tuhan dinafikan dari segala kebutuhan. Jika saya haus, anda bisa memberi saya air. Tapi jika saya tidak haus, apa gunanya dikasih air juga? Tuhan tidak punya kebutuhan, jadi gimana bisa kita melayani Tuhan?
Tuhan itu Hukum Alam. Anda bisa menerapkan hukumnya tapi tidak bisa melayani hukum tsb. Yang bisa anda lakukan hanya mengerti Tuhan dan mengikutinya. Anda mengerti Tuhan lewat sains – sains dari dunia dalam dan sains dari dunia luar. Ini bisa dilakukan lewat introspeksi kedunia dalam dan observasi kedunia luar.
Tak seorangpun bisa menceritakan tentang Tuhan. Tak seorangpun bisa mengajar tuhan itu apa. Anda harus mengertinya sendiri. Jika warna tidak bisa dijelaskan pada orang yang lahirnya buta warna, gimana bisa menjelaskan Tuhan pada orang yang tidak pernah merasakan Tuhan? Itu sebabnya tak seorangpun bisa mengatakan padamu tentang Tuhan. Kebenaran itu tiada berjalan. Anda tidak bisa pergi ke suatu tempat atau mengikuti seseorang utk menemukan kebenaran. Sama seperti anda tidak perlu pergi kemana-mana utk menemukan matahari karena sinarnya ada dimana-mana, anda tidak perlu mengikuti sesuatu utk menemukan Tuhan karena Tuhan ada didalam anda. Berhentilah mendengarkan si anu dan sianu yang mengaku sebagai utusan Tuhan. Tuhan tidak mengirim pesan lewat orang ketiga. Pesan2 tuhan ada disekitar anda. Pada setiap helai daun, setiap nafas anda, setiap atom yang membangun jagat raya ini. Lihat bayi dan anda akan melihat tuhan. Tuhan ada pada setiap manusia, anda sendiri adalah pesan terbesar dari Tuhan. Dengarkan nurani anda dan anda akan mendengar tuhan bicara kencang dan jelas.
Tuhan tidak punya pribadi atau kesadaran. Bukan makhluk atau dzat. Tidak seperti kesadaran anda dan saya didunia ini. Tidak mengirim kita bencana ataupun menyelamatkan kita dari bencana. Ia ada disana sebagai hukum bagi kita utk dipatuhi dan utk memperkaya hidup kita dengannya.
Tuhan tidak menghukum atau memberi pahala. Anda melakukan itu sendiri dengan melanggar hukum atau mematuhinya. Jika tangan anda dibakar, akan panas. Tak seorangpun menghukum anda. Karena tidak ada yang akan menghukum anda, percuma minta ampun. Sekali anda melanggar hukum, kerusakan itu sudah terjadi.
Tuhan itu segalanya. Kenyataanlah yang ada dan hidup terus. Sebagai perbandingan, dunia ini sama seperti chimera. Membangikan makhluk dan non makhluk itu juga sebenarnya omong kosong. Anda bisa membandingkan apel dengan motor karena keduanya itu benda, tapi anda tidak bisa membandingkan Tuhan dengan apapun yang bukan Tuhan. Tuhan itu nyata dan abadi, segala sesuatu itu kebetulan dan bisa musnah. Anda tidak bisa membandingkan sesuatu yang tidak terbatas dengan yang terbatas. Non makhluk itu nyata dan absolut, makhluk itu relatif. Ini paradoks terbesar.
Jagat ini hanya satu pikiran dalam benak Tuhan. Itu jika anda ingin secara puitis memikirkannya demikian. Tuhan ada, tanpa menjadi sesuatu. Sekaligus yang paling mewujud dan tidak berwujud. Gimana bisa? Pikirkan saja tentang kehidupan! Tidakkah kehidupan itu ada wujudnya tapi sekaligus tidak berwujud? Kehidupan hanya satu ekspresi dari Tuhan.
Tuhan meliputi segala dan setiap orang. Anda tidak bisa lolos darinya, sepersekian detikpun. Sesaan anda berhenti mematuhi tuhan, anda langsung tiada. Ini karena Tuhan bukan pemberi hukum tapi hukum itu sendiri. Bahkan jika sbg manusia anda tidak patuh dan melanggar hukum, tubuh anda tahu bagaimana mematuhinya. Itu sebabnya anda masih hidup. Itu sebabnya anda punya wujud manusia. Ini karena setiap sel dan atom dalam tubuh anda patuh pada hukum dan secara metafora bicara, “aku orang percaya.”
Kita manusia sudah berjalan jauh utk mencoba mengerti tuhan, tapi meski sudah sejauh itu ternyata yang kita mengerti hanya bahwa kita tidak mengerti. Kita dulu percaya pada binatang, figur mitos, planet dan bintang, pada hantu2, pada dewa2 dan tuhan yang esa. Ada tuhan yang penyayang ada yang jahat dan kejam. Semuanya adalah hasil khayalan kita. Pemikir2 terbesar kita, tidak lagi berpikir tuhan sebagai makhluk/dzat tapi sebagai hukum impersonal dari jagat raya. Pengertian kita akan tuhan berkembang, seperti otak kita. Tuhan2 dari kakek moyang kita, tidak lagi memuaskan petualangan kita tentang pengetahuan. Sudah saatnya kita tinggalkan tuhan2 ini dan mencari tuhan yang masuk akal utk pemikiran maju kita.
-----------------------------------------
[1]
http://nv.essortment.com/aztecsacrifice_raif.htm
[2] Margaret A Murray in The Genesis of Religion